Saturday, July 28, 2007

Cernak, 28 Juli 2007


Ibuku Jadi Pahlawan

Oleh Benny Rhamdani

Namaku Jane. Aku ingin bercerita sedikit tentang ibuku. Orang-orang memanggil ibuku Carrie. Aku tidak punya Ayah sejak bayi. Sebuah peristiwa telah menyebabkan aku tidak memiliki Ayah lagi.

Saat itu, aku masih bayi. Ibu tidak bekerja seperti sekarang. Ayah yang bekerja. Ayah bekerja di dinas pemadam kebakaran kotaku. Kata Ibu, Ayah suka menolong makanya memilih pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran. Ayah adalah ketua pasukan pemadam kebakaran.

Tapi suatu hari Ayah mengalami kecelakaan. Saat menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di sebuah flat yang terbakar. Ayah menerobos masuk ke dalam gedung karena mendengar suara anak kecil yang menangis. Ayah berusaha menyelamatkan anak kecil itu. Bergumul dengan api dan asap.

Ketika hendak keluar, Ayah terkena rerntuhan gedung. Anak kecil itu kemudian dilemparkan Ayah ke salah satu teman. Ayah sendiri akhirnya terluka parah. Setelah berhari-hari dirawat di rumah sakit, Ayah meninggal.

Sejak Ayah tak ada, Ibu bekerja. Ibu bekerja di tempat yang sama dengan Ayah.

“Ibu akan meneruskan cita-cita ayah menjaga kota ini dari api,” kata Ibu.

Ya, selama bertahun-tahun aku menegnal Ibu sebagai petugas pemadam kebakaran. Rasanya aneh ya punya ibu bekerja di sana. Kebanyakan teman-temanku ibunya bekerja sebagai guru, sekeretaris atau pekerja bank. Sebenearnya Ibu bukan satu-satunya perempuan yang bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran.

Karena pekerjaan Ibu yang berbahaya itu, aku selalu berdoa agar tidak pernah ada kebakaran di kota ini. Tapi, kalau tidak ada kebakaran bukan berarti Ibu tidak bekerja. Ibu sering diminta juga bekerja ketika terjadi banjir atau bencana lainnya. Pernah juga ada orang yang hendak mengambil kucingnya yang di atap dan tidak mau turun, meminta bantuan Ibu.

Hari ini, entah mengapa aku merasa gelisah. Beberapa menit lalu aku melihat asap hitam ke angkasa di sbelah timur kota. Lalu aku mendengar suara sirine petugas pemadam kebakaran.

“Ya, Tuhan, selamatkanlah Ibuku,” doaku berkali-kali.

Aku langsung pergi ke rumah. Kulihat nenek dan Kakek sedang menonton berita kebakaran di televise.

“Nek, Ibu kelihatan di teve?” tanyaku sambil mendekati nenek.

“Ya, sekilas tadi dengan teman-teman lainnya,” jawab Nenek yang juga tampak tegang. Kata Ibu, sebenarnya Nenek tidak suka Ibu memilih pekerjaan berbahaya itu.

Aku ikut menonton televisi. Di berita disiarkan tentang sebuah gedung perbelanjaan yang kebakaran. Waduh, aku melihat banyak orang yang berlarian ke luar gedung. Yang menyebalkan, kebanyakan orang hanya berdiri menonton. Bukannya berusaha membantu menyelamatkan orang lainnya atau membanu petugas pemadam kebakaran.

Pembawa acara melaporkan penyebab kebakaran adalah masalah listrik. Dijelaskan juga masih ada beberapa orang yang terjebak di gedung itu. Kamera kemudian ke gedung yang kebakaran. Lalu, tiba-tiba kamera menyorot kea rah seorang Ibu yang berteriak panik.

“Anakku! Anakku! Dia masih di dalam!”

Beberapa petugas pemadam kebakaran berusaha menahan agar ibu itu tidak masuk kembali ke gedung. Sepertinya Ibu itu benar-benar panik.

Dua detik kemudian, kamera mengarah ke salah satu jendela di lantai atas. Ada seorang petugas pemadam kebakaran melambaikan tangan. Mobil pemadam kebakaran segera mengarahkan tangga ke jendela itu. Kulihat petugas itu kemudian menggapai ujung tangga sembari membawa seorang anak kecil yang lebih muda dariku.

Aku jadi tegang melihatnya. Apalagi api dan asap di sekitarnya kian membesar. Detik demi detik berlalu sangat lama. Hingga akhirnya petugas dan anak itu berhasil diselamatkan petugas lainnya.

Kamera terus mengikuti gerakan petugas pemadam kebakaran dan anak itu. Sampai di bawah, anak kecil itu disambut ibu yang tadi panik. Lalu petugas pemadam kebakaran itu membuka topi dan masker pelindung. Ternyata … Ibu!

Ya, jelas sekali wajah Ibu yang terpampang di pesawat televisi.

Aku langsung bersorak lega!

Beberapa wartawan teve langsung mengerubuti Ibu. Tapi Ibu menolak diwawancarai.

“Maf nanti saja. Aku harus kembali bekerja. Pekerjaan belum selesai!” kata Ibu sambil kembali bergabung dengan teman-teman lainnya. Tapi kulihat kali ini Ibu hanya di luar gedung.

Nenek dan kakek juga tampak lega melihat berita itu. Aku ingin sekali menelepon Ibu. Tapi aku tahu, Ibu selalu mematikan HP ketika bekerja.

Setengah jam kemudian, kebakaran itu baru berhasil dipadamkan. Kulihat kamera TV kembali mencari-cari sosok Ibu.

“Nyonya Carrie, bagaimana ceritanya bisa menyelamatkan anak itu di dalam tadi?” tanya reporter televisi.

“Maaf, aku tidak bersedia diwawancara sekarang. Aku ingin segera pulang ke rumah. Anakku pasti mencemaskan aku,” kata Ibu menghindari.

Setengah jam kemudian Ibu sudah sampai rumah. Aku langsung berlari menyambutnya.

“Ibu, hebat! Tadi aku melihat aksi Ibu di teve,” kataku bangga.

Ibu tersenyum.”Tapi kamu lebih hebat dari Ibu. Setiap hari kamu berdoa untuk Ibu, kan?” jawab ibu.

Aku tertawa. Saat makan malam, kami kedatangan banyak tamu wartawan. Kali ini Ibu kuminta untuk menjawab pertanyaan mereka.

Keesokan harinya semua surat kabar memuat foto-foo Ibu saat menyelamatkan anak perempuan itu. Mereka menjuluki Ibu sebagai Pahlawan Kota juga Ibu Pemberani.

Aku bangga seklai dengan ibuku. Bagaimana dengan kalian?

^-^

Hore 28 Juli 2007


Pemadam Kebakaran, Sang Pahlawan

Teman, teman, kita sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia.

Di Roma

Di saat manusia merasakan pengalaman bahwa api juga bersifat sangat merusak, sejak itu manusia terdorong untuk mengetahui cara mengontrol keganasan api. Ini terjadi kira-kira 300 tahun sebelum masehi (SM) di Roma. Ketika itu petugas pemadam kebakaran dan penjaga malam dibentuk dan ditugaskan kepada sekelompok orang yang diberi nama Familia Publica dan operasional dari kelompok ini diawasi oleh komite negara.

Dalam buku yang berjudul Principles of Protection karya Arthur Cote, P.E dan Percy Bugbee dijelaskan, di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar Octavianus) pada 27 SM sampai 12 Masehi, Roma mengembangkan “departemen kebakaran” untuk tipe penghunian. Dan departemen ini mengorganisir para budak dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan Jaga (pelayanan penjagaan). Selanjutnya, dikeluarkan dekrit yang menyatakan seluruh rakyat wajib menjaga dan mengontrol api.

Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama. Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada malam hari (dilakukan oleh Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh kota, dan pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan Praefectus Vigilum yang memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.

Sedangkan hukum Romawi mengutus Quarstionarius (sekarang sama dengan Polisi Kebakaran), yang bertugas mengklarifikasi sebab-sebab terjadinya kebakaran. Pemerintah Kerajaan Romawi pada masa itu mulai menentukan kebijakan me-ngenai penggunaan selang kulit bagi kepentingan pemadaman kebakaran. Petugasnya juga membawa bantal besar ke lokasi kebakaran, sehingga orang yang terjebak di gedung tinggi dapat meloncat dan mendarat di atas bantal tersebut.

Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari “pasu-kan pengawas” dan “pasukan kebakaran” yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan satu sampai dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 10 orang, 5 orang berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.

Peraturan Kebakaran

Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi kebakaran yang bernama “Curfew” (bahasa Perancis: mengatasi kebakaran) yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di malam hari. Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872.

Pada tahun 1189, Wali Kota pertama Inggris membuat peraturan yang mengharuskan bangunan baru berdinding dan atap batu atau ubin. Sedangkan penggunaan atap rumah dari ilalang yang sudah cukup tua usianya dilarang. Kemudian, pada tahun 1566, di Manchester dibuat peraturan tentang penyimpanan tentang penyimpanan bahan bakar yang aman untuk oven roti. Dan peraturan ini merupakan Undang-undang per-tama yang dibuat dalam rangka pencegahan kebakaran, yang tidak berhubungan langsung dengan struktur bangunan. Adapun Undang-undang negara yang pertama kali dibuat adalah Undang-undang Parlemen Inggris (1583), yang menyangkut ketentuan larangan pembuatan lilin dengan cara mencairkan lemak di dalam bangunan perumahan. Pada tahun 1647, pembuatan cerobong asap yang terbuat dari kayu dilarang.

Pada tahun 1666 di London ter-jadi kebakaran. Atas peristiwa ini dibentuk peraturan tentang bangunan yang komplit. Namun sampai tahun 1774 belum juga terbentuk komisi yang bertugas menegakkan peratu-ran. Bisa dibayangkan, betapa “mandul” nya peraturan maupun Undang-undang tentang pencegahan kebakaran yang telah dibuat selama kurun waktu lebih satu abad ketika itu. Sampai tahun 1824 komisi yang dimaksud di atas belum juga terbentuk. Pada tahun itu di Edinburgh, Skotlandia, dibentuk pasukan keba-karan. Tugas pasukan ini mengembangkan peraturan mengenai proteksi kebakaran, dan standar operasi yang lebih maju. Yang ditunjuk sebagai komandan pasukan kebakaran di Edinburgh adalah peneliti yang bernama James Braidwood. Ia penulis buku pegangan (handbook) ten-tang operasi Departemen Kebakaran. Buku pegangan karyanya itu lebih maju dibanding teori sebelumnya yang dibuat oleh James pada 1830. Buku ini berisikan 396 standar dan gambaran tentang pelayanan terbaik yang harus dilakukan Departemen Kebakaran.

Pengawas Kebakaran

Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun 1654 di Boston, seorang “bellman” ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai “pe-ngawas berderak”, karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak. Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya kesatuan polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama kali dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan dipandang sangat penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi yang baru terbentuk agar dapat diterima masyarakat.

Pada tahun 1631, di Boston terjadi bencana kebakaran. Setelah peristiwa itu, untuk pertama kalinya di Amerika dibentuk Undang-undang Kebakaran. Isinya mencakup larangan penggunaan ilalang untuk atap rumah, penggunaan cerobong asap dari kayu. Dan ketentuan tersebut dijalankan oleh pemerintahan Boston yang terpilih. Padan tahun 1647 Amsterdam Baru (sekarang kota New York) menunjuk para tenaga survei bangunan untuk mengontrol bahaya kebakaran yang melanda bangunan. Beberapa tahun kemudian, tenaga survei itu dinamakan pengawas kebakaran hunian lima, yang mempunyai tanggung jawab pencegahan kebakaran umum. Kronologis tersebut dipandang sebagai cikal bakal lahirnya Departemen Kebakaran di Amerika Utara.


Nah, daripada kita mengatasi kebakaran, sebaiknya kita usahakan mencegahnya. Caranya, kita harus hati-hati bermain api.

(benny rhamdani)

Friday, July 20, 2007

CERNAk, 22 Juli 2007


Miss TV

Oleh Benny Rhamdani

“Dita, besok pagi kita olahraga lari yuk!” ajak Rini.

“Besok pagi tuh hari Minggu. Ada film kartun rame. Aku nggak bisa ahm” tolak Dita.

“Kalau begitu agak siang aja. Rencananya agak siang aku mau berenang,” ajak Fifi.

“Agak siang tuh film kartunnya tambah rame. Hari Minggu gitu lho!” kata Dita.

“Kalo siangnya? Mau nggak kita jalan-jalan ke toko buku. Aku mau beli buku-buku baru yang asyik,” ajak Risma.

“Siang aku mau lihat sinetron. Ada sinetron bagus. Minggu lalu ceritanya bagus. Tentang anak perempuan yang jadi ular karena suka menyuruh ibunya,” kata Dita lagi.

“Kalo sore gimana? Kita main sepeda di taman yuk!” ajak Hani.

“Aduh kalian ini! Hari Minggu itu waktunya aku nonton teve seharian. Aku nggak mau ke mana-mana,” seru Dita akhirnya.

“Lho, memangnya kamu nggak makan?” tanya Rini.

“Makannya di depan teve,” jawab Dita enteng.

“Kamu ngak belajar?” tanya Fifi.

“Iya, tapi juga di depan teve.”

“Kamu benar-benar Miss Teve!” kata kawan-kawan Dita serempak.

“Biarin. Denger ya! Lari pagi itu bisa bikin kaki lecet atau keseleo, kalo nonton teve nggak bakalan lecet atau keseleo. Berenang itu bikin kulit hitam, kalo nonton teve nggak. Ke toko buku itu bikin uang tabunganku habis. Lalu, main sepeda itu bisa diserempet mobil atau jatuh lalu kecelakaan,” kata Dita panjang lebar.

Semua teman Dita terdiam. Bel tanda istirahat usai pun berbunyi. Dita masuk ke kelas dengan perasaan bangga karena bisa membuat teman-temannya tidak berkutik menjawab kalimatnya.

Bagi Dita nonton teve adalah sesuatu yang paling mengasyikan. Terutama sejak papa membelikan teve plasma berukuran besar. Apalagi kalau Mama dan Papa belum pulang kerja. Dita bisa menjadi penguasa remote control teve. Hm, kalau ada Mama masih mendingan sih. Mama senang nonton sinetron, jadi tidak masalah. Karena sinetron kesukaan Mama juga disukai dita. Tapi kalau Papa… Hm, Papa jarang nonton teve, tapi kalau ada pertandingan sepakbola atau tinju, semua tidak boleh ada yang mengganggu.

Pernah Dita protes sama Papa. Waktu itu, Papa ingin nonton pertandingan sepakbola yang disiarkan langsung, sedangkan Dita ingin menonton sinetron bersambung.

“Pa, Dita ingin lihat sinetron. Lagi rame-ramenya,” pinta Dita.

“Nonton sinetron melulu. Sekali-kali Papa yang nonton teve. Kan tidak tiap hari,” kata Papa.

“Papa sih, harus beli tevenya dua. Satu buat di sini, di ruang keluarga. Satu lagi di kamar Dita.”

“Tidak boleh ada teve di kamar. Merusak,” kata Papa sambil tetap melihat pertandingan sepakbola. Sepertinya tampang Papa sedang kesal, karena kesebelasan kesayangannya kalah.

Akhirnya Dita memutuskan ke luar rumah. Dia pergi ke rumah Salsa, tetangganya. Tapi ternyata di sana juga sama. Ayah Salsa sedang nonton bola! Dita benar-benar kesal malam itu karena tidak bisa nonton sinetron kesayangannya.

Malam Minggu, Dita tidur larut. Dia nonton acara final Indonesian Idol. Hatinya kecewa karena penyanyi idolanya tidak menang. Akhirnya sebelum tidur, Dita menghayal menjadi Indonesian Idol berikutnya.

Pagi harinya Dita terbangun karena ada keributan di ruang depan. Dita melihat Mama dan papa berwajah bingung.

“Kenapa, Ma?” tanya Dita.

“Rumah kita kemasukan maling. Mereka mengambil banyak barang-barang kita. Lihat itu, teve, DVD, komputer, telepon …” Mama tidak meneruskan lagi karena keburu sakit kepala.

“Hah, teve kita dimaling orang?”!” Dita ikutan kaget. Ya, benda itulah yang menurutnya paling berharga. “Ayo kita cari malingnya! Kita lapor polisi.”

“Sudah. Tadi Papa sudah menelepon teman papa yang polisi,” kata papa.

Dita terduduk lesu. Dilihatnya ruang kosong yang semula ada televisinya. Dita benci maling itu. Kenapa harus maling teve. Kenapa tidak cukup yang lain saja?! tanyanya dalam hati.

Hari ini Dita benar-benar harus membiasakan diri hidup tanpa televisi. Entah sampai kapan ….?

^_^

HORE, 22 Juli 2007


Yuk, kita Matikan TV Hari Ini!

Tahukah teman-teman, tanggal 23 Juli adalah Hari Anak nasional? Apa yang kita bisa kita lakukan menyambut hari milik kita itu? Nah, ada seruan bersama dari berbagai kalangan, agar kita berani mematikan televisi selama satu hari pada 22 Juli 2007. Ya, hari ini!

Ayo, buat kamu yang sudah menyalakannya, segera matikan tv di rumah. Hm, kalau kalian masih bingung, mengapa kita harus mematikan tv hari ini, simak keterangannya di bawah ini.

Tergantung

Begitu banyak manfaat media TV bagi anak kita. Kita bisa memperoleh pendidikan, melatih kemandirian, dan menikmati hiburan darinya. Namun, seperti halnya makanan, manfaat benda ini bisa berubah menjadi bahaya ketika kita mengonsumsinya berlebihan atau tak sesuai dengan kebutuhan.

Terlalu banyak nonton televisi, menurut berbagai penelitian para ahli bisa membuat kita kegemukan, susah tidur, pemarah, dan hiperaktif. Bahkan, yang lebih buruk lagi kita jadi sulit memusatkan perhatian, sulit membayangkan satu bentuk, dan kurang peka pada peristiwa. Oh iya, ada juga yang berkesimpulan banyak menonton tv akan membuat kemampuan berbicara, mendengar, menulis, dan membaca kita pun cenderung berkembang lambat.

Banyak lho, teman-teman kita yang sehari-harinya sangat tergantung dengan televisi. Bangun tidur langsung menyalakan tv, pulang sekolah langsung duduk di depan tv sambil makan atau bermain. Bahkan ada juga yang belajar sambil duduk di depan tv. Wah, padaal akan susah sekali konsentrasi belajar di depan televisi. Apalagi kalau tayangan tv sedang seru!

Coba kalian ingat-ingat, berapa jam dalam sehari nonton acara teve? Kalau ada yang menjawab lebih dari dua jam, wah berarti kalian sudah terkena virus kecanduan televisi. Iya, karena batasan yang wajar menonton televisi untuk anak adalah berkisar satu sampai dua jam. Itu pun terbagi-bagi, misalnya siang hari satu jam, lalu sore atau malam satu jam.

Ya, bisa dibayangkan kalau kita menghabiskan waktu lebih banyak di depan teve. Kapan waktu kita bermain dengan teman-teman, kapan kita belajar, kapan kita membaca buku, kapan kita berolahraga?

Diet TV

Nah, kalau ada orang sakit karena makanan harus diet, maka kalau kamu sudah tergantung dengan pesawat teve pun harus mencoba diet. Artinya, cobalah mengurangi kegiatan nonton teve.

Buat kalian yang punya teve di kamar, cobalah untuk mengeluarkannya. Mintalah kepada ayah dan ibu hanya menyediakan satu pesawat televisi di rumah. Beritahu saja bahwa kamu ingin mengurangi nonton televisi. Kalau bisa, ajak juga ayah dan ibu untuk mengurangi menonton tv.

Cobalah buat daftar acara teve favoritmu dalam seminggu. Lalu, pilihlah acara yang benar-benar kamu sukai. Tentu saja kamu juga bisa berkonsultasi dengan ayah dan ibu, apakah acara tersebut memang untuk anak atau bukan. Cobalah pilih acara yang menghibur tapi juga mendidik. Nah, untuk diet televisi kamu bisa coba dulu targetkan dua jam sehari. Nanti kalau sudah bisa kamu penuhi, kamu bisa menguranginya lagi di bulan berikutnya menjadi satu jam sehari.

Kamu harus segera mencoret dari daftar acara yang kamu sukai jika ternyata di cara tersebut banyak ditemukan: aksi kekerasan, cara berpakaian yang tidak sopan, banyak yang menggambarkan sesuatu tidak pantas buat anak-anak, dan mengajarkan gaya hidup yang foya-foya. Atau amannya, kita pilih saja acara teve yang memang untuk anak.

Matikan TV

Nah, sebelum kita melakukan diet TV, ayo kita matikan TV hari ini. Biar hari ini tetap menggembirakan walaupun tanpa teve kita bisa melakukan banyak hal. Bisa bermain di luar rumah dengan teman-teman, bisa belajar memasak dengan ibu, bisa membantu ayah membersihkan mobil, bisa membaca buku-buku yang belum sempat kita baca, atau mengunjungi sanak keluarga.

Ayo, kalian pasti bisa!

(benny rhamdani)

Friday, July 13, 2007

Cernak, 15 Juli 2007


Tongkat Sihir Siapa Ini?

Oleh Benny Rhamdani

Heri menuju kamar tidurnya dengan perasaan kesal. Hatinya tidak puas dengan jawaban Ayah tadi.

“Ayah besok tidak bisa mengajak Heri ke bioskop nonton Harry Potter. Ayah ada janji dengan teman Ayah,” begitu kata Ayah.

Jelas Heri kesal. Sejak jauh hari Ayah sudah berjanji, jika ia naik kelas dengan nilai yang baik, Ayah akan mengajaknya nonton Harry Potter. Tapi nyatanya ….

Jika film yang dijanjikan bukan Harry Potter mungkin Herry tidak sekecewa ini. Baginya Harry Potter adalah tokoh jagoan yang diidolakannya. Heri punya seua buku Harry Potter dan sudah menonton film Harry Potter sebelumnya.

“Soalnya namaku mirip dengan dia,” kata Heri jika ditanya teman-teman tentang kesukaannya pada Jarry Potter. Bahkan Heri sering meniru penampilan Harry. Misalnya memakai kacamata atau jubah.

Dan sudah lama pula ia memberitahu teman-temannya akan menonton film Harry Potter di bioskop di hari pertama ditayangan.

Hm, kalau besok tidak jadi nonton, berarti bukan di hari pertama, pikirnya sambil menerawang berabring di tempat tidurya.

Bluk!

Heri terkejut. Ia merasa mendengar bunyi di jendela kamarnya. Heri sedikit takut untuk beranjak. Tapi kemudian dia memberanikan diri mendekati jendela dan membuka tirai. Heri pun membuka jendela unuk mengetahui benda yang tadi mengenai jendela kaca. Tepat di bawah jendela kamarnya, ia melihat …. Sbetang tongkat! Seperti tongkat sihir Harry Potter!

Ah, pasti ada orang yang bercanda! Pikir Heri. Ya dia menduga ada orang yang snegaja menjahilinya. Heri segera mengedarkan pandangannya. Tapi suasana di luar senyap.

Heri penasaran. Dia meloncati jendela dan menambil tongkat kecil itu. Diayunkan tongkat itu pelan-pelan meniru Harry Potter.

“Browinus Kuvukus!” Heri mengcapkan asal mantra yang ada di kepalanya.

Waw! Tiba-tiba saja di dekatnya ada kue brownies kuus kesukaan Heri. Serta merta Heri meloncat senang. Ya, akhirnya dia mempunai tongkat sihir. Dia tidak perlu pergi ke sekolah khusus penyihir.

Eh, tapi … tunggu dulu. Tongkat sihir siapa ini ya?

Jangan-jangan ini tongkat seorang penyihir yang sedang terbang, lalu terjatuh, pikir Heri. Ah, tapi biarlah. Aku pakai saja dulu. Nanti kalau sudah puas, aku akan mengembalikannya.

Heri langsung bersiap naik jendela. Tapi tiba-tiba …

“Hey, tunggu dulu! Itu tongkatku! Kembalikan!”

Heri terdiam, lalu membalikkan tubuhnya. Hah …. Bukankah itu …. Har … Harry …. Pot ….ter!

“Kamu ….”

“Ya, aku Harry Potter. Itu tongkatku terjatuh,” katanya.

“Lho, tapi kamu kan hanya ada di buku dan film. Kamu tidak nyata. Pasti aku bermimpi,” kata Heri.

“Tidak. Coba saja kamu gigit bibirmu. Pasti sakit. Itu artinya kamu tidak bermimpi,” kata Harry Potter.

Heri menurut. Dia menggigit. Auw sakit! Ya, kalau mimpi kan tidak bisa merasakan sakit.

“Ini tongkatmu aku kembalikan,” kata Heri sambil menyodorkan tongkat sihir di tangannya.

“Terima kasih. Sebagai tanda termakasihku, maukah kamu kut dengnaku jalan-jalan dengan sapu terbangku?” ajak Harry Potter.

“Iya … iya!” jawab Heri langsung.

“Ayo ikut bonceng denganku!”

Heri langsung ke belakang Harry.

“Fly!”

Swing … Heri kaget ketika tiba-tiba tubuhnya terangkat dan sapu terbang itu melesat cepat.

“Wuuuuuuuuuuuuuuuaaahhh!” teriak Heri.

Heri diajak ke sekolah Hogwarts. Bahkan bertemu dengan teman-teman yang dibaca dibuku. Heri takjub juga ketika melihat banyak keanehan dunia sihir.

“Bolehkah aku emncoba tongkat sijir dan membaca mantra,” kata Heri setelah berjalan-jalan.

“Ya. Boleh. Tapi kau harus jati-hati mengucapkan mantranya. Kamu ingin menyihir apa?” tanya Harry Potter.

“Aku ingin menyihir agar aku terlihat tampan sepertimu,” kata Heri tanpa malu-malu.

“Oh, ucapkan saja Harry Potromus!”

Heri mengangguk. Ia mengayunkan tongkat dan berkata,” Harry Potromax!”

Tring!

Tiba-tiba Heri merasa dirinya berubah. Bukan menjadi Harry Potter, tapi jadi petromax. Wah, dia panik seketika. Rupanya dia tadi salah emmbaca mantra.

Harry juga kelihatn panik. “Aku juga tidak bisa mengubahu kembali. Jalan satu-satunya, kamu haru kukembalikan ke kamarmu. Mudah-mudahan besok pagi kamu bisa berubah kembali ke asal.”

Heri pun dibawa dalam bentuk petromax ke kamarnya. Heri berdoa agar ia bisa kembali wujud. Sampai akhirnya dia terlelap.

“Bangun suah siang!”

Heri terbangun. Dia langsung melihat tubuhnya. “Oh syukurlah aku sudah kembali ke semula!” teriak Heri sambil memeluk tubuh Kak Hermin yang membangunkannya.

“Apa-apaan sih kamu memeluk kakak. Bau tau!” kata Kak Hermin.

“Anu … soalnya ….”

“Sudah cepat mandi. Kita beres-beres kamr kita. Nanti siang Ayah janji akan mengajak kita ke bioskop. Ayah membatalka acara denan teman kerjanya,” kata Kak Hermin.

“Sungguh?”

“Iya. Tadi Ayah bilang begitu.”

“Maksudku, sungguhkah Kak Hermin tidak mau mendengar cerita ajaib yang aku alami tadi malam?” tanya Heri.

“Alaaaaaaaaaa, paling juga cerita mimpi ketemu Harry Potter ya? Bosan ah!” tolak kak Hermin.

“Ya sudah kalau tidak mau!” kata Herri. Hm, ya paling tidak ada kalian yang percaya dengan cerita Heri berteu Harry Potter, kan?

^_^

Hore Aku tahu, 15 Juli 2007


Wah, Harry Potter Datang Lagi!


Kalian tentunya tahu siapa Harry Potter. Saat ini film terbarunya tengah diputar di seluruh dunia. Ya, di saat liburan ini tidak ada salahnya kalian menonton film di bioskop. Harry Potter adalah pilihan yang menarik untuk kita saksikan.

Harry Potter merupakan salah satu seri novel fantasi karya J. K. Rowling dari Inggris mengenai seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Sejak rilis pertama novel ini, Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 1997 di Inggris, buku ini telah mendapatkan ketenaran dan kesuksesan secara komersial di seluruh dunia, diangkat menjadi film, video game, dan beragam merchandise.

Latar belakang kisah ini kebanyakan berada di Sekolah Sihir Hogwarts dan berpusat pada pertarungan Harry Potter melawan penyihir jahat Lord Voldemort, yang menggunakan Ilmu Hitam untuk membunuh orang tua Harry.

Hingga kini sudah ada enam buku yang diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran versi asli bahasa Inggris diterbitkan pada 16 Juli 2005. Keenam buku ini secara keseluruhan telah terjual lebih dari 325 juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 63 bahasa Kisah Harry Potter direncanakan akan berakhir pada jilid ke-7, dengan judul Harry Potter and the Deathly Hallows yang versi bahasa Inggrisnya akan diluncurkan di seluruh dunia pada 21 Juli 2007.

Harry Potter pertama kali tercetus dalam pikiran J. K. Rowling ketika menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Pada waktu itu, dia baru saja bercerai dan mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot yang lengkap tentang ceritanya itu. Di situs webnya, Rowling menceritakan pengalamannya itu:

Ditolak Delapan Kali

Pada tahun 1995, buku pertama berjudul Harry Potter and Philosopher's Stone (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Harry Potter dan Batu Bertuah) selesai dibuat dan naskahnya dikirimkan ke beberapa agen. Agen kedua yang dicobanya, Christopher Little, menawari untuk mewakilinya dan mengirimkan naskah itu ke Bloomsbury. Setelah delapan penerbit lainnya menolak Philosoper's Stone, Bloomsbury menawarkan uang muka £3.000 untuk menerbitkannya.

Walaupun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai umur pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbitnya pada permulaannya telah menetapkan target pembacanya antara umur sembilan hingga sebelas. Pada malam sebelum penerbitan, Joanne Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan nama samaran yang lebih netral-jender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), mengambil nama neneknya sebagai nama keduanya, karena ia tidak memiliki nama tengah

Buku pertama Harry Potter diterbitkan di Britania Raya oleh Bloomsbury pada Juli 1997. Di Amerika Serikat buku ini diterbitkan oleh Scholastic pada September 1998, di mana Rowling menerima $105.000 untuk hak penerbitan Amerika Serikat — sebuah nilai yang tidak biasa bagi sebuah buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal (pada saat itu). Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak mengerti kata "philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (karena "Philosoper's Stone" atau batu filsuf adalah kata dalam bidang alkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti nama buku itu menjadi Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.

Selama hampir satu dekade, Harry Potter telah mengalami kesuksesan besar, tidak hanya karena resensi yang positif dan strategi pemasaran penerbit Rowling, tetapi juga karena pembicaraan dari mulut ke mulut di antara para penggemarnya, terutama di antara para remaja laki-laki. Kalangan remaja laki-laki ini menjadi penting, karena selama bertahun-tahun kalangan ini semakin tidak tertarik dengan bacaan yang dianggap ketinggalan jaman ketimbang video game dan internet.

Penerbit Rowling berhasil menangkap kegairahan di kalangan remaja laki-laki ini dan segera merilis keempat buku pertama berturut-turut secara cepat, sehingga kegairahan mereka tidak sempat meredup ketika Rowling bermaksud untuk istirahat menulis di antara rilis Harry Potter dan Piala Api dan Harry Potter dan Orde Phoenix, dan dengan segera terbentuklah grup pembaca yang loyal. Seri ini juga mendapatkan para penggemar dewasa, dengan diterbitkannya dua edisi untuk setiap buku Harry Potter (di Kanada dan Britania Raya, tapi tidak di Amerika Serikat). Keduanya memiliki naskah yang sama persis, tetapi dengan sampul yang berbeda, untuk masing-masing edisi anak-anak dan dewasa

Dunia Harry Potter

Dunia sihir dalam kisah Harry Potter adalah dunia yang ada di dunia kita sekarang tapi juga sekaligus terpisah sama sekali secara sihir. Kalau diperbandingkan, dalam kisah fantasi Narnia dunia sihirnya merupakan dunia alternatif, sementara dalam Lord of the Rings Bumi-Tengah merupakan dunia mite pada masa lampau. Lingkungan sihir Harry Potter dikisahkan berada di tengah-tengah dunia kita saat ini, dengan benda-benda sihir yang mirip dengan benda-benda di lingkup non-sihir. Lembaga-lembaga dan lokasi-lokasinya pun mirip atau malah sama dengan yang berada di dunia nyata, seperti London. Lingkungan sihir sama sekali tidak dapat terlihat oleh populasi non-sihir (atau Muggle, misalnya: Keluarga Dursley).

Bakat sihir adalah kemampuan alami yang telah ada sejak lahir, tidak dapat muncul karena dipelajari. Mereka yang memiliki bakat sihir harus mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah seperti Hogwarts untuk dapat menguasai dan mengontrolnya. Namun demikian, ada kemungkinan anak-anak yang lahir di keluarga penyihir yang hanya memiliki sedikit bakat sihir atau malah tidak ada sama sekali (disebut "Squibs", misalnya Mrs. Figg, Argus Filch).

Para penyihir belum tentu dilahirkan dalam keluarga penyihir, dan banyak dari mereka yang dilahirkan dari orang tua (para Muggle) yang sama sekali tidak mengenal sihir. Mereka yang murni berdarah penyihir seringkali tidak terbiasa dengan dunia Muggle, malah terasa lebih aneh bagi mereka ketimbang kita memandang dunia mereka. Namun demikian, dunia sihir dan elemen-elemennya yang menakjubkan itu digambarkan sebagai dunia-yang-sangat-mirip-dengan-dunia-nyata. Salah satu tema utama dalam novel ini adalah keberadaan dunia sihir dan dunia biasa; di mana para tokohnya hidup dalam lingkungan yang memiliki masalah-masalah yang "normal", sekalipun mereka hidup di antara sihir.


Nah, dengan membaca atau menonton Harry Potter kita bisa mengambil manfaat, seperti kita harus semangat terus untuk belajar. Sementara dari kisah penulisnya, kita juga menemukan semangat pantang menyerah. Apa jadinya buku Harry Potter jika Rowling menyerah setelah naskahnya ditolak delapan kali. Ayo, kita juga jangan menyerah! (benny rhamdani)

Friday, July 06, 2007


Misteri Pantai Gading

Oleh Benny Rhamdani


Tyo diajak Dodi ke rumah kakeknya saat liburan. Tyo senang karena sudah lama dia ingin mengisi liburan di pantai. Tyo tahu rumah kakek Dodi di sekitar pantai. Untungnya Mama dan Papa tidak melarang Tyo berlibur bersama Dodi.
Ketika sampai di kampong kakek Dodi, Tyo langsung bias mencum bau angina laut dan suara deburan ombak. Rasanya tidak sabar untuk segera pergi ke pantai. Namun Tyo berusaha menahan diri.
“Kakek, ini Tyo. Teman sekelas Dodi,” kata Dodi mengenalkan.
Tyo menyalami kakek Dodi yang ternyata masih muda dan gagah. Kakek Dodi bekerja untuk departemen kelautan sebagai pengawas lingkungan hdup di sekitar Pantai Gading. Di sana memang ada beberapa kawasan hutan yang dilindungi. Bahkan ada beberapa daerah karang yang tidak boleh didatangi siapapun. Selain berbahaya, daerah itu juga tempat tinggal bagi beberapa hewan langka.
Esok paginya, Kakek Dodi mengajak mereka jalan-jalan menyusur pantai. Menemukan sebuah daerah pantai berpasir yang indah.
“Di pantai ini sering ada penyu raksasa bertelur. Makanya daerh ini dilindungi. Nah, biar penduduk tidak mengganggunya, Kakek punya satu cara rahasia lho,” kata Dodi.
“Cara rahasia bagaiamana?” tanya Tyo.
“Kakek menyebarkan informasi bahwa daerah ini berbahaya dan ada hantunya. Soalnya orang-orang di sini lebih takut hantu ketimbang punahnya satwa langka,” kata Dodi.
“Oh begitu ya,” Tyo manggut-manggut.
“Ya, tapi sekarang kakek lagi sedih. Karena di sebelah sana, ada kawasan pantai yang sudah dibeli oleh orang kaya dari Jakarta. Mereka akan membangun pantai itu menjadi kawasan wisata, lalu ada hotel, kolam renang ….,” kata Dodi.
“Lho, bukannya itu bagus? Nanti daerah ini akan ramai?” Tyo bingung.
“Aku pernah melihat beberapa pantai yang indah. Tapi ketika menjadi kawasan wisata malah jadi kehilangan keindahannya. Jadi banyak sampah, kotor, lalu …. Kasihan hewan-hewan yang ada di pantai entah ke mana perginya,” Dodi termenung.
“Nanti malam kita lihat penyu bertelur ya!” ajak Kakek Dodi mengalihan pembicaraan.
Tyo langsung mengangguk penuh semangat. Sambil menunggu malam tiba, Tyo dan Dodi menghabiskan waktu dengan berenang, main istana pasir dan bermain lyangan di pantai.
Menjelang tengah malam, Kakek mengajak Dodi dan Tyo ke luar rumah. Mereka hanya membawa lampu senter. Dan bekal makanan secukupnya. Mereka berjalan sampai di kawasan berpasir yang luas.
“Kita duduk di sini. Kita tunggu. Sebaiknya jangan erisik dan jangan ada cahaya,” kata kakek.
Tyo dan Dodi menurt. Lama juga mereka menunggu. Sampai kemuduan Tyo melihat sebuah cahaya lampu di laut.
“Apakah itu penyu?” Tanya Tyo berbisik.
“Bukan….ssst. Sepertinya sseorang tengah mengirim kode morse menggunakan cahaya lampu senter,” kata Kakek.
Mereka diam. Dodi dan Tyo pernah belajar sandi morse. Bila cahaya sebentar berate titik, kalo lama berarti garis panjang. Kombinasi kode titik dan garis itu akan membantuk sebuah kata atau kalimat bila dibaca.
“Apakah keadaan aman? Barang akan diturunkan?”
Begitu bunyi kode cahaya itu. Kakek Dodi langsung melihat ke arah pantai di sisi lain. Ya ada cahaya lainnya. Mereka pun mengirim kode morse.
“Aman. Silakan merapat!”
“Siapa mereka?” Tyo bertanya sambl berisik.
“Sssst, kalian diam di sini sebnetar. Da jangan berisik,” kata Kakek. Lalu, kakek mengeluarkan alat komunikasi. “Sasaran dating. Salakan kepung. Lokasi titik api,” kata Kakek.
Mereka kemudian kembali terdiam. Tyo ingin tau apa yang terjadi sesungguhnya.
“Kita tetap di sini saja menunggu penyu bertelur. Da jangan membuat gerakan atau suara sebisa mungkin,” kata Kakek.
Namun sampai lama penyu yang ditunggu belum tiba. Tyo malah sempat melihat di agak kejauhan pantai tampak cahaya dan suara ramai. Seperti suara letusan pistol. Tapi kakek menahan mereka untuk tetap diminta. Setelah suasana di sisi lain itu mereda, barulah Kakek menggunakan alat komunikasinya lagi.
“Semua sudah beres? Oke!” kata Kakek.
Tyo dan Ddi penasaran.
“Barusan, para polisi sudah menangkap komplotan penyeleundup heroin. Kami sudah mencurigai ada sindikat penyelundup heroin di kawasan ini. Dicurigai gembongnya adalah orang Jakarta yang membeli kawasan pantai di sana,” tutur Kakek.
“Wah, berarti tadi itu para penjahat ya?”
“Iya. Penjahat dan perusak.”
“Ssst… lihat tu ada yang bergerak!” bisik Tyo.
Tyo dan Dodi takjub ketika melihat beberapa penyu berukuran raksasa naik ke pantai. Mereka langsung lupa kejadian yang mebuat mereka peasaan sebelumnya.
^-^

Wisata ke Pantai


Senangnya bisa liburan ke pantai di musim liburan ini. Kita tentunya bisa bermain dan bergembira bersama teman atau anggota keluarga lainnya. Namun agar perjalanan jadi menyenangkan, ita dan orangtua perlu mempersiapkan beberapa hal.


Tentukan dulu pantai yang akan kita tuju. Pilih pantai yang aman, dengan areal pasir yang luas, dan ombak yang tidak terlalu besar. Hal ini agar kita bisa bermain di pasir dengan aman, ataupun bermain air di tepian ombak.
Ada beberapa pantai dengan pasir atau tebing karang yang terjal dengan sedikit areal pantai saja. Minta orangtua untuk menghindari pantai dengan kondisi geografis seperti ini karena cenderung berbahaya bagi kita untuk bermain di sekitarnya. Pantai jenis ini biasanya memiliki arus yang kuat dan perairan yang cukup dalam. Di pantai jenis ini, sebaiknya kita tidak berenang, tapi cukup hanya menikmati pemandangan saja.


Pilih juga pantai yang cukup populer dikunjungi orang. Pantai yang sepi dan jarang didatangi masih belum dikenal atau memang berbahaya untuk didatangi. Ingatlah untuk selalu memperhatikan tanda-tanda keselamatan yang dipasang oleh pengelola lokasi.


Persiapkan bekal dan perlengkapan yang akan kita bawa. Makanan, minuman dan perlengkapan piknik tentu tak akan ketinggalan. Tapi jangan lupakan juga untuk membawa berbagai obat-obatan yang mungkin saja kita butuhkan. Baju ganti dan handuk perlu juga kitapersiapkan. Selain kemungkinan kotor, mungkin saja kita ingin berenang di laut.

Ketika berada di pantai, selalu perhatikan anggota keluarga Anda. Jangan sampai kita berenang di pantai tanpa pengawasan orang dewasa. Jika kita tidak dilarang berenang, berarti kita harus berhati-hati juga.

Berjemur
Bersantai di bawah matahari pantai memang menyenangkan, namun kulit kita bisa terbakar sinar matahari. Sengatan matahari bisa meningkatkan resiko terkena kanker kulit. Kita tidak boleh berada di bawah sinar matahari langsung. Lindungi diri kita dengan topi dan baju lengan panjang, gunakan krim pelindung .
Jangan berjemur antara jam 11.00 hingga 15.00, ketika sinar matahari sangat merusak kulit. Jangan lupa melindungi telinga, bibir, bagian rambut, dan ujung hidung dengan sunblock. Pakailah topi dengan lidah yang lebar dan pakaian yang longgar. Kacamata dengan filter UV juga akan melindungi mata kita.
Selain bahaya terbakar matahari, keadaan terlalu panas/terik bisa menyebabkan kita terkena sengatan matahari atau sengatan panas. Kita harus menghindari aktifitas yang berlebihan pada hari yang panas. Pastikan juga untuk minum banyak cairan guna menyeimbangkan kehilangan cairan tubuh setelah berkeringat.

Bermain Pasir
Bermain pasir di pantai tentu sangat menyenangkan. Kita bisa membentuk istana pasir, bermain bola atau mencari kerang. Mirip dengan berjemur, bermain pasir juga memiliki resiko terbakar matahari dan sengatan panas.
Lindungi diri kita dengan mengoleskan krim pada kulitnya dan memakai topi ketika bermain di pasir. Jika panas sangat terik, sebaiknya kita menghentikan aktifitas ini dengan segera, dan berteduh.

Berenang
Jika kalian senang berenang, kesempatan ini tentu tidak akan dilewatkan. Ingatlah untuk selalu minta didampingi orangtua saat kita berada di air. Daripada orangtua sibuk berteriak-teriak di pinggir, melarang ini dan itu, kan?
Jika berenang di laut, waspadalah akan adanya ubur-ubur, bintang laut, batu karang, ular laut, hiu, dan ikan beracun lainnya. Kotoran manusia dan hewan membuat beberapa pantai bukan area yang baik untuk berenang atau didatangi.


Nah, ayo kita ke pantai sekarang! (benny ramdhani)