Friday, October 31, 2008

Hore, 2 November 2008

Serunya Cosplay!


Kalian pernah mendengar istilah Cosplay? Tenang, kalian tidak akan disebut ketinggalan informasi meskipun belum mengetahuinya. Lagipula Cosplay ini bukan permainan asli Indonesia, tapi diimpor dari Jepang.

Cosplay adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan kartun Nickelodeon. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.

Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar, seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.

Haloween

Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan pertemuan penggemar fiksi ilmiah. Peserta mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah. Inilah yang konon jadi awalnya.

Tradisi penyelenggaraan pertemuan penggemar fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum. Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17.

Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.

Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang.

Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam.

Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah "Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay" sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.

Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.

Di Indonesia sangat jarang ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik luar asia, beberapa menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari manga/manwa bukan dari komik luar asia.

Pembagian cosplay

Secara umum cosplay dinilai sama. Tetapi tak langsung dalam beberapa event yang terjadi di Indonesia sering dilakukan pembagian/kategori cosplay:

* Cosplay anime/manga. Cosplay yang berasal dari anime maupun manga. Biasanya manhwa termasuk didalamnya termasuk comic dari amerika.

* Cosplay Game. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di Game.

* Cosplay Tokusatsu. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di film tokusatsu.

* Cosplay Gothic. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter bernuansa gelap atau Gothic.

* Cosplay Original. Cosplay yang benar-benar original tidak ada di anime, tokusatsu dan lainnya. Atau memiliki dasar yang sama seperti tokoh game Kingdom heart misalnya: Sora (Kingdom Heart) tetapi berbentuk metalic (modern).

* Harajuku Style. Beberapa cosplayer sering menduga Harajuku style adalah bagian dari cosplay. Beberapa Harajuku style muncul di manga/anime seperti Nana.

* Kartun Nickelodeon, Biasanya yang bermain cosplay yang berasal dari kartun Nickelodeon adalah anak kecil usia taman kanak-kanak


Di Indonesia sangat jarang ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik luar asia, beberapa menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari manga/manwa bukan dari komik luar asia.

Cosplay dinilai sangat kreatif karena membutuhkan imajinasi dan keterampilan pembuatnya. Nah, mungkin sesekali kalau kita ikutan cosplay bisa juga ya dimunculkan tokoh fantasi asli Indonesia, seperti Gatot Kaca.

(ben)

Cernak, 2 November 2008


Warung Paman Joko

oleh Benny Rhamdani

Farhan diminta Ibu mengantar jahitan ke rumah Paman Joko. Farhan tampak senang.


“Lho, memangnya ada apa di Paman Joko sampai kamu senang?” tanya Ibu.


“Paman Joko kan baru seminggu ini punya warung. Nah, Farhan ingin sekali membantu Paman Joko menjaga warungnya. Pasti asyik meladeni pembeli di warung,: kata Farhan.



Ibu hanya tersenyum lalu membalas salam Farhan yang pergi ke luar rumah sambil membawa sepedanya.


Jarak ke rumah Paman Joko sekitar tiga kilomenter. Lumayan jauh. Tapi dengan sepeda bisa jadi lebih cepat ketimbang jalan kaki. Sambil mengayuh sepedanya, Farhan teringat ketika sebulan lalu membantu Paman Joko mengisi warungnya dengan berbagai barang dagangan.


“Warung di sekitar sini hanya ada satu di utara. Nah, kalau paman buka, maka banyak warga di selatan belanja di sini. Tidak perlu jauh-jauh,” kata Paman Joko bersemangat. Paman Joko sebelumnya karyawan sebuah pabrik tekstil. Tapi pabrik itu kemudian bangkrut dan menghentikan semua karyawannya. Uang pesangon yang diperoleh Paman Joko dipakai untuk membuka warung.


Begitu mendekati warung Paman Joko, Farhan mempercepat kayuhan sepedanya.


“Assalamualaikum!” sapa Farhan sambil melihat warung yang tampak sepi.


“Wa’alaikumsalam,” balas Paman Joko.


“Farhan mau mengantar jahitan Paman. Ini, disimpan di sini saja ya>” kata Farhan sambuil meletakkan bungkusan titipan dari Ibu di atas meja. “Kok sepi warungnya, Paman?”


Paman menghela nafasnya. “Ya, sudah tiga hari ini warung ini sepi. Padahal sebelumnya ramai sekali,” kata Paman Joko.


“Lho, memangnya kenapa bisa begitu, Paman?” tanya Farhan.


“Warung di sebelah utara, kata orang-orang harga-harganya lebih murah. Mereka jadinya belanja di sana,” jelas Paman Joko.


“Lho, kenapa Paman tidak ikut-ikutan menurunkan harga?” tanya Farhan.


“Kalau Paman menurunkan harga, paman bisa tidak mendapat untung. Mneurut perhitungan Paman, harga-harga di sini sudah wajar. Tidak dimahalkan. Apalagi Paman cuma mengambil untung sedikit,” kata Paman.


“Tapi kenapa warung di utara itu bsia lebih murah?” tanya Farhan.


Paman Joko mengangkat bahu. “Paman juga tidak tahu,” jawab Paman Joko sambil garuk-garuk kepala.


Beberapa menit kemudian, seorang anak datang ke warung. Farhan mengenal anak sebayanya itu karena sekelas dengannya. Namanya Arif.


“Farhan, sekarang kamu kerja di sini?” tanya Arif.


“Ah, nggak kok. Aku hanya membantu pamanku,” jawab Farhan. “Kamu mau belanja?”


“Ah, sebenarnya sih bukan belanja. Aku kesini ingin minta tolong sama Paman Joko,” kata Arif.


“Minta tolong apa?” tanya Paman Joko.


“Minta tolong pinjam timbangn. Barusan aku di suruh ibu membeli telur, gula, terigu. Masing-masing satu kilo. Tapi ketika Ibu memeriksa, Ibu merasa timbangannya kurang. Karena di rumah nggak ada timbangan, aku diminta ke sini.”


“Lho, memangnya tadi kamu belanja di mana?” tanya Farhan.


“Di Pak Soma. Di utara. Aku belanja ke sana karena harganya murah.”


“Mari ditimbang,” kata Paman Joko.


Arif membiarkan barang belanjaannya ditimbang ulang di timbangan milik Paman Joko. Ketiganya takjub ketika melihat hasilnya. Semua belanjaan Arif timbangannya kurang dari satu kilogram.


“Wah, pantas saja lebih murah harganya,” komentar Arif. “Aku harus lapor ke ibuku nih. Terima kasih ya.”


Arif pun pergi ke rumahnya. Dia menceritakan apa yang diketahuinya kepada ibunya. Tentu saja Ibu Arif marah. Arif diminta mengambalikan barang belanjaan itu ke warung Pak Soma.


“Ibu mau bikin kue. Kalau takarannya dikurang-kurangi begitu nanti kuenya gagal,” kata Ibu Arif. “Lebih baik belanja di warung Paman Joko saja yang takarannya pas walaupun nggak pakai potongan harga.”


Arif pun menuruti permintaan Ibunya. Kemudian Ibu Arif memberitahukan soal timbangan yang kurang di warung Pak Soma kepada para tetangga. Hal itu membuat sejumlah orang langsung menimbang belanjaannya. Ternyata benar terbukti barang yang mereka timbangan ataupun takarannya dikurangi.


Keesokan harinya warung Paman Joko kembali ramai didatangi pembeli. Warga yang kapok dengan kecurangan Pak Soma tak mau lagi berbelanja di warung seblah utara itu.


Farhan senang ketika beberapa hari kemudian kembali ke warung Paman Joko. Kali ini dia benar-benar bisa membantu Paman Joko meladeni para pembeli karena ramainya.

^-^

Friday, October 24, 2008

Cernak, 26 Oktober 2008



Aku takut sekali dengan hewan yang namanya kucing. Jangankan untuk membelainya, berada di dekatnya saja sudah membuat aku keringat dingin. Aku takut sekali kucing itu mencakar mukaku, menggigit tanganku, lalu bulu-bulunya terhirup hidungku hingga membuat nafasku tercekik.

Aku tidak tahu kenapa membenci kucing. Yang jelas aku senang sekali jika nonton film Tom and Jerry, melihat kucing nakal itu dikalahkan si tikus. Oh iya, aku juga pernah membaca tulisan tentang berbahayanya virus yang ditularkan kucing. Terutama buat perempuan seperti aku.

Jika ada temanku yang mengajak ke rumahnya, aku pasti selalu bertanya,”di rumahmu ada kucing nggak?”

Kalau dijawab tidak ada, maka aku main ke rumahnya. Kalau ada, aku lebih baik cari alasan agar tidak main ke rumahnya. Dan aku jadi tahu siapa saja temanku di kelas yang memelihara kucing. Dian, Hana, Muti dan Hafidz.

“Ayolah, Intan, main ke rumahku. Kucingku bukan kucing kampung kok. Kami selalu membawanya ke dokter hewan sebulan sekali biar tidak kena virus,” ajak Muti. Tapi aku ettap menggeleng.

“Kucingku akan kukurung di kandangnya,” janji Hana yang minta diajarkan matematika di rumahnya. Aku tetap menggeleng jarena membayangkan jika kucing itu bisa lepas dari kandangnya dan menerkamku.

“Kamu konyol deh takut sama kucing!” ledek Hafidz.

Biarlah. Aku lebih baik dikatakan konyol.

Suatu hari aku pulang les sendirian. Aku biasanya naik sepeda, tapi karena bannya bocor aku harus jalan kaki. Saat menapaki trotoar aku melihat seekor kucing hitam di tengah trotoar. Aku langsung menghentikan langkahku.

Kutunggu beberapa menit, sambil berharap kucing itu berlalu dari trotoar yang akan kulewati. Eh, kucing itu malah berabring di trotoar. Menyebalkan. Aku menunggu siapa tahu ada orang yang akan melalui trotoar ini. Aki akan memintanya mengusir kucing itu. Tapi harapanku tidak kunjung tiba.

Aku melotot ke arah kucing itu. Tapi si kucing melotot ke arahku lebih tajam. Aaaaaargh! Aku langsung berbalik arah, lalu mencari jalan lain menuju rumah. Ya biarpun memutar dan lebih jauh, tapi tetap akan kulakukan ketimbang melewati kucing itu.

Sampai di rumah aku kaget Mama tengah menungguku. Begitu melihat aku, Mama langsung memelukku.

“Kamu tidak apa-apa, kan? Mama baru saja mau minta Bang Fahri menjemputmu,” kata Mama.

“Memangnya ada apa, Ma?” tanyaku bingung.

“Di jalan Seroja tadi ada tawuran anak-anak sekolah. Katanya keadaan kacau. Banyak orang yang kena lempar batu dan botol. Mama cemas ada apa-apa denganmu,” jelas Mama.

“Intan tadi nggak jalan sana. Intan memutar lewat jalan Pelangi. Agak jauh. Makanya jadi capek nih,” kataku.

“Tumben. Biasanya nggak mau lewat Pelangi?” tanya Mama.

“Tadi … ada kucing di trotoar yang menghalangi jalan. Makanya ambil jalan memeutar,” kataku.

“Wah, kucing itu jadi penyelamatmu.”

Aku hanya mengangkat bahu. Hal itu tidak membuatku jadi menyukai kucing. Bagiku kucing itu hanya kebetulan saja membuatku terhindar melewati kekacauan di jalan Seroja. Dan aku pun tidak tahu jika beberapa hari kemudian ….

Saat itu aku pulang sendirian dari toko buku. Aku memilih berjalan kaki karena udara sore yang sejuk. Lagipula aku hanya membeli satu buku cerita jadi tidak terbebani apapun.

Ketika berjalan di trotoar, lagi-lagi aku melihat seekor kucing di depanku. Kucing itu mirip dengna kucing yang menghalangi langkahku beberapa hari lalu. Dan lagi-lagi kucing itu berbaring di trotoar, memaksaku untuk berbalik arah.

Tapi baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba aku melihat seekor kucing belang berjalan menujuku. Aku jadi ketakutan setengah mati. Aku pun meutuskan untuk menyeberangi jalan. Tapi lagi-lagi dari jalanan ada seekor kucing yang berjalan ke arahku.

Keringat dingin membasahiku. Buru-buru aku berbalik, dan kini jalan satu-satunya adalah masuk ke halaman rumah orang yang ada di pinggir jalan terdekat. Aku pun membuka pintu pagar dengan buru-buru. Kumasuki halamna rumah itu lalu masuk ke teras rumah.

“Ahhh!” aku kaget ketika melihat sejumlah kucing melompati pagar dan berjalan menuju ke arahku.

Aku langsung mengetuk pintu rumah. Karena kucing-kucing itu terus mendekat, aku pun membuka pintu itu tanpa menunggu orang membukanya dari dalam. Untunglah pintu itu tidak terkunci. Aku pun masuk dengan jantung berdebar.

“Permisi! Boleh aku masuk?” tanyaku ketakutan.

Tidak ada jawaban. Dan aku kaget ketika melihat kucing-kucing itu ternyata bisa mendorong pintu dan terus berjalan mendekatiku.

Aku lang sung masuk lebih dalam. Ketika aku menuju sebuah kamar yang pintunya terbuka, aku langsung masuk ke sana.

Oh …!

“Tolong … tolong aku …”

Aku terkejut mendengar suara itu. Ternyata di kamar itu ada seorang wanita tua yang tengah terbaring kesakitan.

“Tolong teleponkan dokterku. Aku sudah tidak bisa bergerak menuju telepon. Namaku Nyonya Halimah,” kata wanita tua itu.

Aku merasa kasihan melihatnya. Buru-buru aku mencari telepon di rumah itu. Kulihat dekat telepon itu ada secarik kertas berisi nomor-nomor telepon darurat, termasuk nomor telepon dokter. Saat kutelepon dokter dan menyebutkan nama Nyonya Halimah, sang dokter tidak banyak bertanya lagi. Dia berjanji akan segera datang.

Aku kembali masuk ke kamar menemani Nyonya Halimah sampai dokter itu datang.

“Terima kasih, nak. Siapa namamu?” tanya Nyonya Halimah.

“Intan.”

“Kenapa kamu masuk ke mari?”

“Aku sangat takut kucing. Tadi aku dikejar-kejar kucing di depan rumah ini. Ada tiga ekor kucing. Kucing cokelat, belang dan hitam. Maaf jika aku lancang masuk ke rumah ini.”

“Tidak apa-apa. Aku malah bersyukur. Jika kamu tidak masuk, bagaimana aku bsia mencari pertolongan dokter. Oh iya tentang kucing-kucing itu, dua yang kau sebutkan itu memang penghuni rumah ini. Tapi kamu jangan takut. Tenang saja,” kata Nyonya Halimah.

Hah! Aku langsung melihat sekelilingku takut kalau-kalau ada kucing di sekitarku.

“Dulu aku punya kucing hitam. Sangat pintar dan baik. Tapi dia mati terlindas pengendara mobil yang tidak bertanggungjawab,” kata Nyonya Halimah. “Itu dia fotonya!”

Aku melihat foto kucing yang tertempel di dinding. Hah! Kucing itu mirip banget dengan kucing yang mencegat langkahku di trotoar. Apakah ….?

Aku merinding. Sepertinya aku akan bertambah takut dengan kucing …..

"Dulu aku juga takut dengan dengan kucing. Tapi aku kemudian melwan rasa takut itu. Aku pelatih keberanianku. Rasa takut itu harus dilawan. Jika tak keberatan, kamu bisa sering main ke rumah ini. Nanti aku akan melatihmu agar tidak takut dengan kucing."

Aku tidak langsung menjawab. Nah, menurut kalian kuterima atau tidak ya tawaran Bu Halimah itu?


^-^

Hore, 26 Oktober 2008

Benda Kecil Tapi Berarti

Teman-teman, tahukah kalian bahwa benda-benda dalam kehidupan kita sehari-hari tidak akan pernah ada jika tak ada penemunya? Ya, bahkan peniti pun ada penemunya Lho. Para penemu ini adalah orang-orang kreatif yang menemukan benda-benda berguna bagi banyak orang.

Jins

Jins (atau jengki pada tahun 1950-an) adalah sejenis celana yang dibuat dari bahan yang keras dan kuat yang disebut denim. Jins sering dikenakan sebagai pakaian kerja. Jins diperkenalkan di Amerika Serikat oleh Levi Strauss pada tahun 1872. Pada akhir 1800-an, jins dikenakan oleh buruh.

Pada tahun 1950-an, menjadi mode populer bagi remaja. Di masa itu pula, jins menjadi bagian mode rockabilly bagi mereka. Pada dasawarsa 2000-an, jins menjadi jenis celana terkenal, dan dikenakan sebagai pakaian kerja dan pakaian mode tidak tetap. Jins dibuat dalam banyak bentuk dan warna.

Kata "jins" berasal dari nama Perancis bagi kota di Italia di mana kain katun dibuat. Nama kota itu, Genoa, dieja "jene" dalam bahasa Inggris Pertengahan dan "Gênes" dalam bahasa Perancis. Lalu bahasa Indonesia memiliki kata jins.

Resleting

Tahun 1893 Whitcomb Judson (Amerika) menemukan alat dengan gigi saling berpaut satu sama lain. Alat itu digunakan untuk mengaitkan sepatu botnya. Tapi, benda ini sering macet dan terbuka. Tahun 1914, Gideon Sundback membuat ritsleting pertama pada pakaian.

Nah, salah satu percobaan resleting juga diterapkan pada celana jins yang sebelumnya menggunakan kancing. Jadi, kadang-kadang satu penemuan terkait erat juga dengan penemuan lainnya.

Peniti

Peniti adalah sebuah alat yang sering digunakan untuk menggabungkan bahan kain. Peniti kuno berasal dari Mycenaeans sejak abad ke-14 sebelum masehi (akhir jaman Mycenaean III). Dikenal dengan nama fibulae (fibula) dan digunakan untuk fungsi yang sama seperti peniti modern. Faktanya, fibulae pertama pada abad 14 dan 13 sebelum masehi berbentuk seperti peniti. Fibulae asli dijelaskan dalam buku karya Chr. Blinkenberg's 1926 Fibules grecques et orientales.

Peniti diciptakan kembali pada Juli 1849 oleh Walter Hunt, seorang penemu asal Amerika. Hak cipta peniti ini telah dijual seharga $400.

Tusuk Gigi

Tusuk gigi adalah sebatang kayu atau plastik yang digunakan untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan dari gigi, biasanya setelah makan. Tusuk gigi biasanya mempunyai satu atau dua ujung yang tajam untuk disisipkan di antara gigi.

Tusuk gigi adalah alat yang sangat penting sehingga versi plastik alat ini dijadikan komponen dari pisau Swiss Army.

Tusuk gigi telah ada selama ribuan tahun, mungkin sebagai alat tertua untuk membersihkan gigi. Tusuk gigi dikenal di semua budaya. Sebelum sikat gigi diciptakan, orang membersihkan giginya dengan kayu pembersih gigi yang keras maupun lembut. Tusuk gigi yang terbuat dari perunggu telah ditemukan di antara barang-barang yang dikuburkan dalam makam-makam pra-sejarah di Italia Utara dan di Alpen Timur. Tusuk gigi juga dikenal luas di Mesopotamia.

Konon sang tiran Agatokles dibunuh pada 289 SM melalui racun yang bekerja lambat, yang ditaruh oleh seorang budak kesayangannya pada sebatang tususk gigi.

Ada contoh-contoh tusuk gigi yang artistik dan halus dari bahan perak di zaman kuno, atau dari kayu mastis di kalangan bangsa Romawi.

Pada abad ke-17 tusuk gigi dianggap barang mewah yang setara dengan perhiasan permata. Mereka dibuat dari logam mulia dan dihiasi dengan batu-batu berharga. Seringkali mereka dibuat secara artistik dan dilapisi email.

Kini, dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi modern, penggunaan tusuk gigi agak ditolak, dan alat-alat bantu lainnya seperti benang gigi dan sikat gigi lebih disukai. Namun karena terobosan mutakhir dalam teknologi rasa, tusuk gigi tetap populer di kalangan banyak orang.

Di Korea Selatan, untuk mendorong orang agar lebih ramah lingkungan, beberapa perusahaan menciptakan tusuk gigi yang dapat dimakan. Tusuk gigi ini dibuat dari ubi jalar, tampak jernih dan melunak perlahan-lahan apabila terkena air panas.

Penghapus

Penghapus (juga disebut setip) merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil.

Penghapus kenyal seperti karet, dan seringkali bewarna putih atau hitam (walaupun ditemukan juga coklat atau merah jambu untuk memperindah penampilan sesuai pemanfaatan teknologi). Terdapat pensil yang dilengkapi dengan penghapus di ujungnya. Penghapus mahal mungkin mempunyai bahan vinyl atau plastik sebagai tambahan kepada karet.

Penghapus juga merujuk kepada penghapus pada papan tulis seperti papan hitam atau papan putih. Penghapus papan hitam tradisional merupakan blok kayu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain berbahan wol.

Pada tahun 1770, pakar sains Joseph Priestley menyatakan, "Saya telah melihat bahan yang amat sesuai untuk digunakan bagi menghilangkan tanda arang pensil pada kertas." Di seluruh Eropa pada saat itu, tulisan pensil dihapus dari kertas dengan menggunakan kubus-kubus kecil yang terbuat dari karet. Kubus-kubus kecil ini masih digunakan untuk tujuan ini di Inggris dan Australia.

Juga pada tahun 1770, Edward Naime, insinyur Inggris, disebut sebagai pencipta penghapus karet pertama. Sebelum penggunaan karet, serbuk roti digunakan sebagai penghapus. Naime berkata bahwa dia salah mengambil kepingan karet dan bukannya serbuk roti, dan menemukan ciri-ciri menghapus dari karet, dan mulai menjual penghapus karet.

Bagaimanapun juga, karet dalam bentuk mentah sulit disimpan, kerana ia mudah dan akan rusak. Pada tahun 1839, Charles Goodyear, seorang penemu, menemukan proses vulkanisasi, kaedah yang merawat karet dan menjadikannya bahan yang tahan lama. Penghapus menjadi benda yang umum dengan perkembangan karet yang divulkanisasi.

Pada tahun 1858, Hyman Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, AS, menerima paten pertama untuk pelekatan penghapus pada ujung pensil. Paten itu kemudian dibatalkan karena ditetapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan gabungan dua peralatan dan bukannya produk baru sepenuhnya.

Nah, kalian pun bisa jadi penemu lho. Carilah sesuatu yang dibutuhkan banyak orang. Mulailah dari yang kecil-kecil dahulu. Ssst, jangan lupa memberi nama yang bagus untuk penemuan kalian. Bisa juga memberi nama kalian.

(ben)

Thursday, October 16, 2008

Cernak, 19 Oktober 2008


Sahabatku

oleh Benny Rhamdani



“Dita, kamu kok nggak jadi ke sini?”


“Maaf Putri, aku nggak jadi ke rumahmu. Adikku mendadak sakit.”


“Kamu nggak bohong, kan?”


“Nggak kok. Beneran!”


“Ya sudahlah.”


Putri menutup gagang telepon. Di sekolah tadi, Dita sudah berjanji akan datang sore ini ke rumah untuk belajar bersama. Karena janji Dita itulah barusan Putri menolak ajakan Mama dan kakaknya ke mall.


Huh, tahu begitu aku mendingan ikut Mama, pikir Putri kesal. Bukan kali ini saja Dita membatalkan janjinya. Tiga hari lalu juga Dita berjanji mengantarkan Putri ke toko buku. Tapi ditunggu lebih dari satu jam dari waktu yang dijanjikan Dita tak juga datang.


“Waduh, maafin aku ya. Aku tadi lupa,” kata Dita dengan tampang memelas ketika Putri menjemput ke rumahnya.


Putri sendiri merasa heran mengapa Dita jadi begitu. Dulu, Dita adalah sahabat yang menyenangkan. Tak pernah mengingkari janji. Itu sebabnya Putri memilihnya menjadi sahabat. Bahkan mau berteman sebangku di kelas.


“Aneh, kenapa Dita berubah ya?” tanya Putri kepada beberapa teman-temannya.


“Mungkin dia punya sahabat baru. Aku pernah lihat Dita jalan-jalan dengan Helen,” kata Rista


“Atau mungkin dia bosan dengan kamu. Biasanya kan kalau orang bosan langsung ganti teman,” tambah Olla.


“Lebih baik kamu tanya saja sendiri pada Dita,” saran Intan.


Putri pun bertanya pada Dita. Tapi malah Dita yang kebingungan.


“Berubah bagaimana? Aku biasa-biasa saja kok,” ucap Dita menolak dikatakan berubah.


Putri bingung mau apa lagi. Ya,jangan-jangan dia sendiri yang berpikir macam-macam sehingga merasa Dita kini berubah.


Sore kian surut. Putri kemudian memutuskan untuk ke rumah Dita. Kalau memang adiknya sakit, dia kan harus menjenguknya. Putri mengayuh sepeda ke rumah dita.


Tapi dia kecewa begitu sampai di depan rumah Dita. Pinta pagar terkunci. Tak ada tanda-tanda orang di rumah Dita.



“Hai! Kamu Putri ya?” tanya seorang anak lelaki. Namanya Teguh, tetangga Dita. “Ini ada surat dari Dita.”

Putri menerima sepucuk surat itu. Buru-buru dia pulang ke rumah dan membaca surat itu di kamar.


Putri yang baik,


Saat kamu menerima surat ini mungkin aku sudah tidak bisa bertemu lagi denganmu. Ya, mungkin aku sudah pergi ke suatu tempat.


Ah, aku memang tidak jujur belakangan ini. Karena … aku tidak mau kamu sedih.


Putri …. Sudah lama aku ingin mengatakannya, atapi aku tidak bisa.


Aku menderita penyakit yang sangat parah di otakku. Dan hari ini adalah detik-detik perjalananku terakhiur di dunia ini. Begitu kata dokter. Belakangan ini aku sengaj menjauh darimu, karena aku tak ingin perpisahan ini menyedihakan hatimu.


Maafkan kesalahanku. Terima kasih atas hari-hari indah menjadi sahabatku. Kamu adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki.


Salam,

Dita.


Tes.Tes. Tes .....


Airmata Putri menitik deras.


"Oh Dita .... " Putri bergumam menyebut nama sahabatnya.


^-^

HORE, 19 Oktober 2008

Yuk, Jadi Tentara Angkatan Udara!


Kalian ingin jadi pilot pesawat tempur yang menjaga wilayah udara negeri tercinta ini? Ya, kalian bisa melakukannya dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Tentu saja tidaksemua harus menjadi pilot pesawat tempur. Yang bertugas di darat pun tentunya ada lho.

Tiga Kadet Penerbang

Sejarah lahirnya TNI AU bermula dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu sangat kekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. Sejalan dengan perkembangannya berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), pada tanggal 5 Oktober 1945 dengan nama TKR jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.

Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara, maka pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti dengan Angkatan Udara Republik Indonesia, kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Salah satu Sejarah monumental yang selalu diperingati jajaran TNI AU tiap tahun adalah apa yang dinamakan Hari Bhakti TNI AU. Peringatan Hari Bhakti TNI AU, dilatar belakangi oleh dua peristiwa yang terjadi dalam satu hari pada 29 Juli 1947. Peristiwa Pertama, pada pagi hari, tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Peristiwa Kedua, jatuhnya pesawat DAKOTA VT-CLA yang megakibatkan gugurnya tiga perintis TNI AU masing-masing Adisutjipto, Abdurahman Saleh dan Adisumarmo. Pesawat Dakota yang jatuh di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta itu, bukanlah pesawat militer, melainkan pesawat sipil yang disewa oleh pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya.

Penembakan dilakukan oleh dua pesawat militer Belanda jenis Kittyhawk, yang merasa kesal atas pengeboman para kadet TNI AU pada pagi harinya. Untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan ketiga perintis TNI AU tersebut, sejak Juli 2000, di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA (Ngoto) telah dibangun sebuah monumen perjuangan TNI AU dan lokasi tersebut juga dibangun tugu dan relief tentang dua peristiwa yang melatar belakanginya. Di lokasi monumen juga dibangun makam Adisutjipto dan Abdurachman Saleh beserta istri-istri mereka.

Pesawat Merah Putih

Hari itu 27 Oktober 1945, sehari menjelang peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda, di Pangkalan Maguwo, Yogyakarta terlihat ada kesibukan. Nampak para teknisi sedang berada di sekitar sebuah pesawat Cureng yang bertanda bulat Merah Putih, mempersiapkan segala sesuatunya untuk sebuah penerbangan yang direncanakan. Mereka menginginkan sebuah pesawat Merah Putih terbang hari itu, untuk membangkitkan Sumpah Pemuda.

Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Adi, adalah satu-satunya penerbang Indonesia yang berada di Pangkalan Maguwo. Hari itu, Pak Adi akan terbang bersama Cureng Merah Putih. Upaya itu membawa hasil. Pak Adi membawa terbang Pesawat Cureng Merah Putih tersebut berputar-putar di Angkasa Pangkalan Maguwo disaksikan dengan rasa kagum oleh seluruh anggota pangkalan yang berada dibawah. Itulah awal mula sebuah pesawat Indonesia bertanda Merah Putih terbang di angkasa Indonesia yang merdeka.

Wanita Juga Bisa

Dulu, di awal pembentukannya 12 Agustus 1963, Wanita TNI Angkatan Udara (Wara) memang merupakan realisasi emansipasi wanita. Mereka ingin sama seperti pria, termasuk menjadi anggota militer Angkatan Udara. Kala itu, para sarjana, sarjana muda serta lulusan B-1 wanita, menembus kebiasaan dengan menjadi anggota TNI Angkatan Udara. Kepercayaan pertama diberikankepada mereka adalah yang sesuai naluri dan kodrat kewanitaan, ditugasi bidang administrasi, guru bahasa, dokter dan satu dua di bidang hukum.

Setelah berjalan beberapa tahun, ``tangan-tangan halus`` itu ternyata mampu menunjukan kemampuan yang lebih. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penerbangan mulai dimasuki. Mereka ikut mengatur penerbangan melalui menara pengawas lalu lintas udara (tower). Sejak saat itu Wara terus berkembang, tidak canggung lagi melakukan tugas yang biasanya dilakukan oleh tentara pria.

Tahun 1982, keadaan sudah sangat berbeda. Wara bukan hanya sebagai pengatur penerbangan, tetapi lebih dari itu mereka bahkan menjadi orang yang mendengarkan suara-suara petugas tower darikokpit pesawat udara, sebagai penerbang. Mulanya dua orang saja yang mengawali pegang kemudi pesawat terbang, Hermuntarsih dan Sulastri Baso. Setelah terbukti kemampuannya, jumlah dua orang itu ditambah lima lagi, Inana, Veronika, Ratih, Sumartini dan endrika.

Tugas menerbangkan pesawat militer membuktikan bahwa Wara tidak kalah berani dari militer pria. Diberinya tugas-tugas lain yang lebih menakutkan. Kali ini melompat dari pesawat terbang, sebagai peterjun bebas (free fall). Ternyata prestasi Wara di penerjunan pun menakjubkan.Tim terjun payung Wara yang diberi nama oleh masyarakat sebagai Pink Force, berhasil memecahkan rekor penerjunan beregu maupun perorangan dalam arena Pekan Olahraga Nasional (PON).

Di tahun 1977, Wara mengukir sejarahnya dengan tambahan prestasi. Kalau sebelum ini angkernya petugas Provost TNI AU, penjaga gerbang-gerbang pangkalan udara, hanya didapati polisi militer yang berkumis, maka kini bisa ditemui Provost TNI AU yang memakai rok. Meskipun mereka wanita, namun seragam polisi militernya tetap mencerminkan tingkat disiplin yang tinggi. Sisi lain kemampuan Wara sebagai militer wanita, adalah di bidang perbaikan pesawat terbang.

Wanita yang berseragam biru muda biru tua itu memasuki skadron-skadron tehnik untuk melakukan tugas-tugas perbaikan pesawat terbang, di mana sebelumnya hanya dilakukan oleh tehnisi pria. Berbaju werkpack dan bergelut dengan oli, memang tidak banyak orang berminat ke sana, tetapi Wara ada di sana.

Nah, kalian ingin menjadai anggota TNI AU? Ayo, rajin belajar dan giat berolahraga selalu!

(ben)

Friday, October 10, 2008

Cernak, 12 Oktober 2008


Kebun Bunga Rahasia

Oleh Benny Rhamdani


“Hikaru, kamu mau ke mana?” tanya Ryu.

“Aku mau pulang dulu ya. Capek nih main melulu dari tadi,” kata Hikaru yang sejak tadi bermain sepeda.

“Pulang ke rumah? Pasti kamu bohong. Kemarin kamu juga bilang akan pulang ke rumah. Tapi ketika aku telepon ke rumahmu, orang rumahku bilang kamu belum pulang,” kata Ryu.

“Oh … kemarin ya? Ng … kemarin aku ke toko buku dulu. Beli novel baru berjudul Princess Hamesha. Novel anak yang bagus banget. Kamu harus beli deh. Ceritanya seru!” ucap Hikaru buru-buru.

“Hmm, ya sudah kalau begitu,” kata Ryu setengah percaya.

Hikaru kemudian mengayuh sepedanya meninggalkan lapangan tempat bermain sepeda. Di pertigaan jalan dia tidak belok ke kanan, malah ke kiri. Padahal kalau mau ke rumahnya harus belok ke kanan.

Hikaru terus mengayuh sepedanya sampai di ujung jalan. Dia tiba di sebuah tempat dengan bangunan tak terurus. Dulunya tempat itu sebuah gudang, tapi kemudian ditinggalkan pemiliknya. Entah siapa pemiliknya sekarang. Di bagian depan pagar ada tulisan dilarang masuk. Tapi Hikaru menerobosnya.

Anak-anak lain tak ada yang seberani Hikaru. Konon, bekas gudang tua itu ada hantunya. Tepatnya hantu perempuan. Itu sebabnya tempat itu dijauhi orang.

Hikaru tidak percaya hantu jahat. Itu sebabnya dia berani masuk. Dia bahkan menuju sebuah tempat yang kelihatan gelap, tapi makin ke dalam, tempat itu tampak terang karena cahaya matahari yang masuk drui sebagian atap yang bolong.

Di sana terhampar sebuah kebun bunga yang indah. Kebun bunga itu dibuat Hikaru sejak berminggu-minggu lalu.

“Aku senang menanambunga,” begitulah kata Hikaru kepada siapapun. Sayang, halaman rumahnya sempit. Hikaru hanya bisa membuat menanam bunga di dalam pot. Padahal dia ingin sekali punya kebu bunga yang luas.

Karena mencintai bunga, tanaman apapun yang ditanam Hiakru selalu berbunga dengan indahnya.

Di taman bunga rahasianya itu pun Hikaru memiliki sejumlah tanaman yang tengah berbunga indah. Hikaru pun menyirami taman rahasianya dengan air dari saluran air hujan. Beberapa daun yang berguguran ditimbunnya di dalam tanah agar cepat mejadi pupuk penyubur.

“Ah, indahnya andai bisa kumiliki taman bunga seperti ini di depan rumahku,” gumam Hikaru sambil mencium aroma bunga-bunga yang bermekaran.

Matahari pun beranjak ke senja. Hikaru harus buru-buru pulang. Dia segara meninggalkan gudang. Tapi betapa kagetnya Hikaru ketika melewati pintu gerbang gudang, dia bertemu Ryu.

“Tuh, kamu bohong, kan? Katanya tadi mau langsung pulang ke rumah?” tanya Ryu.

Pipi Hikaru memerah karena ketahuan berbohong. “Ng … anu … aku …”

“Sudahlah. Jangan bohong lagi. Kamu habis dari dalam gudang tua itu kan? Memangnya kamu tidak takut?”

“Ya … takut sih. Tapi justru itu aku penasaran masuk ke dalam gudang itu seidkit demi sedikit.”

“Oh ya? Kamu masuk ke dalam gudang itu? Sampai berapa jauh? Apa kamu bertemu hantunya?” tanya Ryu.

“Bertemu belum sih. Tapi aku tadi mendengar suara orang menangis ….”

“Hiiiy!” Ryu langsung kabur sambil mengayuh sepedanya menjauh.

Hikaru tersenyum. Maafkan aku membohongimu. Aku ingin kebun bunga rahasiaku tetap aman, kata Hikaru dalam hati.

Keesokan harinya lagi-lagi Hikaru masuk ke gudang tua itu. Kali ini dia mesti meyakinkan dirinya tak ada teman yang mengikutinya.

Hati Hikaru sangat senang setiap kali hendak melihat kebun bunga rahasianya.

“Hmmm …”

Hikaru tersentak kaget. Dia melihat sesosok makhluk di dekat kebun bunganya. Sosok makhluk wanita tua.

“Siapa kau?” tanya Hikaru ketakutan.

“Aku Nyonya Myagi. Apakah kau yang membuat kebun bunga di sini?” tanyanya.

“Iy …. Iya,” jawab Hikaru. Rasanya dia pernah mendengar nama itu. Myagi. Bukankah itu nama pemilik gudang tua ini?

“Aku senang melihat kebun bunga ini. Terima kasih, kau telah membuat gudang tua milikku menjadi indah,” kata Nyonya Myagi.

“Maafkan aku, Nyonya Myagi. Aku tak bermaksud lancang masuk ke gudang ini.”

“Tidak apa-apa. Aku malah senang. Adanya kebun bunga ini malah menyadarkan aku jadinya. Tadinya aku ingin menjual gudang tua ini kepada seorang pengusaha untuk dijadikan pabrik. Tapi aku kemudian sadar, kalau dijadikan pabrik maka daerah ini akan jadi kotor dan tercemar. Sekarang aku malah tidak ingin menjual gudang tua ini. Tapi aku akan membongkar tempat ini menjadi sebuah kebun bunga yang luas.”

“Maksud Nyonya Myagi?”

“Ya, gudang tua ini akan kujadikan kebun bunga. Dan kau harus membantuku untuk merawatnya,” kata Nyonya Myagi.

Hikaru merasa senang mendengarnya. Itu artinya dia akan memiliki sebuah kebun bunga yang luas tanpa harus takut diketahui orang lain.

Seminggu kemudian gudang tua itu dibereskan oleh sejumlah orang. Bangunannya dihancurkan, tapi tidak sampai merusak taman bunga Hikaru. Kemudian beberapa tanaman bunga ditanam di atas tanah itu. Bahkan Nyonya Myagi yang kaya raya itu membuat air mancur lucu dengan hiasan patung puteri cantik menyerupai Hikaru.

Betapa senangnya Hikaru. Dia berdoa semoga banyak pengusaha kaya yang membuat taman-taman cantik di negeri ini. Amin.

^-^

HORE, 12 Oktober 2008

Siapa Mau Jadi Tentara Angkatan Laut?


Wow, kalian tentunya sudah tahu betapa luasnya laut yang kita miliki. Bahkan sejak dulu bangsa kita dikenal sebagai bangsa Bahari. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal memiliki pelaut-pelaut ulung. Siapa di antara kalian yang ingin meneruskan tradisi bahari ini? Nah, kalian bisa menjadi tentara ANgkatan laut kalau begitu.

Angkatan Laut adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang bertanggung jawab atas operasi laut, dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang berpusat di Tanjung Perak, Surabaya.

TNI-AL memiliki slogan Jalesveva Jaya Mahe yang diartikan Di Laut kita Berjaya.. Oh iya, Korps Wanita Angkatan Laut (disingkat Kowal) merupakan bagian dari TNI Angkatan Laut, dan setiap tanggal 5 Januari diperingati sebagai Hari jadi Kowal. Jadi kaum perempuan juga bisa lho masuk TNI AL.


Sejarah TNI-AL

Sejarah TNI-AL dimulai pada tanggal 10 September 1945, ketika pemerintah mendirikan Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut ini dipelopori oleh pelaut pelaut yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine (AL Belanda) dan Kaigun di masa penjajahan Jepang.

Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diberdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu.

Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.

Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut.


Tugas TNI Angkatan Laut

Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 9, Angkatan Laut bertugas:

melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;
menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah;
melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

Di TNI Angkatan Laut, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Laut adalah Laksamana Besar dengan bintang lima.


Kekuatan

Nama kapal yang dimiliki TNI-AL selalu dimulai dengan KRI, singkatan dari Kapal Perang Republik Indonesia. Selain itu juga ada kapal yang diawali dengan KAL, singkatan dari Kapal Angkatan Laut. Suatu sistem penomoran diadopsi guna membedakan tiap Kapal. Nama kapal bervariasi, mulai dari nama Pahlawan, Teluk, hingga binatang.

Setiap kapal dipersenjatai dengan salah satu atau lebih dari berbagai macam persenjataan yang tersedia menurut kelasnya, mulai dari senapan mesin 12,7mm, kanon, meriam hingga peluru kendali.

Bendera KRI berjumlah 132 kapal, KRI, dibagi menjadi tiga kelompok kekuatan:

Kekuatan Pemukul (Striking Force) terdiri dari 18 KRI yang memiliki persenjataan strategis, antara lain kapal selam kelas Cakra, kapal cepat torpedo (KCT) kelas Ajak, buru ranjau (BR) kelas Pulau Rengat. Lalu, Kekuatan Patroli (Patrolling Force) berjumlah 46 KRI. Terakhir, Kekuatan Pendukung (Supporting Force) berjumlah 48 KRI, terdiri antara lain angkut tank (AT) kelas Teluk Langsa, penyapu ranjau (PR) kelas kondor dan kapal latih.

Komando Pasukan Katak

Komando Pasukan Katak (disingkat Kopaska) adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.

Nah, kalau kalian mau masuk TNI AL, rajin-rajinlah belajar dan selalu giat berolahraga!
(ben)