Friday, May 30, 2014

Arena KKPK, 1 Juni 2014

 

 

Geng Persahabatan


Judul: Sweety Geng
Penulis: Siva

124 halaman


Punya geng dan seru-seruan, asyik bangeet! Tapi ini bukan tentang geng mototr yang bikin masalah. Bukan juga geng pembuat keributan yang tidak disukai. Ini geng yang yang disukai banyak orang. Yang elas, setelah membaca buku ini, bisa jadi kalian bakal pengen bikin geng juga deh.

KKPK kali ini bercerita banyak tentang geng persahabatan. Mulai dari ikut Lomba ini-itu, hidup mandiri di asrama, sampai bertualang ke Dunia Kembar. Wuih… di sana mereka menemukan kembarannya masing-masing, lho. Aduh, jadi bingung, deh!

Tapi, persahabatan tak melulu penuh kesenangan. Carlayse Cs. Juga harus menerima kenyataan pahit, kehilangan salah satu sahabat mereka yang ternyata sakit ginjal. Dari senang, seru, lucu, kisah ini berakhir haru dan syahdu. Ihiks.

Aku sarankan kalian membaca sendiri cerita KKPK yang keren ini. Tapi jangan pas besoknya mau ulangan ya.

Geus Rama Syarif, SD Az Zahra, Palembang

Hore Aku Tahu, 1 Juni 2014

Sedapnya Kue Bolu




 Kalian pernah makan kue bolu? Bolu atau kue bolu (bahasa Inggris: cake) adalah kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu), gula, dan telur. Kue bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang di dalam oven, walaupun ada juga bolu yang dikukus, misalnya: bolu kukus atau brownies kukus. Cake yang dihias dengan lapisan (icing) dari krim mentega (buttercream), fondant, atau marzipan disebut kue tart (kue tarcis).

Cake berhias (kue tart) atau tanpa hiasan digunakan sebagai makanan penutup atau hidangan istimewa resepsi pernikahan atau pesta ulang tahun. Dalam resepsi pernikahan ala Barat dan pesta ulang tahun, upacara pemotongan kue tart merupakan salah satu acara. Di Indonesia, nasi tumpeng sering menggantikan peran cake sebagai makanan istimewa dalam berbagai upacara peringatan. Acara pemotongan kue juga sering digantikan acara pemotongan tumpeng.

Cake berukuran besar dengan bentuk persegi empat atau bundar dimaksudkan untuk dipotong-potong ketika dijual atau disajikan. Kue bolu yang digulung dan berisi krim mentega atau selai disebut bolu gulung. Berbagai macam puding juga menggunakan bahan dasar potongan kue bolu yang diletakkan di dasar loyang sebelum disiram dengan agar-agar.



 Butter cake atau shortened (cream cake)
    Pembuatan kue diawali dengan mengocok mentega (margarin) dengan gula menjadi adonan berbentuk krim. Cake jenis ini memerlukan bahan pengembang berupa baking powder atau soda kue. Salah satu contoh butter cake paling sederhana adalah pound cake yang dibuat dari mentega, gula pasir, dan tepung terigu dengan takaran masing-masing 1 pon. Resep pound cake zaman dulu belum menggunakan bahan pengembang, dan hanya mengandalkan mentega yang dikocok hingga lembut.

   Sponge cake (foam cake)

    Proses pembuatan diawali dengan mengocok telur dan gula hingga menjadi busa yang halus dan kental. Mentega (margarin) cair atau minyak goreng sering ditambahkan kemudian setelah adonan dicampur dengan tepung.
    Berdasarkan teknik pengocokan telur, sponge cake dibagi menjadi dua. Pertama, kue dengan putih dan kuning telur yang masing-masing dikocok dalam mangkuk terpisah. Tekstur kue yang dihasilkan menjadi sangat lembut, misalnya chiffon cake atau angel food cake. Kedua, kuning dan putih telur dikocok bersamaan (Genoise). Sebagian besar resep kue bolu dan cake menggunakan kuning dan putih telur yang dikocok bersamaan.

Dekorasi

Cake yang sudah matang dibiarkan hingga dingin dan dihias dengan krim mentega atau fondant, dengan tambahan cokelat butir, permen berwarna-warni, dan marshmallow. Hiasan kue tart disebut icing (frosting) karena umumnya dibuat dari adonan gula halus (icing sugar) dan putih telur.

Selain produk dari plastik yang bisa dibeli di toko, berbagai bentuk hiasan dan boneka kecil biasanya dibuat dari marzipan atau fondant. Kue pernikahan umumnya diberi hiasan boneka pasangan pengantin, sedangkan kue tart ulang tahun untuk anak-anak diberi hiasan berupa ornamen, boneka karakter anime, atau tokoh kartun.

Alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk menghias kue:

    * Lazy susan (piring berputar)

    Alat untuk meletakkan kue yang ingin dihias. Kue diputar sewaktu melapisi permukaan kue dengan krim mentega atau ganache (coklat cair) sambil diratakan dengan pisau palet (spatula) atau potongan plastik (scrapper).

    * Gilingan kue (rolling pin).

    Alat untuk menipiskan rolled fondant atau marzipan yang dipakai untuk melapisi permukaan kue atau membentuk hiasan kue.

    * Kantong dekorasi (decorating bag atau piping bag)

    Kantong dari kain, plastik, atau kertas untuk diisikan krim mentega.

    * Spuit (decorating tip)

    Corong berbagai bentuk untuk mengeluarkan krim mentega dari kantong dekorasi. Spuit bintang digunakan untuk membuat berbagai motif seperti bunga dan binatang, sedangkan spuit bermulut bundar untuk menulis huruf atau menggambar motif yang halus. Berbagai macam bentuk spuit diproduksi perusahaan spesialis dekorasi kue seperti Wilton, dan masing-masing spuit memiliki nomor dan bentuk sesuai standar internasional.

    * Coupler

    Gelang dari plastik yang memungkinkan satu kantong dekorasi memakai spuit yang berbeda-beda.

    * Kertas berpola (stencil)

    Kertas berpola dipakai untuk menutupi permukaan kue yang ingin dihias dengan ayakan tepung gula atau bubuk cokelat. Bagian kertas yang berlubang-lubang membentuk motif di atas permukaan kue.

    * Aneka cetakan kue kering (cookie cutter)

    Cetakan kue kering dari plastik atau logam digunakan untuk membuat hiasan kue seperti berjenis-jenis bunga, binatang dari fondant.

    * Busa styrofoam

    Styrofoam yang dipotong persegi atau bundar sebagai pengganti kue sewaktu berlatih menghias kue.


Variasi

Sebelum dipanggang, adonan cake sering ditambahkan berbagai bahan perasa dan aroma, seperti bubuk cokelat, bumbu kue lapis, daun pandan, pisang, tapai singkong, kacang-kacangan, kismis, dan buah-buahan kering lainnya. Selan itu, kue bolu yang sudah matang dapat dibelah secara horizontal untuk diolesi krim mentega, vla, pasta coklat, krim keju, selai.

Istilah cake sering digunakan untuk berbagai jenis makanan, walaupun bahan dan teknik pembuatannya tidak seperti cake. Cheesecake tidak termasuk kue bolu (cake), melainkan kue pai. Fried carrot cake dari Singapura dibuat adonan tepung beras dan lobak yang dimasak di wajan seperti kwetiau goreng. Dalam bahasa Inggris, rice cake adalah sebutan untuk berbagai jenis kue berbahan baku beras, sedangkan fish cake dipakai untuk kamaboko, dan kue berisi potongan ikan seperti risoles atau kroket.


Nah, sakarang kita masak kue bolu yuk! Cari resepnya di rak buku milik Ibu. Kalau belum bisa, beli saja yang sudah jadi. Hehehehehe ...



Cernak, 1 Juni 2014

 

 

Pilihan Terbaik

 oleh Benny Rhamdani




Sore itu Seli berkumpul di teras rumahnya bersama lima orang temannya. Suasana menjadi ramai sekali. Apalagi mereka tengah berembuk mempersiapkan rencana untuk kepergian hari Minggu besok.
    Tempat rekreasi yang menjadi tujuan sudah ditetapkan, yakni Taman Mini Indonesia Indah. Selain tempatnya tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka, di sana mereka bisa berekreasi sambil mempelajari kebudayaan daerah lain di Indonesia.
    "Jadi besok kita berkumpul di sini pukul sembilan dan masing-masing membawa
bekal sendiri. Untuk acara permainan kita tetapkan di sana saja," kata Soni setelah lama berembuk.
    "Dan kalian tidak perlu memikirkan transportasinya. Ayahku sudah mengizinkan Mang Dudung mengantar kita dengan mobil kombi Ayah," tambah Seli, membuat Intan, Ari, Edi, dan Titi bersorak girang.
    Karena tidak ada lagi yang mesti dibicarakan akhirnya mereka pun bubar, pulang ke rumah masing-masing.
    "Aku harap Ibu mengizinkanku pergi. Aku sama sekali belum pernah ke Taman Mini," gumam Titi.
    "Semoga. Tanpa kamu rasanya acaranya jadi tidak begitu seru," timpal Intan yang berjalan di sisi Titi.
    "Kalau bisa, besok pagi kamu samper aku dulu ya, In," pinta Titi.
    Intan mengangguk. Sampai di sebuah gang kecil Titi berpisah dengan Intan. Tiba di rumah, Titi mendapatkan ibunya belum pulang. Ibu Titi kerja di pabrik biskuit yang letaknya tak jauh dari rumah. Pulangnya selalu menjelang magrib nanti. Sambil menunggu Ibu pulang, Titi melakukan pekerjaan rutinnya.
    Malamnya Titi mendekati Ibu. Agak sedikit ragu ia berkata, "Bu, teman-teman kelompok belajar Titi besok mau pergi ke Taman Mini. Boleh kan Titi ikut mereka?"
    Ibu yang tengah menjahit menghentikan gerak tangannya. Mata Ibu mengarah ke arah Titi. "Ibu tidak keberatan kamu pergi dengan mereka. Cuma saat ini Ibu belum punya uang, jadi tidak bisa memberi bekal," kata Ibu sambil menarik napas.
    "Titi pakai uang tabungan saja."
    "Ya, terserah kamu saja" Tapi jangan dipakai semuanya," pesan Ibu. Tangan Ibu kemudian mengurut keningnya sendiri.
    "Kenapa, Bu, pusing?" tanya Titi.
    "Cuma sedikit. Paling sebentar lagi juga hilang."
Titi tersenyum. Ia lantas berjalan ke kamarnya. Belakangan ini ia memang sering melihat Ibu mengeluh. Seminggu yang lalu Ibu menerima surat dari Mas Toto, kakak Titi yang tinggal di Bandung bersama uwaknya. Isi surat itu mengatakan kalau Toto tengah membutuhkan uang untuk mengikuti ujian akhir sekolahnya di SMP. Padahal saat ini Ibu belum menerima gaji. Yah, kalau saja Ayah tidak meninggal setahun yang lalu..., keluh Titi.
    Pagi harinya Titi bangun agak pagi. Ia heran ketika melihat Ibu belum bangun dari tidurnya. Padahal, meskipun hari Minggu Ibu tidak ke pabrik, biasanya tetap bangun pagi. Hal itu tentu saja membuat Titi khawatir.
    Ibu terjaga dari tidurnya ketika mendengar suara derit pintu yang dibuka oleh Titi.    
     "Ibu sakit ya?" tanya Titi seraya mendekat ke tempat tidur Ibu.
    "Agak demam. Mungkin mau flu."
    Titi gelisah. Kalau Ibu sakit bagaimana mungkin ia bisa pergi dengan teman-temannya.
    "Tapi kayaknya tidak terlalu berat," ujar Ibu yang dapat membaca kegelisahan di wajah Titi. "Kalau kamu mau pergi dengan teman-temanmu, pergi saja. Cuma nanti tolong panggilkan Mbak Tuning untuk menemani Ibu."
    Tidak mungkin aku bisa pergi, kata Titi dalam hati. Kalaupun pergi tentu pikirannya tidak bisa penuh menikmati rekreasi, karena memikirkan keadaan Ibu.
    "Ah, Titi tidak jadi ikut saja. Biar tidak usah panggil Mbak Tuning. Titi juga bisa kok menjaga Ibu."
    "Kamu tidak menyesal dan tidak akan membuat kecewa teman-temanmu nantinya?"
    Titi menggeleng. "Titi rasa mereka akan mengerti. Nanti Intan ke sini, biar Titi katakan terus terang saja agar mereka mau memaklumi."
    Ibu tersenyum lembut. "Nah, kalau begitu sekarang tolong masakkan air dulu," kata Ibu kemudian.
    "Baik, Bu," Titi berjalan ke dapur. Ya, biar saja hari ini aku tidak bisa pergi, lain kali mungkin bisa pergi dengan mereka, gumam Titi.***

Friday, May 23, 2014

KKPK, 25 Mei 2014

Kisah 5 Sahabat


Judul : My Friends

Penulis: Rahma

112 halaman



Kalian pernah pindah rumah? Bagaimana caramu mendapat teman baru? Sulit nggak sih? Eh ini ada satu cerita seru tentang teman kita yang sering pindah rumah lho. Seperti apa ya?

Ya, berawal dari seringnya berpindah-pindah rumah, Namira dan Naila menemukan sahabat baru. Lucy, Rizki, dan Lendro. Walaupun memiliki banyak persamaan, mereka berlima juga memiliki banyak perbedaan. Tapi, itu tidak menjadi masalah. Dari perbedaan itulah tercipta persahabatan yang penuh warna. Diwarnai kejadian seru dan terkadang perkelahian kecil, persahabatn mereka akan menjadi kenangan yang indah.

Mau tahu apa saja yang dialami lima anak yang berbeda itu? 

Aku nggak akan akasih tahu cerita lengkapnya.. Nggak seru. Jadi kalian cari sendiri di buku KKPK terbaru ya.

(Geus Rama, Palembang)




Hore, 25 Mei 2014




Makanan Tertua di dunia

Kalian suka roti? Tahukah kalian bahwa roti adalah makanan tertua di dunia? Biar jelasnya, yuk ikuti informasi ini.


Hampir semua orang mengenal roti sebagai sajian yang memiliki varian isi. Cara pembuatannya yang mudah membuat makanan ini banyak dikonsumsi orang. Kenali lebih dekat mengenai sejarah perkembangan roti yang terbuat dari bahan terigu, yeast, lemak, gula dan garam yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Tahukah, cikal bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno? Pada saat itu roti diolah dengan bahan dan cara yang masih sederhana, sehingga bentuk dan rasanya belum sesempurna sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk dan cita rasa roti semakin beragam. Pada abad pertengahan, evolusi roti telah mencapai puncaknya, terutama di Benua Eropa. Pada saat itu cita rasa roti sudah sama seperti yang kita temukan saat ini, begitu juga dengan bentuk dan variasinya.




Roti adalah salah satu makanan tertua di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia. Roti ditemukan saat mereka mencari cara lain untuk menikmati gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat bersama air sehingga membentuk pasta. Pasta yang dimasak di atas api kemudian mengeras dan dapat disimpan beberapa hari.


Teknik paling dasar membuat roti seperti ini masih digunakan dibeberapa negara walau perkembangan teknik dan jenis roti modern semakin beragam.  Sebut saja Tortila Mexico, Roti Canai India, Pitabread di Timur Tengah dan lain-lain. Roti-roti semacam ini dikenal lebih dengan nama istilah roti datar. Sementara ragi roti ditemukan saat orang-orang Mesir menyimpan sedikit adonan dari hari sebelumnya dan ditambahkan pada adonan yang baru. Kemudian dikembangkan pula jenis gandum yang baru yang memungkinkan terciptanya jenis roti yang baru.

Dari Mesir inilah bangsa Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Teknologi yang kemudian menyebar di seluruh Eropa dan menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh masyarakatnya. Di Roma, roti dan gandum lebih penting ketimbang daging.



Di masa ribuan tahun silam, manusia hidup mengembara. Untuk kebutuhan makan mereka peroleh dari berburu dan memakan apa saja yang bisa dimakan. Dari bulir gandum yang tadinya dimakan begitu saja akhirnya mereka tumbuk dan beri air supaya lembek. Adonan itu mereka jemur sampai kering, lalu kemudian ada juga yang membakar gandum itu di atas batu yang dipanaskan dengan api.

Sekitar 4.600 tahun yang lalu, di Mesir ada orang lupa mengeringkan adonan tepung. Adonan itu meragi. Setelah dibakar, rasanya lebih empuk dan lebih enak, Sejak itu, mereka sengaja meragikan dulu adonan tepung supaya mengembang.

Roti masa itu belum seempuk dan seenak sekarang. Membuatnya pun menjijikkan. Di mana tepung, air dan adonan ragi dicampur lalu diinjak-injak oleh para budak. Namun roti tidak lagi dibakar di api terbuka, tetapi di dalam tungku primitif berbentuk kerucut. Masa itu para pekerja Mesir bukan di upah dengan uang, tetapi dengan roti. Sampai sekarang dalam bahasa Inggris pencari nafkah disebut breadwinner yaitu orang yang berjuang untuk mendapat sekerat roti. Kata ’Roti’ sering dipakai untuk menggantikan kata ’rezeki’. Sampai sekarang, roti tradisional di Timur Tengah, India dan Afrika bentuknya masih pipih. Sampai akhirnya roti kemudian menjadi makanan pokok di berbagai bagian dunia.

Di zaman dahulu warna roti membedakan ‘kelas’ dalam masyarakat. Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi maka semakin rendah satus sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung putih yang mahal. Tetapi zaman sekarang roti berwarna gelap justru lebih mahal karena rasanya yang lebih enak dan kandungan gizinya lebih tinggi.



Pembuatan roti terus berkembang. Kita mengenal berbagai macam bentuk dan rasa roti. Di Indonesia kita biasa makan roti tawar yang empuk, berwarna putih, berbentuk kotak dan kulitnya tipis. Orang Perancis lebih menyukai roti panjang dan langsing seperti tabung, kulitnya tebal tetapi di dalamnya empuk. Sementara orang Jerman dan Rusia menyukai roti dari gandum.

Sampai saat ini, roti tradisional di Timur Tengah, India, dan Afrika masih berbentuk pipih. Teknik paling dasar membuat roti seperti ini masih digunakan dibeberapa negara walau perkembangan teknik dan jenis roti modern semakin beragam. Lihat saja Tortila Mexico, Roti Canai India, Pitabread di Timur Tengah dan lain-lain. Pada abad pertengahan, roti telah berevolusi, terutama di Benua Eropa. Cita rasa roti termasuk roti tawar sudah sama seperti yang kita temukan saat ini, tentu saja dengan bentuk dan variasinya.

Saat ini roti sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya berbetuk datar, kita bisa menikmati roti dalam aneka bentuk, rasa dan ukuran. Tinggal pilih tinggal saja mana yang kita sukai.


Otto Frederick Rohwedder (1880-1960) dikenal sebagai penemu mesin otomatis pemotong/pengiris roti tawar. Rohwedder bekerja cukup lama untuk mesin penemuannya tersebut, sampai akhirnya, pada 7 Juli 1928, Rohwedder mampu membuat sejarah pertama kalinya: roti diiris dan dibungkus oleh sebuah mesin.

Cernak, 25 Mei 2014



Rahasia Edwin

oleh Benny Rhamdani


Edwin masih belum tidur meski di luar malam telah larut. Malam Minggu ini Edwin berniat menuntaskan buku KKPK yang dipinjamnya dari Andi kemarin lusa.

        "Tadi sore aku melihatmu memanjat pagar tembok rumah tua," terdengar suara berbisik di telinga Edwin. Rupanya Ryan, adik Edwin, belum tidur juga. "Apa yang kau lakukan di sana?"

       "Kau tak perlu tahu apa yang kulakukan sore tadi!" jawab Edwin.

       "Akan kuadukan besok karena kau telah melanggar larangan Ayah," ancam Ryan kesal. Tubuhnya dibalikkan membelakangi kakaknya.

       "Silakan saja! Aku akan mengadu kepada komplotan Megi, kau masih suka ngompol!" Edwin balik mengancam.

       Tidak ada jawaban dari mulut Ryan. Edwin segera melanjutkan membaca buku yang sempat tertunda. Namun, tiba-tiba ada sesuatu yang meresahkan hatinya.

       Keesokan paginya, seperti biasa Edwin sudah harus mempersiapkan diri untuk pergi latihan pramuka di sekolah.Setelah berpakaian seragam pramuka, Edwin menyantap sarapan yang disiapkan Ibu. Kali ini ia sengaja tidak menghabiskan sarapannya. Tanpa sepengetahuan Ibu, ia memasukkan sisa sarapannya ke dalam kantung plastik.

       "Untuk apa nasi goreng dan lauk itu?" tanya Ryan yang memergoki perbuatan Edwin.

       "Sudah kubilang kau tidak perlu tahu apa yang kulakukan !"rutuk Edwin. Bergegas ia memasukkan kantung plastik itu ke dalam tasnya. "Dan jangan coba-coba untuk melapor kepada Ibu. Ancamanku semalam masih berlaku."

       Edwin segera meninggalkan Ryan yang masih keheranan. Di ruang tengah ia bertemu Ibu yang tengah membersihkan karpet.

       "Edwin berangkat, Bu,"pamit Edwin.

       "Tidak menunggu Andi menjemput?" tanya Ibu mengingatkan.

       "Kemarin Andi sudah pesan kalau pagi ini tidak menjemput,"jawab Edwin. Tanpa menunggu kata-kata lagi dari mulut Ibu, Edwin berjalan ke luar rumah. Ada sesuatu yang membuatnya tergesa-gesa pergi.

       Sepanjang jalan perasaan Edwin tidak tenang. Semalam ia hampir tak bisa tidur karena ada rahasia yang disembunyikannya. Sampai di depan sebuah bangunan yang tak terawat Edwin menghentikan langkahnya. Sebentar ia menengok ke kanan dan kiri. Setelah yakin tidak ada yang mengintai, Edwin menghampiri tembok rumah tua itu. Hup!

Ia melompati pagar tembok yang cukup tinggi itu. Tidak terlalu sulit buatnya untuk memasuki pekarangan rumah tua itu.

       Begitu memasuki pekarangan rumah tua itu, Edwin langsung berlari kecil ke belakang bangunan. Tiba di dekat pintu dapur Edwin kembali mengamati sekelilingnya. Barulah kemudian ia membuka pintu yang tidak terkunci. Sampai di dapur yang tak terawat itu, Edwin langsung mendekati sebuah kardus besar di sudut ruang dekat jendela   "Selamat pagi, Pupi!" sapa Edwin sambil meraih seekor anak anjing dari dalam kardus.

       Setelah mengelus-elus sebentar lehernya, Edwin meletakkan anjing itu ke dalam kardus kembali. Berikutnya, ia mengeluarkan sisa sarapan yang dibawanya serta sebotol susu yang dibuatnya tadi.

       "Makan dan minum yang kenyan gya, Pupi. Sayang aku mesti latihan pramuka. Nanti siang aku akan menemuimu lagi!" ucap Edwin. Pupi segera melahap makanan itu. Ketika, kemudian Edwin ke luar dari tempat itu ada gonggongan kecil mengantarnya pergi.

       Di sekolah, Edwin tidak lagi memikirkan anjing kecil yang diperolehnya dari Rivai kemarin siang. Sebenarnya Edwin ingin membawa anjing itu ke rumah. Tetapi, ia takut Ayah tak akan mengizinkannya. Maka untuk sementara Edwin memutuskan untuk menyimpan Pupi di rumah tua yang tak berpenghuni itu.

       Kegiatan pramuka diikuti Edwin sepenuh hati. Tetapi, perasaan lega itu tidak berlangsung lama. Karena matanya melihat langit di atas mendung dan kemudian berubah menjadi hujan deras.Langsung benak Edwin teringat kepada si Pupi. Pasti anjing itu kedinginan, atau mungkin saja kebasahan karena atap rumah tua itu bocor. Oh, kalau saja KakPembina mengizinkannya pulang! Ia akan menerobos hujan untuk melindungi Pupi.Tetapi, Kak Pembina justru mengadakan kegiatan keterampilan di dalam kelas.Terpaksa, meski dengan setengah hati, Edwin mengikuti acara itu.

       Lewat tengah hari hujan di langit baru berhenti. Kakak Pembina segera membubarkan latihan hari itu. Edwin yang sejak tadi menunggu waktu bubar segera berlari meninggalkan sekolah.

       Kembali Edwin melompati pagar tembok dan memasuki dapur rumah tua itu. Alangkah kagetnya ia ketika melihat Pupi tidak berada di tempatnya. Mustahil kalau anak anjing itu kabur karena ia belum mampu melompati kardus itu. Karuan Edwin menjadi gelisah. Ia mencari anak anjing itu di setiap sudut ruangan, bahkan sampai keluar pekarangan. Percuma, ia tetap tak menemui Pupi.

       Dengan langkah lesu, Edwin pulang kerumah. Ketika ia membuka pintu, telinganya menangkap gonggongan halus dari dalam rumah. Secepat kilat Edwin langsung masuk ke dalam rumah. Di ruang tengah ia melihat Ayah, Ibu, dan Ryan yang tengah bercanda dengan seekor anjing. Heh,bukankah anak anjing itu adalah si Pupi ? Edwin memperhatikan anak anjing itu.

       "Darimana kau dapatkan anak anjing itu?" tanya Edwin seraya mendekati adiknya.

       "Bukan urusanmu. Kau tidak perlu tahu apa yang kulakukan!" sahut Ryan dengan nada yang sama bila Edwin mengucapkan kata-kata itu. la mendekap anak anjing itu agar tidak diambil kakaknya.

       "Sudah jangan bertengkar!"ucap Ayah berusaha menengahi. "Win, duduk lebih dekat sini. Nah, sekarang jawab pertanyaan Ayah! Kenapa kau menyembunyikan seekor anak anjing di rumah tua itu?"

       Edwin menunduk. Jadi, Ayah sudah tahu tentang semuanya. Itu berarti segala rahasianya sudah terbongkar.

       "Ayo jawab, jangan ragu-ragu!" desak Ayah.

       "Sebenarnya Edwin ingin memelihara anjing yang diberi Andi itu di rumah. Tapi Edwin takut Ayah tidak mengizinkan," jawab Edwin.

       "Ayah kan tidak pernah melarang siapa saja di rumah ini untuk memelihara binatang, asalkan mau merawatnya dengan baik," timpal Ayah. "Tapi, kau telah membuat kesalahan! Rumah tua tempat kau menyimpan anak anjing ini memang tak berpenghuni. Tapi,seharusnya kau tak masuk dan menyimpan anak anjing di sana tanpa izin si empunya. Ingat jangan lakukan itu lagi, ya!"

       "Baik, Yah!" Edwin mengangguk.

       "Sudah, ganti pakaian dan terus makan siang. Perutmu pasti lapar karena pagi tadi hanya sarapan setengahnya," sambung Ibu menyindir.

       Edwin beranjak dari tempat duduknya.Baru beberapa langkah ia berjalan Ryan sudah mencegatnya.

       "Maafkan, aku membuntutimu tadi pagi. Kemudian aku melapor pada Ayah tentang anak anjing ini. Ayah menyuruh aku membawanya pulang," tutur Ryan dengan tangan mendekap si Pupi.

       "Tidak apa-apa. Aku malah berterima kasih padamu. Mulai saat ini si Pupi jadi milik kita berdua."

       "Tidak hanya itu. Kau juga harus berjanji tidak mengancamku lagi dengan akan mengatakan kepada Megi bahwa aku masih ngompol!"

       "Ya, aku janji!" sahut Edwin sambil tersenyum.

       Untuk satu kebaikan yang dilakukan adiknya, Edwin tidak keberatan untuk memenuhi permintaan adiknya itu.

Friday, May 16, 2014

KKPK, 18 Mei 2014




 Judul: Misteri Cermin Pengisap
Penulis: Hani
120 halaman

Menurut kabar burung, rumah di sebelah rumah Zahra itu berhantu. Mana mau Zahra percaya begitu saja. Maka, pada suatu malam, Zahra bersama teman-temannya memasuki rumah itu diam-diam. Mereka ingin tahu kebenaran berita itu.

Rumah besar dan tua itu tampak angker. Apalagi di malam hari. Saat mereka tiba di dalam rumah, berbagai keanehan muncul. Ketika berada di dapur, sebuah bayangan putih hampir menerkam Zahra. Di ruangan lain, Fani, Kansa, dan Dika tiba-tiba diisap oleh sebuah lukisan nenek yang menempel di dinding kamar. Sementara di ruangan lain, Marsya yang sedang menatap cermin tiba-tiba lenyap.

Zahra yang cerdik dan pintar berhasil menghindari terkaman. Tapi, banyak teman-temannya yang menghilang begitu saja. Apa yang sebenarnya terjadi? Berhasilkah Zahra menyelamatkan teman-temannya? Dan … apakah benar ada hantu di rumah itu?

Penasaran ya? Baca sendiri ya cerita lengkapnya.


(Geus Rama S)

Hore, 18 Mei 2014

Ayo, Makan Pisang


Kalian suka makan pisang? Tahukah kalian , pisang itu ternyata banyak manfaatnya lho. Termasuk buat anak-anak.

Pisang  adalah pohon jenis Terna (pohon dengan batang yang lunak dan tidak berkayu) dari suku Musaceae, yang tingginya bisa mencapai enam meter, dengan batang yang kuat, dan daun-daun yang besar memanjang dan berwarna hijau tua. Buah pohon ini nampak dalam bentuk sisir-sisir, yang tiap sisirnya berisi (10-20) pisang, dan dalam buahnya tidak terdapat biji.

Kata pisang berasal dari bahasa India. Dan orang-orang Arab menyebutnya dengan Banan (jari-jari), karena ia mirip dengan jari-jari kedua tangan. Dan ketika ia sampai ke Eropa melalui jalur Spanyol, mereka (orang Eropa) menyebutnya dengan kata dalam bahasa Arab yaitu Banana. Dan manusia telah mengenal pisang semenjak ribuan tahun SM (sebelum Masehi), dan ada yang mengatakan bahwa ia pada asalnya berasal India.


    Pisang terhitung sebagai makanan (sumber gizi) yang hampir sempurna dikarenakan ia mengandung nutrisi yang enam, yaitu: air, gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dan berkat tingginya nilai gizi yang dikandungnya, maka ia telah menjadi makanan penting (pokok) bagi banyak orang.

    Sebagaimana juga pisang terhitung sebagai salah satu makanan yang menyediakan energi dan kalori bagi tubuh dalam jumlah yang cukup. Maka setiap 100 gram pisang segar dan matang memberikan tubuh (100 kalori), yaitu seperti yang diberikan oleh seratus gram daging. Dan adapun seratus gram pisang kering memberikan (250 kalori)

    Sebagaimana juga dapat dimanfaatkan dari pisang dalam pencegahan Osteomalasia (pelunakan tulang pada bayi) pada anak dan Osteoporosis (pengeroposan tulang) pada orang dewasa (tua), dan kekurangan kalsium pada wanita hamil dan ibu menyusui. Dikarenakan ia mengandung jumlah kalsium yang cukup, yaitu setiap 1 kg pisang mengandung 1gr kalsium. Dan perlu diketahui bahwa kebutuhan harian kalsium untuk tubuh adalah satu setengah gram, dan bahwasanya kalsium pisang lebih mudah dicerna dibandingkan kalsium susu dan kalsium dari produk susu.

    Pisang juga mengandung Fosfor dalam jumlah yang cukup, dan inilah yang membuatnya bermanfaat dalam perkembangan otak dan kemampuan akal, seperti kecerdasan, berpikir dan menghafal. Dahulu dikatakan tentang pisang bahwa ia adalah makanan para ahli Filosofi, karena mereka memakannya secara rutin, seperti yang terjadi pada orang-orang (bangsa) Asyur dari bangsa kuno.

    Pisang juga bermanfaat dalam perlindungan dan pencegahan gigi dari kerusakan. Dan juga bermanfaat untuk radang mulut dan gusi, karena ia mengandung fluoride, yaitu suatu zat penyeteril.

    Pisang mengandung zat Besi dan vitamin D, sehingga berguna dalam pencegahan dan pengobatan anemia dan kekurangan zat Besi, dimana vitamin D mempermudah penyerapan zat besi dalam usus.

    Pisang mengandung vitamin B 1, B 6, B 12, karena itu ia berguna dalam pengobatan peradangan (infeksi) saraf dan kerusakan saraf, seperti dalam disk (gangguan pada saraf lumbar dan sakral) dan cerebral Bell (gangguan pada saraf wajah). Dan yang perlu diketahui bahwa kekurangan vitamin vitamin B 1, B 6, B 12 menyebabkan peradangan saraf yang berbeda dari yang lain, dan kekurangan vitamin B 12 menyebabkan anemia, di samping radang saraf.

    Sebagaimana pisang juga berguna untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah timbulnya penyakit mata dan penglihatan, karena ia mengandung vitamin A dalam jumlah yang cukup (300 IU per seratus gram). Dan yang perlu diketahui bahwa kebutuhan harian vitamin A bagi tubuh adalah (3500 IU per hari)

    Dan pisang juga bermanfaat dalam pengobatan diare, jika pisang itu matang namun, jika ia mentah maka ia berguna dalam pengobatan sembelit.

    Penelitian baru menguatkan bahwa pisang mengandung hormon-hormon yang berfungsi untuk mengatur aktivitas sistem saraf dan pisang juga bermanfaat dalam pengobatan penyakit psikologis dan depresi, terutama pada anak-anak.



Tingkatkan Konsentrasi Anak

Manfaat Pisang ternyata dapat meningkatkan konsentrasi anak. Buah Pisang termasuk buah yang padat nutrisi dan energi. Teksturnya yang lembut membuat pisang sering dijadikan buah pilihan untuk makanan bayi. Bagi anak-anak, manfaat pisang juga bisa menjadi bekal sehat ke sekolah.

Di banyak negara maju, pisang kerap menjadi bekal makanan anak-anak ke sekolah. Mereka juga memiliki resep pisang tersendiri dengan memasukkan potongan buah pisang ke dalam sereal dan susu saat sarapan. Pisang menyediakan cukup energi bagi anak-anak untuk siap mengikuti pelajaran di sekolah. Dr Ir Sobir dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB menjelaskan, sebuah penelitian tentang buah pisang dilakukan terhadap 200 pelajar di sekolah Twickehnham di Middlesex, Inggris. Kepada mereka diberikan makanan tambahan berupa buah pisang saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Penelitian dilakukan menjelang waktu ujian.

Hasilnya, menurut Dr Sobir, konsumsi pisang ( produk kesehatan) tersebut membantu proses belajar mereka. Kalium yang terdapat pada pisang inilah yang berperan meningkatkan konsentrasi belajar anak.

Selain itu, kandungan vitamin B pada pisang yang cukup tinggi juga mampu mempertahankan aktivitas kerja sistem saraf. Hal inilah yang mendorong pelajar bisa berkonsentrasi lebih lama. Dalam satu pisang memang terkandung banyak zat gizi. “Kandungan vitamin dan mineralnya lebih unggul dibandingkan buah dan sayuran lain, terutama untuk vitamin B6 (piridoksin), C, kalium, serat, dan mangan,” katanya.

Jika dibandingkan dengan apel, pisang mengandung 4 kali lebih banyak protein, dua kali lebih banyak karbohidrat, tiga kali lebih banyak fosfor, lima kali lebih banyak vitamin A dan zat besi, serta dua kali lebih banyak vitamin dan mineral lainnya.

Cernak, 18 Mei 2014

Rumah di Atas Pohon

oleh Benny Rhamdani





Perjalanan dari Bandung ke Ciwidey memang tidak seberapa jauh. Tetapi, di dalam mobil aku terus gelisah, ingin segera tiba di rumah Om Dwi. Aku ingin tahu kejutan apa yang telah disiapkan Ami, sepupuku. Dalam suratnya dia mengatakan punya kejutan untukku.

      "Cihuy, akhirnya sampai juga!" teriakku tidak dapat menahan kegembiraanku. Langsung saja aku keluar dari dalam mobil.
rumahpohon1

Ilustrasi : Clipart

     "Neng Sari, Pak Min langsung pulang ke Bandung ya!" seru sopir Papa yang mengantarku.

     "lya, Pak Min. Jangan lupa besok sore jemput Sari!" pesanku.

     Pak Min mengangguk. Tidak lama kemudian mobil pun meninggalkan aku sendirian. Aku segera membalikkan badanku, bersamaan dengan itu Arni berjalan dari pintu rumah menghampiriku.

     "Kupikirkamu tidak jadi datang," tuding Arni begitu mendekat.

     "Ah, mana pernah aku menolak ajakanmu untuk berakhir pekan di sini," elakku."Oh iya, Om dan Tante sudah berangkat ke Jakarta?"

     "Sudah tadi siang sepulang aku dari sekolah. Makanya aku begitu menantikanmu. Eh,tidak tahunya baru muncul sore hari begini."

     "Sudahlah,yang penting aku kan datang. Nah, sekarang tunjukkan kejutan yang kamu sebut-sebut di suratmu," pintaku tak sabar.

     "lya deh," timpal Arni. Ia menarik lenganku agar aku mengikuti langkahnya. Ia mengajakku ke kebun yang luas di belakang rumah. Sekilas kupandangi sekeliling kebun, tidak ada sesuatu yang aneh. "Lihat ke atas pohon itu!" tunjuk Arni ke arah  sebuah pohon besar di sisi kanan kebun.

     "Wah bagus sekali!" pekikku takjub ketika melihat sebuah rumah papan mungil berdiri di atas pohon itu.

     "Hei,Kak Sari jadi datang juga rupanya?!" Tiba-tiba menyembul sosok kepala anak lelaki dari rumah itu.

     "Aduh,Agus! Sudah kubilang ja ngan ke situ. Awas kalau kau mengacak-acak barang disitu!" teriak Arni sewot.

     "Tidak!Aku tidak mengusiknya kok!" kilah Agus. "Kak Sari, ayo naik!"

     Tanpa diperintah dua kali, aku bergerak menuju pohon itu. Lewat tangga tali yang terjulur aku dapat mencapai rumah yang letaknya memang tidak begitu tinggi dari atas tanah. Arni mengikutiku melakukan hal serupa.

     Aku semakin kagum ketika melihat dalam rumah itu. Ruangnya memang tidak seberapa besar. Untuk masuk ke dalam aku harus menundukkan kepala.

     Tetapi,kenyamanan amat kurasakan saat berada di sini. Hm, kalau saja di rumahku ada pohon sebesar ini, aku akan minta dibuatkan rumah serupa ini.

     "Sejak kapan rumah ini berdiri?" tanyaku sambil meraih majalah yang ditumpuk disudut.

     "Sudah seminggu.Hampir setiap hari aku menghabiskan waktuku di sini. Sesekali aku mengundang teman-temanku kemari," jawab Arni.

     "Aku juga!" timpal Agus tanpa diminta. "Kita giliran!"

     "Ya,dan hari ini mestinya giliranku. Kamu tidak boleh kemari," tambah Arni ketus.

     "Sudahlah,kita nikmati bersama saja sore ini di sini," aku berusaha menengahi.

     Sampai menjelang malam kami terus berada di rumah pohon itu. Kalau saja Mak Isah,pembantu rumah Arni, tidak memaksa pulang, mungkin kami akan tetap di sana.

     Selesai membersihkan badan, kami langsung menyantap makan malam yang dibuat Mak Isah.Salah satu yang membuatku betah tinggal di rumah Om Dwi adalah masakan Mak Isah yang lezat. Rupanya Mak Isah juga sudah menyiapkan makanan lain selepas kami makan malam. Apalagi kalau bukan bajigur, ubi rebus, dan singkong rebus. Hmmm ...pokoknya menyenangkan!

     "Wah, pesta bajigur lagi nih!" seru Agus sambil menyeduh gelas berisi bajigur. Tetapi, kemudian mulutnya komat-kamit karena rupanya bajigur itu masih terlalu panas.

     Makanya jangan terlalu nafsu minumnya," timpalku.

     Aguscuma tertawa. Aku melirik ke arah Arni. Sejak tadi ia tidak begitu banyakbicara, seperti memendam sesuatu di hatinya. "Arni, dari tadi kok diamsaja. Bajigurnya nanti kabur!" tegurku menyelidik.

     Arni kelihatannya ragu untuk menjawab. "Begini... Em, aku punya usul. Bagaimanakalau malam ini kita menginap di rumah pohon itu, Sar," jawab Arni mengejutkanku.

     "Tapi di luar dingin dan gelap," ujarku.

     "lya, kayaknya mau hujan," sela Agus.

     "Diam!Aku kan tidak mengajak kamu!" rutuk Arni sewot. "Sar, kita kan bisa bawa selimut dan pakai jaket. Terus biar terang, pakai lampu neon batere milikAyah. Aku rasa itu cukup."

     Aku mengangguk. "Kalau begitu sekarang tinggal minta izin sama Mak Isah,"kataku kemudian.

     Kebetulan sekali Mak Isah masuk ke ruang tengah. Arni langsung saja menyampaikan niatnya."Mak, Arni dan Sari malam ini akan tidur di rumah pohon itu," ucapAmi.

     Kulihat Mak Isah terkejut. "Jangan, Neng. Banyak bahayanya tidur di sana malam-malam begini," cegah Mak Isah kuatir.

     "Bahaya apa, Mak? Kami akan membawa selimut, jaket, dan lampu neon batere milikAyah."

     "lya, tapi tetap saja berbahaya. Bagaimana kalau nanti tahu-tahu hujan lebat dan ada binatang berbisa," Mak Isah memberi alasan.

     Aku merinding mendengar ucapan Mak Isah. "Sudahlah, Ar, kalau memang tidak boleh, ya tidak usah," aku ikut berkata.

     "Dari pada nanti disengat kalajengking atau dipatuk ular!" tambah Agus.

     Arni kelihatan kecewa dengan larangan Mak Isah. Aku menepuk bahunya. "Sebagai gantinya bagaimana kalau kita pinta Mak Isah agar mendongeng sebanyak mungkin,"hiburku.

     "Aku setuju," seru Agus lantang.

     Untungnya Mak Isah juga siap. Akhirnya kami berkumpul di kamar sambil mendengar Mak Isah mendongeng. Tiap Mak Isah menyelesaikan dongengnya, Agus meminta dongeng lainnya.Sampai tujuh dongeng akhirnya kami mengantuk juga. Segera kami pergi tidur.Sayup-sayup sebelum tidur, aku mendengar suara rintik hujan di luar rumah.

     Aku terbangun esok paginya karena bahuku diguncang-guncang oleh Agus. "Bangun cepat!Ada kabar buruk..." teriak Agus membuatku terjaga.

     Arni juga ikut-ikutan terbangun. Agus memintaku agar segera mengikuti ajakannya. Masih setengah mengantuk, aku dan Ami mengikuti Agus menuju ke kebun.

     "Lihat pohon kita!" tunjuk Agus ke pohon besar itu.

     Aku nyaris tidak percaya melihat apa yang terjadi dengan pohon itu. Ada bagian batang pohon yang rubuh, menimpa rumah pohon itu hingga rusak.

     "Semalam kata Mak Isah hujan lebat disertai angin kencang," tutur Agus.

     Aku menggigit bibirku. Untung semalam aku menuruti larangan Mak Isah  

     "Larangan Mak Isah ternyata beralasan. Kalau saja semalam aku tidak menuruti kata-katanya ..."gumam Ami berbisik.

     Aku segera mengajak Arni dan Agus kembali ke rumah. Kupikir kami harus mengucapkan terima kasih atas larangan Mak Isah semalam.
^_^

Friday, May 09, 2014

Cernak, 11 Mei 2014

Kotak Penasaran




Judul: Misteri Kotak Tua
Penulis: Jingga
112 halaman


Aduh, Ayah nyimpen apa sih di kotak tua miliknya? Kalian tau nggak aku nemuin kotak tua punya Ayah di rumah nenek. Tapi … Ayah nggak  ngebolehin aku buka kotak itu. Kan aku jadi penasaran? Mana kotaknya disembunyiin sama Ayah pula .…


Tapi tunggu dulu. Bukan Jingga namanya kalau gak berhasil mengajak Kak Dinda buat bareng-barneg ngebuka kotak rahasia Ayah sewaktu Ayah lagi nggak ada. Jail, ya? Biarin! Yang penting tahu isinya. Dan waktu aku buka kotak itu, ternyata, waaah .… Jadi ini rahasia yang Ayah sembunyikan?! Aku beneran nggak nyangka.

Selain cerita di atas kamu bisa juga lho baca cerpen-cerpen lucu yang ditulis Jingga. Kasih tau nggak ya isinya? Ah, mendingan baca sendiri aja y.

(Geus Rama S, Palembang)

Hore, 11 May 2014

Mengenal Sejarah Tas Ransel



Ransel adalah sebuah wadah atau tempat yang dipakai di punggung seseorang dan dilindungi oleh dua tali yang memanjang vertikal melewati bahu, tetapi ada juga pengecualian, contohnya tas ransel yang dibuat untuk benda-benda ringan biasanya hanya membutuhkan satu tali. Tas ransel digunakan si pemakai untuk memudahkannya dalam membawa bawaan yang dimau sesuai kebutuhan. Teknologi yang dipakai pun diformulasikan khusus sesuai kebutuhan si pemakai.

Tas ransel biasanya lebih dipilih daripada tas tangan untuk mengangkat benda berat, karena terbatasnya berat untuk mengangkat benda berat untuk waktu yang lama. Bayangkan jika memakai tas tangan yang mengandalkan kemampuan tangan untuk menahan beban, pasti tidak akan sanggup dan akan terjadi timpang. Tas ransel yang besar dapat mengangkat beban berat hingga 10 kg, biasanya mengandalkan berat yang sebagian besar dari badan mereka, memakai kekuatan pinggul dan meninggalkan kekuatan bahu untuk menstabilkan muatan, dikarenakan pinggul lebih kuat dari bahu, dan menambah keseimbangan.

Pada zaman dahulu, tas ransel ditujukan untuk membawa tangkapan dari pemburu-pemburu untuk memudahkan perjalanan. Jika buruan yang mereka tangkap semakin besar, pemburu akan membaginya, membungkusnya, lalu membawanya. Tasnya sendiri terbuat dari berbagai kulit binatang dan dijahit agar membuat satu wadah yang solid.

Di banyak negara, tas ransel ditujukankan kepada siswa sekolah , dan merupakan cara utama transportasi bahan pendidikan ke dan dari sekolah. Dalam konteks ini mereka kadang-kadang dikenal sebagai tas sekolah. Pembelian ransel sesuai modis, menarik, dan bermanfaat adalah ritual back-to-school penting bagi banyak siswa.

Tas ransel sekolah pada umumnya kurang memiliki pinggiran kaku daripada ransel untuk kegiatan outdoor, dan hanya mencakup beberapa kantong di samping tempat penyimpanan utama. Sementara tradisional sangat sederhana dalam desain, ransel sekolah sering dibuat dengan tali bahu empuk dan punggung serta sebagai penguat tambahan untuk menahan sejumlah besar buku teks berat, serta fitur keselamatan seperti panel reflektif untuk membuat pemakainya kemasan lebih terlihat di malam hari. Tali pinggang bantalan juga dapat diberikan untuk mendistribusikan berat di seluruh tubuh. 

Beberapa ransel tersebut dirancang khusus untuk wanita tidak lebih besar dari tas khas, dan biasanya berhubungan dengan wanita yang lebih muda.

Tas ransel roda adalah ransel dengan roda di bagian bawah dan memperluas menangani. Karena desain mereka, ransel ini mengurangi ketegangan pada pengguna, meskipun tali bahu dapat digunakan untuk membawa paket untuk jarak pendek ketika dataran tidak cocok untuk roda. Ransel ini yang paling umum digunakan saat bepergian dengan pesawat udara atau kereta api.
Untuk Pemakaian Profesional



Tas ransel adalah bagian standar dari peralatan beban tentara, khususnya infanteri, di sebagian besar negara. Setiap prajurit bisa membawa senjata tambahan, amunisi, ransum, obat-obatan, tenda atau bahan penampungan lainnya, dan pakaian ekstra. Banyak unit polisi taktis, serta pemain dari permainan pertempuran militer gaya seperti paintball dan airsoft, gunakan ransel militer gaya dan anyaman untuk menyimpan peralatan dan amunisi. .

Ransel kadang-kadang digunakan sebagai koper, terutama karena carry-on bag untuk perjalanan pesawat. Ransel merupakan bagian penting dari gigi dari trekker outdoor dan backpacker perkotaan, memungkinkan mobilitas lebih dan kekompakan dari akan tersedia bagi seseorang membawa sebagian besar peralatan dan pakaian dalam koper.

Cernak, 11 Mei 2014

 

 

Tas Sekolah

oleh Benny Rhamdani


 
      Tas itu masih bagus. Warnanya juga belum memudar. Itu sebabnya Wanti senang ketika Ibu memberikan tas itu untuknya. Wanti tahu itu bukan tas baru yang dibeli Ibu di toko.
Terimakasih, Bu," ucap Wanti seraya terus memandangi tas berwama putih bergambar Garfield.  "Kok mirip dengan yang dipakai Vina kalau sekolah,Bu?"
    “Tas itu memang dari Bu Ramli, ibuVina," jawab Ibu menjelaskan.
    "Lho apa nanti tidak akan membuat Vina marah,karena tas ini diberikan pada Wanti?" tanya Wanti lagi.
    "Vina sudah dibelikan yang baru, jadi tas itu diberikan padamu."
Wanti puas dengan jawaban Ibu. Tidak ada lagi keraguan untuk memakai tas sekolah itu besok pagi ke sekolah.Sebenarnya sudah lama Wanti menginginkan tas baru. Tas yang biasa dipakainya sudah butut. Tetapi Wanti mesti bersabar untuk mendapatkan sebuah tas baru. Ia tidak mau menuntut kepada Bapak yang cuma tukang becak. Atau pada Ibu yang selama ini menerima pakaian orang lain untuk dicuci dan disetrika.
    Esok paginya Wanti berangkat sekolah dengan hati senang. Tas barunya digantung di bahu kanannya. Sampai di kelas ia langsung memasukkan tasnya ke laci meja. Wanti tidak ingin berita tentang tas barunya itu disebar oleh teman-temannya. Tidak enak kalau sampai ketahuan Vina.
    Untuk beberapa saat Wanti merasa tenang karena teman-temannya sibuk memperhatikan tas baru Vina. Tetapi ketika istirahat, Hani — teman sebangku Wanti — tahu tentang tas itu. Berita itu menyebar. Wanti hanya diam, tidak tahu apa yang mesti dilakukannya.
    "Semoga Vina tidak marah padaku," doa Wanti di dalam hati.
    Wanti memang khawatir sekali. Hal itu beralasan, sebab selama ini Vina memang tidak pernah mengambil sikap bersahabat dengannya. Vina merasa tersaingi dalam bidang pelajaran ataupun dalam merebut simpati teman-teman sekelasnya. Ah, sebenarnya salah Vina juga.Dia selalu memamerkan kekayaannya di depan teman-temannya.
    Apa yang dikhawatirkan Wanti ternyata benar-benar terjadi. Pulang sekolah, Vina mencegatnya di pintu gerbang.
    "Heh, tas sekolah itu kan punyaku. Pantas tadi pagi aku tidak melihatnya. Rupanya ibumu telah mencurinya untukmu!" sungut Vina sambil bertolak pinggang.
    "Itu tidak benar. Ibumu sudah memberikan tas ini kepada ibuku," sangkal Wanti.
    "Bohong! Ibuku tidak memberitahu hal itu padaku," seru Vina nyaring. Tangannya dengan cepat merebut tas sekolah di pundak Wanti. Kemudian Vina membuka risluiting tas itu danmenghamburkan isi tas itu ke jalan.
    "Akan kuberi tahu ibuku kalau ibumu telah mencuri tasku ini," kata Vina sambil bergegas menuju mobil jemputannya.
    Tinggal Wanti yang dengan sedih memunguti buku-buku dan pulpennya yang berserakan di jalan. Beberapa teman dekatnya ikut membantu Wanti.
    "Sudahlah, Wanti. Memang sifat Vina begitu," hibur Hani.
    Wanti berusaha tenang. Ia tidak mau teman-temannya tahu hatinya sedih. Sedih karena ibunya telah dituduh mencuri.
    Setiba di rumah Wanti menceritakan segalanya kepada Ibu. Dan Ibu tampak tidak bereaksi apa-apa. la tampak sabarsekali.
    "Besok kamu pakai tas sekolahmu yang lama lagi saja. Peristiwa itu lupakan saja. Asal kamu tahu, Ibu tidakpernah mencuri," kata Ibu bijak. Ibu lalu mengajak Wanti makan siang.Tidak lama setelah selesai makan, mereka dikejutkan oleh suara ketukan pintu.Ketika Wanti membuka pintu, yang datang ternyata Bu Ramli beserta Vina.
    Ibu mempersilakan mereka duduk.
    "Tadi pulang sekolah Vina datang pada saya, sambil menceritakan apa yang ia lakukan pada Wanti. Sungguh saya marah sekali karena Vina telah berbuat salah," Bu Ramli langsung menjelaskan maksud kedatangannya. Di sampingnya, Vina duduk dengan muka tertunduk.
    "Kami sudah melupakannya,"ucap Ibu.
    "Ya, tapi Vina harus diberi pelajaran agar jera. Karenanya saya bermaksud memberikan tas baru Vina padaWanti. Biar saja Vina memakai tas lamanya yang kemarin saya berikan pada Wanti," tutur Bu Ramli. Ia menyodorkan bungkusan koran kepada Ibu.
    "Sebenarnya tas ini tidak Wanti perlukan sekali. Ia cuma ingin agar Vina mau bersahabat dengannya. Dan Wanti tidak ingin Vina dendam di kemudian hari," tolak Ibu halus.
    Bu Ramli memandang ke arah Vina.Vina disuruh meminta maaf pada Wanti.
    "Aku juga minta maaf! Mungkin aku juga punya salah padamu. Dan berjanjilah setelah ini, kita saling bersahabat," balas Wanti setelah Vina meminta maaf padanya.
    Vina mengangguk, lalu berkata,"Sebaiknya kamu terima saja tas itu. Sebagai tanda persahabatan kita."
    "Terima kasih, Vina," ucapWanti. Ia mengambil tas yang dibungkus koran itu. Ya, kalau pemberian itu tulusdan ikhlas, sebaiknya memang diterima dengan tulus dan ikhlas pula. ***

Friday, May 02, 2014

Arena KKPK, 4 Mei 2014

 


Ketika Dimusuhi


Judul: Ide Misterius
Penulis: Karisa
128 halaman


Suka cerita berbau misterius? Kamu harus baca KKPK yang satu ini.Bagaimana ya ceritanya?

Fanny pindah sekolah. Di sekolahnya yang baru, dia langsung mempunyai banyak teman. Fanny pintar dan baik hati. Tapi, sayangnya, ada satu anak yang tidak suka sama Fanny. Dia adalah Fia. Fia merasa terancam oleh Fanny yang pintar, karena Fia selalu ranking pertama di kelasnya. Fia pun lantas banyak membuat ulah. Fanny mencari akal. Triiing ... Fanny punya satu ide yang misterius. Apa, ya, ide misteriusnya? Apakah ide itu berhasil?

Eitsss ... selain cerita tentang Fanny dan Fia, masih ada kisah-kisah seru di buku ini. Mau tahu selengkapnya? Yuk, dibaca sampai tuntas!

(Geus Rama, Palembang)


Hore, 4 Mei 2014

 

 

Mengenal Etika Makan


Teman-teman, jangan sampai terlambat mengenal etika makan lho.Sebab cara makan bisa menjadi pribadi ciri  yang santun dan diterima oleh lingkungan sosial. Mau tahu apa saja yang harus diketahui tentang etika makan?

Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan. Meskipun menggunakan peralatan makan, tangan harus tetap bersih.

Makan dalam posisi duduk –tidak sambil jalan-jalan atau berlarian. Hindari  bermain saat makan, juga bermain dengan makanan atau menyambi makan dengan aktivitas lain seperti menonton televisi.  Kita tidak dapat konsentrasi terhadap makanan, jadinya cenderung tidak menghabiskan makanan. Duduk dengan posisi tegak lurus, bukan membungkuk atau kaki selonjoran.  Posisi lengan boleh ditumpu di atas meja, namun jangan biarkan siku ikut ‘duduk’ di meja makan.

Berdoa sebelum dan sesudah makan. Anak perlu memahami bahwa makanan yang ada di depannya adalah rejeki dari Tuhan. Maka ia sepatutnya menghabiskan makanan yang ia ambil.

Tepat dan benar menggunakan peralatan makan. Sendok dan garpu digunakan sebagaimana fungsinya. Begitu juga bila memakai sumpit dan pisau. Jika belum tahu, minta ajarkan kepada orangtua cara penggunaannya dengan benar. Gunakan serbet bila ingin membersihkan mulut. Serbet hanya diperlakukan untuk mengelap mulut, bukan hidung atau tangan.

Mulailah makan bila semua masakan sudah terhidang di meja makan. Kenalkan juga aturan bahwa orang yang lebih tua dipersilahkan terlebih dahulu untuk mengambil makanan.

Makan dengan mulut tertutup dan tidak mengisi penuh mulutnya. Kita bisa tersedak atau malah tidak berselera makan. Makan dengan perlahan, tidak perlu terburu-buru. Makan terburu-buru bisa membuat tersedak, selain terlihat tidak sopan karena seperti anak yang sangat kelaparan.

Ucapkan kata “terima kasih” setiap diberi atau diambilkan makanan oleh orang lain, kata “tolong” saat meminta diambilkan sesuatu, kata “maaf” bila  tidak sengaja menjatuhkan atau menumpahkan makanan. Alangkah lebih baik jika kita mengucapkan “terima kasih” kepada orang yang sudah memasak makanan untuknya.

Hindari berkomentar negatif tentang makanan yang sudah dihidangkan, seperti, “Makanannya tidak enak. Aku tidak suka!” Lebih baik bilang, “Apakah ada makanan yang lain, bunda? Aku tidak terlalu suka. “

Ambil makanan sesuai dengan porsinya. Kita boleh tambah makanan jika  merasa kurang. Belajar juga bertanggung jawab terhadap makanan yang sudah diambil. Jika ingin mengambil makanan, hindari  melewati piring orang lain, apalagi sampai tubuh kita ada di atas piring orang tersebut. Belajarlah untuk meminta tolong diambilkan oleh orang lain saja.

Tutup mulut dan katakan “maaf” bila bersendawa. Jangan menahan bersendawa karena ia bisa muntah. Makan dengan rapi. Hati-hati dan lakukan secara perlahan ketika mengambil atau mengaduk makanan. Jangan sampai makanan tercecer di atas meja.

Makan dengan tangan. Anggapan bahwa makan dengan tangan adalah kurang sopan tidak sepenuhnya benar. Ada manfaat yang bisa diperoleh , yaitu melatih kemampuan motorik halusnya dan belajar mengenal tekstur makanan. Lagipula, tidak semua makanan harus di makan dengan sendok, garpu atau sumpit –misalnya makan roti, hamburger, kentang goreng atau ayam goreng. Dan lagi, dalam budaya Indonesia, makan dengan tangan bukanlah hal tabu –bahkan merupakan hal baik dan kebiasaan yang dipujikan. Dari segi etika makan, selama posisi tubuh saat makan benar, perilaku makan sopan dan makan tidak berantakan, sah-sah saja.

(net/ben)

Cernak, 4 Mei 2014


 


 Tas Ajaib Bu Berryl
 oleh Benny Rhamdani

Seluruh murid senang kepada Bu Beryl. Sebab bila mereka dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bu Beryl, mereka akan mendapat hadiah darinya.

       "Emil, berapa kembang gula yang akan kau peroleh bila kau mempunyai dua orang kakak dan seorang adik, sementara ibumu ingin membagi adil enam belas kembang gula yang dimilikinya?" tanya Bu Beryl kepada Emil.

       Emil diam sebentar sambil menghitung di atas kertas. "Empat kembang gula, Bu!" serunya tak lama kemudian.

       "Pintar kau!" Maka seperti biasa Bu Beryl merogoh tas ajaibnya. Dari dalam tas itu ia mengambil empat butir kembang gula dan memberikannya kepada Emil.

       Ya-ya, tentu saja semua murid mendapat pertanyaan. Bila mereka tidak bisa menjawab, mereka tetap akan mendapat hadiah. Tetapi, tak sebanyak hadiah untuk mereka yang bisa menjawab. Itu sebabnya semua murid berusaha rajin belajar agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan Bu Beryl.

       Tidak cuma karena itu saja Bu Beryl disukai murid-muridnya. Bu Beryl baik hati, mau menolong mereka yang kesulitan. Seperti hari ini, Emil dan Rani lupa membawa jas hujan mereka, padahal ketika bel pulang sekolah berbunyi, di luar sedang hujan deras.     "Kenapa kalian tidak membawa jas hujan?" tanya Bu Beryl di pintu kelas. "Kami lupa, Bu! Oh, padahal kami ingin cepat pulang ke rumah. Perut kami sudah lapar," jawab Rani.

        
tas2

ilustrasi : clipart

  Bu Beryl tersenyum. Ia merogoh tasnya. Dua buah jas hujan yang diambilnya dari tas itu segera diberikan kepada Emil dan Rani. "Cepat kalian pakai. Lain kali, di musim hujan seperti ini jangan lupa membawa jas hujan," pesan Bu Beryl.

       "Terima kasih, Bu," ucap Emil dan Rani serempak. Mereka meninggalkan sekolah dengan riang.

       Tas Bu Beryl memang ajaib. Ya, karena dari tas itu ia dapat memperoleh barang apa saja yang diinginkannya. Hampir semua orang tahu kabar tentang keajaiban tas Bu Beryl. Bahkan akhirnya kabar itu sampai juga ke telinga dua orang pencuri.

       Dua pencuri itu tinggal di rumah kayu dekat tumpukan rongsokan mobil di tengah kota. Rencananya, malam ini mereka hendak mencuri tas ajaib milik Bu Beryl.

       Lewat tengah malam mereka mengendap masuk ke dalam rumah Bu Beryl. Mereka tidakmengalami kesulitan untuk menemukan kamar Bu Beryl.

       "Kalau perempuan itu bangun, kita pukul saja!" bisik pencuri yang berjanggut tebal.

       "Beres. Ia 'kan tinggal sendirian di rumah ini," sahut si Kepala Botak.

       Ternyata, mereka berhasil mendapatkan tas ajaib itu tanpa membangunkan Bu Beryl. Mereka segera ke luar rumah dan kembali ke tempat tinggal mereka.

       "Hahaha, dengan mendapatkan tas ini kita tidak perlu mencuri lagi. Kita akan menjadi kaya,"seru si Botak sambil terbahak-bahak.

       "Ya, dan perempuan tua itu akan panik melihat tas ajaibnya tidak ada di tempatnya. Kita kembalikan nanti kalau kita sudah kaya," usul si Janggut Lebat.

       "Kurasa tidak perlu," si Botak menolak usul temannya.

       Mereka berdua diam. Memandangi tas yang baru mereka curi.

       "Bagaimana kalau kita minta uang emas kepada tas ini," usul si Janggut Lebat.

       "Jangan sekarang! Lebih baik kita minta roti saja dulu. Perutku belum diisi sejak tadi," sahut si Botak.

       "Ya, perutku juga lapar."

       Si Botak memegang tas ajaib itu. Kemudian ia berkata keras, "Tas ajaib berilah kami roti yang banyak!"

       Ajaib! Sewaktu si Botak merogoh tas itu, ia mendapatkan roti di dalamnya. Mereka memakan roti itu.

       "Heh, lihat tas itu mengeluarkan roti lagi. Satu ... dua ... tiga ... wah, wah, wah, tas itu tidak mau berhenti mengeluarkan roti," si Janggut Lebat keheranan.

       "Bagaimana cara menghentikannya?" gumam si Botak.

       "Mana aku tahu. Tadi 'kan kau yang minta roti kepadanya!"

       Si Botak kebingungan. Kemudian ia berteriak, "Hei tas ajaib, berhentilah mengeluarkan roti!"

       Berhentikah tas itu mengeluarkan roti? Oh, ternyata tidak. Semakin lama, semakin banyak roti yang dikeluarkan tas itu. Kedua pencuri itu malah jadi ketakutan.

       "Ayo, kita lari saja!" ajak si Botak. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, mereka berlari meninggalkan tempat itu.

       Lalu apa yang terjadi esok paginya? Penduduk kota dikejutkan oleh gundukan roti yang menyerupai sebuah bukit. Anak-anak kecil kegirangan mengerumuni bukit roti itu.

       "Heh, lihat! Bukankah itu tas milik Bu Beryl?" teriakEmil yang ikut berkerumun dengan anak-anak di gundukan roti. Tangannya menunjuk ke sebuah tas yang dikenalnya di antara gundukan roti.

       "lya. Mari kita kembalikan kepada Bu Beryl. Pasti ada yang mencuri tas ini! Kasihan Bu Beryl, pasti ia kebingungan karena tasnya hilang," timpal Rani.

       Mereka berlari menuju rumah Bu Beryl sambil membawa tas ajaib itu. Ternyata Bu Beryl baru bangun dari tidurnya.

       "Bu Beryl, kami menemukan tas ini di gundukan roti itu," tutur Emil seraya menunjuk ke arah bukit roti yang puncaknya terlihat dari rumah Bu Beryl.

       "Astaga rupanya tasku telah dicuri," Bu Beryl tersentak kaget ketika menyadarinya.

       "Ya, rupanya si pencuri tidak tahu bagaimana menggunakan tas ajaib ini," tambah Rani . "Akibatnya, ia jadi kerepotan."

       Bu Beryl tersenyum senang. "Tidak ada seorang pun yang bisa menggunakan tas ini, selain aku sendiri. Apalagi orang yang berhati jahat," kata Bu Beryl kemudian.

       Emil dan Rani mengangguk tanda mengerti. Ya, mereka lebih senang kalau tas ajaib itu tetap di tangan Bu Beryl. Sebab Bu Beryl baik hati dan tahu benar bagaimana menyenangkan mereka dengan membagi-bagikan hadiah dari tas ajaib itu.