Saturday, January 27, 2007


Mengenal Sejarah Rumah Sakit

Kalian pernah ke rumah sakit? Tahukah kalian bahwa dulunya rumah sakit bisa dijadikan rumah persinggahan bagi para pengelana?

Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Orang yang berkunjung ke rumah sakit biasa disebut pasien.

Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada pasien.

Sejarah

Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani.

Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.

Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di Kerajaan Persia.

Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan Kristiani turut mempengaruhi pelayanan medis di sana. Konsili Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra.

Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.

Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10 mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah Cina pada awal abad 10.

Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan di London pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah terkumpul sumbangan £2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

Rumah Sakit Umum

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.

Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.

Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern.

Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.

Rumah sakit terspesialisasi

Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit ebrsalin, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.

Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.

Rumah sakit penelitian/pendidikan

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.

Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.

Klinik

Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakatatau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.


Siapa Dokter Itu?

Oleh Benny Rhamdani

Hans kebingungan. Di luar hujan turun dengan derasnya. Mama dan papa belum tiba di rumah.

“Kami tidak bisa buru-buru pulang. Pesawat tidak jadi berangkat karena badai di sini. Jadi pesawat kami ditunda, mungkin sampai besok pagi,” begitu kabar Mama di telepon sejam yang lalu.

“Iya, Ma. Hans dan Lusy akan baik-baik saja di rumah,” kata Hans kemudian agar Mama dan Papa tetap tenang.

Ya, apa susahnya menunggu kepualangan Mama dan Papa semalam ini. Tinggal tidur saja. Tapi … hm kalau malamnya ada badai di luar ternyata jadi lain. Ya, suara hujan deras, angina, dan petir membuat Hans sedikit ketakutan.

“Kak … perutku sakit,” tiba-tiba terdengar suara Lusy.

Hans bingung. Ia lalu mencari obat sakit perut dan menyuruh Lusy memakannya. Tapi sejam kemudian Lusy bukannya sembuh, malah sakitnya kian menjadi-jadi. Hans tambah kebingungan.

Ah … iya! Panggil dokter saja! “Tapi dokter siapa?” Hans bingung. Akhirnya Hans membuka buku telepon. Dia mencari alamat dokter terdekat lalu meneleponnya.

“Selamat malam Dokter ….”

“Iya. Ada apa? Ada yang bisa kami Bantu?” Tanya suara di seberang. Suara pria.

“Adikku sakit. Di rumah tidak ada siapa-siapa,” kata Hans.

“Oh oke. Di mana rumahmu?”

“Jalan Angrrek 30.”

“Oke, saya ke sana.”

Hans pun menunggu dengan cemas. Dilihatnya Lusy berkeringat sambil mengrang menahan sakit perutnya. Tak berapa lama kemudian dia mendengar suara bel pintu. Buru-buru Hans membuka pintu. Seorang pria setengah baya masuk dengan membawa tas dokter.

“Silakan masuk, Dokter. Adikku ada di kamar,” akata Hans.

Dokter itu langsung menemui Lusy. Kemudian dia memeriksa Lusy dan memberikan obat untuk diminum segera oleh Lusy.

“Apakah adikku akan baik-baik saja?” Tanya Hans.

“Ya, dia akan tertidur sebntar lagi. Saat terbangun nanti, dia akan sembuh,” akata Dokter.

“Terima kasih Dokter. Oh iya, orangtua kami sedang tidak di rumah. Bagimana kalau bayarannnya nanti dikirim orangtua kai?” kata Hans.

“Sudah, tidak apa-apa. Aku senang menolong adikmu. Dan kau adalah seorang kakak yanghebat!” kata si Dokter. Dia kemduian pamit dan pergi meninggalkan Hans.

Hans kembali ke kamar menunggu Lusy. Ternyata Lusy sudah tertidur. Hans pun mengantuk dan tertidur pulas.

Esok paginya Hans terbangun kaget. Lusy tampak sudah segar. Lalu Mama dan papa ternyata juga sudah sampai rumah.

“Hans, apa yang terjadi semalam? Lusy menceritakan tentang sakitnya dan dokter yang datang?” Tanya Papa.

Hans menceritakan dengan singkat kejadian semalam. Papa kemudian mencari alamat dokter semalam di buku telepon. Setelah ketemu, papa langsung mengajak hans pergi ke rumah dokter itu. Mobil papa berhenti di jalan Camar nomor sepuluh. Tapi yang ada sebuah lokasi rmah yang rusak karena kebakaran.

“Apakah ini rumah dokter Ryan?” Tanya Papa kepada seorang perempuan di nomor sembilan.

“Betul sekali. Dulu Dokter Ryan tinggal di sana. Tapi seminggu lalu dia tewas bersama keluarganya dalam kebakaran. Kasihan, padahal dia dokter yang baik,” kata perempuan itu.

Papa kaget, begitu pula Hans. Dokter Ryan meninggal seminggu yang lalu? Kalau begitu siapa yang dating semalam?

Ah, tiba-tiba Ryan teringat saat Dokter Ryan datang semalam. Ya, meski di luar hujan badai, tapi Dokter Ryan tidak tampak kebasahan sedikit pun. Ini benar-benar aneh!

^-^

Friday, January 19, 2007

Awas Narkoba


Nah. tahu kan bahaya narkoba?
Kalo nggak tahu, baca aja buku ini ....

Saturday, January 06, 2007

Cernak, BP 7 januari 2007


Saat Bersama Papa

Oleh Benny Rhamdani

Bel pulang sekolah berbunyi. Tiga menit kemudian seluruh murid Teladan keluar dari kelas mereka. Termasuk Pritha.

“Pritha, nanti kamu benar-benar tidak bisa datang ke ulang tahunku?” tanya Winda yang berjalan di samping Pritha.

“Iya, maafkan aku, ya. Nanti kadonya aku berikan Senin,” jawab pritha dengan muka menyesal.

“Aku bukan perlu kadonya. Aku ingin kamu datang. Aku ini kan sahabatmu. Masa ulang tahun sahabatmu tidak mau datang sih?” Winda tak mau terima.

Pritha bingung menjelaskannya. Ia ingin bercerita tentang dirinya, tapi ia takut nanti rahasia itu terbongkar lalu teman-temannya menjauh. Atau malah mungkin mengejeknya.

“Pokoknya usahakan datang ya,” paksa Winda.

“Ya, Insya Allah,” ucap Pritha pelan. Kemudian Pritha berjalan cepat ke luar gerbang. Di sisi jalan Mama sudah menunggunya di mobil. Mama masih mengenakan baju kerja. Pasti sengaja menjemputnya di waktu istirahat kantor.

Mama tersenyum sambil melirik jam di tangannya. “Agak sedikit cepat ya. Waktu istirahat Mama tidak lama. Mama harus kembali ke kantor setelah menjemputmu,” kata Mama.

Pritha buru-buru duduk di samping Mama sambil tersenyum. Pritha tidak ingin menunjukkan rasa sedih yang kadang muncul di hatinya. Ya, ia ingin tetap tersenyum seperti biasanya. Seperti sebulan lalu, saat Mama dan Papa masih tinggal bersama. Saat belum bercerai seperti sekarang.

Inilah sebenarnya rahasia Pritha. Mama dan Papa telah bercerai dua minggu lalu. Keduanya tidak lagi serumah. Pritha juga harus berpisah dari Papa karena kata mama, Pritha sudah ditetapkan harus ikut mama.

Pritha tidak tahu apa sebabnya Papa dan Mama berpisah. Tapi sebelum mereka berpisah, Pritha sering melihat keduanya bertengkar. Terutama setelah berbulan-bulan Papa tidak bekerja, sementara Mama terus bekerja.

Tentu saja Pritha sedih dengan keadaan ini. Pritha tak pernah membayangkan Mama dan Papa berpisah. Tapi sekarang harus dijalani.

“Mungkin ini yang terbaik buat kita semua,” kata Kakek dan Nenek yang menghibur setelah Pritha nangis seharian saat itu.

“Sudah sampai. Heh, pasti melamun lagi! Mama sudah ingatkan, jangan suka mikirin Papa. Nanti kamu jadi sedih terus,” kata Mama.

Pritha baru sadar sudah tiba di depan rumah. Ia pun turun menuju ke dalam rumah, semntara Mama langsung kembali ke kantor.

Di rumah Pritha merasa kesepian. Hanya ada Bik Ijah. Tapi Bik Ijah lagi sibuk di dapur. Pritha kemudian membaca beberapa buku koleksinya. Di salah satu buku, Pritha menemukan selembar foto masa kecilnya saat digendong Papa. Pritha jadi tak sabar menunggu sore tiba. Ya karena setiap hari Sabtu sore, Pritha boleh bertemu papa dan pergi kemana pun hingga Minggu sore.

Tepat pukul lima Mama pulang ke rumah. Tak lama berselang papa datang ke rumah bertamau. Rasanya aneh juga melihat papa datang. Dulu papa tinggal di rumah itu. Tapi sekarang bersikap seperti seorang tamu.

Setelah pamitan dengan Mama, Pritha pun pergi dengan papa. Hm, tentu saja tidak dengan mobil seperti kalo bepergian dengan Ibu. Kalau jalan-jalan sama Papa pritha hanya naik motor.

“Hari ini kita ke mana?” tanya Pritha.

“Kita ke sebuah tempat yang asyik,” kata Papa.

Meski tidak mengerti tempat yang dimaksud papa, Pritha mengangguk setuju.

Dan teryata papa mengajak Pritha ke sebuah panti asuhan. Ya, sebuah tempat bagi anak-anak telantar.

“Untuk sementara waktu, Papa bekerja di tempat ini. Kebetulan yayasan tempat ini punya teman Papa,” kata Papa menejlaskan.

Pritha lalu berkenalan dengan para penghuni panti. Ada beberapa anak sebaya dengannya tapi banyak juga yang masih kecil atau balita. Bahkan ada yang masih. Dan mereka itu ternyata tidak punya orangtua.

Pritha melihat wajah mereka tidak ada kesedihan walau tinggal di panti asuhan. Mereka tetap ceria. Mereka juga tidak malu menyebutkan diri mereka tidak berayah dan beribu. Mereka sudah menerima keadaan mereka apa adanya.

Sesaat Pritha menarik napasnya. Dia memanjatkan rasa bersyukur kepada Tuhan, karena sampai kini dia masih memiliki orangtua. Ya, walaupun mereka bercerai, tapi Pritha masih memilikinya. Pritha tidak bisa membayangkan jika saat ini menjadi anak yatim piatu.

“Pritha, kenapa sedih?” tanya papa.

Pritha buru-buru tersenyum. “Ah, Pritha Cuma terharu berada di tempat ini. Sebuah tempat yang membuat Pritha jadi lebih bersyukur karena masih punya Papa dan mama,” kata Pritha.

Beberapa menit kemudian, pritha kaget ketika melihat sebuah mobil masuk ke halaman parkir panti asuhan. Itu adalah mobil orangtua Winda. Lalu, Pritha melihat Winda turun dari mobil bersama orangtuanya. Mau apa ya mereka.

“Oh itu Neng Winda. Dia dulu adalah anak panti di sini. Tapi umur lima tahun diangkat oleh Pak Suryo jadi anaknya. Kebiasaannya, setiap ulang tahun dia pasti datang ke sini membawakan hadiah kado drai teman-temanna untuk anak-anak di panti,” jelas Bu Darma, seorang pengasuh di panti.

Winda terkejut melihat pritha. Tapi tanpa diminta Winda langsung menceritakan tentang dirinya. Dia tidak malu menceritakan bahwa dirinya adalah anak ankat dari panti asuhan.

Setelah itu gantian Pritha yang berceita bahwa papanya bekerja di panti itu. Pritha juga bercerita bahwa ia tidak bisa datang ke ulangtahun Winda karena sore ini dia ingin bersama Papa. Karena sejak bercerai, Pritha hanya bisa ketemu Papa di akhir pekan.

“Wah, ternyata kita sama-sama punya raasia ya?” kata Pritha dan winda kemudian.

Keduanya tertawa. Persahabatan mereka semakin bertambah erat.

^-^

Hore, BP 7 januari 2007



Ketika Ayah dan Ibu Berpisah

Teman-teman, apakah kalian pernah membayangkan ayah dan ibu berpisah? Ya, berpisah dalam arti bercerai karena tidak dapat tinggal satu rumah lagi. Tentu saja kita tidak mau kejadian ini menimpa diri kita. Tapi kenyataannya banyak teman-teman kita yang mengalaminya.

Nah, kalau kalian mengalaminya atau teman kalian ada yang mengalaminya, mungkin akan bertanya-tanya apa yang sebaiknya kita lakukan saat ayah dan ibu berpisah.

Tetap Tegar

Bila Ibu dan ayah kita berpisah, maka hal yang harus kita lakukan pertama kali adalah tetap tegar. Memang sih, pasti kita akan sedih. Soalnya, kita tidak bisa selalu bersama lagi. Kalau ada Ayah pasti tidak ada Ibu. Sebaliknya, jika ada Ibu, pasti tidak ada Ayah. Kalau mau sedih, boleh saja. Tapi jangan sedih berlarut-larut.

Cobalah untuk mendekati seseorang yang menyayangi kita selain Ayah dan Ibu untuk sementara waktu. Misalnya saja Nenek atau Kakek. Bisa juga Paman atau Tante. Dengarlah dan turuti nasehat orang-orang yang mencintai kita. Bahkan, kita bisa mendengar permasalahan sebenarnya yang terjadi sehingga Ayah dan Ibu harus berpisah.

Biasanya, teman-teman yang orangtuanya bercerai akan bingung ketika harus memilih untuk mengikuti Ayah dan Ibu. Cobalah tenang, biarkan nanti ada keputusan yang terbaik siapakah yang akan kita ikuti. Baik Ayah dan Ibu, sebenarnya sama saja.

Sebagai anak dari orangtua yang bercerai, mungkin kita juga akan dipandang aneh oleh teman-teman kita. Ya, sebab mereka menganggap kita tidak mempunya keluarga yang sempurna. Selama kita bersikap biasa saja, lama-kelamaan teman-teman kita akan terbiasa melihat kita dengan orangtua yang bercerai.

Tentu saja semua akan berjalan indah dengan perpisahan ayah dan ibu kita jika kita bias selalu tegar. Kita harus menujukkan bahwa kita tidak mau terus-menerus sedih dan menyelahkan orangtua kita.

Tetap Menyayangi

Seandainya kita harus tinggal dengan Ibu, lalu berpisah dengan Ayah, maka jangan sampai kita membenci Ayah. Sebaliknya jika kita harus tinggal dengan Ayah. Biar bagaimanapun mereka adalah orang yang mencintai kita.

Tetaplah berkomunikasi dengan Ayah dan Ibu secara seimbang. Jika tinggal bersama Ibu, sekali-kali kita dapat meminta Ayah mengajak jalan-jalan. Kita juga dapat menelepon salah satu orangtua kita yang tinggal terpisah.

Bila sepertinya Ibu membenci Ayah, maka kita jangan ikut membenci seperti Ibu. Malah, kalau bisa kita berusaha menghilangkan rasa benci Ibu. Buatlah agar Ayah dan Ibu tetap saling menyayangi meskipun berpisah.

Janganlah kita merasa ditelantarkan oleh Ibu dan Ayah dengan perpisahan mereka. Anggap saja mereka sedang mencari jalan yang terbaik untuk diri kita. Misalnya, karena tak ingin terus menerus terlihat bertengkar setiap hari di depan kita. Bukankah tidak menyenangkan jika kita melihat Ayah dan Ibu bertengkar setiap hari. Mungkin saja dengan berpisah, mereka bisa berbaikan.

Ayah dan Ibu Baru

Satu tahapan lagi yang mungkin bisa terjadi setelah ayah dan Ibu berpisah adalah kita memiliki Ayah ataupun Ibu baru. Ya karena ayah dan Ibu kita menikah lagi dengan orang lain.

Sebagai seorang anak, selayaknya kita berbahagia dengan pernikahan orangtua kita tersebut. Karena menikah adalah untuk menciptakan kebahagiaan. Jadi, jangan merasa takut kita akan kehilangan kasih sayang dari Ayah dan Ibu kandung kita.

Cobalah kita berpikir bahwa dengan hadirnya Ayah maupun Ibu baru akan membuat kita semakin bahagia. Hm, setidaknya kita jadi punya dua ayah dan dua ibu kan?

Nah, biar kita selalu kuat menghadapi segala hal ujian saat Ayah dan Ibu berpisah, jangan lupa selalu berdoa agar semua kejadian ini membawa kebaikan buat kita semua. Amin!

(benny rhamdani)