Friday, September 30, 2011

HORE, 2 Oktober 2011

Menulis Titik Jadilah Batik

Teman-teman, tahukah jika tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional? Wuah, kalau begitu saaatnya kita pakai aju batik yuuuk!
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola.

Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX.


Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua.


G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.


Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.



Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.


Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.


Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

 Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Susah nggak? Kalau belum bisa membguatnya, kita belajar yuk!

(ben/net)

CERNAK, 2 OKTOBER 2011

Kado

oleh Benny Rhamdani


Seringkali aku lupa hari ulangtahunku akan tiba. Untung Mama selalu menyiapkan acara ultahku dengan baik. Seminggu sebelumnya, Mama sudah menyiapkan kartu undangan untuk kubagikan. Aku sendiri yang memilih teman yang kuundang.

"Jadi siapa saja yang kamu undang. Ochi?" tanya Kim.

"Pokoknya, yang tahun lalu tidak membawa kado tidak kuundang lagi," jawabku.

Ya, menurutku buat apa mengundang orang yang tak membawa kado. Dia sudah datang ke acaraku, makan kue dan minuman enak, pulangnya mendapat cendera mata, tapi malah tidak memberi kado untukku. Seingatku ada tga orang dari tiga teman di kelasku yang datang tapi tidak memberi kado.

Tak terasa waktu ulangtahunku pun tiba. Jumlah tamu yang hadir sesuai dengan daftar undangan.Pesta pun berlangsung sukacita. Mama kali ini sengaja mengundang seorang pesulap untuk menghibur kami. Sulapnya belum pernah kulihat, jadi kami semua terpukau.

Setelah dua jam berpesta, tamu pun berpamitan pulang satu per satu."Terima kasih, Ocha," kata mereka senang sambil membawa tas berisi cendera mata yang disipakan Mama.

Aku kemudian menghitung jumlah kado yang kuterima hari ini. Lho, kok ada 43 ya? Padahal aku hanya mengundang 42 orang.

"Mama, satu kado lagi dari siapa ya?" tanyaku.

"Kita buka saja semua dulu untuk mengetahui pemberinya," saran Mama.

Aku membuka kado, sambil menyesuakan daftar undangan. Belum semua kubuka, aku menemukan satu kado dari Runi. Padahal aku tidak mengundangnya. Dia pun tidak hadir tadi. Kadonya berupa boneka kucing lucu yang sangat kusuka. Ada sehalai surat menyertainya.

Ocha yang baik selamat ulang tahun ya!
Maaf ya, aku mengirim kado ulangtahun untukmu.Sebagai teman di kelasmu, aku tetap ingin memberi hadiah di hari ulang tahunmu, walaupun kamu tidak mengundangku ke pesta ulang tahunmu. Maafkan aku kalau tahun lalu datang ke pestamu tanpa membawa kado. Sebenarnya aku sudah menyiapkan uang untuk membeli kado, tapi tiba-tiba adikku sakit. Ibu sedang idak punya uang, jadi aku berikan tabaunganku itu.
Aku senang banget di hari ulang tahunmu yang lalu. sayang tahun ini aku tidak diundang. Mudah-mudahan kamu mau mengndangku lagi tahun depan.
Selamat berbahagia.
Runi.


Aku rasanya ingin menangis setelah membaca surat Runi itu. Mama yang melihatku sedih langsung bertanya heran.

"Ada apa, Ocha? Kok kelihatan sedih?" tanya Mama.

Aku menjelskan yang terjadi. "Sekartang aku menyeasal, kenapa aku tidak mengundang semua temanku ke pesta hari ini," kataku.

"Ini pelajaran penting buatmu. Hm, menurut Mama kamu  masih bisa memperbaikinya sedikit. Coba kamu antarkan potongan kue ulangtaunmu untk Runi. Juga cendera mata. Mama masih punya lebihnya kok," saran Mama.

Aku mengangguk setuju. Segera kuantar kue dan cendera mata untuk Rumi ke rumahnya. Dia kelihatan senang ketika aku datang. Aku juga minta maaf karena sengaja tidak mengundangnya ke pesta ulang tahnku.

"Tdak apa-apa, cha. Aku kan masih temanmu walaupun tak kau undang," kata Runi sambil tersenyum.

^_^

Friday, September 23, 2011

Cernak, 25 September 2011


Misteri Surat Tertinggal
oleh Benny Rhamdani


Rasanya senang sekali ketika akhirnya aku tahu letak kamarku. Ya, kamar yang akan kudiami selama aku menjadi murid di sekolah berasrama Lovely School. Berada di lantai tiga bangunan berlantai empat. Meskipun tak seluas kamar ruamhku, tapi aku sekali pemandangannya. Menghadap ke pantai!

"Nah, beristirahatlah dulu. Limabelas menit lagi  semua harus berkumpul di hall. Letaknya di sayap kiri dari lobi sekolah," kata Nania, senior yang menjadi pendampingku.

"Baiklah," kataku.

Aku memandang melalui jendela. Melihat pantai. Suara deburan ombaknya menangkan hatiku yang sempat ragu masuk sekolah berasrama ini. Kurapikan barang bawaanku yang tiba sebelum aku. Tak banyak yang aku bawa, selain pakaian dan foto keluargaku.

Tanpa terasa aku mendengar suara dari pengeras suara agar murid baru segera berkumpul di hall. Aku pun
turun ke tempat itu bersama murid-murid baru lainnya. Di sini sekolah khusus perempuan, jadi aku tak menemukan satu pun murid lelaki.

"Hai Irene, switermu bagus sekali," sapa seorang murid di dekatku."Namaku Alysa."

"Terima kasih. Pita rambutmu juga lucu," balasku sambil tersenyum. Cara berkenalan yang indah.

Bu Rosemary, Kepala Sekolah, memberi sambutan. Aku tak begitu memerhatikan. Mungkin karena masih gugup jadi aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri. Setelah limabelas menit mendengar pidatonya, kami semua disuguhkan makanan selamat datang berupa sandwich yang lezat.

Setelah makan aku kembali ke kamarku. Masih ada dua hari untuk kami menyesuaikan diri dengan kehidupan asrama sebelum masuk masa sekolah. Sebagian murid baru mendatangi senior-senior yang memamerkan kehebatan ekstra kurikuler di sekolah ini. Ada berkuda, berenang, menulis, fotografi. Hm, tapi tak ada yang sesuai denganku.



Karena bosan di kamar aku berjalan menuju pantai. Saat itulah aku seperti mendengar suara bisikan.

"Bacalah suratku ..."



Aku menoleh, mencari sumber suara. Tapi tak ada.

"Bacalah suratku ..."

Suara itu terdengar lagi ketika aku berusaha melupakannya.

"Irene! Tunggu!"

Kali ini suara yang melengking. Kulihat Alysa berlari dari kejauhan.

"Boleh aku bersamamu?" tanya Alysa begitu mendekat.

"Tentu saja." Aku sih sedikit heran. Mengapa Alysa mau bersamaku? Bukankah banyak murid baru yang kelihatannya lebih ramah dariku untuk diajak berteman. Kata sepupuku, mukaku ini uka galak dan judes. Jarang orang yang mau dekat denganku jika belum kenal.

Kami berdua berjalan menyusuri pantai. Saling bercerita tentang diri kami. Yang mengejutkan adalah ketika Alysa bercerita bahwa dirinya memiliki 'kelebihan' dibandingkan anak-anak lainnya.

"Mungkin kamu akan menertawakan aku. Tapi aku harus memberitahumu. Aku sering mendapat bayangan tentang apa yang akan terjadi. Salah satu bayang yang sering datang dan membawa aku ke sini adalah, seorang gadis cilik yang memintaku menemuimu di Lovely School," papar Alysa.

"Menemuiku? Kenapa?"

"Iya, dia memintaku agar bertemu dengan Alysa di Lovely Shool. Lalu, aku melihatmu. Itu sebabnya aku menegur duluan tadi. Karena aku sudah melihatmu sebelumnya," kata Alysa.

Aku baru sadar. Alysa memang telah menyebeut namaku saat berkenalan. Padahal aku belum memberi tahu namaku.

"Untuk apa orang it menyuruhmu menemuiku?" tanyaku kemudian.

"Akujuga nggak tahu. Mungkin kamu yang harus menceritakan kepadaku. Apakah kamu mengalami hal aneh beberapa hari ini?"

"Beberapa hari? Tidak. Kurasa baru beberapa menit lalu. Sebelum kamu memanggilku. Aku mendengar suara seseorang yang memintaku membaca surat. Tapi aku tidak mengerti surat apaan."

"Kalau begitu kita harus mencari suratnya. Mungkin dikamarmu."

Kami segera ke kamarku. Inilah bakatku. Menjadi seorang detektif. Kami segera menggeledah kamarku. Tapi tak menemukan yang kami cari. Sampai akhirnya aku melihat bingkai foto sekolah di dinding. Letaknya sedikit miring.

"Aku tahu surat itu ada di mana," gumamku. Segera kuangkat bingkai itu. Benar saja, di balik bingkai itu aku menemukan kertas yang dilipat. Sengaja disembunyikan di sana.


Aku dan Alysa membacanya bersama.

Hai, namaku Miko. Itu nama asliku. Tapi selama di sini namaku menjadi Mika. Itu karena aku tidak bisa sekolah di sini kalau aku jadi anak lelaki. Ibuku yang ingin aku sekolah di sini. Katanya ini sekolah terbaik. Dan dulu Ibuku sekolah di sini.

Sejak kecil sekali Ibuku memang selalu menganggap aku anak perempuan. Ibu memang ingin punya anak perempuan. Tapi setelah melahirkan aku, Ibu tak bisa lagi mengandung. Aku adalah anak penurut. Aku tidak mau menolak keinginan Ibu.

Tapi lama kelamaan aku tidak suka diperlakukan begini. Aku seperti pura-pura. Lagi pula ada beberapa teman yang mulai mencurigaiku. Aku tidak pernah mau bersama-sama di ruang ganti. Ah, aku bingung.

Aku ingin menjadi Miko. Tapi aku tak mau membuat Ibuku sedih. Ya, aku ingin mengatakan kepada semua teman-temanku di sini, namaku adalah Miko, bukan Mika.

dari aku ...

Miko


Aku kaget membacanya. Alysa juga. Kami juga sedih membayangkan derita Miko yang harus menuruti keinginan aneh ibunya. Ibuku juga menginginkan aku sekolah di Lovelu School, tapi tidak memaksa. Kata Ibu, kalau aku tidak betah boleh pindah.

"Mari kita bertemu Kepala Sekolah. Kita harus menyerahkan surat ini," kata Alysa.

Aku dan Alysa bergegas ke ruangan kepala sekolah. Untunglah Bu Rosemary ada di tempatnya, dan sedang tidak ada tamu. Kami langsung menyampaikan maksud kami dan menyerahkan surat itu. Kulihat Bu Rosemary pucat dan menangis sedih.

"Miko adalah anakku. Dia meninggal ketika sedang berenang di pantai setahun lalu. Rupanya, dia suka berenang di malam hari, karena tidak bisa berenang di siang hari. Tapi saat itu ombak sedang besar ...."

Kami terdiam, lalu pamit. Kami berjanji tak akan menceritakan hal ini kepada siapapun, kecuali Bu Rosemary sendiri.

Setelah itu, aku tak pernah lagi mendengar suara bebrbisik. Tapi aku dan Alysa jadi bersahabat. Terutama jika Alysa melihat bayangan-bayangan yang tak dia mengerti. Maka bersama akulah kami memecahkan misteri itu.

^_^

HORE, 25 September 2011

Dari Rawa Menjadi Makanan Pokok


Tahukah kalian, 24 Sepetember kita memperingati Hari Tani? Ya, salah satu hasil dari petani adalah beras. Hm, apakah kalian tahu dari mana asal beras? Ya, dari padi.

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.




Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae). Tumbuh hanya semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang.

Bunga padi tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret,; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.

Rawa-rawa

Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika, padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek.

Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.

Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak.

Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama.

Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endospermia. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Nasi

Nasi adalah beras yang telah direbus dan ditanak. Proses perebusan beras dikenal juga sebagai 'tim'. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air berlebih dalam proses perebusannya akan menghasilkan bubur.

Warna nasi yang telah masak (tanak) berbeda-beda tergantung dari jenis beras yang digunakan. Pada umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan berwarna putih. Beras merah atau beras hitam akan menghasilkan warna nasi yang serupa dengan warna berasnya. Kandungan amilosa yang rendah pada pati beras akan menghasilkan nasi yang cenderung lebih transparan dan lengket.

Ketan, yang patinya hanya mengandung sedikit amilosa dan hampir semuanya berupa amilopektin, memiliki sifat semacam itu. Beras Jepang (japonica) untuk sushi mengandung kadar amilosa sekitar 12-15% sehingga nasinya lebih lengket daripada nasi yang dikonsumsi di Asia Tropika, yang kadar amilosanya sekitar 20%. Pada umumnya, beras dengan kadar amilosa lebih dari 24% akan menghasilkan nasi yang 'pera' (tidak lekat, keras, dan mudah terpisah-pisah).


Nasi dimakan oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari. Nasi sebagai makanan pokok biasanya dihidangkan bersama lauk sebagai pelengkap rasa dan juga melengkapi kebutuhan gizi seseorang. Nasi dapat diolah lagi bersama bahan makanan lain menjadi masakan baru, seperti pada nasi goreng, nasi kuning atau nasi kebuli. Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara.



(ben/net)

Friday, September 16, 2011

CERNAK, 18 September 2011


Asyiknya Memancing!


Oleh Benny Rhamdani


Sudah sering aku melihat Ayah pergi membawa perlengkapan memancing di hari Minggu. Pernah suatu hari Ayah mengajakku ikut, tapi aku menolaknya.


"Aku ada janji dengan teman-teman mengerjakan tugas prakarya," kataku memberi alasan. Sebenarnya, aku memang tidak tertarik memancing. Apa asyiknya memancing sih?


"Memancing itu kegiatan yang bisa melatih kesabaran kita. Juga kejelian kita," kata Ayah menjelaskan.


Wah, buat apa melatih kesabaran dan kejelian lewat memancing? Aku tidak mengerti maksud Ayah itu. Tapi aku tidak mau memprotes hobi Ayah itu. Apalagi Ayah tidak setiap hari Minggu pergi memancing. Paling-paling sebulan dua kali. Satu-satunya yang menyenangkan dari hobi memancing Ayah adalah ikan yang dibawa pulang.


Tapi hari Minggu ini, entah mengapa aku tiba-tiba saja tertarik untuk ikut Ayah pergi memancing. Semalam aku melihat film di televisi tentang pengetahuan memancing ikan. Wah, sepertinya seru juga ya. Apalagi kalau berhasil mendapat ikan berukuran besar.


Ayah senang mengetahui aku ingin ikut memancing. Ibu langsung menyiapkan perlengkapan memancing dan bekal tambahan. Sekitar pukul sembilan pagi, aku membonceng di belakang motor Ayah pergi ke arah selatan.


Tadinya aku pikir ayah akan mengajakku memancing di klam-kolam pemancingan. Api Ayah malah berhenti di dekat sebuah aliran sungai.


"Kita memancing di dekat bongklahan batu itu. Tempatnya sejuk sebelum jam dua belas siang," kata Ayah sambil menurunkan perlengkapan kami.


Aku menurut saja. Kupikir, kami akan langsung memancing di sungai itu. Tapi Ayah malah mengajakku mencari ulat daun pisang.


"Kita perlu umpan yang disukai ikan-ikan di sungai," kata Ayah menjelaskan.


Aku mengangguk saja. Semula aku geli melihat bentuk ulat daun pisang itu. Kupikir bisa membutaku gatal seperti ulat bulu. Ternyata itu bukan jenis ulat bulu. Ayah baik-baik saja meski memegangnya.


Setelah cukup mendapat umpan, kami meniapkan peralatan memancing. Ayah memegang kail kesayangannya. Aku juga memegang satu.


"Mari Ayah ajarkan dulu caranya," kata Ayah.


Ayah memberitahuku cara emasang umpan di kail, melempar kail ke sungai, juga menarik kail.


"Yang paling penting adalah kita sabar," kata Ayah.


Hmm, sepertinya mudah. Ya, mudah-mudahan saja aku bsia segera mengail seekor ikan besar.


Plung! Aku melempar kailku tepat di tengah sungai.


"Lemparan yang lumayan bagus!" puji Ayah sambil melakukan hal yang sama.


Kami kemudian menancapkan kail. Kami tidak memegangnya. Lalu, Ayah mengajakku sedikit mundur.



"Kita duduk di sana. Ikan-ikan di sini peka sekali," kata Ayah.


Kami duduk di ebuah batu besar di bawah lindungan pohon teduh.


"Dulu tempat ini banyak sekali ikannya. Ayah sangat suka memancing di sini. Tapi lama ke lamaan ikannya berkurang," kata Ayah.


"Dipancing terus ya, Yah?" tanyaku.


"Bukan itu. Tapi airnya berkurang dan tercemar di bagian hilir dan sedikit di hulu," jelas Ayah.


"Tercemar kenapa?" tanyaku.


"Limbah. Sampah yang dibuang ke sungai, terus ada juga limbah pabrik kayu di dekat sungai, dan limbah-limbah lainnya."


"Wah, sayang sekali."


"Iya. Padahal selain ikan, manusia juga memerlukan air sungai ini untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari minum, menuci, mandi, dan sebaginya. Tapi kita sendiri yang mengotorinya," tambah Ayah.


"Kalai begitu, ikan di sini mengandung taun ya, Yah? Tidak bisa kita makan?" tanyaku.


"Untungnya memang belum sampai ada limbah beracun. Jadi tenang saja. Ikan-ikan ini masih bisa dimakan. Tapi kalau semua orang membiarkan sungai kita dicemari, lama-lama nggak mungkin limbah beracun pun masuk," kata Ayah.


Aku merinding mendengar keterangan Ayah. Yang aku tahu, sungai ini juga mengalir ke sungai Musi. Nah, kalu sungai ini beracun, berarti sungai Musi juga bisa tercemar racun. Padahal sungai Musi adalah kebanggaan kami.


"Ssst, umpannya ada yang makan," Ayah berbisik sambil menunjuk alat pancingku. "Biarkan dulu."


Aku menunggu beberapa detik dengan tak sabar. Ketika Ayah memberi kode agar aku menarik kailku, maka aku buru-buru menariknya. "Waaaaaah! Kena!" teraikku.


Aku menangkap ikan itu. Tapi ukurannya tdak sebsar yang kuingankan. Mungkin ini malah anak ikan.


"Dilepas lagi saja. Ikannya masih kecil," kata Ayah.


"Jangan, Ayah. Nanti ikannya akan bilang sama teman-temannya bahwa kita lagi mengail di sini," kataku.


Ayah tertawa. "Tentu saja tidak akan terjadi begitu. Ayo, lepaskan saja. Biar nanti kalau besar baru kita pancing lagi."


Aku pun melepaskan ikan itu ke sungai walau berat hati. Ayah mebantuku memasang umpan. Lima menit kemudian kail Ayah yang ditarik ikan. Sebuah ikan yang besar. Aku senang melihat Ayah mendapatkannya, walau aku sedikit iri.


Baru satu jam kemudian umpanku dimakan ikan. Kali ini berukuran sedang. Ayah tidak memintaku melepasnya. Kail Ayah mendapat giliran lima belas menit kemudian. Lalu kailku agak lama. Uhh, benar-benar harus bersabar untuk menjai pemncing yang baik seperti Ayah.


Tengah hari kami membuka bekal kami lalu menghabiskannya. Kami juga sholat berjamaah di alam terbuka. Begitu menyenangkan.


Pukul tiga kami pulang. Ikan tangkapan kami lumayan banyak. Di perjalanan pulang Ayah sempat berhenti di depan sebuah rumah gubuk. Kamu turun dan masuk ke ruah gubuk itu. Seorang lelaki tua menyambut kami.


"Pak Amat, ini anak saya yang sering saya ceritakan. Kami baru saja memancing. Sebagian ikannya biar disimpan di sini saja," kata Ayah kemudian.


Tak lama kemudian kami melanjutkan pulang. Aku baru tahu kalau ternyata Pak Amat adalah bekas petugas penjaga hutan lindung. Walau besar jasanya, hidupnya ternyata tak beruntung. Itu sebabnya Ayah memberikan sebagian ikan kami untuk Pak Amat.


Sampai di rumah aku menceritakan pengalamanku hari ini. Aku berjanji akan menuliskannya sebagai cerita di koran kesayanganku. Ya, agar teamn-temanku suka memancing dan mau menjaga kelestarian sungai.


^-^

HORE, 18 September 2011


Kompas si Penentu Arah

Kalian ingin tahu bagaiana cara pelaut menentukan tujuan di laut? Soalnya, di laut susah sekali mencari tanda. Ya, mereka bisa memakai kompas untuk menentukan arah.

Kompas atau pedoman (arah) adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.


Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad kesembilan, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar.Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun 1877 orang Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin(Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.


Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati.


Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.


Kompas analog


Kompas analog adalah kompas yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja kompas yang dipakai ketika acara pramuka. Sedangkan kompas digital merupakan kompas yang telah menggunakan proses digitalisasi. Dengan kata lain cara kerja kompas ini menggunakan komputerisasi.
  
Kompas digital


Diciptakannya kompas digital bertujuan untuk melengkapi kebutuhan robotika yang semakin canggih. Dunia robotika ini sangat membutuhkan alat navigasi yang efektif dan efisien. Sementara itu alat sistem navigasi yang tersedia di pasaran harganya mahal. Sedangkan kompas sendiri merupakan sebuah alat sistem navigasi yang efektif dengan harga lebih murah. oleh karena itu kompas digital diharapkan bisa mensubstitusi alat sistem navigasi pada robot.


Kompas-kompas digital yang ada di pasaran banyak macamnya. Di antaranya yaitu CMPS03 Magnetic Compass buatan Devantech Ltd. CMPS03 yang berukuran 4 x 4 cm ini menggunakan sensor medan magnet Philips KMZ51 yang cukup sensitif untuk mendeteksi medan magnet bumi. Kompas digital ini cukup supplai tegangan sebesar 5 Vdc dengan konsumsi arus 15mA. Pada CMPS03, arah mata angin dibagi dalam bentuk derajat yaitu : Utara (00), Timur (900), Selatan (1800) dan Barat (2700).


Ada dua cara untuk menperoleh informasi arah dari kompas digital ini yaitu dengan membaca sinyal PWM (Pulse Width Modulation) pada pin 4 atau dengan membaca data interface I2C pada pin 2 dan 3. Sinyal PWM adalah sebuah sinyal yang telah dimodulasi lebar pulsanya. Pada CMPS03, lebar pulsa positif merepresentasikan sudut arah. Lebar pulsa bervariasi antara 1mS (00) sampai 36.99mS (359.90). Dengan kata lain lebar pulsa berubah sebesar 100uS setiap derajatnya. Sinyal akan low selama 65mS di antara pulsa, sehingga total periodanya adalah 65mS + lebar pulsa positif (antara 66mS sampai 102mS). Pulsa tersebut dihasilkan oleh timer 16 bit di dalam prosesornya, yang memberikan resolusi 1uS.



Selain PWM, CMPS03 juga dilengkapi dengan interface I2C yang dapat digunakan untuk membaca data arah dalam bentuk data serial. Pada mode 8 bit, arah utara ditunjukkan dengan data 255 dengan resolusi 1,40625 derajat/bit. Pada mode 16 bit, arah utara ditunjukkan dengan data 65535 sehingga resolusinya menjadi 0,0055 derajat/bit.


Dari berbagai macam kompas digital di atas dapat diketahui bahwa kompas digital CMPS03 merupakan kompas digital yang paling bagus. Walaupun kompas ini paling bagus karena gambarannya bisa ditampilkan dalam layar LCD karakter, namun kompas ini tidak bisa digunakan oleh semua jenis robot. Hal ini dikarenakan setiap robot mempunyai kebutuhan atas sistem navigasi berupa kompas digital yang beda antar robot satu dengan robot lainnya. Ada kemungkinan jenis robot A membutuhkan kompas digital jenis B, dan ada kemungkinan bahwa kompas satu tidak bisa tersubstitusikan oleh kompas lainnya.


(ben/net)

Friday, September 09, 2011

HORE, 11 September 2011


Olahraga Asli Indonesia


Teman-teman, setiap tanggal 9 September kita selalu merakayak hari olahraga nasional. Hm, tahukah ada banyak olahraga asli Indonesia. Beberapa sudah terkenal luas ke mancanegara. Apa saja ya?


Sepak Takraw

Sepak takraw adalah jenis olahraga campuran dari sepak bola dan bola voli, dimainkan di lapangan ganda bulu tangkis, dan pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan. Kejuaraan paling bergengsi dalam cabang ini adalah King's Cup World Championships, yang terakhir diadakan di Bangkok, Thailand.




Permainan ini berasal dari zaman Kesultanan Melaka (1402 - 1511) dan dikenal sebagai Sepak Raga dalam bahasa Melayu. Bola terbuat dari anyaman rotan dan pemain berdiri membentuk lingkaran.


Catatan sejarah terawal tentang sepak raga terdapat dalam sejarah Melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 - 1477), seorang puteranya bernama Raja Ahmad telah dibuang negeri karana membunuh anak Bendahara akibat persengketaan ketika bermain sepak raga. Raja Ahmad kemudiannya diangkat menjadi Sultan di Pahang, bergelar Sultan Muhammad Shah I Ibni Almarhum Sultan Mansur Shah.


Pada tahun 1940-an hal ini berubah dengan menggunakan jaring dan peraturan angka. Di Filipina permainan ini disebut sipa, di Burma chinlone, di Laos kator, dan di Thailand takraw.


Peraturannya sama dengan bola voli dengan perbedaan:
pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, pemain atau tim hanya boleh menyentuh bola 3 kali berturut-turut, posisi pemain bertahan tidak diputar



Pencak Silat

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri yang berasal dari Asia Tenggara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.





Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak,misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.


Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. 

Karapan Sapi

Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.



Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang.
Ayo, kita lestarikan olahraga asli Indonesia.

(ben/net)

CERNAK, 11 September 2011


 


Teman Baru
Oleh Benny Rhamdani

Kapan kamu terakhir mendapat teman baru? Aku sih, tiga hari lalu. Namanya Maya. Cantik dan pintar bergaya. Aku yakin dia anak orang kaya.

Siang itu studio tempat aku latihan balet cukup ramai. Kelasku baru akan mulai latihan ketika Tante Lista berjalan masuk beserta seorang anak perempuan sebaya kami.

“Anak-anak Tante yang cantik, hari ini kalian akan mendapat teman baru. Namanya Maya,” begitu kata Tante Lista.

Kami semua langsung mengamati Maya.

“Wuah, cantiknya. Dia bisa jadi saingan kamu, Mia,” kata Wulan kepadaku.

“Maksudmu?” aku mendelik.

“Iya, kamu bisa kalah cantik.”

“Memangnya aku akan meleleh kalau ada yang lebih cantik dari aku. Nggak masalah. Yang penting dia baik hatinya,” kataku.

Latihan pun dimulai. Ternyata Maya tak cuma cantik. Dia juga sudah mahir menari balet. Setiap gerakan baru yang diajarkan Tante Lista, dia dengan cepat menguasainya.

“Dia benar-benar akan menjadi ancaman bagimu,” bisik Wulan lagi.

“Ancaman apa?”

“Dia lebih jago dari kamu. Selama ini kamu yang paling jago di kelas. Setiap semester kamu terpilih jadi pemeran utama di pentas balai kota. Kayaknya, semester ini tempatmu akan tergeser.”

“Wulan, tutup mulutmu. Aku tidak suka kamu menghasut begitu,” kataku.

Wulan terdiam. Pelan-pelan dia mulai mendekatkan dirinya dengan Maya. Entah apa tujuannya. Yang aku tahu, Wulan memang sangat suka mendekati siapapun yang populer.

Seusai latihan aku  menuju locker room. Aku harus mengganti pakaian.

“Hai, Mia!” terdengar suara sapa di belakangku. “Senang rasanya bisa sekelas denganmu.Aku suka gerakanmu di latihan tadi.”

Maya berjalan mendekatiku. Rupanya, letak lockernya di sebelah lockerku.

 “Aku juga senang. Sebelumnya kamu latihan di studio balet mana?” tanyaku.

“Ini pertama kali aku latihan di studio.”

“Oh ya?” Aku tak percaya. “Kok bisa?”

Maya tak menjawab. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu. Aku jadi tak enak hati.

“Kamu mau pulang bareng denganku?” Maya mengalihkan pembicaraan.

“Rumahku hanya satu blok dari sini. Aku bisa berjalan kaki. Lagi pula, aku harus mampir ke toko buku sebentar. Aku ingin membeli buku KKPK terbaru.”

“Oh, kamu suka membaca buku? Aku juga. Kapan-kapan kita tukaran yuk!” pinta Maya.

“Boleh.”

Kami kemudian bicara tentang buku-buku kesukaan kami, sampai kami berpisah di depan studio. Kami sempat saling tukar nomor telepon, PIN BB, Facebook dan twitter.

Malam hari ketika aku sedang belajar, Maya mengirim BBM.

“Pasti kamu lagi belajar ya?”

Aku membalas,”Iya. Kamu juga, kan?”

Maya mengirim BBM lagi,”Nggak. AKu lagi baca KKPK. Selamat belajar. Maaf mengganggu.”

Aku tidak membalasnya karena harus menegrjakan PR yang banyak jumlahnya. Selesai belajar aku tertidur pulas. Besok paginya aku terbangun. Ketika kubuka BBku, aku melihat ada beberapa BBM masuk dari Maya.

“Sudah belajarnya?”

PING

“Pasti kamu sudah tidur. Selamat tidur.”

“Aku tidak bisa tidur.”

“Apakah kamu pernah berpikir  jika besok kamu akan meninggal?”

Aku kaget membaca pesan terakhirnya. Buru-buru aku mengirim BBM,” Maya, maaf aku baru baca BBM kamu.”

Tidak ada balasan. Mungkin Maya masih tidur. Aku pun bergegas mandi dan melakukan kegiatan lainnya bersiap sekolah.

Di sekolah aku tidak bisa mengirim BBM karena Mama melarangku membawa BB-ku ke sekolah.  Sepulang sekolah aku langsung melihat BB. Tidak ada jawaban BBM dari Maya. Mungkin dia sibuk. Anak orang kaya biasanya banyak kegiatan.  Aku memutuskan istirahat sebelum latihan balet sore nanti.

Pukul tiga aku berangkat balet dengan semangat. Tadi aku sudah izin kepada Mama akan main ke rumah Maya pulang latihan nanti. Tiba di studio aku mencai Maya. Tapi belum datang. Mungkin dia terlambat. Namun… sampai Tante Lista masuk kelas, Maya tak juga hadir.

Dan … aku baru tahu ketika Tante Lista bercerita.

“Anak-anakku yang cantik, hari ini kita kehilangan teman baru kita … Maya. Tadi pagi Maya telah meninggal dunia. Tapi dia meninggal dunia dalam kebahagiaan. Sejak balita Maya menderita penyakit aneh yang membuat fisiknya lemah. Dia tidak bisa berlama-lama di luar ruangan, sehingga dia tidak pernah sekolah atau bermain di luar rmah. Dia punya hobi balet dan belajar balet sendiri dari internet Keinginan terakhirnyaadalah bisa belajar balet di sebuah studio. Dan itu dipenuhi orangtuanya kemarin,” tutur tante Lista sambil berlinang air mata.

Aku ikut sedih. Air mata teman-temanku juga menetes.

Rasanya aneh kehilangan seorang teman baru. Benar-benar membuatku tak habis pikir selama berhari-hari.
Aku sedih sampai kini, mengenang seorang teman yang baru kukenal tiga hari yang lalu.


^_^