Friday, May 27, 2011

CERNAK. 29 Mei 2011



Kupu-Kupu Di Dalam Botol


Widi terjaga di tempat tidurnya. Dia baru saja mimpi indah, memenangkan pertandingan menari dalam kompetisi antarsekolah. Widi bersiap-siap menerima piala ketika alarm berbunyi. Begitu keras hingga dia terjaga.


Widi agak kecewa ketika bangun. Dia berlari langsung ke meja belajar nya. Di sana terdapat satu botol bekas selai berisi seekor kupu-kupu kecil berwarna-warni. Betapa sulit Widi menangkapnya. Kupu-kupu itu terbang terus menjauh darinya. Apalagi Widi menangkap tanpa jaring. Tapi akhirnya berhasil. Kalau tidak dia tidak bisa ikut proyek biologi di sekolah.


Proyek biologi tersebut adalah setiap siswa diminta membuat penelitian tentang mahluk hidup . Kebanyakan teman-teman sekelasnya hanya menyaln dari buku dan internet. Tapi Widi ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Dia akan menyajikan makhluk hidup - kupu-kupu.


Widi menyukai warna yang berbeda pada sayap kupu-kupu. Merah, hijau dan biru. Betapa indahnya saat sayap itu mengepak. Widi telah membuat beberapa lubang di tutup botol agar ada aliran udara, dan ditambahkan daun agar kupu-kupu menggigitnya. Widi mungkin telah memenjarakan makhluk itu, tapi dia tidak mau tahu.


Karena semangat menampilkan tugasnya kepada guru biologi, Widi berpakaian buru-buru, dan berangkat ke sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah cukup berjalan kaki. Dia mengambil jalan pintas melalui halaman belakang rumah Tante Sinta. Angin sangat menyenangkan karena hujan pada malam sebelumnya. Taman bunga semerbak harum melati. Widi melirik botolnya, kemudian tersenyum pada kupu-kupu yang berkibar sayapnya.


Ketika ia sampai di sekolah, gerbang belum sepenuhnya terbuka. Baru kali ini Widi datang sangat awal ke sekolah. Seorang anak perempuan bermain basket di lapangan. Biasanya Widi bergabung di lapangan tanpa berpikir dua kali. Tapi hari ini, dia berjalan langsung ke kelasnya. Dia membuka jendela dekat bangkunya dan menyimpan botol di ambang jendela.


Sinar emas matahari mengalir melalui kaca menerpa sayap lembut kupu-kupu. Kupu-kupu Widi tampak cantik. Dalam beberapa menit, bangku sekitar Widi dikerubuti teman-temannya. Kelas biologi jadi sangat menyanangkan. Bu guru sangat senang dengan inisiatif dan meminta semua orang di kelas untuk berterima kasih kepada Widi. Karena Widi telah memungkinkan mereka untuk mempelajari kupu-kupu dengan baik. Widi merasa seperti bintang karena diperlakukan seperti selebritis.


Pulang sekolah, ia kembali mengambil rute favorit melalui kebun Tante Sinha. Dalam botol, kupu-kupu masih bergetar sayapnya penuh semangat. Kebahagiaan hari ini membuat Widi tidur nyenyak lebih awal pada malamnya.


Widi terbangun sekitar tengah malam tiba-tiba. Dia pergi ke meja belajar dan menepuk tutup botol. Kupu-kupu tak bergerak. Widi mengira kupu-kupu itu tidur. Ia mengguncang botol beberapa kali, tetapi tetap tidak ada gerakan sedikit pun. Widi takut. Dia menuangkan sedikit air dari gelas di meja ke dalam botol.


Air membantu kupu-kupu menggigil sedikit. Widi menghela napas lega. Sambil duduk di tempat tidurnya, ia menatap botol untuk waktu yang lama.


Setelah beberapa saat Widi bangkit, memegang botol erat di tangannya, lari ke luar. Udara begitu segar dan sejuk. Dia pergi ke halaman belakang rumahnya, dengan cepat membuka tutup botol. Kupu-kupu mulai bergerak, tetapi perlahan-lahan, seakan terbangun dari tidur. Ini bertengger sendiri di pinggir botol dan mengepakkan sayap. Ini menunggu di sana untuk waktu yang lama. Widi juga menunggu.


Tiba-tiba itu mulai sayapnya mengepak. Untuk Widi, suara kecil kepakan sayap adalah musik. Tiba-tiba ada bunyi gedebuk keras di belakangnya, Widi menoleh. Sebuah kelapa jatuh dari pohon. Ketika Widi melihat botol lagi, ia menemukan kupu-kupunya telah pergi.


Widi duduk menatap botol kosong untuk sementara waktu. Sedih hati Widi. Tapi ia kemudian merasa senang karena ia telah mengiirim kupu-kupu itu kembali ke tempatnya …. Yakni alam.


(ben)

HORE, 29 Mei 2011



Sering Dikira UFO


Kalian tahu istilah UFO? UFO adalah Unidentified Flying Object atau biasa kita kenal sebagai benda terbang tak dikenal. Bagi banyak orang yang percaya dengan adanya UFO sering kali hal-hal dilangit dianggap UFO. Awan yang berbentuk aneh saja bisa meyakinkan orang bahwa itu adalah UFO.


Nah, selain bentuk awan yang aneh, apalagi yang sering dianggap kehadiran UFO, padahal bukan.


Petir


Penampakan UFO misterius biasanya disertai fenomena alam sprite sebagai pemicu badai. Sprite bersama petir dari badai menghasilkan cahaya terang yang menari di angkasa. Sprite berbentuk bola listrik, meski terkadang berbentuk garis atau sulur. Sprite musim dingin umum ditemui di belahan bumi utara selama musim dingin.


Pengujian rudal


Pada Desember 2009, pertunjukan spektakuler spiral cahaya muncul di langit Norwegia utara. Spiral raksasa dengan sinar hijau-biru menerangi langit dengan pola rintik hujan. Terlihat seperti lubang cacing ke dimensi lain, tapi ternyata hanya rudal Rusia yang gagal meluncur, menurut keterangan kementerian pertahanan Rusia.


Formasi awan aneh


Oktober lalu, beredar rekaman halo raksasa di langit Moskow di YouTube. Video itu memicu rumor UFO. Pada satu titik, benda itu mengeluarkan lingkaran. Bahkan, siaran radio Rusia mulai memanas. Badan meteorologi mengkonfirmasi, lingkaran itu hanya ilusi optik dari sinar matahari. Peristiwa itu terjadi di awan cirrus atau cirrostratus, yang banyak memiliki es dan air super dingin. Sifat fisik awan ini tak stabil, jika terganggu angin jet maka akan terbentuk lubang.




Balon


Pada sore 13 Oktober, ratusan orang Manhattan melihat sekelompok benda keperakan, mengkilap berkilauan. Awalnya mereka menduga UFO. Kilauan itu ternyata berasal dari 12 balon helium dari sebuah pesta pertunangan di Milestone School Mount Vernon, Westchester County.


Venus


Venus sering kali disalahtafsirkan sebagai UFO. Planet kedua ini sering muncul seperti cahaya terang menggantung di langit matahari terbenam dan perlahan melayang saat senja. Karena Venus mengorbit matahari dan berada dalam orbit bumi, orang sering keliru menganggapnya UFO bergerak.


Pesawat terbang


Inilah bukti objek di langit dapat menyebabkan kegemparan yang tampak lucu. Senin lalu, sebagian besar warga AS bangun melaporkan misteri meluncurkan rudal di pantai California. Penampakan itu didukung video. Departemen Pertahanan melaporkan tak ada jadwal peluncuran rudal, NORAD dan USNORTHCOM. Setelah penyelidikan menyeluruh, ahli mengatakan hal itu hanyalah jejak jet biasanya.


Percobaan Militer


Akhir 1940-an dan awal 1950-an merupakan puncak pelacakan UFO dan alien di New Mexico, karena di sana Angkatan Udara telah melakukan beberapa riset rahasia. Salah satu programnya dikenal sebagai Proyek Mogul melibatkan balon mengambang membawa mikrofon untuk mengambil gelombang suara yang dihasilkan oleh tes bom atom Soviet. Angkatan Udara mengkonfirmasi kecelakaan salah satu balon pada 1947 menciptakan puing dan melahirkan Insiden UFO Roswell.


Hmm, jangan-jangan suatu saat nanti jika ada yang memainkan layang-layang pun akan dikira UFO.

(ben/net)

Friday, May 20, 2011

CERNAK, 22 Mei 2011


Tarian Sunidhi


Sunidhi ingin sekali menjadi penari ternama. Dia sering melihat poster-poster pertunjukan tari di depan gedung pertunjukan. Sayangnya, Sunidhi tak pernah punya uang yang cukup untuk masuk ke gedung itu. Namun Sunidhi cukup puas melihat poster-poster itu.


“Hm, cantik sekali para penari itu. Baju mereka juga sangat indah,” gumam Sunidhi kagum.


Sunidhi hanya bisa membayangkan bentuk tariannya. Dia memang sering menanyakan kepada pengunjung gedung yang baru keluar. “Bagaimana tariannya? Apakah mereka berputar indah? Apakah loncatannya seperti seekor kijang?”


Tentu saja tidak semua penonton mau menjawabnya. Jika demikian, Sunidhi akan bertanya kepada penonton lainnya. Terkadang dia sampai lupa harus menjual kue-kue basah di baskom yang dibawanya.


Pak Penjaga gedung sering memperhatikan Sunidhi. Dia merasa kasihan. Pak Penjaga ingin sekali mengajak Sunidhi masuk ke gedung dengan diam-diam, tapi akan beresiko besar kepadanya. Pak Penjaga bisa dikeluarkan dari pekerjaan jika sampai ketahuan Pak Manajer.


“Nak, apakah kamu ingin menjadi penari?” tanya Pak Penjaga suatu hari.


“Betul sekali, Pak,” jawab Sunidhi mantap.


“Kalau begitu, cobalah ikut seleksi bakat menari minggu depan di sini. Pak Manajer akan memilih lima penari berbakat untuk diajarkan menjadi penari profesional,” kata Pak Penjaga.


“Oh, betulkah? Terima kasih pemberitahuannya, Pak,” kata Sunidhi.


Dia pun pulang ke rumah. Jarak dari gedung ke rumahnya cukup jauh. Sunidhi harus melewati sebuah hutan kecil.


Ketika melewati hutan, Sunidhi mendengar suara orang merintih. “Toloooong… toloooong ….!”


Sunidhi mencari suara itu, akhirnya ia menemukan seorang perempuan setengah baya yang kakinya terjepit akar kayu. Sunidhi membantu nenek itu. Untunglah kakinya bisa dikeluarkan. Namun karena masih memar, nenek itu belum bisa berjalan. Unidhi tidak keberatan menggendong nenek itu pulang ke rumahnya di tepi hutan.


“Terima aksih, Nak. Sebagai hadiah, ambillah selendangku ini. Selendang ini akan membantumu yang ingin jadi penari,” kata nenek itu.


Sunidhi kaget karena nenek itu tahu tentang impiannya. Sunidhi pun pamit pulang. Di rumah dia hanya tinggal bersama ayahnya. Sunidhi pun memberitahu ayahnya tentang rencana selksi calon penari berbakat.


“Anakku, semoga kau berhasil. Ayah selalu mendoakan yang terbaik untukmu,” kata ayahnya.


Sunidhi pun rajin berlatih. Di rumah, di perjalanan menuju tempatnya berjualan, bahkan saat berjualan sambil menunggu pembeli. Ajaibnya, selendang yang diberikan nenek itu, membuat semua gerakan Sunidhi jadi ringan dan indah. Bahkan Sunidhi bisa membuat gerakan-gerakan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.


Hingga saat seleksi penari pun tiba.


Peserta seleksi sangat banyak. Mereka berdatangan dari segala penjuru. Sunidhi sempat sedikit gugup. Namun dia akhirnya menguatkan dirinya agar tetap semangat.


Saat giliran Sunidhi tiba. Musik pun dimainkan. Sunidhi mulai menari …. Para juri kagum dengan gerakan tari Sunidhi. Akhirnya Sunidhi lolos seleksi. Betapa senangnya Sunidhi.


“Ayah, aku lulus!” teriak Sunidhi ketika tiba di rumah.


Seminggu kemudian Sunidhi pergi meninggalkan ayahnya. Dia harus mengkuti sekolah khusus khusus menari selama setahun. Ternyata di sekolah tari, Sunidhi menjadi penari yang sangat disukai. Dia belajar semua tarian dengan cepat. Bahkan sebelum setahun, Sunidhi sudah sering menari di gedung-gedung mewah.


Setahun kemudian Sunidhi sudah menjadi penari terkenal. Sayangnya, sifat Sunidhi pun ikut berubah. Sunidhi menjadi seorang penari yang sombong.


“Sunidhi, minggu depan ada undanagan menari untuk mengumpulkan amal,” kata Pak Manajer.


“Untuk amal? Aku tidak mau. Biar penari lain saja yang melakukannya. Aku tidak mau menari untuk amal,” kata Sunidhi menolak.


Ya, Sunidhi hanya mau menari di gedung mewah dengan bayaran mahal pula. Sunidhi bahkan tidak mau bertemu dengan sembarangan orang.


Suatu ketika datang seorang pria separuh baya ingin bertemu dengannya.


Sunidhi menyuruh penjaga untuk mengusir. “Cepat usir lelaki tuaitu!” katanya. Dia tidak ingin orang tahu kalau pria berbaju lusuh itu adalah ayahnya.


Suatu sore Sunidhi sedang beristirahat di balkon tempat tinggalnya yang mewah. Dia menghirup udara segar. Tiba-tiba angin bertiup. Selendang kesayangan Sunidhi terbawa terbang. “Oh, selendangku,” katanya.


Sunidhi berusaha menangkapnya, tapi Sunidhi malah terjatuh dari balkon, sedangkan selendang itu pergi entah ke mana.


Sunidhi segera dibawa ke rumah sakit. Nyawanya tertolong, tapi kakinya cedera. Sunidhi tidak bisa lagi menggerakkan kakinya seperti sedia kala.


Sunidhi pun tidak bisa menari seindah dulu. Bahkan gerakannya pun berantakan. Tak ada lagi yang mau memanggilnya untuk menari. Pak Manajer pun mengeluarkannya.


Sunidhi kembali menemui ayahnya. Untunglah sang ayah mau memaafkannya. Sunidhi kini kembali menjadi penjual kue basah dengan baskomnya.


“Kue-kue … siapa yang mau beli … kue-kue ….” Begitulah nasib Sunidhi. Tak ada lagi yang mengenali kalau dulunya dia pernah menjadi seorang penari terkenal.


(ben)

HORE, 22 Mei 2011

Asal Usul Sapu Tangan


Sepertinya baru kemarin kita menyeka keringat dengan selembar sapu tangan. Tiba-tiba benda itu mulai makin jarang dipakai, digantikan kertas tisu yang praktis dan mudah didapat. Ya, tampaknya kini jarang terlihat orang (apalagi perempuan) menyimpan sapu tangan di dalam tas atau kantung bajunya.




Saputangan atau selampai adalah selembar kain (cita) berbentuk persegi yang digunakan untuk kebersihan pribadi, antara lain mengelap tangan, menyeka keringat, dan membersihkan bagian luar mulut. Saputangan bisa digunakan berkali-kali, bila sudah kotor bisa dicuci, dikeringkan, disetrika, dan dipakai kembali.


Dalam kebudayaan Eropa dan Amerika, selain dipakai sebagai hiasan kantong jas, saputangan juga dipakai sewaktu membuang ingus. Richard II dari Inggris dikatakan sebagai orang yang pertama kali menggunakan saputangan. Dalam catatan harian rumah tangga kerajaaan (household rolls) ditulis tentang "sepotong kecil [kain] yang dipakai baginda raja untuk menyapu dan membersihkan hidungnya." Catatan tersebut merupakan dokumen tertua yang menjelaskan penggunaan saputangan.


Harga saputangan berbeda-beda menurut jenis kain yang dipakai. Kain katun, katun sintetis, sutra, atau linen termasuk jenis-jenis kain yang biasa dipakai sebagai saputangan.


Saputangan sebenarnya sudah disebut-sebut dalam syair karya Catulus (85-87 SM). Tidak seperti saat ini, alat pengusap keringat kala itu terbuat dari jalinan rumput. Memasuki abad pertama sebelum masehi, barulah saputangan terbuat dari kain linen. Meski sederhana, hanya golongan masyarakat kelas atas yang sanggup memilikinya. Itu sebabnya saputangan diperlakukan dengan sangat istimewa dan untuk pemakaianya yang ekslusif.


Memasuki abad ke-14, sudah banyak masyarakat di Eropa yang menyadari saputangan sebagai bagian tak terpisahkan dari gaya busana. Terutama di Italia, tempat pertama kali ide saputangan muncul dari seorang wanita Venesia, yang memotong-motong rami menjadi bentuk bujur sangkar danenghiasinya dengan renda. Kala itu saputangan bertambah fungsinya sebagai sarana bertutur sapa di antara masyarakat kelas atas dengan cara melambai-lambaikannya. Sementara di gedung teater ia dilambai-lambaikan untuk memberi sambutan hangat kepada para pemainnya.


Dari Italia saputangan menyebar ke seantero Prancis. Para bangsawan di bawah Raja Henry II memiliki andil besar dalam penyebarannya. Waktu itu saputangan sudah berbahan dasar sangat mahal, berhiaskan bordir sedemikian rupa sehingga sangat menarik dan menjadi barang mewah.

Fungsinya menjadi agak berbeda ketika cerutu diperkenalkan di Eropa abad ke-17. Menghisap cerutu menjadi kebiasaan yang sangat elegan. Sayangnya, menghisap cerutu dapat meninggalkan noda cokelat di hidung yang sangat mengganggu penampilan. Di sinilah terjadi perkembangan dengan munculnya saputangan ukuran besar berwarna gelap. Sebelumnya, ia hadir dalam potongan mungil brenda dan berbordir nan kenes.


Bujur sangkar



Suatu hari pada abad ke-18 di Versailles Maria Antoinette menyatakan, saputangan berbentuk bujur sangkar lebih tepat dan lebih mudah dibawa ke mana-mana. Bahkan Raja Louis XVI sampai mengeluarkan peraturan tentang ukuran bujur sangkar untuk semua saputangan yang dibuat di lingkungan istana.


Baru pada abad ke-19 saputangan sampai di Jerman. Namun baru beredar di kalangan bangsawan dan keturunan kerajaan. Saputangan juga menjadi hadiah umum dari pria yang menaruh hati kepada seorang wanita, atau sebaliknya. Dalam abad ini pula saputangan menjadi pelengkap wajib dalam gaya busana. Keberadaannya tidak lagi ngumpet di dala tas, tapi sudah berani nongol di tangan.


Saputangan kemudian menjadi barang universal. Ia pun menjadi sarana komunikasi yang menarik, Meletakkan saputangan di pipi berarti pertanda cinta. Membawa saputangan ke pipi kanan, pertanda kita mengiyakan sesuatu, sedangkan ke kiri kita menolak. Meletakkan di dahi berarti,''kita sedang diamat-amati'', dan jika di bahu artinya,''ikuti aku''. Bila seorang wanita meletakkannya di bibir sambil menatap, ia ingin berkenalan!

Di ndonesia, sapu tangan juga menjadi sumber inspirasi beberapa tarian daerah lho. Mulai dari barat sampai ke timjur banyak sekali tarian menggunakan saputangan atau lenso ini.


Sayangnya, kini keberadaan saputangan perlahan terlindas tisu kertas yang praktis dan lebih higienis. Ah, sayang sekali kalau akhirnya saputangan jadi menghilang. bukankah ia ramah lingkungan? Karena bisa digunakan berkali-kali, bila sudah kotor bisa dicuci, dikeringkan, disetrika, dan dipakai kembali.


(ben/net)