Friday, September 30, 2016

Cernak, 2 Oktober 2016




Puteri Purbasari



Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung. Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. 

Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.
Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku?” pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin di telaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !” kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

Hore, 2 Oktober 2016

11 Fakta Tentang Komodo

Berbanggalah Indonesia karena kaya dengan jenis flora dan faunanya. Salah satu yang paling terkenal adalah komodo. Naha, mau taku tentang komodo? Baca yuk informasi menarik ini.


1. Komodo termasuk binatang purba yang hanya ada di Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

2. Komodo di Indonesia hidup dengan cara-cara asli alias berburu sendiri tanpa bantuan manusia. Biasanya mereka memangsa kijang, kerbau, kuda, monyet, dan lin-lain. Komodo kecil memakan serangga.

3. Komodo memangsa langsung tanpa mengunyah (sama seperti ular). Binatang ini cukup makan satu kali dalam satu bulan.


4. Air liur merupakan senjata utama komodo. Mengandung bakteri luar biasa banyak dan berbahaya. Mangsa yang lebih kuat cukup mendapat gigitan, beberapa minggu kemudian akan lumpuh, baru dimangsa. Namun penelitian terbaru menyebutkan, komodo memiliki tujuh saluran bisa di gusinya. Racun itulah yang membunuh, bukan bakteri di dalam air liur.

5. Komodo dewasa mampu berlari dengan kecepatan 18 km per jam.

6. Komodo binatang soliter, tetapi jika ada mangsa mereka datang dan berebut.

7. Usia komodo bisa mencapai 50 tahun.

8. Populasi komodo betina lebih kecil dibanding jantan. Perbandingannya satu betina, tiga jantan.

9. Masa kawin komodo antara Juli dan Agustus. Tiga komodo jantan akan memperebutkan satu komodo betina. Saat itu, komodo jantan menjadi lebih agresif dan sering berkelahi memerebutkan betina. Hanya saat itulah, komodo bisa berdiri di atas dua kaki belakangnya.

10. Satu bulan setelah kawin, komodo bertelur. Jumlahnya antara 15-30 butir. Telur-telur itu disembunyikan di satu lubang sedalam dua meter. Untuk mengelabui predator, biasanya sang induk membuat dua lubang palsu.

11. Telur-telur itu ditunggui selama 3 bulan kemudian ditinggal. Genap Sembilan bulan. setelah dikubur, lahirlah anak-anak komodo. Biasanya tingkat kelahiran mencapai 85%, tapi tingkat hidup sesuai dengan seleksi alam sekitar 10%-15%.

Arena KKPK, 2 Oktober 2016

Cermin Misterius



Judul: Jangan Bercermin Malam Ini

Penulis: Nurlailan Syahara

156 halaman


Kalian perrcaya hantu cermin? Jika tidak percaya, sebaiknya membaca buku ini dulu ya. Soalnya aku juga begitu.

Tidak ada perasaan yang lebih mengerikan daripada rasa takut, ketakutan menerima perlakuan buruk yang berulang. Diejek, di-bully, dijahili dan yang lebih parah dari itu semua adalah dianggap tak ada. Karena itulah Achiell bersedia pindah ke satu-satunya sekolah umum berasrama di kotanya. Benar saja, di sekolah baru, Achiell mengalami perlakuan berbeda. Berteman dengan siswa populer, menjadi bahan perbincangan satu sekolah, juga mendapat senyuman manis dari gadis cantik penuh misteri.

Hingga suatu pagi, Al, teman satu kamar Achiell tiba-tiba menghilang. Tidak hanya teman satu kamar, semua teman di sekolahnya kemudian menjauhi Achiell. Mereka menuduh Achiell penyebab hilangnya Al dan beberapa siswa di sekolah. Achiell tidak terima dituduh tanpa alasan. Bahkan ketika Achiell tiba-tiba harus percaya mitos hantu cermin demi mengungkap kehilangan itu, dia akan melakukannya. Yang tidak dia sadari selalu ada pengorbanan besar demi pertemanan dan kepercayaan.

Aku nilai buku ini keren dan menarik untuk dibaca.

(Salsa, Palembang)

Friday, September 23, 2016

Cernak, 25 September 2017

Asal-Usul Ikan Patin




   Alkisah di zaman dulu kala hiduplah seorang pemuda yang bernama Awang Gading. Ia tinggal di gubuk tua seorang diri, gubuknya tepat di tepi sungai yang sangat jernih. Mata pencaharian Awang Gading ialah menangkap ikan di sungai.

Pasa suatu sore, Awang Gading mencari ikan di sungai. Ia berharap akan mendapat ikan besar kali ini. Ia mulai memancing, setelah menunggu beberapa lama, ternyata ia tak mendapatkan ikan juga.

“Mungkin belum rejekiku hari ini” gumam Awang Gading.

Ia pun membereskan semua perlatannya lalu pulang karena hari sudah gelap, namun saat ia melangkahkan kaki, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi. Tak berapa lama ia berhasil menemukan bayi itu diatas batu besar. Seorang bayi perempuan yang lucu.

Awang Gading bingung harus berbuat apa, karena ia kasihan dengan bayi lucu ini, akhirnya Awang Gading membawanya pulang. Karena hatinya masih penasaran dan ragi-ragu, ia membawa bayi itu ke sesepuh desa.

“Tetua, saya menemukan bayi ini di atas batu tepi sungai” ucap Awang Gading.

“Nak, Yang Kuasa telah mempercayaimu, sekarang rawatlah bayi ini baik-baik” jawab sesepuh desa.

“Baiklah, tetua. Saya akan merawat bayi ini. Terima kasih atas petuahnya” jawab Awang Gading.

Setelah menemui sesepuh desa, Awang gading pun kembali ke rumah dan mengadakan syukuran untuk bayi itu. Bayi itu diberi nama Dayang Kumunah. Awang Gading menimang-nimang Dayang Kumunah sambil mendedangkan lagu sehingga ia tertidur.

Dayang Kumunah  tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik hati. Ia sangat penurut dan selalu membantu ayahnya. Walaupun Dayang Kumunah memiliki kepribadian yang baik, namun ia seorang yang pendiam.

Suatu saat saat Dayang Kumunah sedang menjemur kayu di depan rumah, ada seorang pemuda yang tampan lewat, ia langsung jatuh cinta kepada Dayang Kumunah. Pemuda tampan itu bernama Awangku Usop. Esok harinya Awangku Usop datang kerumah Dayang Kumunah untuk melamarnya.

“Nama saya Awangku Usop dari desa sebelah, maksud kedatangan saya kemari ingin melamar dan meminang Putri anda” ucap Awangku Usop.

“Keputusan ada pada Dayang sendiri. Bagaimana anakku?Apakah kamu menerima pinangan pemuda ini?” kata Awang Gading.

“Baiklah ayah, saya menerima pinangan pemuda ini. Namun ada syarat yang harus kamu penuhi setelah aku jadi istrimu, kanda Usop” ” jawab Dayang.

“Apa syarat itu, Dayang?” tanya Usop.

“Jangan pernah menyuruh dan memaksa saya tertawa” jawab Dayang.

“Baiklah, aku berjanji akan menyanggupi syaratmu itu” ucap Usop.

Beberap hari kemudian Dayang dan Usop pun menikah, pesta pernikahan mereka berlangsung sangat meriah. Satu bulan setelah mereka menikah, Awang Gading sakit keras dan akhirnya meninggal. Dayang Kumunah sangat sedih ditinggalkan ayah yang telah merawat dan mendidiknya dari kecil walapun sebenarnya bukan ayah kandungnya.

Dayang Kumunah memiliki anak, mereka sekeluarga pun bahagia sekali. Pada saat anaknya beru belajar berjalan, semua tertawa gembira kecuali Dayang Kumunah. Usop tanpa sadar meminta istrinya untuk ikut tertawa, hingga ia lupa syarat yang dulu diajukan. Dayang menolak untuk tertawa, namun Usop tetap memaksa. Karena takut menyakiti hati suaminya, Dayang Kumunah akhirnya ikut tertawa. Tiba-tiba kejadian aneh terjadi, Pada mulut Dayang Kumunah keluar insang ikan.


Dayang Kumunah segera berlari ke sungai, dan menceburkan diri. Awangku Usop dan anaknya mengikuti Dayang ke sungai.

“Maafkan aku istriku, karena aku telah melanggar janjiku” ucap Usop.

“Suamiku, rawatlah anak kita dengan baik” jawab Dayang.

Awangku Usop sangat menyesal, namun nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi. Akhirnya Dayang Kumunah berubah menjadi seeokor ikan patin dan menyelam di sungai. Sejak saat itu, mereka berjanji tidak akan makan ikan patin.

Hore, 25 September 2017

Lima Macam Cara Memasak

Siapa yang suka memasak? Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan cara memanaskan pada bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa dikonsumsi. 

Memasak terdiri dari berbagai macam metode, teknik, peralatan, dan kombinasi bumbu dapur untuk mengatur rasa memudahkan makanan untuk dicerna dan mengubah makanan dari segi warna, rupa, rasa, tekstur, penampilan dan nilai nutrisi. 

Memasak secara umum adalah persiapan dan proses memilih, mengatur kuantitas, dan mencampur bahan makanan dengan urutan tertentu dengan tujuan untuk medapatkan hasil yang diinginkan. Memanaskan bahan makanan umumnya, walaupun tidak selalu, perubahan bahan makanan tersebut secara kimiawi, mengakibatkan adanya perubahan rasa, tekstur, penampilan, dan nilai nutrisi.

Nah, berikut adalah cara memasak yang umum.

 Menggoreng, yaitu mengolah makanan dengan cara memasukkan bahan makanan ke dalam minyak panas. Biasanya makanan yang digoreng cepat dihidangkan. Kalian pasti sering melihat seperti ayam goreng, pisang goreng, dan sebagainya. Hati-hati jangan terlalu banyak makanan yang digoreng ya.
 
Merebus, yaitu mengolah bahan makanan dengan merendam bahan atau masakan ke dalam air yang panas. Paling sering kita lihat adalah jenis sayur, seperti sop, sayur asem, dan banyak lagi. Paling mudah untuk belajar memasak adalah merenus telur.


Mengukus, yaitu memasak dengan menggunakan uap air dan menggunakan alat seperti kukusan, dandang, panci, dan lain-lain. Cara memasak seperti ini dianggap paling sehat karena gizinya tidak banyak yang hilang.
    
Menumis, yaitu memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah. Cara ini biasanya juga sangat dianjurkan karena tidak merusak gizi makanan. Sebab biasanya cara memasaknya tidak memakan waktu lama.
    
Membakar, yaitu memasak secara langsung di atas bara api, biasanya teknik ini disebut memanggang. Nah, kalian juga pasti menyukai cara memasak yang satu ini. Paling mudah adalah membakar sate. Kalian tinggal membolak-balik agar tidak gosong. Tapi jangan banyak-banyak makan daging yang terbakar ya.


    
Memanggang dengan oven (bake), yaitu memasak makanan dengan memasukkan ke dalam alat pembakaran seperti oven dan Oven mikrogelombang dan alat lainya. Biasanya yang menggunakan cara ini adalah kue, roti, dan banyak lagi. Kalian pasti akan melihat saat ibu memasak kue untuk lebaran ataupun natalan.

Menyangrai, yaitu memasak di wajan tanpa air maupun minyak goreng, tetapi langsung tersentuh dengan wajan, ada juga yang menggunakan media pasir untuk menyangrai.



Arena KKPK, 25 September 2017

Ghayda yang Aneh

 

 
 Judul: GG Forever
Penulis Tia
96 Halaman
 
Pernahkah kamu punya teman yang sangat baik? Saat kamu lupa membawa baju renang, dia siap meminjamkan miliknya. Pokoknya dia siap membantu masalahmu. Apa pun! Begitulah sifat Ghayda. Sahabat terbaik bagi Gaby.
 
Namun, jika sahabatmu tiba-tiba menjauh, apa yang kamu rasakan? Kalau sahabatmu tiba-tiba enggan diajak bicara, apa yang akan kamu lakukan? Kalau tiba-tiba sahabatmu memilih duduk dengan yang lain, bagaimana perasaan kamu?
 
Gaby sekarang sedang mengalaminya . Iya, Ghayda, BFF-nya sedang bertingkah aneh. Tapi, bukan Gaby namanya kalau hanya diam saja. Hmm … apakah Gaby dan Ghayda akan bersahabat kembali?Saya suka sekali dengan buku ini karena akhir ceritanya bikin geregetan.

(Salsa, Palembang)

Saturday, September 17, 2016

Cernak 18 September 2016




Kisah Nyai Anteh



Pada jaman dahulu kala di Jawa Barat ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Pakuan. Pakuan adalah kerajaan yang sangat subur dan memiliki panorama alam yang sangat indah. Rakyatnya pun hidup damai di bawah pimpinan raja yang bijaksana. Di dalam istana ada dua gadis remaja yang sama-sama jelita dan selalu kelihatan sangat rukun. Yang satu bernama Endahwarni dan yang satu lagi bernama Anteh. Raja dan Ratu sangat menyayangi keduanya, meski sebenarnya kedua gadis itu memiliki status sosial yang berbeda. Putri Endahwarni adalah calon pewaris kerajaan Pakuan, sedangkan Nyai Anteh adalah hanya anak seorang dayang kesayangan sang ratu. Karena Nyai Dadap, ibu Nyai Anteh sudah meninggal saat melahirkan Anteh, maka sejak saat itu Nyai Anteh dibesarkan bersama putri Endahwarni yang kebetulan juga baru lahir. Kini setelah Nyai Anteh menginjak remaja, dia pun diangkat menjadi dayang pribadi putri Endahwarni.
“Kau jangan memanggilku Gusti putri kalau sedang berdua denganku,” kata putri. “Bagiku kau tetap adik tercintaku. Tidak perduli satatusmu yang hanya seorang dayang. Ingat sejak bayi kita dibesarkan bersama, maka sampai kapan pun kita akan tetap bersaudara. Awas ya! Kalau lupa lagi kamu akan aku hukum!”
“Baik Gust…..eh kakak!” jawab Nyai Anteh.
“Anteh, sebenarnya aku iri padamu,” kata putri.
“Ah, iri kenapa kak. Saya tidak punya sesuatu yang bisa membuat orang lain iri,” kata Anteh heran.
“Apa kau tidak tahu bahwa kamu lebih cantik dariku. Jika kamu seorang putri, pasti sudah banyak pangeran yang meminangmu,” ujar putri sambil tersenyum.
“Ha ha ha.. kakak bisa saja. Mana bisa wajah jelek seperti ini dibilang cantik. Yang cantik tuh kak Endah, kemarin saja waktu pangeran dari kerajaan sebrang datang, dia sampai terpesona melihat kakak. Iya kan kak???” jawab Anteh dengan semangat.
“Ah kamu bisa saja. Itu karena waktu itu kau memilihkan baju yang cocok untukku. O ya kau buat di penjahit mana baju itu?” tanya putri.
“Eeee…itu…itu…saya yang jahit sendiri kak.” jawab Anteh.
“Benarkah? Wah aku tidak menyangka kau pandai menjahit. Kalau begitu lain kali kau harus membuatkan baju untukku lagi ya. Hmmmm…mungkin baju pengantinku?” seru putri.
“Aduh mana berani saya membuat baju untuk pernikahan kakak. Kalau jelek, saya pasti akan dimarahi rakyat,” kata Anteh ketakutan.
“Tidak akan gagal! Kemarin baju pesta saja bisa…jadi baju pengantin pun pasti bisa,” kata putri tegas.
Suatu malam ratu memanggil putri Endahwarni dan Nyai Anteh ke kamarnya.
“Endah putriku, ada sesuatu yang ingin ibu bicarakan,” kata ratu.
“Ya ibu,” jawab putri.
“Endah, kau adalah anakku satu-satunya. Kelak kau akan menjadi ratu menggantikan ayahmu memimpin rakyat Pakuan,” ujar ratu. “Sesuai ketentuan keraton kau harus memiliki pendamping hidup sebelum bisa diangkat menjadi ratu.”
“Maksud ibu, Endah harus segera menikah?” tanya putri.
“ya nak, dan ibu juga ayahmu sudah berunding dan sepakat bahwa calon pendamping yang cocok untukmu adalah Anantakusuma, anak adipati dari kadipaten wetan. Dia pemuda yang baik dan terlebih lagi dia gagah dan tampan. Kau pasti akan bahagia bersamanya,” kata ratu. “Dan kau Anteh, tugasmu adalah menjaga dan menyediakan keperluan kakakmu supaya tidak terjadi apa-apa padanya.”
“Baik gusti ratu,” jawab Anteh.
Malam itu putri Endahwarni meminta Nyai Anteh untuk menemaninya.
“Aku takut sekali Anteh,” kata putri dengan sedih. “Bagaimana aku bisa menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal. Bagaimana kalau dia tidak mencintaiku?”
“Kakak jangan berpikiran buruk dulu,” hibur Anteh. “Saya yakin gusti Raja dan Ratu tidak akan sembarangan memilih jodoh buat kakak. Dan pemuda mana yang tidak akan jatuh hati melihat kecantikan kakak. Ah sudahlah, kakak tenang dan berdoa saja. Semoga semuanya berjalan lancar.”
Suatu pagi yang cerah, Anteh sedang mengumpulkan bunga melati untuk menghias sanggul putri Endahwarni. Anteh senang menyaksikan bunga-bunga yang bermekaran dan kupu-kupu saling berebut bunga. Dia mulai bersenandung dengan gembira. Suara Anteh yang merdu terbang tertiup angin melewati tembok istana. Saat itu seorang pemuda tampan sedang melintas di balik tembok taman istana. Dia tepesona mendengar suara yang begitu merdu. Ternyata pemuda itu adalah Anantakusuma. Dia sangat sakti, maka tembok istana yang begitu tinggi dengan mudah dilompatinya. Dia bersembunyi di balik gerumbulan bunga, dan tampaklah olehnya seorang gadis yang sangat cantik. Anantakusuma merasakan dadanya bergetar, “alangkah cantiknya dia, apakah dia putri Endahwarni calon istriku?” batinnya. Anantakusuma keluar dari persembunyiannya. Anteh terkejut ketika tiba-tiba di hadapannya muncul pemuda yang tidak dikenalnya.
“Siapa tuan?” tanya Anteh.
“Aku Anantakusuma. Apakah kau…..”
Belum sempat Anantakusuma bertanya seseorang memanggil Anteh. “Anteh!!! Cepat!!! Putri memanggilmu!” kata seorang dayang.
“Ya. Saya segera datang. Maaf tuan saya harus pergi,” kata Anteh yang langsung lari meninggalkan Anantakusuma. “Dia ternyata bukan Endahwarni,” pikir Anantakusuma. “Dan aku jatuh cinta padanya. Aku ingin dialah yang jadi istriku.”
Beberapa hari kemudian, di istana terlihat kesibukan yang lain daripada biasanya. Hari ini Adipati wetan akan datang bersama anaknya, Anantakusuma, untuk melamar putri Endahwarni secara resmi. Raja dan Ratu menjamu tamunya dengan sukacita. Putri Endahwarni juga tampak senang melihat calon suaminya yang sangat gagah dan tampan. Lain halnya dengan Anantakusuma yang terlihat tidak semangat. Dia kecewa karena ternyata bukan gadis impiannya yang akan dinikahinya.
Tibalah saat perjamuan. Anteh dan beberapa dayang istana lainnya masuk ke ruangan dengan membawa nampan-nampan berisi makanan.
“Silahkan mencicipi makanan istimewa istana ini,” kata Anteh dengan hormat.
“Terima kasih Anteh, silahkan langsung dicicipi,” kata Raja kepada para tamunya.
Anantakusuma tertegun melihat gadis impiannya kini ada di hadapannya. Kerongkongannya terasa kering dan matanya tak mau lepas dari Nyai Anteh yang saat itu sibuk mengatur hidangan. Kejadian itu tidak luput dari perhatian putri Endahwarni. Pahamlah ia bahwa calon suaminya telah menaruh hati pada gasis lain, dan gadis itu adalah Anteh. Putri Endahwarni merasa cemburu, kecewa dan sakit hati. Timbul dendam di hatinya pada Anteh. Dia merasa Antehlah yang bersalah sehinggga Anantakusuma tidak mencintainya.
Setelah perjamuan selesai dan putri kembali ke kamarnya, Anteh menemui sang putri.
“Bagaimana kak? Kakak senang kan sudah melihat calon suami kakak? Wah ternyata dia sangat tampan ya?” kata Anteh.
Hati putri Endahwarni terasa terbakar mendengar kata-kata Anteh. Dia teringat kembali bagaimana Anantakusuma memandang Anteh dengan penuh cinta.
“Anteh, mulai saat ini kau tidak usah melayaniku. Aku juga tidak mau kau ada di dekatku. Aku tidak mau melihat wajahmu,” kata putri Endahwarni.
“A..apa kesalahanku kak? Kenapa kakak tiba-tiba marah begitu?” tanya Anteh kaget.
“Pokoknya aku sebal melihat mukamu!” bentak putri. “Aku tidak mau kau dekat-dekat denganku lagi…Tidak! Aku tidak mau kau ada di istana ini. Kau harus pergi dari sini hari ini juga!”
“Tapi kenapa kak? Setidaknya katakanlah apa kesalahanku?” tangis Anteh.
“Ah jangan banyak tanya. Kau sudah mengkianatiku. Karena kau Anantakusuma tidak mencintaiku. Dia mencintaimu. Aku tahu itu. Dan itu karena dia melihat kau yang lebih cantik dariku. Kau harus pergi dari sini Anteh, biar Anantakusuma bisa melupakanmu!” kata putri.
“Baiklah kak, aku akan pergi dari sini. Tapi kak, sungguh saya tidak pernah sedikitpun ingin mengkhianati kakak. Tolong sampaikan permohonan maaf dan terima kasih saya pada Gusti Raja dan Ratu.”
Anteh beranjak pergi dari kamar putri Endahwarni menuju kamarnya lalu mulai mengemasi barang-barangnya. Kepada dayang lainnya dia berpesan untuk menjaga putri Endahwarni dengan baik.
Nyai Anteh berjalan keluar dari gerbang istana tanpa tahu apa yang harus dilakukannya di luar istana. Tapi dia memutuskan untuk pergi ke kampung halaman ibunya. Anteh belum pernah pergi kesana, tapi waktu itu beberapa dayang senior pernah menceritakannya. Ketika hari sudah hampir malam, Anteh tiba di kampung tempat ibunya dilahirkan. Ketika dia sedang termenung memikirkan apa yang harus dilakukan, tiba-tiba seorang laki-laki yang sudah berumur menegurnya.
“Maaf nak, apakah anak bukan orang sini?” tanyanya.
“Iya paman, saya baru datang!” kata Anteh ketakutan.
“Oh maaf bukan maksudku menakutimu, tapi wajahmu mengingatkanku pada seseorang. Wajahmu mirip sekali dengan kakakku Dadap,”
“Dadap? Nama ibuku juga Dadap. Apakah kakak paman bekerja di istana sebagai dayang?” tanya Anteh.
“Ya….! Apakah….kau anaknya Dadap?” tanya paman itu.
“Betul paman!” jawab Anteh.
“Oh, kalau begitu kau adalah keponakanku. Aku adalah pamanmu Waru, adik ibumu,” kata paman Waru dengan mata berkaca-kaca.
“Benarkah? Oh paman akhirnya aku menemukan keluarga ibuku!” kata Anteh dengan gembira.
“Sedang apakah kau disini? Bukankah kau juga seorang dayang?” tanya paman Waru.
“Ceritanya panjang paman. Tapi bolehkah saya minta ijin untuk tinggal di rumah paman. Saya tidak tahu harus kemana,” pinta Anteh.
“Tentu saja nak, kau adalah anakku juga. Tentu kau boleh tinggal di rumahku. Ayo kita pergi!” kata paman Waru.
Sejak saat itu Anteh tinggal di rumah pamannya di desa. Untuk membantu pamannya, Anteh menerima pesanan menjahit baju. Mula-mula Anteh menjahitkan baju-baju tetangga, lama-lama karena jahitannya yang bagus, orang-orang dari desa yang jauh pun ikut menjahitkan baju mereka kepada Anteh. Sehingga ia dan keluarga pamannya bisa hidup cukup dari hasilnya menjahit.
Bertahun-tahun telah berlalu. Anteh kini sudah bersuami dan memiliki dua orang anak. Suatu hari di depan rumahnya berhenti sebuah kereta kencana dan banyak sekali pengawal yang menunggang kuda. Begitu pemilik kereta kencana itu melongokkan kepalanya, Anteh menjerit. Ternyata itu adalah putri Endahwarni. Putri Endahwarni turun dari kereta dan langsung menangis memeluk Anteh.
“Oh Anteh, sudah lama aku mecarimu! Kemana saja kau selama ni? Kenapa tidak sekalipun kau menghubungiku? Apakah aku benar-benar menyakiti hatimu? Maafkan aku Anteh. Waktu itu aku kalap, sehingga aku mengusirmu padahal kau tidak bersalah. Maafkan aku…” tangis putri.
“Gusti…jangan begitu. Seharusnya aku yang minta maaf karena telah membuatmu gusar,” kata Anteh.
“Tidak. Akulah yang bersalah. Untuk itu Anteh, kau harus ikut denganku kembali ke istana!” pinta putri.
“Tapi putri aku sekarang punya suami dan anak. Saya juga bekerja sebagai penjahit. Jika saya pergi, mereka akan kehilangan,” jawab Anteh.
“Suami dan anak-anakmu tentu saja harus kau bawa juga ke istana,” kata putri sambil tertawa. “Mengenai pekerjaanmu, kau akan kuangkat sebagai penjahit istana. Bagaimana? Kau tidak boleh menolak, ini perintah!”
Akhirnya Anteh dan keluarganya pindah ke istana. Putri Endahwarni telah membuatkan sebuah rumah di pinggir taman untuk mereka tinggal. Namun Anteh selalu merasa tidak enak setiap bertemu dengan pangeran Anantakusuma, suami putri Endahwarni. Pangeran Anantakusuma ternyata tidak pernah melupakan gadis impiannya. Kembalinya Anteh telah membuat cintanya yang terkubur bangkit kembali. Mulanya pangeran Anantakusuma mencoba bertahan dengan tidak memperdulikan kehadiran Anteh. Namun semakin lama cintanya semakin menggelora.
Hingga suatu malam pangeran Anantakusuma nekat pergi ke taman istana, siapa tahu dia bisa bertemu dengan Anteh. Benar saja. Dilihatnya Anteh sedang berada di beranda rumahnya, sedang bercanda dengan Candramawat, kucing kesayangannya sambil menikmati indahnya sinar bulan purnama. Meski kini sudah berumur, namun bagi pangeran Anantakusuma, Anteh masih secantik dulu saat pertama mereka bertemu. Perlahan-lahan didekatinya Anteh.
“Anteh!” tegurnya.
Anteh terkejut. Dilihatnya pangeran Antakusuma berdiri di hadapannya.
“Pa..pangeran? kenapa pangeran kemari? Bagaimana kalau ada orang yang melihat?” tanya Anteh ketakutan.
“Aku tidak perduli. Yang penting aku bisa bersamamu. Anteh tahukah kau? Bahwa aku sangat mencintaimu. Sejak kita bertemu di taman hingga hari ini, aku tetap mencintaimu,” kata pangeran.
“Pangeran, kau tidak boleh berkata seperti itu. Kau adalah suami putri Endahwarni. Dia adalah kakak yang sangat kucintai. Jika kau menyakitinya, itu sama saja kau menyakitiku,” kata Anteh sambil memeluk Candramawat.
“Aku tidak bisa… Aku tidak bisa melupakanmu! Kau harus menjadi milikku Anteh! Kemarilah biarkan aku memelukmu!” kata pangeran sambil berusaha memegang tangan Anteh.
Anteh mundur dengan ketakutan. “Sadarlah pangeran! Kau tidak boleh mengkhianati Gusti putri.”
Namun pangeran Ananta kusuma tetap mendekati Anteh.
Anteh yang ketakutan berusaha melarikan diri. Namun pangeran Anantakusuma tetap mengejarnya.
“Oh Tuhan, tolonglah hambaMu ini!” doa Anteh, “Berilah hamba kekuatan untuk bisa lepas dari pangeran Anantakusuma. Hamba tahu dia sangat sakti. Karena itu tolonglah Hamba. Jangan biarkan dia menyakiti hamba dan kakak hamba!”
Tiba-tiba Anteh merasa ada kekuatan yang menarik tubuhnya ke atas. Dia mendongak dan dilihatnya sinar bulan menyelimutinya dan menariknya. Pangeran Anantakusuma hanya bisa terpana menyaksikan kepergian Anteh yang semakin lama semakin tinggi dan akhirnya hilang bersama sinar bulan yang tertutup awan.
Sejak saat itu Nyai Anteh tinggal di bulan, sendirian dan hanya ditemani kucing kesayangannya. Dia tidak bisa kembali ke bumi karena takut pangeran Anantakusuma akan mengejarnya. Jika rindunya pada keluarganya sudah tak dapat ditahan, dia akan menenun kain untuk dijadikan tangga. Tapi sayang tenunannya tidak pernah selesai karena si kucing selalu merusaknya. Kini jika bulan purnama kita bisa melihat bayangan Nyai Anteh duduk menenun ditemani Candramawat. Begitulah kisah Nyai Anteh sang penunggu bulan.

Friday, September 16, 2016

Hore, 18 September 2016

PON 2016 Apa yang Seru?


Hai, tahukah kalian sekarang ini sedang berlangsung Pekan Olahraga Nasional di Jawa Barat? Kita cari tahu yuk.




Surili Maskot PON XIX/2016 Jawa Barat

Pada 8 Maret 2016  ditetapkan maskot dan logo PON XIX/2016 Jawa Barat. Launching digelar di Aula Barat Gedung Sate, Bandung. Surili dijadikan maskot untuk PON tahun ini. Surili merupakan hewan sejenis kera. Maskot ini dirancang Tony Suhendar asal Kota Bandung. Maskot surili jantan dinamai Lili sedangkan betina bernama Lala. Alasan dibalik penetapan Surili sebagai maskot PON kali ini, selain hampir punah, Surili juga merupakan satwa yang hanya terdapat di Jawa Barat dan Banten.

Jumlah Cabang dan Nomor Pertandingan PON XIX/2016 Jawa Barat

PON XIX ini akan mempertandingkan 44 cabang olahraga dengan 756 nomor pertandingan. Perhelatan olahraga nasional ini melibatkan 9.533 atlet, 4.071 ofisial, 10.271 panitia pelaksana, dan 18.468 relawan. PON memperebutkan 2.492 medali, terdiri dari 756 medali emas, 756 medali perak, dan 980 medali perunggu.


Kirab Api 

Kirab api Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa Barat dimulai pada Senin (5/9/2016). Kirab api PON XIX dimulai dari Kab. Indramayu dan akan berakhir pada 17 September 2016 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung. Di Bekasi, Obor Api PON akan diinapkan selama tiga hari pada 10-13 September 2016. Api PON terpaksa menginap dulu di Kota Bekasi karena adanya momentum perayaan Idul Adha 1437 H/2016.

Obor api PON tersebut akan dibawa berkeliling 27 kabupaten/kota di Jabar selama 12 hari. Obor akan diarak dengan jarak tempuh sepanjang 1.005,4 kilometer di seluruh wilayah Jabar. Sementara sumber api PON tersebut diambil dari api abadi alam di Desa Majakerta, Kab. Indramayu. Dulunya, api abadi tersebut ditemukan sekitar tahun 1820 saat eksplorasi migas zaman Belanda. Api abadi tersebut bermula dari gas alam dan saat ini menjadi salah satu sumber migas bagi Pertamina di wilayah Balongan, Indramayu.

ARENA KKPK, 18 September 2015

Sang Idola


Judul: Atlet Idola

Penulis: Aselia

112 halaman


Apa jadinya kalau Oliv yang malas berolahraga dibujuk oleh Vania, sahabatnya mengikuti berbagai ekskul olahraga? Ih, Oliv paling benci berolahraga! Tapi …, ternyata orang-orang di sekitarnya sangat suka berolahraga.

 Kak Olaf, kakak Oliv, pemain sepak bola terkenal. Sedangkan Kakek, dulu seorang atlet.
Apa yang dilakukan orang-orang di sekitar Oliv supaya Oliv mau berolahraga? Bagaimana ceritanya sehingga Oliv akhirnya menjadi seorang atlet idola? Yuk, kita ikuti cerita Oliv di buku ini.

(Salsa, Palembang)

Friday, September 09, 2016

Cernak 12 September 2016


Kisah Naga Erau


Pada zaman dahulu kala di kampung Melanti, Hulu Dusun, berdiamlah sepasang suami istri yakni Petinggi Hulu Dusun dan istrinya yang bernama Babu Jaruma. Usia mereka sudah cukup lanjut dan mereka belum juga mendapatkan keturunan. Mereka selalu memohon kepada Dewata agar dikaruniai seorang anak sebagai penerus keturunannya.

Suatu hari, keadaan alam menjadi sangat buruk. Hujan turun dengan sangat lebat selama tujuh hari tujuh malam. Petir menyambar silih berganti diiringi gemuruh guntur dan tiupan angin yang cukup kencang. Tak seorang pun penduduk Hulu Dusun yang berani keluar rumah, termasuk Petinggi Hulu Dusun dan istrinya.

Pada hari yang ketujuh, persediaan kayu bakar untuk keperluan memasak keluarga ini sudah habis. Untuk keluar rumah mereka tak berani karena cuaca yang sangat buruk. Akhirnya Petinggi memutuskan untuk mengambil salah satu kasau atap rumahnya untuk dijadikan kayu bakar.

Ketika Petinggi Hulu Dusun membelah kayu kasau, alangkah terkejutnya ia ketika melihat seekor ulat kecil sedang melingkar dan memandang kearahnya dengan matanya yang halus, seakan-akan minta dikasihani dan dipelihara. Pada saat ulat itu diambil Petinggi, keajaiban alam pun terjadi. Hujan yang tadinya lebat disertai guntur dan petir selama tujuh hari tujuh malam, seketika itu juga menjadi reda. Hari kembali cerah seperti sedia kala, dan sang surya pun telah menampakkan dirinya dibalik iringan awan putih. Seluruh penduduk Hulu Dusun bersyukur dan gembira atas perubahan cuaca ini.



Ulat kecil tadi dipelihara dengan baik oleh keluarga Petinggi Hulu Dusun. Babu Jaruma sangat rajin merawat dan memberikan makanan berupa daun-daun segar kepada ulat itu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, ulat itu membesar dengan cepat dan ternyata ia adalah seekor naga.

Suatu malam, Petinggi Hulu Dusun bermimpi bertemu seorang putri yang cantik jelita yang merupakan penjelmaan dari naga tersebut.

“Ayah dan bunda tak usah takut dengan ananda.” kata sang putri, “Meskipun ananda sudah besar dan menakutkan orang di desa ini, izinkanlah ananda untuk pergi. Dan buatkanlah sebuah tangga agar dapat meluncur ke bawah.”

Pagi harinya, Petinggi Hulu Dusun menceritakan mimpinya kepada sang istri. Mereka berdua lalu membuatkan sebuah tangga yang terbuat dari bambu. Ketika naga itu bergerak hendak turun, ia berkata dan suaranya persis seperti suara putri yang didengar dalam mimpi Petinggi semalam.



“Bilamana ananda telah turun ke tanah, maka hendaknya ayah dan bunda mengikuti kemana saja ananda merayap. Disamping itu ananda minta agar ayahanda membakar wijen hitam serta taburi tubuh ananda dengan beras kuning. Jika ananda merayap sampai ke sungai dan telah masuk kedalam air, maka iringilah buih yang muncul di permukaan sungai.”

Sang naga pun merayap menuruni tangga itu sampai ke tanah dan selanjutnya menuju ke sungai dengan diiringi oleh Petinggi dan isterinya. Setelah sampai di sungai, berenanglah sang naga berturut-turut 7 kali ke hulu dan 7 kali ke hilir dan kemudian berenang ke Tepian Batu. Di Tepian Batu, sang naga berenang ke kiri 3 kali dan ke kanan 3 kali dan akhirnya ia menyelam.

Di saat sang naga menyelam, timbullah angin topan yang dahsyat, air bergelombang, hujan, guntur dan petir bersahut-sahutan. Perahu yang ditumpangi petinggi pun didayung ke tepian. Kemudian seketika keadaan menjadi tenang kembali, matahari muncul kembali dengan disertai hujan rintik-rintik. Petinggi dan isterinya menjadi heran. Mereka mengamati permukaan sungai Mahakam, mencari-cari dimana sang naga berada.

Tiba-tiba mereka melihat permukaan sungai Mahakam dipenuhi dengan buih. Pelangi menumpukkan warna-warninya ke tempat buih yang meninggi di permukaan air tersebut. Babu Jaruma melihat seperti ada kumala yang bercahaya berkilau-kilauan. Mereka pun mendekati gelembung buih yang bercahaya tadi, dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat di gelembung buih itu terdapat seorang bayi perempuan sedang terbaring didalam sebuah gong. Gong itu kemudian meninggi dan tampaklah naga yang menghilang tadi sedang menjunjung gong tersebut. Semakin gong dan naga tadi meninggi naik ke atas permukaan air, nampaklah oleh mereka binatang aneh sedang menjunjung sang naga dan gong tersebut. Petinggi dan istrinya ketakutan melihat kemunculan binatang aneh yang tak lain adalah Lembu Swana, dengan segera petinggi mendayung perahunya ke tepian batu.

Tak lama kemudian, perlahan-lahan Lembu Swana dan sang naga tenggelam ke dalam sungai, hingga akhirnya yang tertinggal hanyalah gong yang berisi bayi dari khayangan itu. Gong dan bayi itu segera diambil oleh Babu Jaruma dan dibawanya pulang. Petinggi dan istrinya sangat bahagia mendapat karunia berupa seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Bayi itu lalu dipelihara mereka, dan sesuai dengan mimpi yang ditujukan kepada mereka maka bayi itu diberi nama Puteri Karang Melenu. Bayi perempuan inilah kelak akan menjadi istri raja Kutai Kartanegara yang pertama, Aji Batara Agung Dewa Sakti.

Demikianlah mitologi Kutai mengenai asal mula Naga Erau yang menghantarkan Putri Junjung Buih atau Putri Karang Melenu, ibu suri dari raja-raja Kutai Kartanegara.

Hore 12 September 2016

Lima Kapal Selam Unik




Tahukah kalian ternyata tidak hanya James Bond seorang yang harus merasakan bagaimana teknologi mobilitas bawah laut yang berhasil diciptakan Q (Quartermaster).

Namun kini, kita juga dapat merasakannya. Melalui kapal selam mini yang mampu dimiliki secara perorangan. Kapal-selam-kapal selam ini dibuat oleh beberapa perusahaan pembuat perahu bahkan sampai dengan dibuat secara perorangan. Yuk mari kita lihat lima kapal selam yang paling unik  di dunia.

1. Super Falcon

Merupakan nama sebuah kapal selam berbentuk peluru yang diciptakan oleh insinyur kelautan Graham Hawkes.





Super Falcon kapal selam pribadi dengan memakan anggaran pembuatan mencapai $ 1,5 juta, yang bekerja pada sistem penggerak baterai, dengan propoler atau baling-baling pada bagian belakangnya.

Daya yang disediakan oleh baterai 48-volt. Super Falcon ini dirancang untuk dua penumpang. Dengan kecepatan jelalajahnya mencapai 3,5meter/menit.

2. Nymph

Adalah nama sebuah kapal selam pribadi milik miliarder terkenal Inggris Richard Branson. Richard Branson merupakan miliarder yang memiliki maskapai penerbangan sendiri, mengembangkan ruang pariwisata, memiliki sebuah pulau indah, segala macam wisata petualangan ekstrim dan tentunya memiliki kapal selam pribadi.





Kapal selam Nymh ini dikembangkan oleh Graham Hawkes dari Hawkes Ocean Tecnologi. Dapat diturunkan hingga kedalaman 30 meter. Kapal selam ini ditempatkan di Necker Island terletak di Karibia. Dan siapa saja bisa menikmati dunia bawah lautnya, dengan menyewa “Nymph” hanya $ 25.000 per taripnya.

3. Hyper-Sub

Bagi Anda yang memiliki penghasilan berlebih, Anda bisa menikmati sensasi menyelam dengan menggunakan kapal selam mewah yang biaya sewanya mencapai $ 3.500.000. Kapal selam ini memiliki dwi fungsi sebagai perahu dan juga kapal selam.




Dikembangkan oleh perusahaan Marion Hyper-Submersible, yang telah 31 tahun lamanya mendesign dan mengkonstruksi kapal ini. Dan sekarang kapal ini siap digunakan dan dipasarkan,mengubah industri untuk kapal selam pribadi yang baik!

Sebagai perahu, kapal ini dapat mencapai kecepatan hingga empat puluh knot, sementara sebagai kapal selam – dia mampu menyelam hingga kedalaman 80 meter.

4. Nautilus

Merupakan sebuah kemewahan kapal selam pribadi, tidak seperti kapal selam sebelumnya. Nautilus – kapal selam pribadi mewah, yang dirancang khusus untuk menjalankan kapal selam pesiar di kelasnya.




Desain ini dikembangkan dengan bantuan penasihat militer, sehingga safety kapal selam ini sangatlah terjamin. “Nautilus” ini dilengkapi dengan minibar dan audio cerdas!

5. Yellow Submarine

Merupakan kapal selam pribadi yang mampu menampung dua orang dan mampu menyelam ke dalam air hingga  mencapai kedalaman 300 meter. Yellow Submarine memiliki kapasitas oksigen yang setara dengan kemampuan menyelam selama enam jam.


Dilengkapi dengan lampu halogen, frekuensi tinggi pemancar radio, navigasi GPS. Kapal selam ini dilego dengan harga tidak kurang dari $ 2 juta.


Arena KKPK, 12 September 2016




Kisah Giselle



Judul: Semua Sayang Giselle

Penulis: Afia

96 halaman




Elsha memang ceroboh. Namun, hatinya baik, lho. Walau tak jarang karena kecerobohannya itu dia sering mendapat hukuman. Misalnya, ketika dia menunda membuat PR dan akhirnya dia lupa sama sekali mengerjakannya, akhirnya dia mendapat hukuman dari Bu Ani.
Suatu hari, kecerobohannya itu membuat Gissele, sahabat terdekatnya, memutuskan persahabatan dengaannya. Bahkan, Ellis, saudara kembarnya justru membela Gissele. Elsha sudah meminta maaf berkali-kali, namun Gissele hanya mau memaafkan Elsha nanti, di hari ketika Gissele mau pergi meninggalkan semuanya.
Kecerobohan apa, sih, yang dilakukan Elsha? Mengapa semua orang menyayangi Gissele? Apa yang terjadi dengan Gissele? Bisakah dia memaafkan kesalahan Elsha?
Aku suka buku ini karena kisahnya seru tentang persahabatan mereka.

(salsa, Palembang)

Friday, September 02, 2016

Cernak, 04 September 2016





Ulos Kesayangan Ibu

Sore yang kering di musim kemarau. Angin bertiup kencang. Ibu bergegas menuju ke halaman belakang, khawatir jemurannya jatuh ke tanah ditiup angin.

Kakak beradik, Jogi dan Uli, yang sedang bermain di halaman langsung membantu Ibu mengangkat pakaian dari jemuran. Mereka berlomba mengangkat jemuran yang banyak jumlahnya.

Tiba-tiba angin bertiup kencang. Benar-benar kencang hingga menerbangkan daun-daun kering, kertas dan sampah plastik, dan banyak lagi. Ibu menahan pakaian agar tidak bertebaran.

Tapi ...

Oh, selendang ulos,” teriak Ibu melihat sehelai selendang ulos yang tidak sempat dipegangnya ikut terbang.

Jogi dan Uli berusaha menangkapnya. Mereka tahu itu selendang ulos kesayangan Ibu. Dulu Ibu mendapatkannya dari Nenek. Ulos itu dipakai  nenek untuk menggendong Ibu. Jogi dan Uli juga dulu ketika bayi digendong pakai selendang ulos itu oleh Ibu.

Jogi dan Uli berhasil menangkap kain ulos itu. Tapi mereka malah ikut terbawa terbang.

“Toloooong,” teriak Jogi dan Uli.

Ibu di bawah tampak cemas melihat kedua anak kesayangannya dibawa terbang. Dia langsung berlari ke kumpulan tukang bentor di dekat halaman agar menolong kedua anaknya.

“Tolonglah anak-anakku. Jangan sampai mereka terluka. Ayahnya sedang pergi jauh ke luar kota,” kata Ibu sedih.

Para pengemudi bentor kemudian berpencar membantu mengejar Jogi dan Uli.

Sementara itu Jogi dan Uli terbang makin tinggi.

“Uli, berpeganganlah yang erat,” Jogi meminta Uli memegang erat selendang ulos yang terus melayang tinggi.

Mereka terbang melewati Bukit Tarabunga, Danau Toba, dan Pulau Samosir. Hati mereka yang semula takut, kini berubah menjadi gembira. Mereka bisa melihat pemandangan indah di bawah mereka.

Akhirnya, angin berembus pelan.

“Kita akan turun sepertinya,” kata Jogi.

“Oh syukurlah. Tanganku mulai pegal,” kata Uli.

Mereka turun di sebidang lapangan. Begitu pula selendang ulos. Mereka melipatnya lalu berjalan ke sisi jalan.

“Lihat ada orang yang terjatuh,” kata Jogi melihat tak jauh dari sisi jalan.

“Sepertinya pengemudi bentor,” kata Uli.

Ya, seorang pengemudi bentor terjatuh. Tak jauh darinya tampak bentor terguling. Pengemudi bentor itu merintih kesakitan memegang kakinya yang terluka.

“Pak, ada yang bisa kami bantu?” tanya Jogi.

“Kakiku terluka. Aku perlu kain untuk menutup lukaku,” kata pengemudi bentor.

“Bang Jogi, pinjamkan saja selendang ulos Ibu,” bisik Uli menyarankan.

“Tapi ini selendang ulos kesayangan Ibu. Nanti jadi kotor dan rusak.” Jogi tidak mau memberikan.

“Ayolah, Bang Jogi. Kasihan dia.”Uli membujuk kakaknya. Dia sedih melihat kaki pengemudi bentor yang terluka.

Jogi akhirnya memberikan selendang ulos Ibu untuk membalut luka.

Pengemudi melilitkan ulos itu di kakinya. Dia diam sebentar dan merasakan nyeri di kakinya berkurang. Pengemudi bentor itu kemudian berdiri perlahan. “Terima kasih, anak-anak. Aku mengejar kalian dari dekat rumah kalian. Ayolah kita pulang. Ibu kalian pasti cemas memikirkan kalian,” katanya.

Jogi dan Uli senang bisa pulang naik bentor. Mereka berteriak senang.

Di sepanjang jalan mereka bercerita kepada pengemudi bentor pengalaman terbang dengan selendang ulos. Tanpa terasa mereka pun sampai di halaman rumah. Rupanya Ibu masih di luar menunggu mereka. Ibu berterima kasih kepada pengemudi bentor yang telah menolong.
Ibu menyambut Jogi dan Uli bahagia.

“Tapi, Bu, selendang ulos Ibu dipakai membalut luka pengemudi bentor,” kata Jogi.

“Tidak apa-apa. Kalian sudah melakukan dengan benar. Kain ulos itu lambang kasih sayang. Tak apa-apa Ibu kehilangan kain ulos itu. Yang penting Ibu tidak kehilangan kalian. Ibu sangat menyayangi kalian,” ucap Ibu.

Mereka pun berpelukan.

Hore, 4 Spetmeber 2016

Apa Jambu Kesukaanmu?



Kalian tahu buah jambu, kan? Jambu apa kesukaanmu? Kalian tahu macam-macam jambu yang ada di Indonesia tentunya. kalau belum, kita lihat yang satu ini.

Jambu Batu



Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C.

Jambu Mede



Jambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).

Dikenal juga dengan berbagai nama seperti jambu mèdè (Sd.); jambu mété atau jambu ménté (Jw.); jhambu monyèt (Md.); jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt (Bl.); nyambuk nyĕbèt (Sas.); jambu érang, jambu monyé (Mink.); jambu dipa (Banj.); buwah monyet (Timor); buwah yaki (Manado); buwa yakis, wo yakis (Sulut); buwa yaki (Ternate, Tidore); buwa jakis (Galela); jambu daré, jambu masong (Mak.); jampu sèrĕng, jampu tapĕsi (Bug.); dan lain-lain.

Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang diturunkan dari perkataan Portugis untuk menamai buahnya, caju, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi, acajú. Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.

Jambu Air



Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebetulnya berbeda dengan jambu semarang (Syzygium samarangense), kerabat dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa. Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga kedua-duanya kerap dinamai dengan nama umum jambu air atau jambu saja. Jambu air mudah ditanam dan di budidaya.

Nama-nama lainnya adalah jambu ayer mawar (Malaysia), jambu aie (Min.), jambu cai (Sd.), jambu wer (Jw.), jhambhu wir (Md.), nyambu er (Bl.), kumpas, kumpasa, kombas, kembes (bahasa-bahasa di Sulut), jambu jene, jambu salo (Sulsel), jambu waelo, kuputol waelo, lutune waele, kopo olo (aneka bahasa di Seram dan sekitarnya), dan lain-lain.[1] Juga jambu kancing (Ind.), untuk kultivar yang buahnya kecil-kecil.

Di negara-negara lain, jambu ini dikenal sebagai machom phupa atau chomphu pa (Thai), tambis (Fil.), bell fruit, water apple (Ingg.) dan lain-lain.

Jambu Bol



Jambu bol (atau jambu kepal dan jambu merah) adalah pohon buah kerabat jambu-jambuan. Buah jambu ini memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan lebih padat dibandingkan dengan jambu air. Tidak begitu jelas mengapa namanya demikian karena bol (bahasa Melayu) atau bool (bahasa Sunda) berarti "pantat".

Nama-nama daerahnya di antaranya jambu bo, jambu jambak (Min.), jambu bool (Sd.), nyambu bol (Bl.), jambu bolo (Mak.), jambu bolu (Bug.). Juga, jambu darsana, dersana, tersana (Jw., Md.); kupa maaimu (Sulut); nutune, lutune, lutu kau, rutuul (Mal.) dan lain-lain.


Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Malay apple, sementara nama ilmiahnya adalah Syzygium malaccense (yang berarti: ‘berasal dari Malaka’) menunjuk pada salah satu wilayah asal-usulnya.

(ben/net)