Friday, September 24, 2010

CERNAK, 26 September 2010






Pulang Malam

Tifany menuju ke pintu depan. Langkahnya tertahan karena Ibu memanggilnya.


“Mau ke mana, Fan?” tanya Ibu.


“Mau ke rumah Rizky. Ada tugas kelompok,” jawab Tifany.


“Mau tugas kelompok kok nggak bawa buku?” Ibu heran.


“Tugas kelompoknya bikin pekerjaan tangan. Semua disiapkan Riky,” jelas Tifany.


“Jangan lama-lama pulangnya. Sebelum magrib sudah ke rumah,” pesan Ibu.


Tifany hanya mengangguk. Dia melanjutkan langkahnya dengan perasaan lega. Tifany memang menuju rumah Rizky yang letaknya lumayan jauh. Dari jalan raya depan komplek rumahnya, Tifany harus naik angkot.


Begitu turun dari angkot, Tifany masuk ke sebuah rumah yang bergerbang besar. Seorang pembantu membukakan pintu. Tifany sudah dikenal oleh pembantu Rizky itu.


“Rizky ada di rumah, mbak?” tanya Tifany.


“Iya. Ada di kamarnya lagi main game,” kata pembantu itu.


Tifany makin bersemangat melangkah. Dia langsung menuju ke kamar Rizky di loteng. Dilihatnya Rizky asyik memainkan game.


“Katanya mau dari tadi datangnya?” tanya Rizky tanpa menoleh.


“Aku mesti lihat dulu keadaan Ibu. Kalau lagi marah-marah susah keluar rumah,” kata Tifany sambil duduk di sebelah Rizky. Dia mengambil sebuah joystick. “Mainnya berdua dong.”


Rizky mengganti permainan dan mengatur agar bisa bermain bersama Tifany.


Tidak ada tugas sekolah yang dikerjakan Tifany. Dia memang berbohong kepada Ibu tadi. Semua demi kesenangannya bermain game di rumah Rizky.


“Tapi aku nggak bisa lama-lama ya,” kata Tifany sambil mulai bermain game.


“Iya terserah kamu deh,” timpal Rizky.


Waktu pun berjalan. Rencana Tifany hanya satu jam di rumah Rizky malah mundur karena tak merasakan waktu. Bahkan Tifany baru menyadarinya ketka pembantu Rizky masuk ke kamar mengingatkan Rizkuy untuk mandi sore.


“Sudah mau magrib,” kata pembantunya itu.


Tifany gelagapan. “Wah, aku harus pulang nih,” kata Tifany. Tapi dia kaget ketika melihat lewat jendela kamar, ternyata di luar hujan deras sekali.


“Sudah, kamu mandi dulu aja di sini. Nanti di rumah nggak usah mandi. Pulang pun kamu bakal kehujanan,” kata Rizky yang senang kalau Tifany main ke rumahnya. Habis, di rumahnya tidak ada siapa-siapa selain pembantunya. Mama dan Papa bekerja. Pulangnya kadang larut malam.


Tifany pun mandi di rumah Rizky. Tapi sampai lewat azan magrib hujan belum berhenti. Rizky malah mengajak Tifany makan malam. Karena lapar, Tifany pun makan bersama Rizky.


Menjelang pukul tujuh, hujan baru berhenti. Tifany langsung pamit pulang. Dia agak was-was juga ketika akhirnya sampai ke komplek rumahnya. Bagimana kalau Ibu marah ya?


Dadanya makin kencang ketika mendekati pintu pagar rumah. Tapi… Kok kelihatan sepi ya? Mobil Ayah tidak ada di garasi. Tidak ada suara televisi ataupun musik yang biasa dinyalakan adik dan kakaknya.


“Tifany!”


Tifany menoleh. Rupanya Pak Fauzan yang memanggilnya. Dia tetangga depan rumahnya.


“Tadi ibumu nitip kunci kalau-kalau kamu pulang. Semuanya tadi pergi setengah jam lalu,” kata Pak Fauzan sambil menyodorkan kunci.


Tifany berterimakasih. Dia segera menuju ke rumah. Pintu rumah pun dibuka. Suasana sangat sepi. Tifany langsung menuju ke meja makan. Biasanya Ibu meninggalkan pesan di sana. Ternyata benar saja. Ada selembar kertas di atas meja.


“Tifany, Ibu dan lainnya sudah menunggu kamu pulang sampai magrib. Ternyata kamu belum pulang juga. Karena Ayah sudah memesan tempat, jadi Ibu tidak bisa menunggu lagi. Kami akan merayakan ulang tahun pernikahan Ibu dan Ayah. Ayah mentraktir makan di restoran sea food. Oh iya, Ibu tadi bertanya kepada Sulis, teman sekelasmu. Katanya, tidak ada tugas kelompok hari ini. Jaga rumah baik-baik ya.”


Tifany mendadak lemas. Jadi hari ini semua makan enak di restorang sea food. Wuah, padahal Tifany paling suka sea food. Parahnya lagi, Ibu tahu dirinya membohong. Pasti nanti, pulang-pulang Ibu akan memarahinya.


Tifany menyesal. Akhirnya, dia sendirian di rumah, sampai Ibu dan lainnya pulang dengan suka cita dan perut kenyang.

^-^

HORE, 26 September 2010

Enam Museum Terunik di Dunia


Kalian pernah ke museum? MUSEUM bisa diartikan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah serta artefak yang bernilai tinggi seperti lukisan, patung, perhiasan dan benda-benda lainnya. Namun beberapa museum berikut ini justru berisi koleksi benda-benda yang tidak umum, aneh, dan unik.


Museum Shin Yokohama Raumen, Jepang


Mie raumen atau ramen telah menjadi makanan pokok di Jepang sejak tahun 1958 ketika versi instannya diperkenalkan. Sejak saat itu, popularitasnya terus meledak dan hingga kini memiliki 200.000 restoran ramen. Cara terbaik untuk melihat pengaruh produk mie ramen adalah dengan melihat museumnya.



Museum ramen terdiri dari tiga lantai. Kita dapat melihat variasi hidangan yang tampaknya tidak terhitung jumlahnya. Museum ini buka dari Senin-Jumat mulai pukul 11.00-23.00 dan hari Sabtu-Minggu pukul 10.30-23.00 waktu setempat. Tiket masuknya US$3 (sekitar Rp27 ribu) untuk dewasa dan US$1 (sekitar Rp. 9 ribu) untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun.



Museum Toilet, India




Apakah kalin pernah mengetahui artefak toilet dari tahun 2500 sebelum masehi? Jika belum datanglah ke museum ini. Di sini kita akan melihat peninggalan primitif dari evolusi toilet di seluruh dunia. Ada juga replika kloset milik Raja Louis XVIII dari Prancis. Ide pembuatan museum ini dicetuskan oleh Dr Bindeshwar Pathak. Museum toilet buka dari Senin-Sabtu mulai pukul 10.00-17.00 waktu setempat dan bebas biaya masuk.


Museum of Bad Art, Dedham, Massachusetts




Karya-karya seni berupa lukisan yang ada di setiap museum identik dengan keindahan. Tapi bagaimana bila yang dipajang di museum ialah karya yang gagal atau buruk? Bisa jadi saat mengunjungi museum dengan lusinan karya yang gagal ini, kita akan menemukan sebuah lukisan yang bagus . Museum ini mempunyai koleksi hampir 400 buah lukisan yang dikategorikan "sampah". Museum ini tidak mengenakan biaya masuk.


Museum Sewer, Paris


Paris mengembangkan sistem pembuangan pertamanya sekitar tahun 1200 Masehi, saat Raja Philippe Auguste menyatakan bahwa semua jalan harus diaspal dengan saluran di sepanjang bagian tengah untuk limbah. Kini, beberapa bagian dari sistem pembuangan sepanjang 1.300 mil ini terorganisir dengan baik dan kita dapat berjalan kaki untuk menjelajahi terowongannya.


'


Museum Sewer buka setiap hari kecuali hari Kamis dan Jumat mulai pukul 11.00-17.00. Tiket masuk ke museum ini US$5 (sekitar Rp46 ribu). Hm, karena bekas pembuangan limbah, jadi kalau agak bau … tutup hidung saja ya.


Museum Rambut Leila, Amerika Serikat


Museum rambut Leila mempunyai banyak koleksi hair art dari tahun 1800-an. Museum Leila memiliki 159 rangkaian bunga dan lebih dari 2.000 buah perhiasan dengan rambut menghiasi di dalamnya. Mantan penata rambut Leila Cohoon-lah yang mulai mencetuskan museum ini.



Ia telah menghabiskan banyak hidupnya bekerja dengan rambut namun kemudian ia menemukan gairah nyatanya di sebuah toko antik dengan membeli dan mengembalikan seni rambut berupa karangan bunga, perhiasan dengan rambut asli di dalamnya. Cohoon mulai mengumpulkan seni rambut pada tahun 1949 sebagai hobi namun kemudian membuka museum ini di tahun 1990.

Museum Leila buka dari Selasa-Sabtu mulai pukul 9.00-17.00 waktu setempat dengan harga tiket untuk dewasa US$5 (sekitar Rp46 ribu) dan anak-anak di bawah usia 12 tahun US$2,5 (sekitar Rp. 23 ribu).


Museum of Torture, Belanda


Torture yang artinya penyiksaan sehingga museum ini menunjukkan instrumen penyiksaan dan menyediakan tutorial tentang sejarah penyiksaan dan penggunaannya dalam masyarakat. Pada museum penyiksaan di Amsterdam, kita akan diangkut kembali ke masa beratus tahun lalu dimana metode ekstrim digunakan untuk menimbulkan rasa sakit atau kematian pada mereka yang telah melanggar hukum.



Dengan pencahayaan redup, alat-alat penyiksaan yang diciptakan dari abad pertengahan mungkin akan membuat bulu kuduk kita berdiri. Di sini juga ada alat pemenggal kepala yang terkenal yaitu guillotine.

Museum Torture buka setiap hari mulai pukul 10.00-23.00 waktu setempat dengan harga tiket US$7 (sekitar Rp64 ribu) untuk dewasa dan US$3,5 (sekitar Rp. 32 ribu) untuk anak-anak.


Nah, kalian tertarik mengunjungi museum yang mana dulu?

(ben)

Friday, September 17, 2010

Cernak, 19 September 2010




Kembali Sekolah

Dita duduk santai di sofa ruang tengah. Di depannya, tergeletak mangkok bakso yang sudah tandas. Kini, Dita beralih menghabiskan cokelat batang kesukaannya. Seminggu setelah lebaran, di rumah masoih banyak makanan.

“Dita, besok masuk sekolah, kan?” tanya Dina, kembarannya.

“Ya iyalah. Kamu juga pasti tahu,” timpal Dita.

“Maksudku, kok belum beres-beres? Sepatu sekolah terakhir dipakai kan masih kotor kena lumpur. Buku-buku sekolah juga belum dirapikan,” kata Dina.

Dita terdiam. Saat libur lebaran banyak sepupunya yang berkunjung. Mereka mengacak-acak rak buku Dita karena ingin membaca buku seri Kecil-Kecil Punya Karya. Tapi sekarang Dita belum sempat merapikannyalagi.

“Nanti repot lho,” ujar Dina lagi.

“Ih, kamu cerewet banget kayak Ibu, nenek, dan yang lainnya. Tenang aja, pasti aku bereskan rak buku aku. Memangnya kamu sudah?” tanya Dita.

“Sudah dari kemarin.”

“Nah, kalau begitu rapikan sekalian rak buku punyaku.”

Dina melempar bantal kursi. “Enaknya. Kata Ibu, nanti kebiasaan,” sergah Dina sambil melihat di sekiatr Dita. Ya, ampun! Bukan Cuma mangkuk bakso, tapi juga ada bungkus keripik pedas dari Badung, mangkok kecil bekas empek-empek.

“Kamu kok makan yang pedas-pedas melulu? Nanti sakit perut lho,” kata Dina.

“Nggak mungkin. Aku ini hobi makanan pedas. Memangnya kamu. Makan tekwan aja mules,” ledek Dina.

“Biar saja. Yang penting aku masih bisa makan sayur dan buah-buahan,” kata Dina.

“Kalo cokelat mau nggak?” tanya Dita sambil menyodorkan cokelat di tangannya.

“Tadi sudah. Terlalu banyak juga bisa bikin mules,” kata Dina.

“Uh, dasar usus tipis. Dikit-dikit mules!” ledek Dita.

Dina dan Dita memang saudara kembar. Tapi dalam beberapa hal mereka sangat berbeda. Dita sangat tomboy, sementara Dina halus dan lembut. Dita sangat berantakan, sementara Diana sangat rapi. Yang pasti, keduanya saling menyayangi. Buktinya, beberapa jam kemudian ketika Dita merasa sakit perut, Dina tidak menyalahkannya.

“Aku buatkan teh pahit hangat ya,” kata Dina.

“Iya. Sekalian obatnya,” kata Dita yang terbaring di sofa menahan sakit perutnya.

Dina membuatkan teh pahit hangat dan obat sakit perut. Dita meminumnya sambil berdoa sakit perutnya segera hilang. Tapi ternyata sakit perutnya belum hilang-hilang juga. Dita malah sekarang bolak-balik ke toilet.

Dina langsung memberi tahu Ibu ketika Ibu dan Ayah pulang dari acara halal bi halal. Ibu langsung khawatir dengan kondisi kesehatan Dita.

“Kita ke rumah sakit ya. Ini hari Minggu, dokter praktik pasti masih pada tutup,” kata Ayah.

DIta kemudian dibawa ke rumah sakit. Dina ikut mengantar. Sepanjang jalan Dina berdoa, sesekali menghibur Dita yang terus menahan sakit perutnya.

“Coba tadi aku tidak ngatain kamu usus tipis,” gumam Dita menyesal.

“Ah, kayaknya bukan karena kamu ngatain aku deh. Tapi karena kamu terlalu banyak makan yang pedas dan cokelat,” kilah Dina.

Dita dirawat sebentar di ruang UGD rumah sakit. Setelah menghabiskan satu botol caira infus, Dita diijinkan pulang. Sakit perutnya sudah berkurang. Hanya badannya saja yang masih lemas.

Dita berbaring di kamar.

“Duh, aku belum siap-siap utuk sekolah besok,” gumam Dita.

“Kalau masih belum sehat benar, jangan sekolah dulu ya,” kata Ibu.

Dina mengiyakan. Dina kemudian merapikan rak buku Dita yang berantakan.

Keesokan harinya Dita ternyata sudah sehat. Dita memaksa untuk sekolah karena ingin segera bertemu teman-temannya. Ayah dan Ibu mengijinkan selama Dita tidak lari-larian di sekolah.

Saat melihat sepatunya, Dita kaget karena sudah bersih. Dita tahu kepada siapa harus berterimakasih.

“Dina, terima kasih ya. Aku menyayangimu. Jangan bosan ya menasehati aku agar jadi anak baik sepertimu,” ucap Dita saat berangkat sekolah.

“Aku juga menyayangimu, Dita,” jawab Dina.

^-^

HORE, 19 September 2010


Akuarium Unik di Dunia


Akuarium merupakan wadah atau tempat untuk memelihara berbagai jenis komunitas kehidupan dalam air, seperti: ikan, amphibi, tanaman air, moluska, koral, dan berbagai jenis invertebrata lainnya.

Umumnya dinding akuarium terbuat dari kaca karena transparan memungkinkan kita untuk menikmati aktifitas kehidupan dalam air secara horisontal. Selain kaca, bahan transparan lain yang kerap digunakan untuk akuarium adalah akrilik. Akrilik mempunyai kelemahan antara lain mudah tergores, dan bisa mengalami deformasi bentuk akibat tekanan air, sehingga bisa terjadi distorsi pandangan kedalam akuarium. Hal ini bisa mengurangi kenyamanan dalam menikmati keindahan sebuat akuarium.

Akuarium Terbesar

Akuarium Georgia dibangun di atas kawasan seluas 81.000 m2. Untuk menampung 100.000 lebih satwa air laut dan tawar dari 500 spesies, dibutuhkan 30.000 meter kubik air dan 680 ton garam. Sarana wisata yang diresmikan pada tanggal 23 November 2005 ini merupakan akuarium terbesar di dunia. Pembangunannya memakan waktu 27 bulan dan menelan biaya lebih dari 300 juta US dolar (2001). Dana tersebut terutama berasal dari sumbangan pribadi Bernie Marcus, salah seorang pendiri Home Depot.

Panorama dasar laut digelar dalam lima ruangan pameran, yaitu Georgia Explorer, River Scout, Cold-Water Quest, Ocean Voyager, dan Tropical Diver. Di samping itu, disediakan pula ruang pesta (Oceans Ballroom), toko cendera mata, ruang pemutaran film 3-D, dan kafetaria ala Amerika.

Akuarium Terbesar di Jepang

Akuarium Churaumi Okinawa adalah akuarium yang terletak di Taman Ocean Expo, barat laut Okinawa. Akuarium Churaumi adalah akuarium terbesar nomor dua di dunia setelah dibukanya Akuarium Georgia di Atlanta pada 2005.


Akuarium ini memamerkan kehidupan biologi laut di terumbu karang, laut dalam, dan arus Kuroshio yang mengalir melintasi Kepulauan Jepang. Dari keseluruhan 77 tangki akuarium,tangki terbesar disebut Akuarium Laut Kuroshio yang dapat menampung 7.500 m³ air (panjang 10 m, lebar 35 m, kedalaman 27 m), atau setara dengan kapasitas tiga kolam renang ukuran Olimpiade.

Dari balik kaca akrilik dinding akuarium berukuran tinggi 8,2 m, lebar 22,5 m, tebal 60 cm, dan berat 135 ton, pengunjung dapat menyaksikan sejumlah 70 spesies ikan, di antaranya ikan hiu paus, hiu, dan pari manta sebagai atraksi utama. Akuarium lainnya di Laboratorium Riset Hiu berisi hiu banteng dan hiu harimau.

Terbesar di Afrika

UShaka Marine World, yang terletak di strip tanah antara pantai dan pelabuhan di Durban, KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, sebuah taman hiburan yang indah. Akuarium ini merupakan terbesar kelima di dunia dengan 32 tangki air. Makhluk-makhluk laut yang ditemukan dalam rentang akuarium dari kuda laut kecil semua jalan sampai hiu dan lumba-lumba. Aquarium dibangun untuk terlihat seperti tempat yang antic berupa ruangan kapal yang karam di lautan

Aquarium Silinder Terbesar di Dunia

AquaDom berada di sebuah hotel bernama Radisson Hotel Aquarium, Berlin, Jerman. Aquadom merupakan akuarium dengan tinggi 25 meter, dengan kapasitas sebesar 260.000 galon air dan lebih dari 2.500 ikan (56 jenis). Pengunjung dapat berjalan melalui akuarium menggunakan lift dan pergi ke puncak dimana ada restoran dan pandangan terbuka kota. Kamar hotel ini juga dilengkapi dengan panorama tampilan bawah laut.

Wah, seru ya kalau kita bisa melihat akuarum besar itu. Mudah-mudahan saja nanti akan ada akuarium besar di kota kita tercinta ini. Isinya, jenis-jenis ikan yang hidup di sungai Musi. Hm, soalnya kita kan tidak bisa melihat langsung isi sungai musi.

(ben)