Friday, November 30, 2007

Hore, 2 Desmber 2007


Mengenal Sahabat Spiderman


Hai, kalian sudah pernah nonton film Spiderman? Janga-jangan kalian penggemar superhero satu ini. Nah, kalian tentunya tahu serangga apa yang membuat dia jadi begitu hebat? Ya, laba-laba.

Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (artropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, kutu, caplak dan kerabatnya --semuanya berkaki delapan-- dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi.

Laba-laba merupakan hewan pemangsa. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa beracun melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.

Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.

Tidak Mengunyah


Tak seperti serangga umumnya yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada. Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.

Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.

Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.

Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk dalam mengenali warna.

Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya.

Pemangsaan

Kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.

Laba-laba penenun membuat jaring-jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara kawat telepon, dan lain-lain. Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya.

Sedikit berbeda, laba-laba pemburu biasanya lebih aktif. Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya.

Bisa yang disuntikkan laba-laba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan bagian dalam tubuh mangsa. Kemudian perlahan-lahan cairan tubuh beserta hancuran organ dalam itu dihisap oleh si pemangsa. Berjam-jam laba-laba menyedot cairan itu hingga bangkai mangsanya mengering. Laba-laba yang memiliki rahang (chelicera) kuat, bisa lebih cepat menghabiskan makanannya dengan cara merusak dan meremuk tubuh mangsa dengan rahang dan taringnya itu. Tinggal sisanya berupa bola-bola kecil yang merupakan remukan tubuh mangsa yang telah mengisut.

Beberapa laba-laba penenun memiliki kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera. Kemampuan ini sangat berguna terutama jika si mangsa memiliki alat pembela diri yang berbahaya, seperti lebah yang mempunyai sengat; atau jika laba-laba ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan.

Keragaman Jenis

Hingga sekarang, sekitar 40.000 spesies laba-laba telah dipertelakan, dan digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, seringkali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies.

Ordo laba-laba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras subordo, yakni:

* Mesothelae, yang merupakan laba-laba primitif tak berbisa, dengan ruas-ruas tubuh yang nampak jelas; memperlihatkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan leluhurnya yakni artropoda beruas-ruas.

* Mygalomorphae atau Orthognatha, yalah kelompok laba-laba yang membuat liang persembunyian, dan juga yang membuat lubang jebakan di tanah. Banyak jenisnya yang bertubuh besar, seperti tarantula dan juga lancah maung.

* Araneomorphae adalah kelompok laba-laba ‘modern’. Kebanyakan laba-laba yang kita temui termasuk ke dalam subordo ini, mengingat bahwa anggotanya terdiri dari 95 suku dan mencakup kurang lebih 94% dari jumlah spesies laba-laba. Taring dari kelompok ini mengarah agak miring ke depan (dan bukan tegak seperti pada kelompok tarantula) dan digerakkan berlawanan arah seperti capit dalam menggigit mangsanya.


Nah, sekarang kalian jadi lebih tahu banyak tentang sahabat Spiderman, kan? Jadi, jika kita menyukai Sipderman tidak ada salahnya juga kita banyak tahu tentang laba-laba.

(benny rhamdani)
keterangan foto: laba-laba penenun

Friday, November 23, 2007

Hore Aku TAHU! 25 November 2007

















Si Reptil Kecil dan Raksasa



Hai, kalian tahu perbedaan cecak dan komod kan? Dari ukuran saja kita tahu bahwa mereka memang bereda. Tapi, keduanya memiliki kesamaan, yakni bintang reptil atau melata. Mau tahu perbedaan merekalainnya? Yuk kita baca di bawah ini.


Komodo

Biawak komodo (Varanus komodoensis) atau kerap disebut komodo saja adalah kadal terbesar di dunia, panjangnya dapat mencapai 3 meter dengan berat dewasa jantan berkisar antara 45 - 85 kilogram. Komodo termasuk anggota dari keluarga biawak (Varanidae)

Komodo mempunyai indera penciuman yang kuat dan dianggap sebagai reptil yang paling maju intelegensinya, khususnya untuk memburu mangsanya. Komodo adalah karnivora dan memburu mangsanya dengan mengendap diam-diam dan menyergap dengan cepat, mereka dapat berlari dengan kecepatan sampai 20 km/jam. Komodo juga mempunyai gigitan yang kuat, dan air liurnya yang mengandung sekitar 60 jenis bakteri membuat gigitan mereka fatal karena infeksi bakterinya. Biasanya setelah mengigit komodo akan membiarkan mangsanya dulu sebelum memakannya. Komodo juga kadang kadang berkelahi untuk mempertahankan daerah teritori terutama pada musim kawin yang berlangsung sekitar bulan Juni-Juli. Tidak seperti hewan lainnya, mereka tahan kepada infeksi bakteri dari gigitan mereka sendiri.

Komodo dewasa mengandalkan strategi menunggu dan menyergap untuk memburu mangsanya seperti rusa, kerbau, dan babi, sebagai makanannya, namun Komodo kecil lebih aktif mencari dan memangsa kadal, ular, burung, dan sisa-sisa makanan Komodo dewasa. Komodo dewasa juga dapat menyerang manusia, dan lebih dari selusin orang telah menjadi korban gigitan Komodo dalam 30 tahun terakhir ini.

Musim kawin komodo terjadi di antara Juni-Juli. Pada bulan Agustus Komodo betina akan menggali sarang berupa gundukan bekas sarang burung Gosong (Megapodius reindwardt), sarang di bukit, dan sarang lubang di tanah, untuk menyimpan telurnya yang dapat mencapai 38 butir. Telur komodo biasanya dijaga oleh induknya namun anak yang baru lahir pada bulan Februari atau Maret (100 g dan 40 cm) tidak dijaga, malah sering dimakan. Komodo membutuhkan 5 tahun untuk tumbuh sampai ukuran 2 meter dan dapat terus hidup sampai 30 tahun.

Ada sekitar 2.500 ekor komodo yang hidup sekarang, di kepulauan Flores di Indonesia, di antaranya di Pulau Komodo (1.100), Rinca 1.300, Gili Motang (50), Nusa Kode (15) dan Flores (sekitar 70 ekor).

Komodo pertama kali diteliti oleh seorang Eropa pada tahun 1910, hewan ini kemudian diperkenalkan ke seluruh dunia pada tahun 1912 oleh karya tulis Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor. Komodo juga diabadikan sebagai cap atau lambang Museum Zoologi Bogor (MZB).

Untuk melindungi komodo, pada tahun 1980 Taman Nasional Komodo didirikan. Sebaran dan populasi Komodo dalam tiga dasawarsa terakhir ini semakin menurun dan keberadaannya semakin terancam terutama kegiatan perburuan rusa, mangsa utamanya, secara ilegal dalam 20 tahun terakhir ini. Bahkan populasi di pulau Padar diketahui telah hilang sejak akhir 1990-an, padahal pada awal tahun 1980-an Komodo masih dapat dijumpai di pulau ini. Perhatian dan upaya konservasi spesies ini perlu diberikan secara khusus terhadap pulau-pulau kecil di mana populasi Komodo memiliki ancaman kepunahan yang lebih tinggi dari pada pulau-pulau besar.

Bagi sebagian penduduk di pulau komodo, hewan ini dianggap lebih berbahaya terhadap manusia daripada buaya, karena kandungan bakteri pada air liurnya yang dapat menyebabkan infeksi berat, sedangkan buaya tidak.


Cecak

C
ecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae. Diperkirakan kata 'cecak' berasal dari suara yang dibuat oleh hewan ini yaitu: "cak, cak, cak". Dengan ini bisa dikatakan bahwa kata ini merupakan sebuah onomatope.

Cecak ada banyak jenisnya. Di lingkungan rumah kita saja ada sekitar tiga jenis (spesies) yang sering ditemui. Yakni:

* Cecak tembok (Latin Cosymbotus platyurus), yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.

* Cecak kayu (Hemidactylus frenatus), yang bertubuh lebih kurus. Ekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.

* Cecak gula (Gehyra mutilata), bertubuh lebih kecil, dengan kepala membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas kopi kita.


Cecak terbang (Draco spp.) sebetulnya bukan 'cecak' (suku Gekkonidae) melainkan termasuk suku kadal agamid (Agamidae), seperti halnya bunglon. Cecak biasa memakan serangga dan terutama nyamuk. Biasanya cecak hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh.

Nah, sekarang kalian jangan sampai tertukar ya membedakan mana komodo dan cecak.
(benny rhamdani)



Friday, November 16, 2007

HORE AKU TAHU, 18 November 2007



Tornado: Angin yang Menakutkan

Hai, apakah kalian pernah melihat angin yang berputar-putar? Atau mungkin menontonnya di film-film? Ya, kita sering menyebut angin itu sebagai tornado.

Tornado menurut istilah meteorologi berarti kolom udara yang berputar dengan kencang yang terbentuk dari dasar awan comulunimbus yang telah menyentuh tanah. Tornado muncul dalam banyak bentuk, tetapi umumnya berbentuk corong kondensasi dengan ujung tornado yang menyempit yang menyentuh tanah.

Kata "Tornado" diambil dari bahasa Spanyol "Tronada" yang berarti badai petir. Kata ini juga diambil dari bahasa Latin "Tonare" yang berarti bergemuruh. Menurut cerita, kata Tornado diambil dari kombinasi antara kata Tronada dan Tornar dalam bahasa Spanyol. Di Samping itu, Tornado sering juga disebut dengan Twister atau willy-willy.

Di Indonesia, tornado sering disebut "Angin Puting Beliung" atau "Angin Lesus" namun hanya memiliki intensitas ringan.

Angin Kencang

Sebagian besar angin tornado memiliki kecepatan angin mencapai 110 mph (175 km/jam) atau lebih, dengan ketinggian kurang lebih 250 kaki (75 m) dan menempuh jarak bermil-mil sebelum menghilang. Akan tetapi sebagaian besar angin tornado dapat mencapai kecepatan lebih dari 300 mph (480 km/jam), yang jangkauan anginnya lebih dari 1 mil (1,6 km) dan dapat melaju di permukaan tanah hingga 100 km atau sama dengan laju mobil negbut di jalan bebas hambatan.

Tornado umumnya terjadi pada siang hingga sore hari (malam hari dalam beberapa kejadian). Di Amerika Serikat tornado terjadi antara pukul 15 - 21. Meskipun angin tornado telah diamati oleh para ilmuwan di setiap benua (kecuali Antartika), sebagian besar angin tornado terjadi di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat kebanyakan tornado terjadi di Amerika Barat-Tengah di wilayah Lorong Tornado (Tornado Alley) yang meliputi kota-kota seperti Minneapolis, Sioux Falls, Denver, Kansas City, Wichita, Oklahoma City, Amarillo, dan Dallas.

Kawasan-kawasan lain yang umumnya terjadi angin tornado antara lain Kanada Selatan bagian tengan, Afrika Selatan, Asia Timur dan Selatan bagian tengah , Amerika Selatan bagian timur dan tengah, Eropa Tengah dan Barat Laut, Italia, Australia Barat dan Tenggara, dan Selandia Baru. Di Indonesia, tornado lebih banyak terjadi disekitar Sumatera dan Jawa.

Kadang kadang sebuah Badai mampu menghsailkan banyak tornado. Proses ini dikenal dengan "putaran terjadinya tornado". Tornado yang dihasilkan dari badai yang sama dikenal sebagai "keluarga tornado". Kadang-kadang tornado yang dihasilkan badai terjadi secara bersamaan.

Tornado Lemah

Tornado lemah umumnya mencakup 88% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado. Tronado dapat dikategorikan lemah jika kecepatan angin kurang dari 112 mph. Tornado lemah hanya terjadi dalam waktu singkat antara kurang dari 1 sampai 10 menit atau lebih. Kematian yang diakibatkan tornado lemah kurang dari 5% dari keseluruhan kematian yang disebabkan tornado. Kebanyakan tonado lemah memiliki ukuran kecil (tetapi tidak semuanya).

Kerusakan yang ditimbulkan biasanya beberapa kerusakan pada cerobong asap, dahan pohon patah dan daun-daun tercabut; pohon-pohon berakar dangkal terdorong, papan- papan penunjuk rusak dan roboh. Adakalanya juga atap rumah berhamburan, rumah semi-permanen bergeser bahkan roboh, pohon besar tumbang; kaca yang tidak kuat pecah, seng dan asbes beterbangan

Tornado Kuat

Tornado kuat mencakup 11% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado. Kecepatan angin tornado kuat antara 113 - 206 mph. Tornado kuat memikili durasi 20 menit atau bahkan lebih. Kematian yang diakibatkan tornado ini mencakup 30% kematian dari keseluruhan. Ukuran tornado ini umumnya tidak terlalu besar atau kurang lebih 10 m.

Kerusakan yang ditimbulkan umumnya atap rumah dari kayu dan tanah liat terbang, rumah semi-permanen roboh, mobil terbalik, pohon besar tercabut, mobil terangkat dari permukaan tanah. Kadang ada pula kerusakan berat. Atap beterbangan dan dinding rumah permanen rusak parah bahkan roboh, kereta api terbalik, sebagian besar pohon di hutan tercabut, mobil besar terlempar dari permukaan tanah.

Tornado Sangat Kuat

Tornado jenis ini sangat jarang terjadi. Tornado kuat mencakup 1% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado. Kecepatan angin lebih dari 205 mph dalam beberapa kejadian kecepatan anginnya mencapai 300 mph. Sekali terjadi tornado ini dapat terjadi cukup lama melebihi 1 jam dan dapat melintasi bermil-mil sebelum menghilang. Walaupun jarang terjadi, kematian yang diakibatkan tornado ini mencapai 70% kematian dari keseluruhan.

Akibat dari tornado ini biasanya terjadi kerusakan hebat. Rumah permanen porak poranda; bangunan dengan pondasi semi-permanen tersapu, mobil dan benda berat lainnya terlempar beterbangan, semua pohon beterbangan.

Berlindunglah di Bawah Tanah!

Bagaimana cara menyelamatkan diri dari tornado? Ini cara yang biasa dilakukan mereka yang tinggal di kawasan yang sering dilanda bencana ini:

* Berlindung di ruang bawah tanah, jika ada.

* Jika di tempat terbuka, berlarilah ke parit, merunduk dan tutupi kepala. Jauhilah pepohonan yang biasanya jadi sasaran petir sekaligus gampang tumbang.

* Berlindung di ruangan di tengah rumah yang tak berjendela. Selubungi diri dengan kasur.

Nah, kita berdoa saja semoga tornado tidak bertandang ke tempat tinggal kita.

(benny rhamdani)

Saturday, November 10, 2007

Hore, 11 November 2007


Kita Semua Bisa Jadi Pahlawan

Sabtu kemarin kita baru saja memperingati Hari Pahlawan Nasional. Nah, kalian tentunya sudah tahu apakah arti pahlawan itu. Ya, Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Biasanya, sebutan pahlwan selalu dikaitkan dengan perjuangan di medan tempur dalam meraih kemerdekaan.

Ayo, coba ingat-ingat beberapa nama pahlawan nasional kita! Mudah-mudahan kalian tidak lupa ya. Bukan hanya mengingat namanya, kalian juga harus mengetahui jenis perjuangan yang pahlawan kita lakukan. Bahkan, sebisa mungkin kita bisa memetik hikmah dari kisah perjuangan pahlawan kita itu.

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Ya, di negeri kita tercinta tidak semua orang bisa menyandang gelar pahlawan. Harus ada ketetapan dari pemerintah karena undang-undang mengaturnya. Biasanya, orang yang mendapat gelar pahlawan akan mendapat tanda jasa. Tapi ada juga pahlawan yang tidak diberi tanda jasa. Sebutan tersebut biasanya diberikan kepada para guru.

Guru-guru kita memang layak disebut pahlawan karena mereka adalah pejuang pendidikan. Karena keberadaan merekalah, kita jadi dapat menulis, membaca dan berhitung. Meskipun besar jasa mereka, namun mereka tidak mendapat gelar khusus dari pemerintah sebagai pahlawan.

Mengingat betapa besarnya jasa para guru, sudah menjadi kewajiban kita untuk senantiasa menghormati mereka. Bisa dibayangkan jika di negeri ini tak ada orang yang mau berjuang memberantas buta huruf, mungkin kalian tidak akan dapat membaca buku-buku cerita menarik sampai saat ini.

Guru-guru kita juga sudah berjuangan melawan kebodohan di negeri kita ini. Karena dengan melawan kebodohan, kita juga dapat menjaga negeri ini dari penjajahan bangsa asing yang akan membodohi kita.

Pahlawan Lingkungan Hidup

Saat ini, musuh kita bukan lagi tentara musuh yang menjajah negeri ini. Salah stu jenis musuh modern adalah perusak lingkungan hidup. Ya, mereka adalah yang menebang hutan sembarangan, mengotori sungai dengan sampah, juga beberapa pabrik yang membuang limbah seenaknya. Pokoknya, semua hal yang bias merusak bumi kita tercinta ini.

Nah, karena semakin banyak yang merusak bumi, alangkah baiknya jika kita menjadi pejuang bumi ini. Kita harus berusaha menjadi pahlawan yang menyelamatkan lingkungan hidup ini. Banyak cara yang dapat kita lakukan, misalnya dengan menanam pohon di sekitar kita tinggal, termasuk di sekolah. Kita juga bias membiasakan diri menjadi pahlwan lingkungan hidup dengan menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Jika masih banyak kegiatan menjaga bumi ini dari kerusakan yang ingin kalian lakukan, tentu bisa mengajak pula keluarga dan teman-teman. Biar perjuangan melawan para perusak bumi ini dapat makin meluas.

Oh iya, kalian pernah mendengar tentang Kalpataru? Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.

Menjadi Pahlawan

Seperti dijelaskan di atas, untuk menjadi pahlawan kita harus mempunyai bekal keberanian. Tentu saja berani karena benar. Pahlawan biasanya juga adalah orang yang tidak berharap suatu imbalan apapun. Orang yang sok berlagak pahlawan untuk dihormati biasanya disebut dengan istilah pahlawan kesiangan.

Pahlawan sejati akan merasa bahagia ketika dapat menolong orang tanpa imbalan. Bahkan, tidak jarang mereka berani mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan kita. Sebut saja para petugas pemadam kebakaran ataupun polisi yang bertugas menangkap penjahat. Tidak kalah penting adalah jasa para dokter yang mau bertugas di daerah-daerah terpencil.

Jika kalian merasa berat menjadi seorang pahlawan, ya tidak-apa-apa. Tapi cobalah untuk menghargai jasa pahlawan-pahlawan kita. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang senantiasa mengingat jasa pahlawan mereka.

(benny rhamdani)

Friday, November 02, 2007

Hore, 4 November 2007


Penyu Bukan Kura-Kura

Kalian tahu perbedaan kura-kura dan penyu? Ya, meskipun keduanya mirip, tapi sesungguhnya berbeda. Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walau selama bertahun-tahun berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru.

Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.

Seusia Dinosaurus

Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, induk betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur.

Pada pantai berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising-cahaya, disanalah biasanya penyu betina suka menggali lubang untuk telur-telurnya yang berjumlah ratusan itu. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.

Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itupun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh perairan dalam.

Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Dimana Penyu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga Penyu Cimochelys, yang berenang di laut purba seperti penyu masa kini.

Kepunahan

Hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi oleh undang-undang nasional maupun internasional karena dikhawatirkan akan punah disebabkan oleh jumlahnya makin sedikit. Di samping penyu belimbing, dua spesies lain yakni Penyu Kemp’s Ridley dan Penyu Sisik juga diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh The World Conservation Union (IUCN). Sedangkan penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea) dan penyu tempayan atau loggerhead (Caretta caretta) digolongkan sebagai terancam punah. Hanya penyu pipih (Natator depressus) yang diperkirakan tidak terancam.

Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Dalam laporan Conservation International (CI) yang diumumkan pada simposium tahunan ke-24 mengenai usaha pelestarian penyu di Costa Rica, disebutkan jumlah penyu belimbing turun dari sekitar 115.000 ekor betina dewasa menjadi kurang dari 3.000 ekor sejak tahun 1982.

Jumlah penyu belimbing telah mengalami penurunan 97 persen dalam waktu 22 tahun terakhir. Selain itu, lima spesies penyu juga beresiko punah, meski tidak dalam jangka waktu semepet penyu belimbing. Sedangkan yang terkecil penyu lekang, beratnya sekitar 50 kilogram. Tapi yang jumlahnya lebih banyak dan paling sering ditemukan adalah penyu hijau.

Dilindungi

Penyu khususnya Penyu Hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali menelan beberapa hewan kecil. Sebagian orang menganggap penyu adalah salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selain tempurungnya yang menarik untuk cendramata, dagingnya yang lezat ditusuk jadi Sate penyu berkhasiat untuk obat dan ramuan kecantikan. Terutama di Tiongkok dan Bali, penyu menjadi bulan-bulanan ditangkap, disantap, tergusur dari pantai, telurnyapun diambil.

Meski sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang melindungi semua jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang berjalan lamban ini terus berlanjut. Untuk mencegah kepunahan penyu, utamanya Penyu Belimbing, beberapa negara telah melindungi tempat bertelur penyu. Salah satunya adalah di Jamursba Medi, yang terletak di pantai utara Irian. Pantai itu baru-baru ini ditetapkan sebagai wilayah konservasi.

Nah, rtugas kita adalah juga menjaga kelestarian lingkungan hidup ini. Termasuk menjaga penyu dari kepunahan.

(benny rhamdani)