Friday, September 25, 2009

CERNAK, 3 Oktober 2009



Kegembiraan Princess Humayra



Musim kemarau yang singkat telah berakhir. Hujan mulai mengguyur istana dan sekelilingnya. Princess Humayra merasa senang karena rakyat di negerinya telah melewati masa-masa sulit mendapatkan air bersih.


“Alhamdulillah, hujan mulai turun. Semoga hujan ini membawa berkah untuk seluruh rakyat,” doa Princess Humayra di hendela kamarnya.


“Princess Humayra, hujan belum turun di semua tempat negeri ini. Bahkan ada sebuah desa yang sudah sangat kekeringan,” tiba-tiba terdengar suara burung kecil di dekat Princess Humayra.


“Opps! Assalammualaikum, burung kecil. Kukira siapa?” kata Princess Humayra sambil tersenyum.


“Waalaikumsalam. Maaf aku mengejutkan Princess karena tidak mengucapkan salam dulu,” burung kecil tersipu malu.


“Benarkah kabar yang kau sampaikan tadi?” tanya Princess Humayra.


“Ya, aku mendengar dari beberapa temanku yang terbang ke sana. Namanya Desa Silamaya. Letaknya di sebelah barat kerajaan,” jelas burung kecil.


“Kalau begitu aku akan mengunjungi desa itu segera,” ucap Princes Humayra.


Keesokan harinya atas seizin Baginda Raja Akbar, Princess Humayra melakukan perjalanan dengan rombongan pengawal. Mereka membawa serta persediaan air dan makanan untuk bantuan.


Begitu memasuki Desa Simalaya, Princess Humayra merasa sedih melihat pemandangan di depannya. Tanah-tanah kering kerontang. Pepohonan tak bisa tumbuh di atasnya. Warga desa banyak yang terserang penyakit.


“Padahal beberapa bulan sebelumnya desa ini baru saja melewati panen dan merayakannya bermewah-mewahan,” jelas seorang pengawal.


Princess Humayra segera menemui Kepala Desa. Tapi keadaan Kepala Desa sedang sakit. Tak banyak yang bisa diharapkan darinya..


“Kalau begitu, kita langsung bergerak membantu warga desa ini,” ajak Princess Humayra kepada pra prajurit. “Pertama-tama, kita harus mencari sumber air untuk dibagikan kepada warga desa,” ucap Princess Humayra.


“Kami siap mengerjakan!” jawab para parjurit.


Tanpa membuang banyak waktu para prajurit segera bekerja. Tapi dari pagi hingga waktu shalat zuhur tiba, mereka belum menemukan satu sumber air pun.


“Kita harus mencari sumber air dari desa terdekat, lalu memasang pipa hingga ke desa ini,” saran seorang prajurit.


“Baiklah, itu saran yang bagus. Tapi sebaiknya kalian shalat zuhur dulu dan berdoa agar kita diberi kemudahan,” kata Princess Humayra.


Usai shalat zuhur dan makan siang, sebagian prajurit mengantar Princess Humayra menuju ke desa terdekat. Namanya Desa Kiarani.


“Subhanallah, desa ini hijau sekali,” kata Princess Humayra saat memasuki desa itu.


Kepala Desa menyambut kedatangan Princess Humayra dengan senang hati. Dia malah menawarkan warganya untuk ikut membantu Desa Simalaya.


Akhirnya, para prajurit membuat pipa panjang dari sumber air di Desai Kiarani menuju Desa Simalaya. Jumlahnya tak banyak, tapi untuk sementara cukup membantu warga Desa Simalaya.


“Alhamdulillah, sekarang warga desa bisa menggunakan air bersih untuk masak,” kata Princess Humayra senang.


“Pak Kepala Desa, bagaimana desa ini bisa terhindar dari kekeringan? Padahal letaknya bersebelahan dengan Desa Simalaya,” tanya Princess Humayra.


“Yang utama kami selalu berusaha menjaga alam dan lingkungan hidup di desa kami. Selain itu, kami biasa beristighfar kepada Allah agar senantiasa diampuni kesalahan kami. Bisa saja dalam bertani, beternak, ataupun pekerjaan lainnya kami melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak,” jelas Kepada Desa.


“Istighfar? Ya, selama bekerja membangun pipa tadi, aku mendengar warga Desa Kiarani terus beristighfar. Rupanya memang sudah menjadi kebiasaan mereka,” kata Princess Humayra.


“Begitulah adanya, Princess Humayra,” kata kepala Desa.


Princess Humayra pun merenung beberapa saat.Princess Humayra kemudian mengumpulkan warga Desa Simalaya. Juga Kepala Desanya.


“Mulai hari ini, seluruh warga desa ini harus meniru desa sebelah. Mereka sangat mencintai dan menjaga kelestarian alam. Sehingga ketika musim kemarau tiba mereka tidak dilanda bencana kekeringan,” kata Princess Humayra.


“Siap!” seru warga desa.


“Kalian juga harus memperbanyak istighfar kepada Allah, agar desa ini senantiasa dilindungi Allah,” tambah Princess Humayra.


Sejak itu warga desa mulai melaksanakan titah Princess Humayra. Mereka mengucapkan astagfirullahhaladzim saat berdoa, saat bicara, saat bekerja dan saat-saat lainnya yang memungkinkan.


Mereka juga mulai menjaga kelestarian alam di sekitar mereka. Pengalaman telah mengajarkan mereka untuk mencintai lingkungan hidup.


Tiga hari kemudian, hujan turun di Desa Simalaya. Semua warga bersuka cita.


“Alhamdulillah, Allah mendengar doa kami,” kata warga desa.


Kegembiraan warga desa itu juga dirasakan warga desa lainnya, bahkan sampai juga ke telinga Princess Humayra yang sudah kembali ke istana.


“Aku berharap warga Desa Simalaya mau belajar dari ujian berat yang baru saja mereka lewati. Semoga Allah selalu bersama mereka. Astagfirullahhaladzim. Amin,” doa Princess Humayra.


Berbulan-bulan kemudian Desa Simalaya kembali subur. Saat panen raya di pertanian, warga desa tak merayakannya dengan bermegah-megahan lagi. Mereka menggunakan harta bersama untuk membangun sebuah bendungan. Suatu hari kelak bendungan itu akan berguna sebagai persediaan pengairan di kala musim kemarau.

^-^

Friday, September 11, 2009

Hore, 13 September 2009

Yuk, Kita Kenali dan Jaga Bersama!


Kalian tentunya sudah tahu bahwa negeri kita ini kaya sekali dengan corak seni dan budaya. Maka, tidak heran jika banyak bangsa luar yang mengagumi, bahkan ingin memilikinya. Sayangnya, kita sendiri malas mengenalnya, sehingga sering kali kita jadi tidak menjaganya.


Nah, biar kalian tahu lebih banyak corak seni budaya nusantara yuk ikuti cerita tentang tiga seni dan buidaya berikut ini.


Angklung Pernah Dilarang Penjajah


Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.


Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna putih). Purwa rupa alat musik angklung; tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk wilahan (batangan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.


Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.


Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).

Selanjutnya dinyanyikanlah lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung.


Dalam perkembangannya, angklung menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.


Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

besar.


Tari Pendet Penyambut Tamu


Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi pada 1967.


Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.


Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.


Reog yang Perkasa


Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.


Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok , namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.


Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.

Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.


Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Tentu saja tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya orang perkasa yang bisa.


Nah, karena kalian sudah mengenalnya, sekarang kita jaga yuk seni dan budaya kita. Jangan sampai bangsa lain yang malah mengakuinya kelak.

(ben)

Sunday, September 06, 2009

Cernak, 13 September 2009


Nikmat Bersyukur


oleh Benny Rhamdani

Princess Humayra sesekali senang menyamar menjadi rakyat jelata. Dia ingin menyaksikan sendiri kehidupan rakyatnya. Sebab, ada kalanya hal yang disampaikan oleh para pejabat kerajaan tidak sesuai kenyataan.

Hari ini Princess Humayra menyamar sebagai pedagang roti keliling.

“Roti-roti! Siapa mau beli?” teriaknya sambil membawa keranjang roti.

“Penjual roti! Aku mau beli roti. Boleh aku lihat rotinya,” panggil seorang wanita setengah baya.

Princess Humayra mendekatinya. “Silakan dilihat,” kata Princess Humayra.

“Huh, rotinya kecil-kecil dan tidak menarik. Aku tidak jadi beli ah,” kata wanita itu kemudian.

“Walaupun kecil-kecil, tapi roti ini sangat lezat dan penuh gizi,” jelas Princess Humayra.

“Aku tidak percaya kecuali aku diberikan satu roti gratis untuk kucoba,” kata wanita itu.

Princess Humayra memberikan satu roti kepada wanita itu. Tanpa mengucapkan terima kasih sepatah kata pun, wanita itu langsung memakannya.

“Ah, rasanya tidak enak. Aku tetap tidak mau beli,” kata wanita itu walaupun telah menghabiskan roti pemberian Princess Humayra.

Belum sempat Princess Humayra pergi, tiba-tiba lewat seorang lelaki tua penjual manisan.

“Penjual manisan! Aku mau beli manisan. Boleh aku lihat manisannya,” panggil wanita setengah baya itu.

Penjual manisan kemudian mendekat sambil membuka keranjangnya.

“Alhamdulillah. Silakan dilihat dulu,” kata penjual manisan.

“Ah, manisannya kecil-kecil dan kurang wangi. Ku tidak mau membeli kalau tidak boleh mencoba,” kata wanita itu.

“Alhamdulillah jika ibu mau mau mencobanya,” kata penjual manisan itu sambil memberikan satu manisan untuk dicobai wanita itu.


“Huh, tidak manis sama sekali. Aku tidak jadi beli ah,” kata wanita itu.

“Alhamdulillah. Terima kasih atas kometar ibu,” kata penjual manisan tak marah sama sekali.

Lelaki itu meneruskan langkahnya berkeliling menjual manisan. Princess Humayra mengikuti penjual manisan itu. Dia sangat kagum dengan kebaikan hati si penjual manisan.

“Pak, boleh aku bertanya sedikit?” pinta Princess Humayra sambil berjalan.

“Alhamdulillah, tentu saja boleh,” jawab penjual manisan sambil berhenti di sebuah bangku taman.

“Mengapa bapak selalu mengucapkan hamdalah?” tanya Princess Humayra.

“Alhamdulillah kau menanykannya. Aku mengucapkan hamdalah setiap kali aku mendapatkan sesuatu yang pastiya dari Allah juga. Sesuatu itu tidak mesti benda, tapi juga salam, sapaan, pertanyaan, pujian dan kritikan dari orang-orang,” kata penjual manisan.

“Tapi bapak juga mengucapkan hamdalah saat memberi manisan tadi. Padahal bukan sedang menerima,” kata Princess Humayra.

“Saat memberi, aku bersyukur kepada Allah karena dilimpahkan rejeki sehingga bisa memberi kepada orang lain. Itu sebabnya aku mengatakan hamdalah,” kata penjual manisan.

Princess Humayra mengucapkan terima kasih karena sudah memetik satau pelajaran dari penjual manisan itu.

“Alhamdulillah jika kau sudah mengerti. Sekarang, ayo ikut aku ke lapangan di utara. Di sana sedang ada perayaan. Pasti akan banyak pembeli dagangan kita,” ajak penjual manisan.

Mereka pun kemudian melanjutkan perjalanan ke lapangan utara.

Di lapangan utara Pincess Humayra langsung menjajakan dagangannya bersama penjual manisan. Dalam waktu tak berapa lama, dagangan mereka habis terjual.

“Alhamdulillah, dagangan ini habis lebih cepat dari yang aku perkirakan,” ucap penjual manisan.

“Sekarang bapak mau ke mana?” tanya Princess Humayra.

“Alhamdulillah aku ingin segera pulang. Anakku yang terkecil panas badannya pagi tadi. Aku ingin membawanya ke tabib tapi belum punya uang. Alhamdulillah

Princess Humayra minta izin mengikuti penjual manisan ke rumahnya. Penjual manisan itu tidak keberatan sama sekali.

Setelah berjalan agak jauh, Princess Humayra sampai juga di rumah penjual manisan yang sederhana. Dia tinggal bersama isterinya yang pembuat manisan, juga tiga anaknya.

Seisi rumah itu menyambut kedatangan Princess Humayra dengan ramah.

“Si bungsu tambah tinggi panasnya. Sebaiknya segera dibawa ke tabib,” lapor isteri penjual manisan.

Penjual manisan pun membawa anaknya ke tabib dengan menggendong karena tak punya kendaraan. Princess Humayra ikut mengantar

Untunglah pasien yang berobat tidak banyak, sehingga si bungsu bisa segera ditangani oleh si tabib.

“Aduuuuh! Sakiiiit! Aduuuh!”

Tiba-tiba terdengar suara jeritan orang kesakitan di sebuah tempat tidur. Princess Humayra melihatnya sebntar karena merasa mengenal suaranya. Oow! Ternyata wanita yang tidak jadi membeli roti dan manisan tadi siang.

“Kasihan wanita itu. Perutnya kesakitan karena terlalu banyak makan,” jelas si tabib tanpa diminta.

Penjual manisan pun kembali ke rumah dengan perasaan lega. Princess Humayra pun pamit karena harus segera pulang.

“Terimalah oleh-oleh dari kami ini,” kata isteri penjual m,anisan memberikan sekeranjang manisan.

“Alhamdulillah, semoga Allah membalas kebaikan keluarga ini,” ucap Princess Humayra menerimanya.

Begitu sampai di istana, Princess Humayra segera menyampaiakn peristiwa yang dialaminya kepada Baginda Raja Akbar.

“Alhamdulillah, puetriku telah mendapat pelajaran berharga hari ini,” kata Baginda Raja Akbar.

“Sebagai rasa syukur, aku ingin mengirim hadiah untuk penjual manisan itu,” ucap Princess Humayra.

Keesokan paginya keluarga penjual manisan terkejut ketika serombongan pegawai kerajaan mendatangi mereka. Selain perabotan baru, kerajaan juga menghadiahkan kereta kuda.

“Hadiah ini dari Princess Humayra yang menyamar sebagai penjual roti kemarin,” jelas pegawai yang mengantar.

Keluarga penjual manisan sangat terharu. Mereka terus mengucapkan hamdalah beulang-ulang sambil menitikkan air mata bahagia.

^-^

Friday, September 04, 2009

HOre, 6 September 2009

Makanan Khas Nusantara Saat Puasa



Apakah makanan paling terkenal di saat buka puasa? Kolak. Ya, ada kolak pisang, kolak ubi, kolak kolang-kaling. Pokoknya banyak sekali jenis kolak. Tapi selain kolah amasih ada lho makanan yang sangat terkenal di saat puasa.


Indonesia yang luas, terkenal dengan berbagai ragam budayanya. Dalam hal ini, makanan adalah salah satunya. Antara makanan di daerah saytu dan lainnya ada ytang berbeda sama sekali, ada pula yang mirip tapi namanya berbeda. Yuk kita kenali!


Pisang Ijo yang Lezat


Es Pisang Ijo merupakan salah satu makanan khas dari Makasar, Sulawesi Selatan. Sesuai dengan namanya, makanan ini dibuat dari bahan utama pisang yang kemudian dicampur dengan es serta bahan-bahan yang lain. Tapi jangan salah mengira bahwa Es Pisang Ijo ini terbuat dari pisang hijau yang dicampur dengan es. Kata “ijo”nya berasal dari tepung pembungkus pisang yang berwarna hijau.


Es Pisang Ijo ini sebenarnya dibuat dari beraneka ragam makanan. Dalam penyajiaannya pisang raja yang terbungkus kulit berwarna hijau ini dipotong-potong. Sekilas kalau dilihat, kulit yang berwarna hijau itu seperti kulit pisang sungguhan. Namun ternyata setelah dicicipi rasanya kenyal-kenyal. Untuk menambah kelezatan, di atasnya dituangkan saos seperti bubur berwarna putih. Kemudian diberi es serut yang bisa bikin “mak nyus”. Dituangkan pula sirup berwarna merah muda sebagai penambah rasa manis.


Walaupun Es Pisang Ijo ini berasal dari Makasar, namun untuk menikmati Es Pisang Ijo ini kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke sana. Di beberapa kota besar kita sudah bisa menikmatinya. Harga yang dipatok pun tidak terlalu mahal. Hanya dengan uang Rp 3.500,- kita sudah bisa merasakan makanan khas dari Makasar ini. Benar-benar mak nyus.


Kicak yang Murah



Kalian pernah mendengar kicak? Eh, bukan cicak di dinding lho. Ini adalah satu makanan khas Yogyakarta yang hanya ada saat Ramadhan tiba. Kicak terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan campuran parutan kelapa, gula, dan buah nangka. Agar aromanya mengundang selera, biasanya ditambah vanili atau daun pandan. Rasanya gurih, kenyal, dan sedikit manis. Awalnya bahan utama kicak terdiri ketela yang diparut.


Harga kicak cukup murah, setiap bungkus pembeli hanya membayar Rp1.000-Rp1.500. Meski sebenarnya tidak ada ketentuan harga yang pasti. Para pembeli bisa mengajukan harga sendiri, penjual yang akan menentukan porsinya.


Siput Hisap


Pernah mencoba siput hisap. Makanan ini banyak muncul di daerah Tanjung Pinang, Kepri, saat bulan puasa tiba. Masakan siput hisap ini bahan utamanya berupa siput berukuran kira-kira sebesar kelingking hingga jempol jari tangan orang dewasa.


Warnanya hitam dengan buntut yang runcing. Saat dimasak, buntutnya yang runcing itu dipotong supaya isinya bisa dihisap. Kalau buntutnya tidak terpotong dengan baik, isi siputnya yang gurih itu tidak bisa dihisap. Siput hisap ini dimasak seperti memasak gulai tapi kuahnya sedikit saja. Kemudian, rasa pedasnya dilebihkan dan terkadang dicampur dengan daun ubi kayu. Ada juga yang menambah rasa pedasnya dengan cabe rawit yang ditumbuk kasar. Bagi yang belum pernah mencoba mungkin akan heran melihat masakan ini. Tapi bagi yang sudah pernah merasanya, melihatnya dari jauh pun sudah membuat air liur mengalir.


Siput yang sudah masak itu diambil badannya dan dihisap dari bagian depannya. Mirip seperti makan gonggong. Bedanya kalau gonggong isi badannya dicungkil keluar sebelum dimakan, kalau siput hisap tak perlu dicungkil. Sebab, ukurannya lebih kecil dari gonggong dan bisa langsung dihisap saja.


Tak banyak lagi orang yang bisa mengolah siput ini, apalagi karena untuk mengolahnya cukup sulit. Siput ini hidup di rawa bakau yang berlumpur dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkannya dari lumpur. Setelah itu baru bisa diolah lebih lanjut sesuaui dengan selera dan rasa masing-masing.


Lamang Tapi yang Aduhai



Lamang Tapai, makanan khas di Sumatra bagian tengah (Sumbar, Jambi, Riau) terbuat dari beras ketan. Makanan ini biasanya banyak dibuat untuk buka puasa di bulan ramadhan, jelang Maulid Nabi Muhammad SAW atau untuk penganan pada pesta perkawinan. Namun penganan ini juga dapat ditemui di pasar-pasar tradisional, walau keberadaannya sangat jarang.


Lamang/lemang dari ketan putih dimasak dengan media bambu, santan dengan garam dan daun pandan secukupnya. Bambu untuk membakar lemang biasanya adalah jenis khusus yang diperuntukkan untuk itu. Bagian dalamnya dilapisi dengan daun pisang, kemudian ketan putih dimasukkan sesuai takarannya bersama santan kelapa. Proses selanjutnya adalah membakar bambu tersebut dengan posisi agak miring.


Sementara tapai terbuat dari ketan hitam. Proses fermentasinya dibantu oleh ragi yang bisa dibeli di pasar-pasar. Ketan, ragi dan gula pasir dicampur dengan sedikit air pada wadahnya. Proses peragian biasanya akan memakan waktu satu hingga satu setengah hari.


Kedua jenis makanan ini biasanya disuguhi bersama-sama; lamang - tapai. Perpaduan rasa legit dari lamang dan manis menggigit dari tapai menjadikan makanan ini terasa aduhai, asoy geboy.



Nah, kalau kalian sukanya apa? Mpek-mpek, model, atau tekwan?


(ben)


Wednesday, September 02, 2009

cernak, 6 September 2009


Dua Tamu Istimewa


Oleh Benny Rhamdani


Princess Humayra mendapat kabar akan kedatangan dua tamu dari kerajaan tetangga. Mereka adalah Princess Salihara dan Princess Priyanka. Karena Princess Humayra belum pernah mengenal mereka, dia meminta seorang menteri menceritakan tentang dua calon tamunya.


“Apakah Pak Menteri tahu seperti apa sifat mereka?” tanya Princess Humayra.


“Ya, tentu saja aku tahu,” jawab Pak Menteri.


Princess Salihara bertubuh gemuk. Dia sangat suka sekali makan dan tidur. Dia terkenal sangat pemalas. Kemanapun dia berjalan, di sekitarnya harus ada dayang-dayang yang membawakannya makanan.


Princess Priyanka bertubuh kurus. Dia lebih suka berdandan dibandingkan makan. Dia terkenal karena senang sekali karena sebentar-bentar haru berganti pakaian. Kemanapun dia pergi, di dekatnya harus ada dayang-dayang yang membawakan pakaian ganti.


Princess Humayra berterimakasih atas penjelasan Pak Menteri. Dia kemudian mempersiapkan diri menyambut mereka. Satu jam kemudian kedua tamu Princess Humayra tiba di depan pintu istana.


“Assalammualaikum. Selamat datang di istana kami,” sambut Princess Humayra


Kedua princess hanya mengangguk sedikit sebagai balasan salam. Tapi Princess Humayra tak kesal. Dia mengajak kedua tamunya ke ruang tengah.


“Kalian pasti lelah sekali di perjalanan. Silakan duduk istirahat sambil menikmati jamuan seadanya,” ucap Princess Humayra.


Princess Salihara langsung mengambil kue yang dihidangkan meskipun di mulutnya masih penuh makanan.


“Pfuah! Kue apa ini? Kok rasanya asam begini,” tanya Princess Salihara.


“Ini namanya kue kayu manis. Kita tidak bisa memakannya begitu saja,” jelas Princess


“Begini caranya. Bismillahirohmanirohim,” ucap Princess Humayra sambil memotong kue lalu meletakkannya di atas tiga piring kecil. Kue itu kemudian disiram saus strawberry yang manis.


“Nah, sekarang kita makan bersama yuk!” ajak Princess Humayra sambil membaca basmalah sebelum menyuapkan kue ke mulutnya.


Princess Salihara langsung menghabiskan kuenya. Sementara, Princess Priyanka hanya menggigitnya sedikit.


“Bagaimana kalau kita sekarang bermain di taman istana?” ajak Princess Humayra agar kedua tamunya senang.


“Aku mau saja. Tapi aku tidak membawa gaun di taman,” kata Princess Priyanka.


“Pakai saja punyaku. Ada beberapa gaun untuk di taman yang belum pernah kupakai,” kata Princess Humayra.


Mereka menuju kamar pakaian yang besar. Princess Priyanka langsung memilih gaun yang disukainya.


Princess Salihara tak ikut berganti pakaian. Dia terus asik makan. Tak peduli sedikit pun dengan gaunnya yang terkena cokelat dan aneka selai.


Princess Humayra hanya mengambil penutup kepala yang lebar agar wajahnya tak kepanasan. “Bismillahirohmanirohim,” ucapnya sambil mengenakan topi lebar.


“Aduh, resletingnya susah sekali. Sepertinya rusak,” keluh Princess Salihara.


“Mari kubantu,” kata Princess Humayra. “Bismillahirohmanirohim,” ucapnya sebelum menarik resleting. Nah! Ternyata tidak rusak seperti dikatakan Princess Salihara.


“Ayo kita ke taman!” ajak Princess Humayra kemudian.


Ketiganya menuju taman istana. Di taman itulah terhampar aneka tanaman berbunga, serta beberapa tumbuhan berbuah.


Princess Salihara langsung memetik bunga tercantik yang dilihatnya.Wah, padahal Princess Humayra belum mengizinkannya untuk memetik. Tapi Princess Humayra tak mau marah.


Princess Priyanka malah mencari tanaman berbuah. “Siapa tahu ada buah enak yang bisa kumakan,” katanya.


Lihat, ada apel emas!” seru Princess Priyanka sambil menujuk ke sebuah apel berwarna emas.


Princess Humayra dan Princess Salihara segera mendekat.


“Oh itu buah apel emas yang hanya tumbuh setahun sekali. Siapa saja yang memakannya akan membuat wajahnya cantik berseri,” jelas Princess Humayra.


“Kalau begitu buah itu untukku karena aku yang menemukannya,” teriak Princess Priyanka.


“Tidak bisa. Aku juga melihatnya, jadi buah itu harus dibagi denganku,” kata Princess Salihara


Pluk! Tiba-tiba apel emas itu jatuh ke tanah. Princess Salihara dan Princess Priyanka langsung bergumul di tanah memperebutkan buah apel emas itu.


“Sudah, tidak usah berkelahi. Malu sama pengawal dan dayang-dayang yang melihat,” pinta Princess Humayra.


Princess Salihara dan Princess Priyanka pun berhenti berkelahi. Princess Humayra kemudian mengambil apel emas itu, lalu memotongnya menjadi dua.


“Kurasa yang paling adil adalah membagi apel ini menjadi dua,” kata Princess Humayra sambil membagi belahan apel itu kepada dua tamunya.


Begitu apel emas itu diterima, Princess Salihara dan Princess Priyanka langsung memakannya hingga tak bersisa. Setelah itu mereka menunggu reaksi yang terjadi pada wajah mereka.


“Kok, tidak ada reaksi apa-apa?” tanya Princess Salihara dan Princess Priyanka.


“Tentu saja tidak akan terjadi apa-apa. Sebab tadi kalian langsung menghabiskannya tanpa membaca basmalah dulu,” jelas Princess Humayra.


Princess Salihara dan Princess Priyanka tersipu malu.


“Tapi apakah apel emas tadi benar-benar bisa membuat wajah cantik sepertimu?” tanya Princess Salihara.


“Terus terang aku belum pernah memakan apel emas itu sedikit pun. Aku punya kalimat ajaib yang diajarkan ibuku. Sehingga, aku selalu dilindungi dari keburukan dan diberikan kebaikan oleh Allah,” jelas Princes Humayra.



“Kalimat apakah itu?” tanya Princess Priyanka.


“Bismilahhirohmanirohim,” jawab Princess Humayra singkat.



Princess Salihara dan Princess Priyanka tersadarkan. Pantas saja sejak tadi Princess Humayra mengucapkan basmalah.


“Insya Allah, kami juga akan mengikuti jejakmu,” janji Princess Priyanka.


“Aku juga. Terutama jika aku mau makan,” kata Princess Salihara.


“Jika kita mengucapkan basmalah sebelum makan, Allah juga akan menjaga makanan kita,” kata Princess Humayra tersenyum, senang.


^-^