Friday, February 13, 2009
Hore, 15 Februari 2009
Selamatkan Ikan Belida!
Kalian suka makan pempek, tekwan, kemplang? Menurut para penggemar makanan khas Palembang, makanan khas yang disebut tadi paling enak kalau menggunakan bahan ikan belida. Nah, karena banyak yang menyukainya, ikan ini lama kelamaan berkurang jumlahnya. Bahkan pembuatan pempek sekarang diganti dengan tenggiri Jika tidak segera dibudidayakan, bisa saja ikan belida tinggal nama. Padahal ikan ini merupakan satwa khas provinsi Sumatera Selatan karena dulu banyak ditemui di sungai Musi.
Ikan belida merupakan salah satu jenis ikan perairan umum yang bernilai jual. Selain dikonsumsi langsung, ikan ini juga digunakan sebagai bahan baku kerupuk dan amplang. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ikan belida disebut ikan pipih.
Ikan belida, atau pipih merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung pisau). Jenis ini dapat ditemui di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya, meskipun sekarang sudah sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan.
Ikan Belida adalah ikan yang tergolong sebagai ikan purba karena bentuk tubuhnya yang tidak lazim. Apabila ikan pada umumnya memiliki sirip ekor di bagian belakang tubuhnya, maka Ikan belida hanya memiliki sehelai ekor yang melambai-lambai berbarengan dengan gerakan tubuh bagian bawahnya. Bentuk kepalanya yang sedikit bungkuk juga membuat ikan ini unik. Keanehan ikan ini juga terletak pada tatapan matanya yang sekana kosong karena matanya cenderung reflektif dan menampilkan cahaya balik dari sumber cahaya di sekitarnya.
Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman. Tampilannya yang unik juga membuatnya dipelihara di akuarium sebagai ikan hias.
Karena berpotensi ekonomi dan terancam punah, lembaga penelitian berusaha menyusun teknologi budidayanya. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, di Kalimantan Selatan telah mencoba membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida. Harga ikan yang memang cukup langka namun dapat dibudidayakan ini berkisar antara Rp. 50.000 – 100.000 per kilogramnya.
Suka Gelap
Tidak semua induk ikan belida dapat dibudidayakan. Induk ikan itu harus memiliki sirip perut pendek walaupun ukuran badannya besar. Induk ikan belida bisa dipelihara dalam kolam air tenang atau mengalir. Induk ikan belida paling senang diberi makan udang segar, terutama pagi dan sore hari. Jumlah pakan sebaiknya lebih banyak diberikan pada sore hari. Sebab, belida sangat respon terhadap pakan yang diberikan menjelang malam hari.
Bagaimana dengan ikan belida yang masih kecil? Ikan yang sudah mencapai ukuran 3-5 cm sudah relatif aman hidup di kolam. Wadah kolam diberi pupuk organik sehingga benih ikan belida bisa memperoleh makanan alami yang tersedia di kolam. Pakan hidup berupa udang kecil atau larva ikan sangat disukai oleh ikan belida kecil ini.
Belida lebih aktif pada malam hari, dan mulai respon terhadap makanan pada sore hari. Hewan ini menyukai bagian gelap dari sungai, biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan.
Nama Belida
Tahukah kalian jika Belida adalah juga nama salah satu anak sungai dari Sungai Musi di Propinsi Sumatera Selatan. Secara keseluruhan Sungai Musi memiliki sembilan anak sungai sehingga terkenal dengan sebutan Batanghari Sembilan. Batanghari sendiri berarti sungai. Nama kesembilan anak sungai tersebut juga menjadi nama suku bagi penduduk yang tinggal di sekitar sungai tersebut, sehingga penduduk asli yang tinggal disekitar sungai Belida juga disebut sebagai Suku Belida, bahasa merekapun disebut dengan bahasa Belida. Tempat tinggal mereka membentang dari tepi Sungai Musi hingga ke kota Prabumulih. Di sungai itulah banyak ditemukan ikan yang kemudian disebut sebagai ikan belida.
Nah, teman-teman, ayo kita lestarikan ikan belida agar tidak punah! Jika kalian memancing dan mendapatkan ikan belida, jangan lupa lepaskan kembali ya.
(ben)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment