Thursday, February 24, 2011

Cernak, 27 Februari 2011



Monster Kolong Tempat Tidur


"Ibu! Ada monster di bawah tempat tidurku!" teriak Nadya.


Ibu berlari masuk kamar dan menyalakan lampu kamar. "Nadya, di mana monsternya?" . tanya Ibu sambil mengedarkan pandangan ke bawah tempat tidur. "Ayo tidur lagi. Tidak ada monster di sini."


"Tapi Bu, aku mendengar napasnya. Kedengarannya mengerikan . Monster itu seperti akan memakanku," Nadya ketakutan.


"Ibu tidak tahu apa yang kamu dengar. Percayalah, tidak ada monster. Kau hanya bermimpi," kata Ibu meyakinkan Nadya. Setelah mencium pipi Nadya, Ibu menarik selimut Nadya, mematikan lampu dan kembali ke kamarnya.


Nadya berbaring di tempat tidurnya, mendengar suara. KRAUK-KRAUK!


Nadya menarik selimut hingga menutup kepalanya. Namun suara itu tidak pergi. Mengingat apa yang dikatakan ibunya, ia menyelinap keluar dari tempat tidur dan menyalakan lampu. Dia berdiri melihat sekeliling. Dia berjalan ke lemari dan membukanya. Tidak ada apa-apa kecuali mainan dan pakaiannya. Ia berlutut dan mengangkat selimut.


"Hai!" kata monster keluar dari kolong tempat tidur.


Nadya akan menjerit, namun monster yang menempelkan jarinya ke bibir. "Shhh Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu,"katanya.


Nadya tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia menatap si monster. Warnanya ungu. Dia memiliki bintik kuning besar di seluruh kulitnya, dua tanduk mencuat dari bagian atas kepala, cakar tajam pada kaki dan jari-jari gemuk. Ia berbibir warna hijau terang dan matanya oranye. Nadya melihat air mata mengalir di wajahnya.


"Mengapa, mengapa engkau menangis?" Nadya bertanya gagap..


"Aku kesasar. Aku harap kau tidak keberatan aku bersembunyi di bawah tempat tidurmu,. Tempatnya hangat di sana dan aku tidak tahu harus pergi ke mana lagi," kata si monster.


"Namamu siapa?" tanya Nadya tidak takut lagi.


"Namaku Kelin. Aku tinggal di sebuah gua di dekat danau.. Pagi ini aku pergi berjalan-jalan. Aku mengejar burung gagak yang besar dan berikutnya yang aku tahu, aku tersesat. Aku melihat rumah ini dan berpikir mungkin akan menemukan seseorang yang mau membantuku pulang, " kata Keelin.


"Tapi ibuku tadi tidak melihatmu di bawah tempat tidur," kata Nadya.


"Orang dewasa tidak bisa melihatku. Maukah kamu membantuku pulang?" Kelin memohon.


"Aku tidak berani keluar malam. Udara di luar sangat dingin. Tidurlah dulu. Besok pagi aku akan mengantarmu," janji Nadya.


"Aku lapar," keluh Kelin.


"Apa saja yang biasanya kamu makan?" tanya Nadya.


"Aku suka belatung dan oh, jangkrik panggang yang lezat juga, tapi makanan favoritku adalah gagak Itu sebabnya aku mengejarnya," Kelin meneteskan air liur.


Nadya menguap. "Aku tidak punya belatung atau jangkrik dan tentunya aku tidak punya gagak. Tetapi jika kamu berjanji untuk diam, aku akan pergi ke dapur dan melihat apa yang aku bisa dapatkan." Nadya berjingkat keluar kamar.


Kelin duduk di lantai dan mengambil sebuah bola karet. Dia memasukkannya ke dalam mulut dan mencoba mengunyahnya. "Ini mengerikan," keluh Kelin. Dia mulai menggigit cakarnya.


Nadya kembali membawa sepiring makanan. "Hanya ini yang ada," kata Nadya sambil menyerahkannya ke Kelin.


"Apa itu?" Kelin memandang makanan.


"Ini sosis, buncis dan kentang rebus," jawab Nadya.


Kelin menempatkan piring ke mulutnya.


"Tunggu!" seru Nadya. "Kau tidak seharusnya makan piring itu juga." Tapi terlambat. Kelin mengunyah semuanya.


Kelin tampak puas.


"Pergilah tidur sekarang," desah Nadya sambil naik ke tempat tidur dan menarik selimut.


Kelin masuk ke kolong tempat tidur. Kelin membuat segala macam suara tapi Nadya tidak takut lagi.


Ketika Nadya bangun keesokan paginya, Kelin masih tertidur .Nadya menarik Kelin.. "Waktunya bangun dan mengantarmu ke gua!" ajak Nadya.


Kelin menguap dan bercak kuning cerah di kulitnya berubah lebih terang. Nadya tertawa. Keelin berdiri dekat jendela. "Ayo, Keelin. Ayo pergi," ajak Nadya sambil melompat lewat jendela kamar. Kelin mengikutinya.


Mereka berjalan melalui lembah ke arah danau. Lebah mendengung melewati mereka. Kelin mencoba untuk meraihnya dengan tangan, tetapi tidak tertangkap. Dua kupu-kupu merah muda terbang di antara ranting. Kelin meraih mereka tapi luput dan memegang ranting.


"ADUH!" duri ranting melukai jarinya.


Seekor gagak terbang tinggi di atas mereka. "Aku lapar," Keelin cemberut melihat sarapannya terbang di luar jangkauan.


"Itu danau," kata Nadya. "Kau hampir sampai. Di mana rumahmu? Danau ini besar sekali.”


Kelin melihat dari sisi ke sisi. "Sepertinya di bagian bawah bukit,. Tapi aku tidak yakin."


Mereka berjalan mengelilingi seluruh danau sampai tiba di sebuah gua. "Apakah ini?" tebak Nadya.


Kelin masuk ke dalam untuk melihat. Ia keluar sambil tersenyum, "Ya inilah gua milikku! Apakah kamu ingin melihat di mana aku tidur?"


Nadya mengangkat bahu. Hari sudah gelap dan bagian dalam dinding gua ditutupi dengan lumut hijau zamrud. Ada tumpukan dedaunan kering di lantai. "Apakah ini tempat tidurmu?".


Kelin mengangguk. "Aku harus mengumpulkan ranting untuk membuat api. Oh iya, kamu makan belatung atau jangkrik? Aku punya persediaan."


"Tidak, Kelin. Aku tidak lapar," Nadya merasa jijik. "Aku akan kembali ke rumah sekarang. Cobalah untuk tidak tersesat lagi."


Nadya pamit dan kembali ke rumah. Malam itu, saat ia berbaring di tempat tidur, ia mendengar suara di bawah tempat tidurnya.


"Siapa kau?" tanya Nadya karena tahu itu bukan Kelin, "Apa yang kau lakukan di bawah tempat tidurku?"


Satu monster kurus abu-abu keluar. Ia memiliki lengan panjang, telinga besar dan hidung panjang. Matanya biru dan di atas kepalanya adalah seberkas rambut hijau kapur. "Aku Brogan. Kelin bilang kalau aku tersesat, dating saja ke rumahmu dan kamu akan membantuku menemukan jalan pulang Tolong bantu aku. Aku belum pernah hilang sebelumnya.!" monster itu memohon.


Nadya mendesah. Setiap malam monster berbeda muncul di bawah tempat tidurnya. Dia tidak berteriak, tidak menangis dan tidak memanggil ibunya. Ketika ia bangun, ia selalu harus membantu mereka pulang. Dia bertemu monster oranye, monster hitam, monster hijau, monster pink dan bahkan pernah ia bertemu dengan monster kotak-kotak!


Jadi, jika kamu mendengar suara di bawah tempat tidur, ingat mereka hanya membutuhkan seseorang untuk membantu mereka menemukan jalan pulang.


(ben)

No comments: