Privasi menjadi isu yang sangat
penting di era teknologi informasi. Dalam keadaan emosi, seseorang, terlebih anak-anak seperti kita, biasanya sulit
menjaga privasi. Di dunia maya, predator atau orang yang sengaja mencari
korban lengah, sering mengintai anak-anak dan remaja
belia, sebab mereka adalah kelompok yang paling mudah diperdaya untuk
membocorkan data-data privasi, baik miliknya atau orang tuanya.
Lalu, bagaimana agar okita dapat menjaga privasi?
Pilih-pilih teman
Biasakan bersikap selektif memilih teman online. Jangan
mudah percaya pada orang yang baru dikenal. Tidak
berbagi emosi dengan orang lain di dunia maya. Sebab dalam keadaan
emosi, kita mudah dirayu dan ditipu.
Tahan emosi
Bersikap terlalu emosional dengan orang lain
dapat memicu hal negatif. Apalagi di dunia maya yang kita tidak kenal
baik siapa yang kita hadapi. Hati-hati ya. Jangan curhat sembarangan.
Perlahan-lahan
Kita harus belajar untuk berbagi emosi secara perlahan, dengan cara yang
tepat. Melibatkan emosi dengan orang yang baru dikenal, jelas akan
memicu masalah, sebab mereka belum memahami diri kita.
Berbagi dengan aman
Kenali cara berbagi dan bergaul
dengan aman di internet. Berteman bukan berarti harus membeberkan
segala hal kepada mereka. Sebaiknya kita tidak berlomba
memperbanyak jumlah teman di social media, melainkan lebih menekankan
kualitas pertemanan.
Kenali apa yang "dibagi"
Walau kepada teman dekat, tetap ada pertimbangan apa yang layak dibagi
kepadanya. Informasi seperti data pribadi seperti password misalnya,
tetap tak bisa dibagi ke teman dekat sekalipun. Kita tak bisa menjamin
apa yang akan dilakukan seseorang yang awalnya menjadi teman, saat
mereka sedang marah pada kita.
Selalu waspada ya. Belakangan, kejahatan di sosial media makin banyak lho. Selalu bertanya kepada orangtua jika ada yang mencurigakan.
(ben/net)
No comments:
Post a Comment