Pagi di hari libur pertama. "Hore asyiiiik!" seru Sheila saat terbangun. Tidak sekolah, banyak kartun di TV, game komputer, dan tentu saja perjalanan ke kedai es krim. Memang menyenangkan! Sheila meneguk susu coklatnya.
Ayah berkata, "Maaf Seheila, kami harus pergi menjenguk seseorang yang sakit. Ayah dan Ibu tidak dapat membawamu jalan-jalan hari ini."
Melihat Sheila menekuk wajahnya, Ibu berkata, "Kamu boleh menyalakan komputer serta memutar film kesukaanmu. Bukankah ada film Barbie di TV hari ini?"
Sheila memutuskan untuk tersenyum.
Begitu Ayah dan Ibu pergi, Sheila mulai menyalakan komputer. Tapi baru beberapa menit tiba-tiba listrik padam. Sheila meminta Bibi Pur memeriksa listrik karena tak berani. Ternyata memang dari gardu listriknya yang mati.
Mata Sheila jatuh pada buku karya Dr Seuss berjudul Cat in The Hat. Ibu telah membacakannya semalam. Buku tentang kucing lucu yang datang ke sebuah rumah pada hari membosankan dan melakukan banyak hal nakal ketika ibu anak-anak itu keluar. Namun hal ini hanya terjadi di buku atau kepada anak-anak di luar negeri, pikir Sheila.
Tiba-tiba Sheila melihat sesorang berdiri di dekat jendela.
“Kayaknya kamu kelihatan bosan di rumah? Ayolah, buatlah hari ini jadi menyenangkan! Berteman denganku. Oh iya, namaku Munni, " kata anak itu.
Sheila menatap anak perempuan dengan rambut kecoklatan, wajah kotor, tangan kasar dan mata cerah dengan menyenangkan. Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya. Dia berkata, "Maaf Munni, tak ada hal yang menyenangkan tanpa TV dan komputer.”
“Kamu bisa melakukan hal lain di luar,” kata Munni.
"Aku tidak bisa keluar begitu saja," kata Sheila.
"Sayang sekali. Padahal aku hanya ingin mengajakmu agar tidak bosan di rumah," kata Munni.
Sheila akhirnya memutuskan untuk keluar rumah. Sheila pamit kepada Bibi Pur agar tak bingung mencarinya., ia hanya bilang ingin pergi ke mini market sebntar.
“Permainan apa yang akan kita lakukan di luar sekarang?” tanya Sheila.
“Bagaimana kalo kita kumpulkan sebanyak mungkin orang mengucapkan terima kasih kepada kita?” ajak Munni.
“Untuk apa?” tanya Sheila.
“Kamu akan tahu sendiri nanti,” Jawab Munni.
Mereka menuju ke jalan. Tiba-tiba di sisi trotoar mereka melihat seorang ibu tua yang bingung hendak menyeberangi jalan. Munni mengajak Sheila membantu ibu tua itu. Sheila menuntun ibu tua itu menyeberang, sementara Munni membantu membawakan keranjangnya.
“Terima kasih, anak-anak yang manis dan baik hati. Maukah kalian mampir ke rumahku untuk minum sirup buatanku?” ucap ibu tua itu.
“Terima kasih, bu. Lain waktu saja. Kami ingin bermain dulu sekarang,” kata Munni.
Ibu itu tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal.
“Mengapa kau tolak ajakan ibu tadi?” tanya Sheila.
“Kita baru mengumpulkan satu ucapan terima kasih,” jawab Munni enteng.
Mereka lanjut berjalan. Ketika ada seorang bapak yang terjatuh dari sepedanya dan isi tasnya tumpah, mereka pun ikut membantu. Bapak itu mengucapkan terima kasih. Ketika ada seorang anak yang ketakutan melihat anjing kampung, mereka pun membantunya.
Sekali Sheila dan Munni membantu seorang remaja yang mobilnya mogok. Sheila dan Munni membantu mendorong mobilnya bersama beberapa orang. Tetapi remaja itu sama sekali tidak mengucapkan terima kasih ketika mobilnya jalan.
“Huh, dasar tidak tahu terima kasih! Sudah ditolong malah meninggalkan kita begitu saja,” kata Sheila kesal.
“Biarlah. Mungkin orang itu tidak pernah mendengar indahnya ucapan terima kasih,” kata Munni.
Setelah itu, mereka mendatangi panti asuhan. Beberapa penghuni panti adalah anak tuna netra. Karena mereka tidak bisa membaca buku, Sheila dan Munni membacakan buku untuk mereka. Para penghuni panti sangat senang dengan kebaikan Sheila dan Munni.Saat Sheila dan Munni pulang, mereka memberi hadiah sebuah nyanyian yang merdu.
Tiba-tiba Sheila teringat sudah terlalu lama meninggalkan rumah. Dia pun berpamit pulang kepada Munni. Mereka pun mengucapkan terima kasih kepada Sheila.
“Sampai ketemu besok ya!” kata Sheila.
Karena capek, setelah makan, Sheila pun tertidur. Dia bangun ketika sore hari. Ayah dan Ibu baru saja pulang. Ayah dan Ibu bertanya apa yang dilakukan Sheila di hari liburan pertamanya.
Sheila tak mau menceritakannya. “Pokoknya sesuatu yang menyenangkan,” kata Sheila.
Sejam kemudian, Ibu dan Ayah baru tahu apa yang dirahasiakan Sheila. Tiba-tiba saja beberapa orang datang ke rumah bergantian. Mereka ada yang membawakan kue, buah-buahan, buku cerita dan mainan untuk Sheila. Mereka bercerita hari itu Sheila telah membantu mereka.
“Aku tidak sendirian membantu. Aku berdua bersama Munni. Jadi hadiahnya akan kubagi dua bersama Munni,” kata Sheila.
Tapi orang-orang yang dibantu itu sama sekali tidak tahu soal Munni. Mereka bilang, hanya dibantu Sheila. Tidak ada anak lain bersama Sheila. Wuah Sheila jadi bingung.
“Ah, biar kutunggu saja besok. Munni pasti akan menemuiku lagi,” kata Sheila.
Ternyata Munni tidak datang. Walaupun mulanya Sheila bingung, akhirnya Sheila tak mau memikirkannya lagi. Dia meneruskan liburannya dengan mengumpulkan banyak kata terima kasih. Ternyata lama kelamaan ucapan itu sangat indah terdengar. Tentu saja, Sheila pun selalu berterima kasih kepada siapapun yang telah berbuat kebaikan.
No comments:
Post a Comment