La Dana dan Kaki Kerbau
Dahulu kala di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan, ada seorang anak petani bernama La Dana. La Dana merupakan anak pintar dan cerdik. Walaupun begitu, masyarakat sekitar kurang begitu menyukainya, karena La Dana seringkali menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya orang lain.
Pada suatu ketika ada orang toraja meninggal dunia. Sesuai tradisi di Tanah Toraja, jika ada orang meninggal maka pihak keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan pesta kematian dengan memotong hewan kerbau. La Dana bersama temannya diundang untuk menghadiri upacara kematian tersebut.
"La Dana, mari kita menghadiri pesta kematian tetangga kita." ujar temannya.
"Iya teman. Mari kita kesana." La Dana mengiyakan.
Setelah menghadiri pesta kematian, sesuai tradisi, diadakan pembagian daging hewan kerbau oleh pihak keluarga kepada para pelayat. La Dana beserta temannya pun mendapat bagian. La Dana mendapatkan bagian kaki belakang kerbau sementara temannya mendapatkan bagian lebih besar yaitu seluruh badan kerbau kecuali bagian kaki belakang.
"Masa aku hanya dapat kaki kerbau sementara temanku dapat seluruh badan kerbau. Aku harus mencari akal." kata La Dana dalam hati.
"Hai teman, aku punya ide. Bagaimana kalau bagian kerbau milik kita berdua kita tukar dengan kerbau hidup. Jadi kita bisa merawat kerbau tersebut sampai gemuk. Setelah gemuk barulah kita potong." kata La Dana pada temannya.
"Idemu sangat bagus La Dana. Engkau memang anak pintar. Baiklah mari kita tukarkan pada orang yang punya kerbau hidup." kata teman La Dana.
Mereka berdua kemudian mencari orang yang mau menukarkan kerbau hidup miliknya dengan daging kerbau milik mereka berdua. Akhirnya mereka menemukan orang yang mau menukar kerbaunya. Meskipun kerbau hidup yang mereka terima lebih kecil, tapi mereka senang.
Singkat kata La Dana beserta temannya merawat kerbau miliki mereka berdua. Setelah beberapa lama, La Dana mendatangi temannya kemudian membujuk temannya agar memotong kerbau tersebut. La Dana beralasan sudah tak sabar ingin memakan dagingnya.
"Teman, ayo kita potong saja kerbau kita." kata La Dana.
"Jangan dulu. Tunggulah dulu sampai kerbau kita gemuk." jawab temannya.
"Begini saja, kita potong saja bagianku, kaki belakang kerbau itu." La Dana tidak kehilangan akal.
"Ah kamu ini ada-ada saja La Dana. Kalau dipotong kaki belakangnya, kerbau itu pasti mati. Sabarlah sampai kerbau ini gemuk La Dana. Nanti kuberi kau kaki depan kerbau." temannya menjawab sedikit kesal.
La Dana gembira temannya tersebut mau memberikan kaki depan kerbaunya. Jadi kini ia memiliki bagian kaki depan dan kaki belakang kerbau.
Beberapa hari kemudian, La Dana kembali datang ke rumah temannya. Ia meminta temannya memotong kerbau mereka. Temannya tetap menolak namun berjanji akan memberikan bagian badan kerbau asalkan La Dana mau bersabar.
Tidak lama kemudian La Dana datang kembali membujuk temannya agar mau memotong kerbau. La Dana tidak bosan-bosannya bolak-balik ke rumah temannya hingga membuat temannya kesal.
"Bagaimana teman? sudah terlalu lama aku menunggu untuk memakan daging kerbau ini. Ayolah kita potong saja kerbau kita." bujuk La Dana.
"Bagaimana sih kamu ini La Dana? Tak bisakah kau sabar menunggu kerbau ini gemuk? Sudahlah kau ambil saja kerbau ini. Engkau jangan coba-coba ganggu aku lagi!' temannya sudah tidak tahan mendengar bujukan La Dana sehingga ia memberikan kerbau tersebut pada La Dana.
La Dana gembira kemudian pulang kerumahnya dengan membawa kerbau hidup utuh. Begitulah sifat buruk La Dana, suka menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya teman sendiri.
No comments:
Post a Comment