Friday, June 27, 2008

Cernak, 29 Juni 2008


Impian Laura
Oleh Benny Rhamdani


Laura adalah peri kecil yang sangat mencintai tanaman. Karena itulah, Laura sangat senang tinggal di hutan. Namun suatu hari, Laura ketika sedang asyik tidur di atas sehelai daun, ia tertiup angin lalu terjatuh ke atap sebuah bis yang melintasi pinggir hutan.
Laura baru tersadar ketika sampai kota. Dadanya langsung sesak oleh udara kotor kota.
“Huh, tempat apa sih ini? Mengapa udaranya kotor sekali?” gumam Laura sambil terbangun. Dia melihat sekelilingnya yang ramai oleh manusia dan kendaraan.
Laura terbang mencari pohon terdekat. Hup baru saja dia hinggap di dahan pohon kenari. Tiba-tiba dia mendengar suara isakan tangis.
“Siapa yang menangis ya?” tanya Laura.
“Aku …. Pohon yang kamu singgahi.”
Laura baru tahu kalau suara itu berasa dari pohon.
“Mengapa kamu menangis?” tanya Laura.
“Karena aku sakit. Dan aku sudah tak kuat lagi hidup dengan penyakitku,” ucap pohon kenari.
“Mengapa pohon sekuat kamu bisa sakit?” tanya Laura.
“Bagaimana tidak sakit. Lihatlah sekitar kita. Asap kendaraan bermotor sangat banyak. Belum lagi tangan-tangan manusia yang jahil. Coba lihat batangku. Penuh paku. Manusia senang sekali memaku sesuatu di batangku. Mulai dari iklan, kampanye, sampai sekadar iseng,” keluh pohon kenari.
“Iya, ya. Manusia tidak pernah berpikir kalau tubuh mereka yang dipaku,” timpal Laura.
“Bukan cuma itu. Cobalah lihat beberapa saat lagi,” kata pohon kenari.
Laura tak mengerti maksud pohon kenari. Dia kemudian menunggu beberapa saat. Dia kemudian melihat seorang pria dewasa mendekati pohon. Pria itu kemudian dengan santainya membuang air kecil dekat batang pohon itu.
“Hmm, menyebalkan!” kesal pohon kenari setelah pria itu pergi. “Ingin rasanya aku merobohkan tubuhku ke pria tadi. Mengapa dia harus buang air kecil di sini. Padahal, tak jauh dari sini ada toilet untuk umum.”
“Apakah hanya kamu yang bernasib malang seperti ini?” tanya Laura.
“Tidak. Sebagian besar tanaman di kota ini bernasib malang sepertiku,” kata pohon kenari.
“Kalau begitu aku harus berbuat sesuatu,” pikir Laura.
Dia kemudian mendatangi beberapa pohon di kota. Laura menanyakan data beberapa orang kota yang pernah menyakiti pohon-pohon di kota. Malam harinya, Laura mengeluarkan kesaktiannya.
Beberapa manusia diubahnya menggantikan pohon-pohon yang sering disakiti di kota selama beberapa hari. Kebanyakan dari mereka sudah menangis ketika menjadi pohon dalam sehari. Ya menangis karena tak tahan dengan perlakuan yang pernah mereka lakukan. Mereka baru merasakannya ketika menjadi pohon.
“Tolong kembalikan aku jadi manusia lagi. Aku janji tidak akan menyakiti pepohonan lagi,” janji mereka sambil menangis.
Ketika mereka diubah kembali menjadi manusia, kelakuan mereka pun berubah. Mereka mulai menyayangi tanaman yang ada di kota. Bahkan mereka pun mulai mencegah oaring lainnya untuk mengganggu tanaman yang ada.
Laura amat senang dengan perubahan itu. Banyak pohon yang berterima kasih padanya.Orang-orang kota tak lagi merusak tanaman di kota. Jika ada yang melanggar, Laura akan segera mengubahnya menjadi pohon.
Karena makin lama keadaan pepohonan di kota membaik, Laura memutsukan kembali ke hutan.
“Oh, kalau kamu pergi aku khawatir manusia akan kembali berbuat jahat kepada kami,” kata beberapa pohon.
“Aku harap tidak begitu. Tapi kalau pun manusia berbuat jahat lagi, alam pasti akan membalasnya,” kata Laura.
“Maksudmu?” tanya pohon kenari.
“Ya, misalnya saja dengan datangnya bencana seperti banjir atau kekeringan air,” kata Laura.
Pohon-pohon itu mengangguk tanda mengerti.
Laura pun kemudian pamitan. Dia segera kembali ke hutan.
Tapi … suatu pemandangan yang menyesakkan dada menyambut Laura ketika sampai hutan. Pohon-pohon di hutan tampak sedih dan ketakutan.
“Laura, Kaman saja kamu? Di sini kami sangat ketakutan dan sedih. Orang-orang kota masuk ke hutan dan menebangi kami seenaknya. Mereka membawa batang-batang kayu kami ke kota begitu banyak. Entah untuk apa?” keluh pohon-pohon itu.
Laura bersedih. Ia bingung dengan ulah manusia yang serakah. Mengapa banyak sekali manusia yang tidak mau bersahabat dengan pepohonan? Padahal pepohonan sangat mencintai manusia. Ya, Laura berharap suatu hari nanti semua manusia bisa mencintai tanaman.

^-^

No comments: