Ayah Jodi Tukang Sampah
Hari ini Bu Mira ingin agar
murid-muridnya
bercerita tentang cita-cita . Bu Mira meminta Billy menjadi pertama.
"Ayahku bekerja di bank," kata Billy."Kurasa aku ingin bekerja di bank juga. Ada banyak uang di bank."
" Orang tua saya memiliki toko kelontong," kata Emmy. "Papa yang melayani pembeli dan Mama jadi kasir. Tapi aku ingin menjadi seorang pilot maskapai penerbangan . "
Kemudian tiba giliran Jodi.
Siti tiba-tiba berteriak,"Ayah Jodi tukang sampah!"
Semua murid di kelas tertawa terbahak-bahak. Kecuali Jodi. Dia merasa wajahnya berubah merah terang . Dia memandang seluruh isi kelas. Beberapa anak bahkan memegang hidung mereka .
"Diam, anak-anak. Tidak ada gunanya meledek teman sendiri," kata Bu Mira yang membuat tawa itu berhenti. "Kalian harus tahu, menjadi petugas kebersihan adalah mulia. Apa jadinya jika lingkungan kita penuh sampah? Sampah adalah masalah yang serius . Kalian harus meminta kepada Jodi . Dan setelah itu , kalian semua Ibu tugaskan menulis surat kepada ayah Jodi, bahwa kalian menghargai pekerjaan ayah Jodi menjaga kota kita agar bersih."
"Ayahku bekerja di bank," kata Billy."Kurasa aku ingin bekerja di bank juga. Ada banyak uang di bank."
" Orang tua saya memiliki toko kelontong," kata Emmy. "Papa yang melayani pembeli dan Mama jadi kasir. Tapi aku ingin menjadi seorang pilot maskapai penerbangan . "
Kemudian tiba giliran Jodi.
Siti tiba-tiba berteriak,"Ayah Jodi tukang sampah!"
Semua murid di kelas tertawa terbahak-bahak. Kecuali Jodi. Dia merasa wajahnya berubah merah terang . Dia memandang seluruh isi kelas. Beberapa anak bahkan memegang hidung mereka .
"Diam, anak-anak. Tidak ada gunanya meledek teman sendiri," kata Bu Mira yang membuat tawa itu berhenti. "Kalian harus tahu, menjadi petugas kebersihan adalah mulia. Apa jadinya jika lingkungan kita penuh sampah? Sampah adalah masalah yang serius . Kalian harus meminta kepada Jodi . Dan setelah itu , kalian semua Ibu tugaskan menulis surat kepada ayah Jodi, bahwa kalian menghargai pekerjaan ayah Jodi menjaga kota kita agar bersih."
Seisi kelas kemudian berkata," Maaf, Jodi. " Tapi Jodi merasa mereka tidak
bersungguh-sungguh . Dia juga tahu tak seorang pun ingin menulis surat kepada ayahnya.
Bu Mira mengajak Jodi mengikutinya ke taman sekolah. Jodi pun mulai terisak. Dia tidak ingin menangis di depan semua orang , tapi ia
tidak bisa menahannya. Bu Miraberlutut dan memberi saputangannya . "Maafkan Ibu, Jodi," katanya ."Apapun
pekerjaan orangtua kita, selama tidak meruhikan orang lain adalah sesuatu yang harus dibanggakan . Tidak ada yang salah dengan menjadi petugas kebersihan.”
ooOOoo
Ayah melihat ada yang aneh selama melihat Jodi di rumah. Ayah pun masuk ke kamar Jodi. "Apa yang terjadi, Jodi? Mengapa kau begitu sedih ?"
Jodi tidak ingin menceritakan yang dialaminya tadi pagi. Dia malu dan tidak ingin menyakiti perasaan ayahnya . Ayahnya duduk di tempat tidur , meletakkan tangan di bahu Jodi . "Tidak apa-apa , Sayang. Kalau kamu ingin merahasiakannya, tidak harus memberitahu Ayah. Apakah ini rahasia?"
" Ini bukan rahasia. Anak-anak lain menertawakanku karena ayah tukang sampah. Mereka mengatakan pekerjaan ayah kotor dan bau tidak enak. Mereka bilang aku juga bau."
Jodi menatap ayahnya . Dia tidak tampak marah, sakit hati atau sedih .
"Teman-temanmu tidak tahu betapa menyenangkan menjadi
seorang tukang sampah. Begini saja, besok ikut ayah bekerja ya. Besok Sabtu kamu kan libur.”
Keesokan paginya Jodi ikut ayahnya berangkat kerja pagi-pagi sekali. Mereka menuju ke pool truk sampah. Aromanya membuat Jodi mengerutkan hidungnya .
"Jangan khawatir , Nak. Kamu akan terbiasa untuk itu . Dalam waktu lima menit kamu tidak akan mencium sesuatu . Hidungmu cukup pintar untuk tahu kapan mematikan dirinya sendiri," kata ayah Jodi.
Semua pekerja di sana menyapa Jodi ramah. Ayah meminta Jodi menceritakan kejadian yang dialami di sekolah. Semuanya tersenyum, lalu berbisik-bisik.
“Berikan semua alamat teman-teman sekelasmu kepada kami,” kata eberapa
teman Ayah.
Jodi pun menuliskannya di secarik kertas.
Semua petugas kemudian membaca dan mengingatnya. Kemudian Jodi mengikuti ayah
naik truk sampah bekeliling ke sudut-sudut kota. Ayah bekerja dengan saung
tangan dan sepatu bot. Dia tampak gagah ketika mengangkut sampah-sampah di
setiap blok perumahan ke dalam truk.
Hari itu Jodi benar-benar mendapat pengalaman yang menyenangkan. Namun
tanpa sepengetahuan Jodi, beberapa teman Ayah melakukan aksi boikot. Mereka
tidak mengangkat sampah dari rumah-rumah teman Jodi. Itu dilakukan selama tiga
hari. Jadinya rumah mereka dipenuhi sampah dan bau.
Para orangtua pun melapor ke dewan kota, lalu dewan kota bertanya kepada
pengelola sampah kota. Ayah Jodi yang menjelaskan. Akhirnya dewan kota malah
menyalhkan orangtua yang tidak mau mengajarkan anaknya untuk menghargai
pekerjaan tukang sampah.
Para orangtua pun dating ke rumah Jodi bersama anak-anak mereka. Mereka
meminta maaf kepada Jodi dan ayah Jodi. Tentu saja Jodi dan ayahnya memaafkan.
Sejak itu tak ada lagi yang menghina pekerjaan ayah Jodi sebagai tukang
sampah, eh … petugas kebersihan.
OOooOO
No comments:
Post a Comment