Siapakah Pencuri Papan
DIJUAL?
Nina sedang menghabiskan pizza dingin di rumah Max, sahabatnya. Udara sangat panas di musim kemarau ini.
Bu Decker, ibu Max, datang. "Menyebalkan," katanya langsung berkeluh. "Ingat rumah tua di
Norton Drive? Ibu sudah mengiklankannya dan memasang
papan DIJUAL di halamannya. Tadi ibu lewat sana, dan papan itu hilang. Ini adalah yang ketiga kalinya dalam satu bulan."
"Mengapa ada orang yang mencuri papan DIJUAL itu?" Nina bertanya. “Untuk apa sih papan itu?"
"Siapa yang tahu?" Bu Decker menuang segelas limun. Bu Decker bekerja sebagai agen penjual rumah di kota. "Mungkin ada anak-anak yang mencurinya untuk membangun sesuatu."
Max menyikut Nina. "Mau ke sana?"
"Tidak ada petunjuk apapun," kata Bu Decker menginatkan. "Hanya ada dua rumah di jalan itu. Seorang wanita tua, Bu Stearns, tinggal di sebelah rumah kosong yang ibu jual."
"Mungkin dia melihat sesuatu," kata Nina. "Mari kita tanya."
Setengah jam kemudian Nina dan Maz bersepeda menuju Norton Drive. Sebuah
truk pick-up diparkir di depan rumah kosong. Tampak seorang pria berdiri di trotoar.
"Kalian tahu tentang tempat
ini?" Pria itu bertanya.
"Saya dari luar kota, dan keponakan saya telah memeriksa rumah ini bulan
lalu. Tapi saya tidak tahu
apakah ini adalah rumah yang ia maksud. Tidak ada tanda-tanda rumah ini akan dijual.
"
"Ya, benar. Rumah ini dijual," kata Max. "Ibu saya adalah agen real estate."
"Bagus! Ceritakan nama dan perusahaannya? Saya ingin bertanya tentang properti
ini. Paulus memberitahu saya bahwa rumah-rumah di bagian kota ini terjual cepat."
Begitu Max selesai memberi informasi seperlunya, juga nomor telepon ibunya, pria itu kemudian pergi. Nina menatap truk itu. "Paulus mungkin telah mengambil papannya. Mungkin dia tidak
ingin orang melihat rumah itu dijual sampai pamannya punya kesempatan untuk
melihatnya. Kita bisa meletakkan sesuatu di belakang sebuah
truk."
Max mengangguk walau sebenarnya masih ragu. "Mari kita tanya Bu Stearns jika ia melihat sesuatu pagi ini."
Bu Stearns membuka pintu setelah keduanya mengetuk pintu. Rambutnya sudah memutih, tapi dia masih
berdiri tegak. Nina dan Max langsung mengungkapkan maksud kedatangan mereka.
“Oh, saya pikir saya
tahu siapa yang mungkin telah mengambil papan itu," katanya. "Freddie Swanson.
Dia tinggal satu blok dari sini. Kelihatannya dia sedang membangun sesuatu
di halaman rumahnya."
Bu Stearns
membuka pintu sambil berbicara, sehingga
Nina bisa mengintip ke dalam.
Dia menyukai ruang tamu yang nyaman. Sofa dan kursi antik beludru. Sebuah lukisan besar menggantung di atas
perapian penuh ukiran. Dan perapian yang masih menyala.
"Aku tahu Freddie," kata Max. "Dan aku tahu di mana dia tinggal. Ayo kita melihatnya." Max kemudian mengajak Nina.
Freddie sedang menempatkan mesin pemotong rumput di
garasi ketika mereka sampai di rumahnya. Dia mengusap alisnya, saat berbicara.
"Mengapa saya harus mengambil papan itu?"
Dia bertanya.
Nina menatap ke garasi. Lalu ia melihat rumah pohon yang baru dibangun di halaman.
Nina dan Max berbicara saat mereka kembali ke rumah. Bu Decker sedang mencuci piring ketika mereka masuk.
"Kami tahu siapa yang mengambil papan tanda dijual itu,"
kata Nina.
“Oh ya? Siapa pelakunya” tanya Bu Decker.
Hm, menurut kalian siapa ya?
^_^
Nah kalian ingin tahu siapa pelakunya?
Bu Stearns adalah pelakunya.
Papan yang
digunakan untuk rumah pohon Freddie terlalu tua. Sedangkan papan yang dipakai tanda DIJUAL selalu baru. Jadi tidak mungkin Freddie pelakunya.
Bu Stearns menyalakan perapian di hari yang panas merupakan hal
yang sangat mencurgakan. Selama ini dia memang tidak suka
bergaul. Dia
tidak ingin memiliki tetangga dekat, jadi dia sengaja mengambil papan DIJUAL dan membakarnya di perapian.
Bu Stearns tidak ingin seorang pun tahu rumah itu dijual.
No comments:
Post a Comment