Friday, March 17, 2017

Cernak, 19 Maret 2017




Yong Tu dan Pot Bunga


 
Tersebutlah pada zaman dahulu kala tentang seorang Raja yang telah lanjut usianya. Sayang sekali sang Raja ini tidak mempunyai anak lelaki untuk menjadi putra mahkota sebagai pengantinya, pewaris tahta kerjaannya.

Dicarinya jalan keluar yang terbaik dan tepat untuk masalah yang sedang dihadapinya ini. "Dapatkah aku menemukan seorang anak lelaki yang pantas menjadi anak angkatku, dan akan duduk di singgsana mengantikanku!" pikir sang baginda Raja.

Akhirnya sang Raja pun menemukan sebuah ide yang menurutnya akan berhasil menemukan jalan keluar dari masalah ini. 

Sang Raja pun mengutus abdi kerajaan kepercayaan untuk mengumpulkan seluruh anak lelaki di seluruh negerinya tercinta di alun-alun kerajaan.

Setelah semua anak-anak lelaki dari seluruh pelosok negeri terkumpul maka sang Raja pun membagi-bagikan bibit benih tanaman kepada semua anak lelaki. Dan sang Raja sendiri nanti yang akan menilainya siapa saja yang berhasil dengan baik, menumbuhkan bibit yang bagus dan tumbuh menjadi bunga yang paling indah dilihat, maka dialah yang berhak menjadi anak angkatnya dan menjadi pewaris tahta kerajaannya.

Semenjak saat itulah seluruh anak lelaki di kerajaan itu sangat rajin memelihara tanaman bunga yang bibitnya diberikan sang Raja mereka.

Termasuk seorang anak lelaki yang bernama Yong Tu, sudah dua pekan sang Yong Tu merawat benih yang diberikan sang Raja. Namun benih bibit itu belum ada tanda untuk bertunas, maka sang anak lelaki itupun bertanya pada ibundanya.

"Bunda mengapa bibit benih bunga yang saya tanam sampai sekarang belum bertunas?" Yong bertanya.
Sang ibunda pun menjawab supaya anaknya mengantikan tanah yang di dalam pot dengan tanah yang lebih gembur, dan lebih baik.

"Gantilah anak ku media tanah didalam port itu dengan tanah yang lebih baik!" Ibunda tercinta sang Yong Tu memberikan saran terhadap anaknya.

Dituruti nasehat dari sang ibundanya namun apa yang terjadi sang bibit benih itupun tetap tidak tumbuh dengan semestinya.

Hari yang dinantikan pun akhirnya tiba juga, semua anak-anak lelaki itu telah berkumpul dengan pakaian yang paling bagus yang mereka punya. Seluruh anak negeri ingin sekali menjadi anak angkat sang Raja dan menjadi pewaris tahta.

Di tangan masing-masing sang anak telah membawa pot bunga yang berbunga sangat indah sekali, namun sang Raja tidak merasa senang melihat semua itu.

Namun kejadian itu tidak berlangsung lama setelah sang Raja melihat seorang yang hanya diam dan sedih dengan pot bunga di tangan yang tidak ditumbuhi bunga.

Sang Raja menghampirinya namun sang anak malah menangis malu karena tidak bisa membuat bibit benih pemberian sang Raja tidak bisa tumbuh di tangannya.

"Mengapa kamu membawa pot kosong sementara yang lain membawa pot dengan bunga yang indah-indah?" Sang Raja bertanya.

"Setiap hari hamba selau merawat dan menjaga benih ini, namun benih ini tidak pernah tumbuh!" Sang anak menjawab sambil menangis sedih. Dan anak itu tidak lain dan tidak bukan adalah sang Yong Tu.

Raja pun meraih tangan dan membimbing anak tersebut ke atas mimbar kerajaan dan mengumumkan kepada khalayak ramai bahwa beliau telah menemukan seorang anak angkat pewaris tahta kerajaan.

"Apakah Tuanku tidak salah memilih orang yang hanya membawa pot yang tidak ditumbuhi bunga? Permintaan tuan Raja adalah anak yang dapat merawat benih menjadi bunga yang indah."

"Baiklah biar kalian semua tidak menjadi heran akan keputusanku," sang baginda menjawab. Bahwa sebenarnya benih yang kalian tanam itu tidak akan tumbuh karena sebelumnya telah aku rebus dulu dalam air mendidih, berarti benih bunga yang kalian bawa semuanya telah diganti karena tumbuh berbunga.

"Hanya anak inilah yang jujur tidak menggantikan bibit benih yang telah aku berikan, aku hanya memilih anak yang jujur."

Yong Tu sang anak yang jujur dan polos akhirnya menjadi anak angkat sang Raja dan menjadi pewaris tahta kerajaan.

No comments: