Princess Sabhana
oleh Benny Rhamdani
Princess Sabhana tinggal di istana Kerajaan Vergati. Sejak kecil ia sangat suka bermain yoyo. Princess Sabhana dapat mendiamkan yoyo berputar di bawah jarinya dalam waktu lama.
Koleksi yoyo Princess Sabhana tak terkira jumlahnya. Ada yang bergambar anekabentuk dan warna-warni, ada pula yoyo yang bisa menyala di malam hari. Setiap hari selalu ada orang yang datang memberi hadian yoyo untuk Princess Sabhina.
Suatu hari Princess Sabhana sedang berdiri di atas menara kamarnya. Di dekat jendela kamar dia memainkan yoyo berwarna merah muda. Sesaat ketika berhenti, Princess Sabhana melihat seorang anak lelaki bermain yoyo dengan pandainya di taman istana.
Princess Sabhana jadi ingin melihat lebih dekat lagi. Dia segera turun dari kamarnya.
“Princess hendak pergi ke mana?” tanya dayang-dayang.
“Aku hendak ke taman sebentar. Kalian tunggu saja di sini,” kata Princess Sabhana yang tak kenal dengan nama dayang-dayang itu.
Princess Sabhana tak berapa lama tiba di taman istana. Tapi ia tak melihat seorang pun di sana. Princess Sabhana pun menaiki rumah pohon di taman. Dari rumah pohon itu ia melihat anak lelaki itu bermain yoyo di luar tembok istana sekarang.
Segera saja Princess Sabhana meninggalkan taman istana menuju gerbang istana.
“Princess hendak ke mana?” tanya prajurit penjaga.
“Aku hanya sebentar ke jalan itu. Kalian tidak usah mengawalku,” kata Princess Sabhana yang tak kenal dengan nama penjaga itu.
Princess Sabhana berjalan ke jalanan di luar istana. Namun Princess Sabhana tidak melihat anak lelaki itu. Ia mengitari pandangan ke sekitarnya. Princess Sabhana kemudian melihat anak lelaki itu berada di kaki bukit masih bermain yoyo.
Princess Sabhana berjalan melewati jalanan menuju kaki bukit itu. Tapi lagi-lagi ia tak menemukan anak lelaki itu. Princess Sabhana kemudian bertanya kepada lelaki tua yang sedang menunggang kuda.
“Kakek, apakah tadi melihat seorang anak lelaki bermain Yoyo di sekitar sini?” tanya Princess Sabhana.
“Mataku sudah tidak bisa melihat jarak yang terlalu jauh,” kata lelaki tua itu.
“Lalu bagaimana Kakek bisa sampai tujuan tanpa bisa melihat?” tanya Princess Sabhana.
“Aku percaya kepada kudaku ini.”
“Kalau begitu Kakek tidak bisa melihat-lihat pemandangan selama perjalanan?” tanya Princess Sabhana lagi.
“Iya. Tapi aku jadi tidak tergoda untuk pergi ke tempat lain. Aku hanya memikirkan pergi ke tujuanku. Jika aku tahu ada tempat yang lebih bagus pasti aku ingin mengunjunginya. Akhirnya, aku tidak pernah sampai di tujuanku,” jawab lelaki tua itu.
“Memangnya ke mana tujuan Kakek sekarang?” Princess Sabhana jadi ingin tahu.
“Aku ingin pulang ke rumahku. Sudah bertahun-tahun aku berkelana mencari intan permata yang kulihat dalam mimpiku. Kutinggalkan peternakan dan ladangku. Sekarang saatnya aku pulang menemui keluargaku,” kata lelaki tua itu.
“Baiklah. Selamat meneruskan perjalanan. Semoga tiba di rumah dengan selamat,” kata Princess Sabhana.
“Ya, begitu juga denganmu. Semoga mengetahui tujuan perjalananmu,” kata lelaki tua itu sambil menghela kudanya untuk segera jalan kembali.
Sepeninggalan lelaki tua itu, Princess Sabhana kembali mengedarkan pandangannya. Dia hampir lupa tujuannya tadi mencari anak lelaki pemain yoyo itu.
“Hm, tapi apakah tujuannya aku mencari anak itu ya?” pikir Princess Sabhana.
Princess Sabhana kemudian mengingat-ingat. Ya, tujuannya untuk melihat dari dekat permainan yoyo dari anak lelaki itu. Kalau bisa juga berkenalan dengan anak lelaki itu. Tapi kenapa aku harus mengejarnya sampai sejauh ini? Pikir Princess Sabhana dalam hati.
Akhirnya Princess Sabhana kembali ke istana. Ratu menyambut kedatangan Princess Sabhana karena dia kebingungan mencarinya.
“Dari mana tadi? Mengapa pergi ke luar istana tanpa dikawal penjaga dan dayang-dayang? Sangat berbahaya seorang princess berjalan sendiri di luar istana. Bagaimana kalau sampai diculik orang jahat nanti?” tanya Ratu.
“Ibunda, aku tadi mengejar seorang anak lelaki yang pandai bermain yoyo. Tapi kemudian aku seperti diingatkan oleh seorang lelaki tua untuk kembali ke istana,” cerita Princess Sabhana.
“Kalau untuk mencari anak lelaki yang pandai bermain yoyo, mengapa tidak kita adakan lomba bermain yoyo saja?” usul Ratu.
“Wah, aku setuju sekali!” seru Princess Sabhana.
Tak lama kemudian kerajaan menggelar lomba ketangkasan bermain yoyo. Pesertanya sangat banyak. Namun dari sekian banyak orang itu, Princess Sabhana belum menemukan pemain yoyo yang tangkas, seperti anak lelaki yang dilihatnya itu. Sampai menjelang penutupan, datang seorang anak lelaki ke atas panggung untuk mengikuti lomba.
Princess Sabhira kagum melihat anak lelaki itu bermain yoyo. Setelah diamati, dia yakin sekali anak itulah yang dilihatnya tempo hari.
“Ibunda, dialah anak lelaki yang kulihat dulu,” kata Princess Sabhana.
“Loh, itu kan Malik anak penjaga istal kuda istana. Masa tidak kenal? Hampir setiap hari dia membantu ayahnya di istal kuda,” jelas Ratu.
Princess Sabhana tersipu malu. Selama ini hari-harinya hanya disibukkan dengan bermain yoyo, sampai-sampai dia tak mengenali orang di sekitarnya. Bahkan, Princess Sabhana tak mengenali satu per satu nama dayang-dayangnya.
Lomba ketangkasan yoyo pun berakhir dengan kemenangan Malik. Princess Sabhana pun mengajak Malik berteman dengannya.
Malik ternyata seorang sahabta yang baik. Dia tidak hanya mengajarkan Princess Sabhana bermain yoyo, tapi juga berkenalan dengan penghuni istana lainnya. Mulai dari pengawal, dayang-dayang, tukang kebun, koki, pokoknya kini tak ada lagi orang di istana yang tak dikenal Princess Sabhana.
^-^
No comments:
Post a Comment