Saputangan Penyelamat Lingkungan
Saputangan atau selampai adalah selembar kain berbentuk
persegi yang digunakan untuk kebersihan pribadi, antara lain mengelap tangan,
menyeka keringat, dan membersihkan bagian luar mulut. Saputangan bisa digunakan
berkali-kali, bila sudah kotor bisa dicuci, dikeringkan, disetrika, dan dipakai
kembali.
Dalam kebudayaan Eropa dan Amerika, selain dipakai sebagai
hiasan kantong jas, saputangan
juga dipakai sewaktu membuang ingus. Richard II
dari Inggris dikatakan sebagai orang yang pertama kali menggunakan saputangan.
Dalam catatan harian rumah tangga kerajaaan (household rolls) ditulis tentang
"sepotong kecil [kain] yang dipakai baginda raja untuk menyapu dan
membersihkan hidungnya." Catatan tersebut merupakan dokumen tertua yang
menjelaskan penggunaan saputangan.
Harga saputangan berbeda-beda menurut jenis kain yang
dipakai. Kain katun, katun sintetis, sutra, atau linen termasuk jenis-jenis
kain yang biasa dipakai sebagai saputangan.
Saputangan dan tissue
Coba kalau saat ini dilakukan survey kecil tentang
kecenderungan penggunaan sapu tangan dalam kehidupan sehari-hari, maka mungkin
hampir kebanyakan orang sudah meninggalkannya. Penggunaan sapu tangan saat ini
sudah cenderung bergeser dengan digantikan oleh penggunaan kertas tissue. Bagi
banyak perempuan, kertas tissue banyak digunakan karena praktis, tinggal
dimasukkan ke dalam dompet dan bila diperlukan tinggal diambil. Setelah selesai
digunakan, maka kertas tissue dapat segera dibuang.
Terkait dengan fungsi awalnya, sapu tangan digunakan orang
sebagai sarana untuk membersihkan diri dengan cara diusapkan. Sapu tangan
dibuat dari kain halus berukuran kecil sekitar 30 x 30 cm atau ukuran sekitar
itu lainnya. Sapu tangan yang umum dibuat dari kain katun, flannel atau kain
handuk. Bahan yang digunakan hendaknya dapat menyerap air jika digunakan. Sapu
tangan digunakan untuk menyeka keringat di muka atau telapak tangan. Tentu saja
fungsinya lebih halus lagi misal untuk menyeka air mata saat menangis atau
sebagai penutup mulut dan hidung supaya tidak kena debu atau mencegah bau yang
tidak enak.
Sapu tangan umumnya disimpah di saku bagi para laki-laki
atau diletakkan di dalam tas tangan bagi para perempuan. Dalam penggunaannya,
sapu tangan akan kembali disimpan ke tempatnya setelah digunakan. Selanjutnya
setelah sampai di rumah maka sapu tangan yang kotor dapat dicuci dan
dibersihkan kembali, untuk kemudian dapat digunakan seperti semula. Seseorang
dapat memiliki beberapa buah sapu tangan dengan aneka warna dan bentuknya.
Fungsi sapu tangan kemudian mulai banyak digantikan dengan
pemilihan kertas tissue. Kertas tissue ini tersedia dalam produk siap pakai
untuk digunakan secara sekali pakai dan langsung dibuang. Pengguna dapat
membuang kertas tissue segera setelah digunakan, sehingga kertas tissue yang
kotor dan diduga mengandung mikroorganisme dapat langsung dibuang.
Dengan pengertian kertas tissue yang dapat mudah didegradasi
di alam secara cepat karena terbuat dari selulosa alami maka kertas tissue
dipromosikan sebagai produk ramah lingkungan. Akan tetapi sebenarnya perlu
diingat bahwa ada kontradiksi lain terkait masalah lingkungan ini, karena
kertas tissue terbuat dari bahan baku kayu.
Meskipun mungkin dibuat dari kayu
yang bersumberkan dari hutan tanaman produksi, tetapi dari sisi proses dan
pengolahannya yang berpotensi mengkonsumsi air bersih dalam jumlah besar, serta
akan menghasilkan limbah cair, maka pemakaian kertas tissue hendaknya tetap
dikurangi. Dengan demikian tidak ikut membebani dalam hal penyediaan bahan baku
kayu dan air bersih untuk keperluan proses produksi kertas tissue ini. Kertas
tissue hendaknya digunakan secara selektif dan bukan untuk digunakan setiap
saat.
Mungkin kalau dilakukan perhitungan perbandingan penggunaan
kertas tissue dan sapu tangan maka akan terlihat adanya penghematan dan manfaat
lingkungan lain. Perhitungan akan lebih terlihat untuk jangka waktu harian,
mingguan atau bulanan. Jika dihitung akan semakin lama jangka waktunya maka
akan semakin hemat jika orang lebih memilih untuk menggunakan sapu tangan.
Terlebih untuk sapu tangan dari bahan yang bagus dan berkualitas. Tetapi karena
dapat digunakan berulang dalam jangka waktu lama, maka harga pembelian awal ini
jadi akan relatif murah.
Penggunaan sapu tangan mungkin bagi sebagian kalangan orang
dianggap sebagai ketinggalan jaman. Namun bagi kalangn yang peduli lingkungan,
hal ini dapat dianggap sebagai langkah yang menarik. Lagi pula pemilihan
penggunaan sapu tangan adalah sesuatu yang bersifat personal, sehingga orang
lain tidak perlu untuk ikut menilai.
Nah, bagaimana jika kita kembali ke saputangan saja. Tissue
kita pakai hanya bila diperlukan benar-benar.
(ben/net)
No comments:
Post a Comment