Lintah atau Pacet ya?
Seringkali kita bingung dengan istilah LINTAH dan PACET.
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada
habitat kesukaannya.
Lintah (Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang
berdasarkan habitatnya hidup di air untuk menjaga kelembaban dan suhu tubuhnya.
Sedangkan pacet (Haemodipsa zeylanica) adalah binatang melata yang hidup
melekat pada daun-daun, batang-batang pohon, dan ada di dalam tanah yang lembab
atau basah.
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum
Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan,
air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki
klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah
obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran
darah (plebotomi) secara medis.
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan
predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput,
atau larva serangga, hewan seperti babi rusa, sapi, kerbau, bahkan manusia.
Pada umumnya anggota Hirudinea ini memiliki zat anti
koagulan dari air liurnya, sehingga sewaktu lintah menghisap darah mangsanya,
darah tersebut tidak langsung membeku.
Bila Digigit Lintah
Dalam ekosistem suatu taman atau danau, baik yang asli
maupun buatan manusia, lintah ini sangat berguna untuk mengendalikan jumlah
dari binatang lainnya, seperti cacing, kaki seribu, keong, ikan, serangga dan
sebagainya. Tetapi, jika jumlah lintah ini sangat banyak, maka ia juga akan
merusak tumbuhan, akar-akar pohon, pertanian, perkebunan, dan sebagainya. Untuk
mengendalikan jumlah lintah, biasanya dipergunakan air sabun atau garam
secukupnya.
Berbahaya sekali jika seseorang tertelan lintah dan lambat
laun seseorang akan bisa meninggal, dikarenakan sifat dari lintah yang
hermaprodit. Lintah akan berkembang biak dengan mudah dalam lambung atau usus
manusia. Oleh sebab itu, harus berhati-hati ketika Anda menikmati masakan dari
kangkung. Misalnya saja cah kangkung, petis kangkung, kangkung cos, atau
lain-lain yang berkaitan dengan kangkung. Saran kami, Anda harus mencuci bersih
dan membelah batang kangkung atau sayur lainnya untuk membersihkan dari
telur-telur dan bahkan bakteri lainnya yang menempel pada sayuran tersebut.
Lintah atau pacet dapat hidup di payau, sawah atau takungan
air. Hewan ini punya kebiasaan menghisap darah hewan lain atau manusia. Karena
itu anda harus berhati2 bila berada di genangan air, rawa-rawa atau
sungai-sungai. Kalau sudah menghisap darah manusia, hewan ini akan terus
melekat di kulit takkan terlepas walau anda mencabutnya dengan sekuat tenaga,
ia baru melepaskan korbannya bila sudah merasa puas dan tubuhnya menggelembung
penuh dengan darah mangsanya.
Bila digigit lintah cepatlah ambil abu rokok, taburkan abu
tersebut, atau alkohol pada tubuhnya maka lintah akan mati. Lintah ini walau
tubuhnya putus jadi dua, ia tidak akan mati, potongan tubuhnya akan menjadi
lintah baru.
Sisi lain, lintah dapat dipergunakan untuk pengobatan, meringankan
rasa sakit sekaligus melancarkan peredaran darah. untuk mengatasi perdarahan,
penderita skizofrenia maupun depresi, juga untuk merangsang mata, mengempiskan
lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta perdarahan.
Lintah Raksasa
Lintah biasanya menghisap darah. Di pedalaman hutan
Kalimantan, ada sebuah lintah besar berwarna merah yang bisa menelan mangsanya
hidup-hidup.
Hal ini digambarkan dalam sebuah video yang diproduksi BBC
yang bertajuk 'Wonders of the Monsoon'. Dalam video tersebut, lintah besar
berwarna merah itu melumat cacing berwarna biru, mirip dengan ular yang
memangsa korbannya.
Mahluk ini tergolong baru dalam dunia ilmu pengetahuan
sehingga belum ada nama untuk mewakilinya. Namun penduduk di Gunung Kinabalu
mengenalnya sebagai Lintah Merah Besar.
Lintah merah ini tergolong sebagai yang terbesar di dunia.
Spesimen yang tertangkap kamera memiliki panjang sekitar 30 sentimeter. Namun
para ahli percaya jika lintah ini bisa tumbuh lebih besar lagi.
Saking telah tumbuh besar, lintah merah ini tidak lagi bisa
bertahan hidup hanya dengan menghisap darah. Mereka memakan cacing biru besar
dan menelannya seperti manusia memakan mi instan. Cacing yang dimakannya bisa
lebih panjang, sekitar 78 sentimeter.
Sebelum menemukan korbannya, lintah mendeteksi keberadaan
cacing dengan cara mengendus. Dia berdiam sebentar, mengamati dan akan menelan
cacing dengan cepat. Saat memakan, mulut lintah menganga dan langsung menyedot
seluruh tubuh cacing biru itu.
Spesies ini ditemukan di Gunung Kinabalu, sebuah gunung
tertinggi di Kalimantan. Temuan ini diwarnai dengan banyak tantangan. Tim
dokumenter bekerja sama dengan Ekolog Alim Bium untuk menemukan lintah itu.
(Ben/net)
No comments:
Post a Comment