Kisah Sepasang Gajah
Ratusan tahun lalu di negeri Thailand yang terkenal
sebagai negeri Gajah Putih ini, sebelumnya wilayah ini tidak mempunyai binatang
yang namanya Gajah. Di hutan-hutan negeri tersebut tidak ada hewan tersebut.
Gajah pada zaman itu di Thailand hanya sebuah binatang yang di anggap sebuah
legenda dongeng saja.
Sampai akhirnya sang Maharaja negeri itu mengutus abdi
kepercayaannya untuk pergi ke negeri lain, hanya untuk membeli binatang atau hewan yang namanya Gajah ini, agar
seluruh rakyat dan para pembesar negeri ini tahu bahwa Gajah itu memang ada.
Bukan hanya sekedar kabar isapan jempol saja.
"Belikanlah aku sejodoh atau sepasang Gajah dan bawalah
binatang dari negeri nun jauh disana, ke negeri kita tercinta ini." Titah
sang Maharaja Thailand.
Sepasang atau sejodoh Gajah yang gemuk dan sehat telah
datang di negeri ini, Thailand. Namun kedatangan Sang Gajah terjadi pada malam
hari atau sudah larut malam, gajah-gajah itu tidak langsung dipamerkan kepada
seluruh rakyat.
"Besok hari baru kalian bawa sepasang gajah itu untuk
dipertontonkan kepada seluruh khalayak negeri." Perintah sang Maharaja.
"Tetapi aku ingin seluruh abdi negeri para pembesar
negeri ini duluan yang melihat malam ini juga, biar seluruh rakyat negeri ini
tahu bahwa kita semua adalah orang yang berpengetahuan lebih banyak dari
seluruh khalayak ramai." Inilah titah atau perintah sang Maharaja,
ditujukan untuk para menteri dan pembesar negeri untuk lebih dulu melihat
binatang ini.
Berkumpullah para pembesar serta para menteri atas perintah
sang Maharaja. Karena situasi malam yang begitu gelap-gulita maka para pembesar
itu memerintahkan untuk dibuatkan obor-obor atau pelita untuk penerangan kala
melihat sang Gajah itu.
Tetapi perintah itu di tolak oleh pawang Gajah dengan alasan
yang mereka kemukan, bahwa Gajah akan
mengamuk bila di kagetkan oleh cahaya yang tiba-tiba terang. Gajah adalah
binatang raksasa yang begitu besar tenaganya, bila mengamuk pasti akan
menghancurkan kandangnya. Itulah alasan sang pawang itu ketika didesak untuk
dinyalakan pelita dilokasi kandang Gajah tersebut.
Sampailah seluruh pembesar kerajaan itu di tempat kandang
Gajah yang di buat begitu kokoh dengan balok-balok besar yang kuat untuk
menjaga Gajah tersebut lepas dari kandangannya. Namun keadaan yang begitu gelap
itulah yang akhirnya semua pejabat itu hanya dapat memegang bagian-bagian tubuh
saja, mereka semua tidak bisa melihat Gajah tersebut.
Pejabat kerajaan yang dari bagian negeri sebelah utara yang
pertama memegang bagian dari kaki paha Gajah tersebut, "Tidak salah lagi
apa yang di katakan orang selama ini, memang benar Gajah itu besar sampai
tanganku saja tidak sanggup memeluknya" pikir pejabat itu dalam hatinya.
Pejabat kerajaan yang dari bagian negeri sebelah selatan
maju dan memasukan tanganya kedalam kandang Gajah tersebut untuk memegangnya,
"Ternyata kabar tersebut bohong adanya, Gajah hanyalah binatang yang kecil
namun sekeras tulang." Karena pejabat iut memegang gading Gajah tersebut,
sehingga hatinya berpikir binatang Gajah tidak besar hanya keras saja.
Maka majulah pejabat dari bagian negeri barat, dan mengikuti
langkah pejabat yang lain. "Wah besar sekali ini binatang Gajah, sampai
tanganku ini tidak bisa menemukan ujung binatang ini." Teriakan pejabat
ini, dan ternyata sang pejabat memegang perut dari Gajah itu.
Terakhir giliran pejabat dari timur, melangkah sang pejabat
ini terus meraba-rabanya. Ternyata dia hanya bisa meraba bagian dari ekor
binatang itu, "Wah semua rekan pejabatku tidak ada yang benar kalau
bicara" gerutunya dalam hati, Gajah tidak besar juga tidak pula keras.
Setelah semua pejabat itu mendapat gilirannya, maka pulang
para pembesar. Sesampainya dirumah masing-masing, mereka telah di tunggu oleh
khalayak yang tidak sabar ingin mengetahui tentang bagaimana kabarnya bitanang
tersebut dari pejabat tersebut.
Semua masyarakat sudah tidak sabar ingin mengetahuai
bagaimana bentuk dan rupanya dari Gajah yang menjadi idaman negeri Thailand
kala zaman tersebut berlangsung. Maka berpidatolah sang pembesar para menteri
dan pejabat kerajaan itu di daerah jabatan masing-masing. Mereka berpidato
dengan kenyakinan dari apa yang mereka pikirkan tentang Gajah yang hanya
dirabanya saja, bukan melihat atau mengenal sebelumnya binatang tersebut.
Semua pejabat dengan pengetahuan yang sedikit itu akhiranya
menimbulkan salah paham antar rakyat. Rakyat yang berada dari belahan utara
menceritakan Gajah yang menurut pejabatnya demikian. Sementara rakyat dari belahan
negeri selatan mencerita Gajah menurut pejabatnya bukan begitu. Juga dari barat
dan timur juga berbeda, tidak ada kesamaan dari seluruh pejabat yang memberi
tahu rakyatnya tantang sang Gajah. Maka timbullah bentrokan antar rakyat
seluruh negeri membela keterangan yang telah disampaikan pembesar dari daerah
masing-masing.
Maharajapun akhirnya turun tangan untuk menyesaikan masalah
yang sedang berlangsung malam itu. Disuruhnya seluruh Khalayak ramai rakyat
negeri Thailand untuk berkumpul keesokan harinya di depam pendopo istana
alun-alun kerajaan negeri.
Tak hanya itu sang Maharajapun memerintahkan seluruh
pembesar, pejabat dan abdi kerajaan untuk mempersiapkan acara besok harinya.
Pagi-pagi buta sekali berbondong-bondong seluruh rakyat
negeri kerajaan saat itu menuju pendopo istana untuk menyaksikan sepasang Gajah
yang di beli dari negeri seberang lautan nun jauh disana. Berkumandanglah
perintah sang Maharaja untuk membuka kandang Gajah. Semua khalayak rakyat
negeri dapat melihat sang Gajah binatang yang sangat besar dan gagah tersebut
dengan mata kepala sendiri, bukan kabar dari sang pembesar daerahnya yang
bohong itu. Yang semalam mereka bela keterangan mengenai Gajah tersebut, Semua
rakyat sangat kecewa terhadap pembesar-pembesar itu.
Dan akhirnya Maharajapun memecat seluruh pejabat yang sok
pintar, yang pengetahuannya sedikit tetapi mengaku pintar dari pada yang lain.
"Mulai saat ini rawatlah sepasang Gajah ini. Kembang
biakkan menjadi banyak dan terus banyak, memenuhi seluruh negeri ini".
Titah sang Maharaja kepada seluruh khalayak rakyat kerajaan saat itu.
Dan Maharaja pun berpesan supaya menjaga kedamaian antar
sesama rakyat Thailand, jangan terjadi keributan antar saudara senegeri
gara-gara berita dari pejabat yang tidak bertanggung jawab.
Semenjak dari saat itu negeri Thailand menjadi negeri
kerajaan yang damai aman sentosa tak terdengar lagi keributan antar daerah satu
negeri. Serta pada akhiranya kita mengenal Thailand sekarang dengan sebutan
negeri Gajah Putih.
1 comment:
Nature Cart is a leading grocery e-commerce which offers organic fruit and veg boxes in Melbourne Australia. Our aim is to provide a variety of fresh and premium quality products to our local Australian community. We ensure the quality of products before delivering to your doorstep. We are the best organic and vegan food suppliers in Melbourne, and also we allow convenient organic fruit and veg delivery over the city. We welcome all kinds of inquiries related to the order. Please visit our website.
Post a Comment