Baju Sang Raja
Pada zaman kerajaan Joseon, terjadi perang dengan negara tetangganya, sehingga raja Injo terpaksa melarikan diri dari istana.
Berhari-hari raja Injo dan rombongannya melakukan perjalanan menuju sebuah pulau yang terletak jauh dari ibukota.
Namun di tengah perjalanan, tiba-tiba seorang pesuruh bergegas menghadap sang raja.
"Tuanku yang mulia! Musuh kita sudah menyeberangi sungai untuk menghalangi perjalanan kita."
Sejenak, sang raja merasa putus asa. Namun kemudian, ia pun ingin mendengarkan pendapat para pesuruh.
"Bagaimana pendapat kalian? "
"Yang Mulia, kita tidak punya banyak waktu. Lebih baik kita pindahkan tujuan ke Benteng Namhansanseong sekarang."
Akhirnya, raja dan rombongannya sampai di Sungai Han dalam perjalanan menuju Benteng Namhansanseong.
Sayangnya, di tepi sungai tidak ada kapal, meskipun akhirnya para pesuruh berhasil menemukan sebuah perahu kecil setelah bersusah payah.
Sang raja beserta seluruh pesuruhnya pun menaiki perahu kecil itu dan para pesuruh mengayuh perahu secara bergantian hingga berhasil menyeberangi sungai dengan selamat.
"Aduh! Kakiku sakit. Sangat sakit! Saya tidak bisa berjalan lagi. Aduh ..."
Sang raja terduduk di tepi sungai, sementara para pesuruh yang menyaksikannya menangis.
Seorang pesuruh menawarkan untuk menggendong sang raja di punggungnya. Setelah raja digendong, rombongan raja meneruskan kembali perjalanan pelarian mereka.
Sudah cukup lama perjalanan itu berlangsung dengan para pesuruh menggendong raja secara bergantian sampai akhirnya mereka sampai di dekat benteng tujuan mereka.
Pada saat itu, seorang pemuda berpakaian lusuh muncul di depan rombongan raja.
"Anda semua datang dari mana dan apa yang Anda lakukan di sini, di tengah cuaca dingin dan bersalju."
Pemuda itu tidak menyangka bahwa mereka adalah pejabat tinggi dan di antaranya ada sang raja.
"Jangan sombong kamu! Bicara dengan menunduk kepalamu!"
Mendengar itu, sang raja menahan pesuruhnya.
"Biarkan saja!"
Kemudian, seorang pesuruh menjelaskan alasan mengapa mereka sampai berhadapan dengan pemuda itu.
Setelah mendengar penjelasan itu, si pemuda menawarkan dirinya untuk menggendong sang raja.
Segera setelah menggendong sang raja, pemuda itu berlari ke tempat tujuan rombongan raja dengan cepat dan selamat.
Pemuda itu tinggal di sebuah desa dekat sungai dan hidup dengan mencari kayu bakar di hutan lalu menjualnya di pasar.
Sebab itulah, dia sanggup menggendong raja dengan mudah, bahkan berlari ke tempat tujuan persembunyian sang raja.
Sang raja merasa gembira dan tentu saja berterima kasih.
"Kalau saja kami tidak bertemu Anda, mungkin kami akan mengalami kesulitan. Beritahukan saya, Anda siapa dan apa yang Anda inginkan dari saya?"
Si pemuda bingung dengan pertanyaan sang raja. Namun tidak lama kemudian dia menjawabnya.
"Saya ingin memiliki baju yang raja kenakan."
Para pesuruh terkejut dan memarahi si pemuda.
Tetapi sang raja tertawa dan kembali bertanya.
"Anda menginginkan baju saya ini?"
"Iya, Tuanku!"
Sang raja pun melepas bajunya lalu memberikannya kepada pemuda itu.
Si pemuda menerimanya dengan senang hati dan menyimpannya dengan baik.
Waktu pun lama berlalu.
Pemuda itu kini berusia lanjut dan berpesan kepada anak-anak dan cucu-cucunya sebelum menghirup nafas terakhirnya.
"Jika saya meninggal, tolong kuburkan baju raja itu bersama saya."
Sesuai pesan ayahnya, anak-anak pemuda itu pun menguburkan sang ayah bersama dengan baju raja.
Berdasarkan cerita, semua orang yang melalui kuburan pemuda itu pasti menundukkan kepala dan turun dari kuda mereka karena teringat akan baju raja yang ada di dalam kuburan itu.
No comments:
Post a Comment