Gaun Nina
Maya sedang merencanakan perayaan ulang tahunnya. Dia duduk di ruang tamu bersama Ayah.
"Saya ingin kue cokelat ... hanya kue cokelat ... dan
lilin putih di atas, pastikan mereka putih ... dan lima-balon berwarna berbeda,
dan tentu saja, gaun biru Nina," katanya serius .
Ayahnya yang menulis semua ini turun, mendongak. "Mengapa gaun biru Nina?" dia bertanya.
"Karena itu adalah satu-satunya yang berwarna seperti langit," jawabnya. "Ayah, biru adalah warna favoritku."
Nina adalah sepupu Maya. Dia datang untuk menghabiskan akhir pekan di rumah Maya . Nina datang dari sekolah, dan dia sangat bersemangat mendapat peran dalam drama sekolah. Dia telah diberi gaun sutra biru indah yang menjadi gaun untuk bermain drama. Jadi, ia menunjukkan gaun itu ke Maya.
Maya menyukai gaun itu. Maya ingin mengenakan gaun itu untuk pesta ulang tahunnya. Sepanjang hari Maya meyakinkan sepupunya bahwa mereka adalah bersaudara. Apa yang menjadi milik Nina, tentu juga milik Maya. Dan Nina tidak bisa begitu egois untuk menolak sepupunya.
Nina menyesal membawa gaun itu.
Keesokan harinya, saat ulang tahun, Maya terbangun. D ia menemukan orang tuanya dan Nina sudah bangun. Nina menyerahkan gaun biru kepadanya. "Kamu bisa memakai ini untuk pesta ulang tahun. Ini hadiah ulang tahun untukmu," katanya sambil tersenyum.
Maya terkejut.
"Tapi kamu harus mengizinkan aku memakainya untuk main drama," lanjut Nina.
"Wow, terima kasih banyak," berseri-seri Maya, yang tidak membayangkan bahwa kemenangan ini akan menjadi mudah.
"Sekarang hadiah
dari kami," kata ayahnya, dan Maya melihat ibu memegang dua tiket. Tiket
ke tempat permainan anak-anak terbaru di
pusat kota.
"Tapi tunggu sebentar," tambah Ibu saat Maya bergegas maju. "Ini seharusnya menjadi milik Nina juga. Karena milkmu adalah milik Nina. Kalian kan bersaudara. Jika Nina memberikan baju barunya, sangat adil jika kamu memberikan tiket ini untuk Nina."
"Tentu saja, kita akan pergi bersama-sama," sahut
Maya kepada Nina.
"Jika tiket itu milikku, aku boleh dong memutuskan pergi dengan siapa," jawab Nina, kemudian beralih ke ibu Maya. "Tante, maukah pergi denganku?"
"Bagaimana dengan aku?" tanya Maya gelisah.
"Nanti setelah dipakai, tikeetnya akan dikembalikan," jelas ibu.
"Aku tidak bisa menggunakan tiket bekas, kan?"
"Nah, jika kamu menuntut untuk menjadi yang pertama mengenakan gaun Nina, maka ia juga bisa menuntut untuk menjadi yang pertama untuk menggunakan tiket," kata ayah.
Maya diam sesaat. Maya kemudian mengembalika gaun itu kepada sepupunya. "Maaf, aku keberatan mendapatkan tiket bekas. Aku yakin kamu juga tidak mau memakai gaun bekas aku pakai," katanya.
Maya dan Nina saling mengerti. Ayah dan Ibu senang
melihatnya.
^_^
^_^
No comments:
Post a Comment