Bagaimana jika liburan kali ini kita mengenal tokoh terkenal pewayangan? Namanya Pandawa Lima.
Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta yang secara
harfiah berarti anak Pandu, yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita
Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan
tersebut.
Yudistira
Yudistira
merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari
Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki
musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang
sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah
menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak
memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata).
Ia menjadi
seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan
mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar
berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke
gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir
kehidupan mereka.
Bima
Bima merupakan
putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa Sanskerta memiliki arti
"mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga
memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya
tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun
demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata
gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak.
Bima juga
gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat
dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam
pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa
bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur.
Akhirnya Bima
memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira.
Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke
gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewayangan
Jawa, dua putranya yang lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.
Arjuna
Arjuna
merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sanskerta)
memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia
merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki
kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona.
Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa
agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra.
Arjuna
memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan –
karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang
diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi
mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti –
karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra,
ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja.
Setelah
Yudistira wafat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para
Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai.
Nakula
Nakula
merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan
penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya
bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin
juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh
Kunti, istri Pandu yang lain.
Nakula pandai
memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang
paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia
giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di
hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum
racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira.
Dalam
penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan
sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke
gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya.
Sadewa
Sadewa
merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan
Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama
Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga.
Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti,
istri Pandu yang lain.
Sadewa adalah
orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang
ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria
yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan
senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang
dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir
hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama
kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai
surga.
No comments:
Post a Comment