Teleskop Antik
Setiap hari Minggu sore Mama dan Papa mengajak Roger pergi.
Kadang-kadang mereka mengunjungi kakek dan nenek atau sepupu Roger. Kadang-kadang
mereka pergi ke sebuah taman, museum atau sirkus.
Suatu hari mereka
mengunjungi desa kecil Portwich. Mereka mengelilingi desa mencari di penginapan
cantik, melihat kebun dan kedai teh.
"Mari kita lihat,” kata Mama saat melihat kedai barang
antik.
Mereka masuk ke dalam. Ada segala macam, mulai dari furniture,
gambar, ornamen, buku dan mainan. Semua sudah kuno.
"Kenapa kau tidak memilih sesuatu, Roger?" tanya
Papa "Kamu bisa menuliskan ceritanya nanti."
Mama dan Papa pikir Roger akan memilih salah satu mainan
kuno. Tapi dia malah jatuh cinta dengan sebuah teleskop.
Ayah membeli teleskop dan menyerahkannya kepada Roger.
"Jaga baik-baik ya,” ucap Papa.
Roger membersihkan teleskop hingga tampak seperti baru.
Hari berikutnya Roger bermain teleskop di sekitar rumah. Dia
mengarahkannya ke pintu depan dan tiba-tiba semuanya tampak muncul sedikit
lebih jelas dan terang. Roger mengawasi pintu hingga terbuka dan Papa tiba-tiba
muncul di rumah pulang kerja. Papa membawa sebuah surat kabar di lengannya.
Roger berlari ke pintu untuk menyambut Papa. Tapi dia
menyadari papa ternyata tidak datang ke rumah sama sekali. Sama seperti Roger
merasa bingung ketika kemudian ia mendengar suara kunci di pintu. Kali ini
benar-benar Papa, dan benar-benar
membawa surat kabar di lengannya. Dia menjelaskan bahwa seseorang telah
meninggalkannya di kereta sehingga ia membawanya ke rumah.
Kamar tidur Roger menghadap sebuah pabrik tua yang telah ditutup
bertahun-tahun lamanya. Roger menggunakan teleskop untuk mengeksplorasi pemandangan
dari kamarnya. Dia mengarahkannya ke bangunan terbengkalai itu. Tiba-tiba
gambar menjadi lebih jelas dan lebih terang dan Roger melihat dengan terkejut
bahwa di mana pabrik berdiri sekarang ada gedung apartemen tinggi. Roger
mengambil teleskop dari matanya. Blok apartemen itu lenyap dan pabrik itu
kembali ke tempat biasanya.
Beberapa hari kemudian Roger mendengar Papa memberitahu Mama
bahwa sebuah perusahaan bangunan telah diberikan izin untuk membangun apartemen
bertingkat tinggi di area pabrik.
Suatu hari Roger memutuskan untuk mengambil teleskop
ajaibnya ke sekolah untuk menunjukkan
teman-temannya. Perjalanannya harus melalui taman dan ia memutuskan untuk berhenti
sementara waktu untuk melihat melalui teleskop. Dia mengarahkannya ke gerbang
taman dan lagi menyaksikan hal-hal jelas dan terang. Seorang wanita tua datang
melalui pintu gerbang dengan anjing hitam. Dia menghalau anjingnya agar tidak
mengejar kucing di atas pohon.
Roger mengambil teleskop dari matanya. Dia sendirian di
taman. Sama seperti ia akan meninggalkan melalui gerbang seorang wanita tua
masuk. Dia memiliki anjing hitam. Roger berhenti untuk menonton apa yang
terjadi.
Roger tidak bisa menunggu untuk akhir pekan. Dia bersama
Papa dan Mama akan berkunung ke pondok Kakek dan Nenek. Pondok Nenek berdiri di
tepi tebing yang menghadap ke laut. Roger suka tinggal di sana karena ketika ia
melihat keluar jendela dia bisa membayangkan dirinya menjadi kapten dari sebuah
kapal besar.
Pada hari yang cerah mobil mereka mendekati pondok. Roger
menempatkan teleskop ke matanya dan mengamati pondok Nenek. Tapi dia melihat
ada dua pondok biru dan merah muda yang berdiri kedua sisi pondok Nenek. Roger bertanya apakah Nenekerencana
untuk memindahkan pondok, tapi Papa dan Mama tidak tahu apa-apa tentang hal
itu.
Setelah mereka membongkar barang-barang mereka dari mobil,
mereka semua pergi ke pantai untuk menikmati sinar matahari. Mereka membangun
istana pasir. Mereka makan ikan dan keripik serta es krim.
Mereka semua sangat lelah ketika mereka kembali ke pondok.
Mama membuat sandwich. Roger melihat beberapa awan gelap di kejauhan yang
tampaknya semakin dekat. Ia mulai merasakan getaran, membuat pondok berguncang
sedikit. Rasanya seperti berada di sebuah kapal. Roger mengangkat teleskop dan
melihat keluar dari jendela.
Tapi bukannya melihat laut, perahu dan cakrawala, ia melihat potongan-potongan hancurpondok
nenek. Dia menjatuhkan teleskop dan
berlari keluar pintu berteriak.
Papa dan Mama berlari mengejarnya sambi memanggil, "Ada
apa, Roger?"
Tiba-tiba saja tanah tebing longsor dan menjatuhkan pondok
nenek.
No comments:
Post a Comment