Friday, March 18, 2016

Cernak, 20 Maret 2016

Teleskop Antik




Setiap hari Minggu sore Mama dan Papa mengajak Roger pergi. Kadang-kadang mereka mengunjungi kakek dan nenek atau sepupu Roger. Kadang-kadang mereka pergi ke sebuah taman, museum atau sirkus.

Suatu hari  mereka mengunjungi desa kecil Portwich. Mereka mengelilingi desa mencari di penginapan cantik, melihat  kebun dan kedai teh. 

"Mari kita lihat,” kata Mama saat melihat kedai barang antik.

Mereka masuk ke dalam. Ada segala macam, mulai dari furniture, gambar, ornamen, buku dan mainan. Semua sudah kuno.

"Kenapa kau tidak memilih sesuatu, Roger?" tanya Papa "Kamu bisa menuliskan ceritanya nanti."

Mama dan Papa pikir Roger akan memilih salah satu mainan kuno. Tapi dia malah jatuh cinta dengan sebuah teleskop.

Ayah membeli teleskop dan menyerahkannya kepada Roger.

"Jaga baik-baik ya,” ucap Papa.

Roger membersihkan teleskop hingga tampak seperti baru.

Hari berikutnya Roger bermain teleskop di sekitar rumah. Dia mengarahkannya ke pintu depan dan tiba-tiba semuanya tampak muncul sedikit lebih jelas dan terang. Roger mengawasi pintu hingga terbuka dan Papa tiba-tiba muncul di rumah pulang kerja. Papa membawa sebuah surat kabar di  lengannya.

Roger berlari ke pintu untuk menyambut Papa. Tapi dia menyadari papa ternyata tidak datang ke rumah sama sekali. Sama seperti Roger merasa bingung ketika kemudian ia mendengar suara kunci di pintu. Kali ini benar-benar Papa, dan  benar-benar membawa surat kabar di lengannya. Dia menjelaskan bahwa seseorang telah meninggalkannya di kereta sehingga ia membawanya ke rumah.

Kamar tidur Roger menghadap  sebuah pabrik tua yang telah ditutup bertahun-tahun lamanya. Roger menggunakan teleskop untuk mengeksplorasi pemandangan dari kamarnya. Dia mengarahkannya ke bangunan terbengkalai itu. Tiba-tiba gambar menjadi lebih jelas dan lebih terang dan Roger melihat dengan terkejut bahwa di mana pabrik berdiri sekarang ada gedung apartemen tinggi. Roger mengambil teleskop dari matanya. Blok apartemen itu lenyap dan pabrik itu kembali ke tempat biasanya.

Beberapa hari kemudian Roger mendengar Papa memberitahu Mama bahwa sebuah perusahaan bangunan telah diberikan izin untuk membangun apartemen bertingkat tinggi di area pabrik.

Suatu hari Roger memutuskan untuk mengambil teleskop ajaibnya  ke sekolah untuk menunjukkan teman-temannya. Perjalanannya harus melalui taman dan ia memutuskan untuk berhenti sementara waktu untuk melihat melalui teleskop. Dia mengarahkannya ke gerbang taman dan lagi menyaksikan hal-hal jelas dan terang. Seorang wanita tua datang melalui pintu gerbang dengan anjing hitam. Dia menghalau anjingnya agar tidak mengejar kucing di atas pohon.

Roger mengambil teleskop dari matanya. Dia sendirian di taman. Sama seperti ia akan meninggalkan melalui gerbang seorang wanita tua masuk. Dia memiliki anjing hitam. Roger berhenti untuk menonton apa yang terjadi.
Roger tidak bisa menunggu untuk akhir pekan. Dia bersama Papa dan Mama akan berkunung ke pondok Kakek dan Nenek. Pondok Nenek berdiri di tepi tebing yang menghadap ke laut. Roger suka tinggal di sana karena ketika ia melihat keluar jendela dia bisa membayangkan dirinya menjadi kapten dari sebuah kapal besar.
Pada hari yang cerah mobil mereka mendekati pondok. Roger menempatkan teleskop ke matanya dan mengamati pondok Nenek. Tapi dia melihat ada dua pondok biru dan merah muda yang berdiri kedua sisi  pondok Nenek. Roger bertanya apakah Nenekerencana untuk memindahkan pondok, tapi Papa dan Mama tidak tahu apa-apa tentang hal itu.

Setelah mereka membongkar barang-barang mereka dari mobil, mereka semua pergi ke pantai untuk menikmati sinar matahari. Mereka membangun istana pasir. Mereka makan ikan dan keripik serta es krim.

Mereka semua sangat lelah ketika mereka kembali ke pondok. Mama membuat sandwich. Roger melihat beberapa awan gelap di kejauhan yang tampaknya semakin dekat. Ia mulai merasakan getaran, membuat pondok berguncang sedikit. Rasanya seperti berada di sebuah kapal. Roger mengangkat teleskop dan melihat keluar dari jendela.

Tapi bukannya melihat laut, perahu dan cakrawala,  ia melihat potongan-potongan hancurpondok nenek.  Dia menjatuhkan teleskop dan berlari keluar pintu berteriak.

Papa dan Mama berlari mengejarnya sambi memanggil, "Ada apa, Roger?"
Tiba-tiba saja tanah tebing longsor dan menjatuhkan pondok nenek.

No comments: