Tradisi Sahur di Berbagai Negara
Bulan puasa sudah tiba. Sudahkah kalian siap mengikuti puasa? Sebelum berpuasa pada siang harinya, kita dianjurkan sahur lho. Tidak cuma yang berpuasa di Indonesia, juga di luar negeri. Seperti apa ya?
» Sahur ala Maroko
Saat sahur, warga muslim Maroko memiliki kebiasaan mengonsumsi
makanan ringan, seperti oatmeal, yogurt, croissant, kurma, dan roti.
Untuk minumannya mereka menghidangkan kopi, susu, dan teh mint. Cukup
sederhana, tapi ketika waktu berbuka, umat muslim di Maroko cenderung
menyajikan makanan yang lezat. Kurma selalu muncul bersama beragam jus,
susu, kopi dan teh. Selain itu, orang-orang di sana makan sup khas
Maroko yang disebut Hareera, bersama kue pastry madu Maroko yang disebut
Shabakia. Hareera adalah sup berbasis tomat, yang merupakan menu
berbuka harian selama Ramadan berlangsung.
» Mousaheratis, Irak dan Palestina
Sebenarnya, pada intinya, kegiatan sahur ini hampir menyerupai
tradisi membangunkan sahur lainya. Namun, sayangnya, tradisi ini sudah
hampir punah di Irak. Hanya beberapa yang mencoba mempertahankan tradisi
ini.
Di masa lalu, masing-masing kampung memiliki mousaherati
sendiri-sendiri. Biasanya anak-anak menyebutnya dengan jeritan
kebahagiaan, tapi sekarang malah sebaliknya, masyarakat seperti enggan
melakukannya lagi karena ketidakamanan situasi Irak belakangan ini.
Hal serupa dialami Palestina. Negara yang tengah dilanda konfl ik
peperangan untuk kesekian kalinya dengan Israel ini juga memiliki
tradisi membangunkan sahur yang unik. Biasanya sekelompok pemuda
Palestina akan mengenakan pakaian tradisional setempat dan berkeliling
menyusuri jalanjalan, mulai dari jalanan kota, masuk ke gang-gang kecil,
hingga sudut-sudut permukiman warga sambil berteriak membangunkan sahur
untuk kaum muslim di wilayahnya.
Selain berteriak, terkadang mereka membunyikan suara-suara bising,
seperti kaleng, besi, ember, dan berbagai macam alat yang dapat
mengeluarkan suara keras. Dahulu, tradisi ini pernah dilarang Israel
yang menduduki Jerusalem, dan banyak pemuda yang ditangkap ketika
menjalankan tradisi ini. Tetapi, geliat pelestarian tradisi ini kembali
dihidupkan walaupun skalanya terhitung kecil.
» Tradisi Pukul Beduk, Turki
Di saat sahur di bulan Ramadan pun Turki memiliki tradisi unik untuk
membangunkan orang sahur, yaitu dengan cara menggelar tradisi pukul
beduk di lingkup permukiman sampai jalan kota.
Dengan adanya tradisi ini, warga Turki tak perlu khawatir tertinggal
waktu sahur. Suara meriah dari tabuhan beduk yang dimainkan sekelompok
pria ini memang terhitung bising, tapi bertujuan agar umat Islam bangun
untuk sahur. Tradisi ini sudah berlangsung lama di negara ini. Jika
berkunjung ke Turki, Anda akan menemukan suasana malam dini hari di
bulan Ramadan terasa ramai dan sangat menarik untuk diamati.
» Mengetuk Pintu, Arab Saudi
Tradisi yang populer sejak 1.400 tahun silam ini merupakan tradisi
membangunkan orang untuk sahur. Tradisi ini ditandai dengan arakarakan
sejumlah pria menabuh gendang dan mengalunkan lagu-lagu klasik khas Arab
sembari meneriakkan, “Ayo bangun sahur!”
Sambil berkeliling kampung, pria-pria itu juga suka mengetuk
pintu-pintu rumah di sekitar tempat tinggalnya hanya untuk membangunkan
atau mengingatkan jika waktu sahur tiba. Jika pemilik rumah tak bangun,
mereka tak berhenti membangunkan atau menghentikan tabuhan gendang dan
alunan lagu-lagu sampai pemilik rumah tersebut benar-benar bangun.
» Lodra, Albania
Setiap datang Ramadan, mereka akan menggelar kesenian yang dinamakan
Lodra. Kesenian ini mirip dengan tradisi memukul beduk di Nusantara.
Yang membedakan, kesenian beduk Lodra Albania ini menggunakan dua buah
tabung yang masing-masing menggunakan kulit kambing dan domba. Alat
pemukulnya menggunakan dua buah stik yang berbeda sehingga menghasilkan
dua jenis suara yang berbeda pula.
Hal tersebut yang membuat beduk Albania ini khas dibanding beduk di
negara kita. Lodra akan dikombinasikan dengan perkusi serta alat tiup
lainnya sehingga Lodra mirip dengan iringan musik marching band.
Biasanya Lodra beserta alat musik pelengkapnya ini kerap digunakan untuk
mengiringi saat sahur (syfyr) atau berbuka puasa
No comments:
Post a Comment