Jika Ingin Jadi Detektif
Detektif adalah seseorang yang melakukan penyelidikan
terhadap suatu kejahatan, baik sebagai detektif polisi maupun sebagai detektif
swasta. Detektif swasta biasanya bekerja secara komersial dan memerlukan
lisensi. Secara informal, terutama dalam kisah-kisah fiksi, detektif sering
digambarkan sebagai seorang tanpa lisensi yang mengusut suatu tindakan
kriminal. Contoh detektif fiksi terkenal antara lain adalah Sherlock Holmes
(karangan Sir Arthur Conan Doyle) dan Hercule Poirot (karangan Agatha
Christie).
Menjadi detektif, atau lebih tepatnya, mempelajari keahlian
detektif, bisa dilakukan siapa saja, tanpa mengenal usia. Ilmu atau keahlian
detektif ini bahkan akan sangat bermanfaat, untuk membantu pekerjaan kita.
Pekerjaan sebagai pengacara, auditor, atau wartawan! Atau apapun, termasuk ibu
rumah tangga. Suatu saat kita ingin tahu, apakah tumpukan surat kita di meja
dipindahkan orang atau tidak; apakah lemari kita dibuka orang lain secara
diam-diam; apakah anak kita berbohong atau tidak, bahkan juga mengorek
keterangan orang lain tanpa orang itu menyadarinya.
Keahlian detektif seseorang, akan semakin meningkat seiring
pengalaman memecahkan persoalan. Teknologinya pun semakin baik, dan setiap
orang yang memiliki minat kuat dalam masalah detektif, akan terus mencari
teknik-teknik baru, metode baru, yang lebih baik dan cepat.
Keahlian detektif, misalnya:
- Kemampuan daya ingat, meskipun dengan pandangan sekilas.
Ini antara lain berguna ketika kita menemui kasus tabrak lari, dan nomor polisi
kendaraan menjadi fakta penting. Selain itu juga disertai kemampuan memanggil
kembali ingatan yang lama;
- Kejelian dan cermat terhadap hal-hal detil. Sherlock
Holmes adalah 'pakar' dalam detil dan kecermatan---dengan catatan, jika Holmes
itu sosok yang nyata. (Tetapi saya meyakini Holmes itu nyata!). Dalam setiap
memecahkan masalah, Sherlock Holmes selalu melakukan observasi---pengamatan
langsung di lapangan. Contoh lain, dalam kasus Saksi Bisu, Hercule Poirot
pernah hampir buntu menghadapi kasusnya. Baru setelah ia mereview kembali, dan
mengingat detilnya, ia berhasil menemukan pelaku pembunuhan.
- Kemampuan meng-interogasi. Semakin tinggi kemampuan interogasi
yang dimiliki seseorang, ia akan mudah mengorek fakta, 'fakta' palsu, atau
keterangan dari seseorang---tanpa orang itu menyadarinya. Kemampuan ini juga
beriringan dengan keahlian menggunakan teknik pembuktian terbalik dalam
menginterogasi seseorang. “Pandai-pandailah memancing pertanyaan dengan fakta
yang salah, maka ia akan memberikan fakta sebenarnya”. Memang tidak selalu
berhasil, tetapi bisa dicoba.
- Kemampuan bernegosiasi. Ini masih berkaitan dengan
kemampuan meng-interogasi. Kemampuan bernegosiasi sangat penting, dalam
praktik-prakti di lapangan, dimana dibutuhkan keberanian menembus kebekuan
seseorang, menghadapi orang keras kepala, dan sebagainya.
- Pengetahuan terhadap hukum perundang-undangan yang
berlaku.
- Kemampuan menganalisa. Ini penting untuk menguji kebenaran
fakta---baik fakta benda atau fakta lisan. Detektif yang baik tidak pernah
berangkat dari titik motif; selalu harus dari fakta-fakta. Sherlock Holmes
mengajari kita bagaimana metode ilmiah (scientific method, metode eliminasi
atau eksklusi, mempersempit pencarian, dan mempermudah memecahkan masalah.
Memang membingungkan, apakah Holmes itu 'ilmuwan yang nyasar jadi detektif',
ataukah 'detektif dengan sambilan ilmuwan'? Dalam suatu kisahnya, Holmes menulis
artikel tentang tanaman atau obat-obatan di sebuah jurnal. Dengan pikiran yang
sangat logis, Holmes bisa disebut seorang matematikawan. Dengan
percobaan-percobaannya di laboratorium, Holmes juga bisa disebut fisikawan atau
kimiawan. Ada penemuannya yang dipakai kepolisian Scotland Yard.
Metode eliminasi atau eksklusi, maksudnya dengan
menyingkirkan hal-hal yang sudah pasti mustahil---setelah diuji dengan fakta
dan observasi. Hercule Poiro mengajari kita bagaimana memecahkan masalah dengan
metode kesimpulan deduksi. Untuk meningkatkan kemampuan analisa, ada banyak hal
yang harus dipelajari---tidak hanya metode deduksi, induksi, atau kombinasi
keduanya. Ada pula metode analisa yang diperkenalkan Rene Descartes, yang
dikenal dengan Analisa Cartesian, dan sebagainya. Anda bisa mempelajarinya dari
internet atau buku-buku yang ada.
- Kemampuan penting lainnya, diantaranya teknik penyamaran,
teknik mengikuti/membuntuti seseorang, teknik melacak/tracking, maupun
pengetahuan forensik sederhana dalam kasus kriminal. Contoh pengetahuan
forensik sederhana; seseorang yang ditemukan meninggal dengan leher membiru,
dipastikan meninggal kehabisan nafas.
(ben/net)
(ben/net)
No comments:
Post a Comment