Friday, July 10, 2009

CERNAK, 12 Juli 2009


Princess Audrey

Oleh Benny Rhamdani


Princess Audrey tinggal di istana Kerajaan Twin Towers. Sejak kecil Princess Audrey terkenal sebagai princess yang suka sekali berenang dan menyelam di laut. Bisa saja karena letak istana tak jauh dari pantai putih yang bersih.


Suatu hari ketika Princess Audrey sedang berenang di pantai, muncul seorang perempuan ikut berenang di dekatnya. Para pengawal di pantai sama sekali tak memerhatikan perempuan itu.


“Hai Princess Audrey! Princess berenang dengan hebat sekali. Maukah berlomba denganku?” tanya perempuan

itu.


“Ya, dengan senang hati. Tak ada perempuan yang kukenal bisa berenang sebaik aku,” kata Princess Audrey bersiap.


“Oh iya, namaku Samudri. Ayo, kita berenang sampai ke pulau kecil itu!” Samudri mulai mengayuh tangannya.

Princess Audrey merasa tertantang. Dia pun mengayuh tangannya menuju pulau kecil.


Tiba-tiba sebuah ombak besar menghadang mereka. Princess Audrey tak sempat menghindar. Ombak itu menggulung tubuh Princess Audrey, lalu menyeretnya ke dalam laut. Princess Audrey tak sadarkan diri. Saat terbangun, dia mendapatkan dirinya di sebuah istana bawah laut.


“Di mana aku?” tanya Princess Audrey bingung.


“Tenang Princess, sekarang ada di istanaku,” kata perempuan yang ternyata seorang Princess di istana bawah laut. Dialah Princess Samudri. “Maaf, aku harus mengundangmu dengan cara ini,” katanya kemudian.


Princess Audrey memerhatikan sekitarnya. Istana yang indah dan berbeda dengan istana di daratan. Pincess Audrey kemudian merasakan kepalanya sedikit berat. Ah, ada sebentuk cangkang.


“Biarkan cangkang itu agar Princess Audrey bisa bernafas dan bicara di istana bawah air ini,” kata Princess Samudri.


“Oh, begitu ya.” Princess Audrey kemudian menuju jendela istana untuk melihat pemandangan. Oh ... Princess Audrey kaget bukan kepalang ketika melihat sejumlah makluk air tengah bersedih di luar sana. “Kenapa mereka bersedih?”


“Mereka bersedih karena ulah manusia,” kata Princess Samydri. “Ayo, kita menemui mereka.”


Princess Audrey mengikuti Princess Samudri. Di luar, Princess Audrey mendekati seekor ibu penyu yang sedang menangis.


“Mengapa kau menangis?” tanya Princess Audrey.


“Anakku sedang mencari makan ubur-ubur. Dia kemudian memakan ubur-ubur yang ditemukan. Tapi ubur-ubur itu susah ditelannya, dan malah menyangkut di perutnya. Rupanya, yang dimakannya bukan ubur-ubur, tapi kantong plastik yang dibuang manusia sembarangan,” kata ibu penyu.


“Kantong plastik mungkin sangat berguna bagi manusia. Tapi mereka hanya menggunakannya sebentar, setelah itu dibuang begitu saja. Setiap hari banyak kantong plastik yang sampai ke laut. Sampah plastik itu sebagian dimakan oleh anak-anak ikan dan penyu yang belum mengerti. Jadinya, mereka sakit, bahkan ada yang langsung mati,” ucap Princess Audrey.


“Tapi aku sudah melarang rakyatku membuang sampah ke laut,” jelas Princess Audrey.


“Mereka memang tidak membuang langsung ke laut. Ada yang membuangnya ke sungai. Nah, semua sungai bermuara ke laut. Akhirnya sampah plastik itu sampai juga ke laut. Sebenarnya bukan hanya kantong plastik, tapi juga botol plastik minuman. Lihatlah, kami sudah mengumpulkannya di sana!” tunjuk Princess Samudri.


Princess Audrey kaget ketika melihat tumpukan botol plastik yang menggunung. Beberapa makluk laut terlihat berkumpul di dekatnya. Ada yang sedang membuat tas, membuat perabotan rumah tangga, dan beberapa hal lainnya dari botol plastik bekas itu.


“Jumlah penduduk kami sudah berkurang karena terumbu karang yang rusak, belum lagi nelayan yang menangkap kami dengan pukat harimau. Plastik-plastik dari manusia sangat sedikit yang bisa kami olah. Nah, kalau saja manusia sendiri yang mengolahnya, laut ini tidak akan menjadi kotor,” saran Princess Samudri.


Princess Audrey mengangguk tanda mengerti. “Terima kasih, Princess Samudri. Aku jadi tahu apa yang harus kulakukan kini untuk menjaga lautku,” kata Princess Audrey.


Setelah diundnag keluarga kerajaan makan sop ganggang, Princess Audrey diantar pulang menuju pantai oleh Princess Samudri. Sebagai tanda persahabatan, Princess Samudri memberikan seuntai kalung mutiara berwarna pink.


Para pengawal dan keluarga kerajaan terkenjut dnegan kedatangan Princess Audrey. Mereka mengira Princess Audrey sudah hilang ditelan ombak ganas.


“Apa yang telah terjadi denganmu, puteriku?” tanya Baginda Raja.


Princess Audrey pun menceritakan pengalamannya. Baginda Raja kemudian membuat keputusan bagi rakyatnya agar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai dan luat. Bukan hanya itu, rakyat juga diajarkan bagaimana menaurulang barang bekas. Pabrik plastik dibatasi jumlahnya oleh Baginda Raja. Rakyat juga diajarkan untuk menggunakan kantong belanja yang bisa dipakai dalam waktu lama. Tak ada lagi kantong plastik di tempat-tempat belanja.


Princess Audrey berdoa, agar keputusan yang dibuat ayahnya bisa membantu kehidupan di laut sana menjadi lebih baik lagi. Amin.

^-^

No comments: