Friday, January 30, 2009

Cernak, 31 Januari 2009


Jejak Tertinggal

Oleh Benny Rhamdani

Kalung Tante Bianca hilang. Padahal kalung itu sangat berarti bagi Tante Bianca. Selain harganya mahal. Kalung itu merupakan warisan leluhur.


Prita pernah melihat kalung itu sekali. Bentuk liontinnya tidak terlalu istimewa, tapi tetap kelihatan indah.


Lantas siapa yang mencurinya?


Tante Bianca sudah melapor kepada Om Farhan, seorang inspektur polisi. Kemudian Om Farhan datang ke rumah dan menyelidiki rumah Tante Bianca. Prita yang tinggal di sebelah rumah Tante Bianca ikut menyaksikan.


“Pencurinya tidak mennggalkan jejak apapun. Dia menghapus semua jejak yang dibuatnya,” kesimpulan Om farhan.


Wah, hebat sekali pencurinya, pikir Prita. Tetapi, bukankah jejak yang dihapus semua sebenarnya justru merupakan jejak yang ditinggalkannya. Ya, berarti dia sudah merencanakan pencurian dengan matang.


“Kami akan menanyakan saksi-saksi,” kata Om Farhan.


Satu per satu orang-orang di sekitar rumah Tante Bianca ditanya.


Tante Bianca adalah yang pertama.


“Malam itu saya tidak menginap di rumah. Sejak sore saya pergi ke apartemen teman saya dan menginap di sana. Pagi harinya saya pulang, lalu sewaktu hendak mengambil kalung itu di laci, saya tidak menemukannya,” keterangan Tante Bianca.


Berikutnya, Bi Sarmila.


“Saya pergi meninggalkan rumah sebelum Tante Bianca pergi. Saya sudah izin untuk pulang dulu ke rumah saya. Begitulah yang saya lakukan setiap akhir pekan. Saya kembali esok dan mendapatkan rumah ini sudah didatangi bapak polisi,” jelas Bi Sarmila.


Berikutnya Pak Hansip.


“Saya bertugas setiap malam mengelilingi kompleks rumah ini. Tak ada satu pun yang mencurigakan ketika melewati rumah ini,” kata Pak Hansip.


Om Farhan kelihatan bingung. Prita ikut mengerutkan kening.


Jadi pelakunya tahu, setiap akhir pekan Bi Sarmila pulang, hingga rumah ini kosong. Juga, mungkin tahu kebiasaan Tante Bianca menginap di rumah temannya.


Ngomong-ngomong, kenapa ya Tante Bianca sering menginap di rumah temannya?


Prita pernah menanyakan hal itu.


“Teman Tante itu tinggal sendirian di apartemennya. Tidak ada pembantu seperti Tante. Makanya Tante suka kasihan dan ingin menemaninya biar dia tidak kesepian,” papar Tante Bianca.


Tante Bianca memang hanya tinggal berdua dengan Bi Sarmila. Empat anaknya sudah menikah dan tinggal di rumah masing-masing. Sumai Tante Bianca sudah meninggal setahun lalu.


Sampai berjam-jam Om Farhan belum juga menemukan hasil. Sementara anak-anak Tante Bianca berdatangan karena mengkhawatirkan keadaan Tante Bianca.


“Mama, sebaiknya Mama pindah saja ke rumah kami. Biar tidak ada pencuri lagi,” ajak anak-anaknya.


“Tidak. Mama suka di sini. Banyak kenangan Mama dengan Papa kalian. Mengapa tidak kalian saja yang pindah ke sini lagi?” tanya Tante Bianca.


Akhirnya, anak-anaknya pun memutuskan akan bergantian menemani tante Bianca. Terutama di malam hari.


Tante Bianca tampak senang dan melupakan kehilangan kalungnya. Saat akhir pekan, Prita berkunjung ke rumah Tante Bianca, dan ternyata Tante Bianca tidak pergi ke rumah temannya yang di apartmen.


“Mengapa Tante tidak menamni teman Tante yang sendirian itu?” tanya Pritha.


“Ah, aku akan memasak untuk anak-anak dan cucu-cucuku,” kilah Tante Bianca.


“Apakah aku boleh mengunjungi teman Tante itu? Biar dia tidak kesepian.”


“Ya, tentu saja. Akan kuberi alamat dan nomor teleponnya.” Tante Bianca pun memberikan secarik kertas.


Prita kemudian mendatangi teman Tante Bianca yang bernama Tante Frida. Tentu sebelumnya sudah menelepon.


Tante Frida menyambut kedatangan Pritha. Dia tampak senang dikunjungi gadis kecil yang membawa hadiah benang-benag rajut.


Saat berbincang, Pritha melihat kalung yang dikenalnya dikenakan Tante Frida.


“Oh ini memang bukan kalungku. Tante Bianca yang menitipkan padaku. Katanya, dia mungki akan sulit ke sini lagi. Nah, biar aku tidak merindukan kedatangannya, aku diminta memakai kalung ini,” jelas Tante Frida.


Pritha tersenyum.Dia mengerti sekarang. Kalung itu tidak hilang dicuri. Tapi dititipkan kepada Tante Frida. Pasti Tante Bianca sengaja melakukan. Ya, agar anak-anaknya kembali memerhatikannya, dan mau menamaninya yang mulai merasa kesepian.


“Tapi aku yakin, Tante Bianca sebenarnya mulai bosan main ke sini. Ah, untung sudah ada kamu, Pritha. Kalau saja anak-anakku tidak ke luar negeri, akau tidak akan kesepian di sini,” kata Tante Frida.


“Aku berjanji akan menemani Tante Frida sebisaku. Kalau aku tidak bisa, aku akan meminta teman-temanku yang lain ke sini,” kata Pritha.


Ya, Pritha memang tidak tega membiarkan orang-orang seperti Tante Fridha dan Tante Bianca tinggal kesepian di masa tuanya.


Kalau kalian bagaimana? Apakah kalian juga senang menemani kakek ataupun nenek kalian yang kadang kesepian?


Ngomong-ngomong pulangnya Pritha langsung melapor soal penemuannya itu kepada ayahnya. Nah ayahnya itu adalah Om Farhan!


^-^

HORE, 31 Januari 2009

Sebelum Celana Jins dan T-shirt Kita Kenakan


Pernahkah kalian mengenakan jarak? Memang sudah jarang yang mengenakan untuk sehari-hari karena takut dibilang ketinggalan jaman. Tapi tak ada salahnya jika kita mengenal pakaian yang dikenakan oleh leluhur kita.



Busana tradisional Palembang banyak berasal dari masa-masa kesultanan Palembang sekitar abad ke 16 sampai pertengahan abad ke 19, dan dikenakan oleh golongan keturunan raja-raja yang disebut Priyai. Pakaian kebesaran untuk laki-laki dilengkapi dengan tanjak (tutup kepala) yang terbuat dari kain batik atau kain tenunan. Tanjak dibedakan atas tanjak kepudang, tanjak meler dan tanjak bela mumbang. Semuanya terbuat dari kain songket (kain tenunan tradisional) Palembang.


Baju yang dikenakan disebut kebaya pendek, atau bisa juga mengenakan kebaya landoong atau kelemkari yaitu kebaya panjang hingga di bawah lutut. Baju ini dibuat dari kain yang ditenun dan disulam dengan benang emas maupun benang biasa yang berwarna, atau dapat juga dicap dengan cairan emas perada (diperadan). Pada bagian dalam dikenakan penutup dada yang disebut kutang, terbuat dari kain yang ditenun, disulam, maupun diperadan. Tutup dada biasanya diberi hiasan permata.


Pakaian bagian bawah berupa celana panjang yang dinamakan celano belabas, yang terbuat dari kain yang ditenun. Mulai dari bagian bawah lutut sampai ke arah mata kaki disulam (diangkeen) dengan benang emas. Ada pula yang disulam dari bagian pinggul sampai ke mata kaki dengan motif lajur. Jenis celana yang lain disebut dengan celano lok cuan (celana pangsi; celana yang panjangnya sebatas lutut). Jenis celana ini tidak disulam dengan benang emas, dan ukuran celananya lebih lebar.


Setelah celana panjang dikenakan selembar kain yang disebut sewet bumpak. Kain ini dibuat dengan cara ditenun, ditaburi dengan bunga-bunga kecil dari benang emas, serta diberi tumpal benang emas. Kemudian pada bagian bawah selebar lebih kurang 10 atau 12 cm. diberi pinggiran benang emas.


Busana ini dilengkapi dengan ikat pinggang yang disebut badong, terbuat dari suasa, perak, atau tembaga yang dilapisi emas. Pada bagian luarnya ditatah dengan abjad atau angka-angka Arab, yang diyakini dapat membawa berkah dan keselamatan bagi pemakainya. Badong yang terkenal disebut badong jadam, yang dianggap jenis yang paling istimewa karena memiliki khasiat ampuh. Badong ini terbuat dari campuran berbagai bahan logam.


Pelengkap busana yang lain adalah keris. Sarung keris (pendok) terbuat dari emas, suasa, atau perak dengan tatahan bermotif bunga. Ada juga yang diberi batu permata, tergantung pada taraf ekonomi pemakainya. Keris ini diselipkan pada lambung sebelah kiri, dan sarungnya tidak kelihatan karena ditutupi kain atau celana. Hanya seorang raja yang boleh memakai keris dengan gagangnya menghadap keluar. Busana ini juga dilengkapi dengan alas kaki jenis terompah.


Pakaian sehari-hari


Pakaian orang laki-laki (wong lanang) terdiri dari kain (sewet), baju (kelambi), tutup kepala dengan jenisnya disebut tanjak, iket-iket atau kopiah (kopca), dan memakai alas kaki yang disebut gamparan atau terompah. Selanjutnya busana ini dilengkapi dengan sejenis senjata tajam, seperti keris, tumbak lado, badeek, rambi ayam, atau jembio. Kain (sewet) biasanya ditenun sendiri atau dibeli dari pulau Jawa. Demikian juga baju (kelambi) biasa ditenun sendiri, atau membeli bahan baju dari Jawa, Cina, India, atau Eropa. Laki-laki Palembang gemar memakai baju jenis bela booloo, yang dibedakan atas tiga jenis yaitu: memakai kancing (bemben), memakai kantong biasa, dan memakai kantong terawangan.


Tutup kepala juga dibuat sendiri dengan cara ditenun, dan diberi angkinan dari kain batik yang didatangkan dari Gresik, Lasem, Indramayu, atau Betawi. Saat ini sudah jarang orang yang memakai tanjak, sebagai gantinya dikenakan kopiah sebagai penutup kepala. Untuk alas kaki yang berbentuk gamparan terbuat dari potongan kayu yang bermutu, seperti kayu meranti payo atau ngerawan.


Sebagai pakaian sehari-hari, orang laki-laki umumnya mengenakan kain (sewet sempol) dan baju beta booloo. Ada juga yang memakai seluar (celana) panjang atau celana model pangsi (lok cuan). Pada umumnya mereka mengenakan tutup kepala, baik waktu bepergian maupun ketika sedang di rumah, karena mereka menganggap tutup kepala lebih penting dari baju. Jenis tutup kepala yang biasa dikenakan adalah kopiah (kopca). Pakaian untuk di rumah tidak dilengkapi dengan alas kaki.


Pada saat akan bepergian, mereka selalu mengenakan pakaian yang terbaik dan rapi. Mereka biasa mengenakan kain pelekat, yang halus dari jenis tajung Bugis atau gebeng Palembang. Baju yang dikenakan berupa jas tutup terbuat dari bahan linen, kamhar, atau las. Bagi orang kaya tidak ketinggalan jam kantong dengan medalion. Pakaian ini dilengkapi dengan ikat pinggang (cak pinggang) terbuat dari kulit. Sebagai alas kaki adalah terompah atau sepatu tanpa tali. Busana untuk bepergian tersebut juga lazim dikenakan kaum laki-laki pada kegiatan-kegiatan perayaan.


Busana untuk perempuan (wong betino) terdiri dari kain (sewet sarung), umumnya batik Betawi atau yang dinamakan sewet mascot. Baju yang dikenakan disebut baju kooroong (kurung) terbuat dari kain belacu. Baju kurung ini lazim dikenakan oleh perempuan yang sudah tua, sedangkan perempuan muda memakai baju kebaya.

Mereka juga mengenakan selendang (kemben), yang dikenakan pada kepala, bahu, dada, dan dahi. Untuk ikat pinggang dikenakan sejenis pending yang disebut badong atau angkin. Tetapi saat ini jenis ikat pinggang tersebut sudah jarang dikenakan, sebagai penggantinya dipakai setagen (kain kecil yang sangat panjang yang dikenakan melilit perut, berasal dari Jawa). Sedangkan sebagai alas kaki dikenakan terompah dengan sulaman klingkan bagi perempuan yang sudah tua, dan untuk orang muda mengenakan cenela atau selop tungkak tinggi (sandal bertumit tinggi).

Wanita yang sudah menikah atau yang sudah tua lazim memakai selendang sebagai tutup kepala, yang disebut koodoong (kerudung) kajang atau koodoong trendak. Namun sejak tahun 1942 koodoong kajang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan mengalami perubahan fungsi sebagai tudung saji atau tutup makanan. Selendang tersebut biasanya diberi rumbai-rumbai (rumbe rumbe).


Pada masa lalu, semua bahan pembuatan busana tersebut didatangkan dari Jawa, Cina, India, dan Singapura. Saat ini orang Palembang sudah dapat membuat sendiri busana mereka dengan bahan-bahan yang diperoleh dari alam sekitarnya.


Sebagai pakaian sehari-hari, kaum perempuan lazim mengenakan kain (tenunan tradisional Palembang atau kain batik dari Jawa), baju kurung (kooroong) dengan panjang sebatas lutut, dan tutup kepala (tengkoolook). Rambut disisir dengan rapi dan diberi minyak lengo (minyak kelapa yang dicampur dengan daun pandan yang diiris halus, serta dicampur dengan bunga-bunga yang harum). Kemudian rambut ditata dengan sanggul, yang disebut geloongan coompook atau geloongan temakoo setebek.


Pada saat menghadiri suatu upacara adat, pakaian yang lazim dikenakan terdiri atas kain sarung (sewet saroong) batik yang halus, baju kurung yang panjangnya sampai lutut atau kebaya yang tepinya diberi renda hingga menutup dada (untuk remaja putri), rambut disanggul, dan terompah atau selop. Busana ini dilengkapi dengan sehelai selendang besar yang dipakai dengan rapi menutupi kepala sampai bahu, sehingga yang nampak hanya mata dan hidung pemakainya. Sebagai perhiasan pelengkap busana ini adalah kalung emas dengan liontin permata berlian atau intan, rangkaian peniti terbuat dari emas atau perak, gelang (jenis gelang yang terkenal disebut gelang kepalak ulo), serta gelang kaki (yang terkenal adalah gelang sekel kepalak nago).


Untuk menghadiri suatu upacara adat yang disebut penganten mungga, busana yang dikenakan kaum wanita adalah serba songket. Busana ini hanya boleh dikenakan oleh perempuan yang sudah bersuami. Songket ini merupakan pemberian suami ketika mereka menikah sebagai salah satu mas kawin. Dari mutu kain songket tersebut dapat terlihat kekayaan atau kemampuan keluarga yang memilikinya. Semakin halus songket yang dimilikinya, menandakan kekayaan keluarga yang bersangkutan. Sebagai kelengkapan busana serba songket ini sama dengan perhiasan yang lazim dikenakan untuk menghadiri upacara-upacara adat lainnya.


Nah, di sebagian kecil bagian tanah air, masih ada masyarakat yang memilih tetap menggunakan pakaian tradsional ketimbang pakaian modern seperti jins ataupun t-shirt. Namun, di kota-kota besar kebanyakan pakaian tradional dianggap tidak cocok dengan kegiatan mereka yang dinamis.


(ben/tamini.com)

Friday, January 23, 2009

Cernak, 25 Januari 2009


Tamu Misterius


Oleh Benny Rhamdani


Hari masih hujan deras di luar. Suara halilintar membuat Ratih ketakutan. Sendirian di rumah saat hujan lebat memang menyebalkan.


Ratih mencoba menelepon ke handphone mama. Tapi nadanya sibuk. Ke telepon Papa juga sama


“Uuuh, berapa lama lagi sih Mama pergi ke ulangtahun kantor Papa?” tanya ratih dalam hati. Dia jadi menyesal menolak ajakan papa ikut. Pasalnya, Minel berjanji akan main ke rumahnya. Eh, begitu Papa dan Mama pergi, Minel membatalkan janjinya lewat telepon.


Ting-tong!


Bel rumah berbunyi.


“Siapa ya?” gumam Ratih sambil bangkit dari duduknya. Dia melihat ke jendela. Tidak ada siapa-siapa. Aneh.


Ting-tong!


Ratih merasa ketakutan. Dia melihat ke pintu pagar. Kenop bel ada di sana. Dan ratih tidak melihat seorang pun di dekatnya.


Suara petir dan kilat saling bersahutan. Membuat suasana makin tak nyaman.


Ting-tong!


Ratih benar-benar letakutan sekarang. Tapi tiba-tiba telepon rumah berdering.


“Halo! Ratih? Ini Papa,” kata suara di seberang.


“Papa! Papa di mana? Masih lama? Ratih takut nih. Mana hujan lebat.”


“Takut apaan?” tanya Papa.


“Bel pagar bunyi terus. Padahal nggak ada orang,” jelas Ratih.


“Oh, bel itu memang rusak kabelnya. Kemungkinan kemasukan air, jadi terjadi arus pendek. Nanti Papa betulkan,” jelas Papa.


“Terus kapan Papa pulang?” tanya Ratih.


“Ini udah di jalan. Tapi macet minta ampun. Mana ada pohon tumbang. Ditambah lagi banjir,” keluh Papa. “Oh iya, nanti akan ada teman Papa yang bertamu. Kalau dia sampai di rumah sebelum Papa dan Mama pulang, persilakan masuk saja.”


“Namanya?”


Om Danu. Orangnya tinggi.”


“Iya. Nanti Ratih terima.”


“Ya sudah kalau begitu. Sampai ketemu nanti ya.”


Klik. Telepon pun dimatikan. Hamper bersamaan dengan itu, terdengar lagi suara pintu bel pagar. Ting-tong.


Otomatis Ratih melihat ke pintu pagar. Dilihatnya seorang lelaki berdiri sambil berpayung hitam. Ratih segera membuka pintu rumah.


“Dorong aja pintunya, Om. Nggak dikunci kok,” teriak Ratih dari teras.


Lelaki itu mendorong pintu pagar lalu memasuki halaman rumah. Begitu smapai teras dia menutup payungnya.


“Selamat sore. Nama saya Om …”


“Om Danu, kan? Teman Papa, kan? Ayo masuk. Papa tadi udah ngasih tahu. Tapi Papa dan Mama masih diperjalanan. Katanya macet. Mudah-mudahan cepat sampai,” ajak ratih. Dia bersemangat karena kini dia tidak sendirian di rumah.


Om Danu mengangguk sambil tersenyum ramah.


“Duduk dulu, Om. Mau minum apa?”


“Teh hangat saja. Terima kasih.”


Ratih segera ke dapur. Ternyata Om Danu lebih muda dari yang dibayangkan

Ratih. Wajahnya tampan seperti bintang sinetron. Kulitnya putih dan bersih.


“Ini Om, tehnya,” kata Ratih sambil menyodorkan teh hangat. “Oh iya, kenalkan sama saya Ratih.”


Om Danu mengangguk, lalu meneguk teh hangat itu. “Kamu tadi sedang apa sendirian di rumah?” tanya Om Danu.


“Lagi mengerjakan pe-er bahsa Inggris. Tapi susah sekali.”


“Boleh Om Danu lihat? Siapa tahu Om bisa membantu Ratih.”


Ratih pun menunjuukan tugas sekolahnya. Om Danu langsung menerangkan soal-soal sulit itu. Ratih jadi lebih mudah mengerjakannya. Wah, padahal Mama dan papa suka rumit kalau menjelaskan. Malah bikin Ratih pusing.


“Bahasa Inggris beres. Kalau matematika, Om Danu juga pintar?” tanya Ratih.


Om Danu mengangguk.


“Kalau begitu Bantu Ratih juga ya,” ucap ratih sambil mengeluarkan buku tugas matematikanya.


Lagi-lagi Om Danu menjelaskan soal-soal itu hingga Ratih mengerti. Akhirnya sepuluh tugas matematika pun diselesaikan dengan cepat.


“Om Danu boleh ikut ke kamar kecil?” tanya Om Danu.


“Boleh. Tuh ada di belakang pojok kanan,” jelas Ratih.


Bersamaan dengan pintu kamar kecil ditutup Om danu, terdengar suara pintu pagar dibuka. Mobil papa masuk kemudian. Ratih langsung ke teras menyambut Mama dan Papa.


“Papa, kok lama sih? Om Danu sudah datang dari tadi tuh,” kabar Ratih.


“Datang dari tadi?” Papa seperti tidak percaya.


“Iya, ada di dalam tuh. Barusan sih lagi ke kamar kecil.”


Papa dan Mama sertengah berlari masuk ke dalam rumah. Papa kemudian, membuka pintu toilet. Tidak terkunci. Dan ternyata tidak ada Om danu di sana.


“Tidak ada siapa-siapa kok,” kata Papa dan Mama.


Ada kok. Ini cangkir teh minumannya. Sudah mau habis,” kata Ratih bingung.


Papa dan mama mengelilingi rumah dengan perasaa cemas. Tapi Om Danu tidak ditemukan.


“Heran. Kok nggak ada. OmDanu ke mana ya? Tadi ke sini kok! Om Danu tadi Bantu Ratih ngerjain tugas Bahasa Inggris dan matematika,” jelas Ratih.


“Dengarkan Mama, Ratih. Om Danu tidak akan mungkin ke rumah ini ….”


“Kenapa? Tadi ada kok.”


Mama dan Papa bingung menjelaskan. Ya, tadi setelah papa menelepon Ratih, Papa ditelepon keluarga Om Danu. Katanya Om Danu meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.


Jadi … sebenarnya siapa tamu yang datang tadi?


Papa dan Mama berpikir Ratih hanya berhalusinasi.


^-^

Thursday, January 22, 2009

Hore, 25 Januari 2009



Kenapa Kerbau Tak Takut Harimau?

Tahukah kalian bahwa besok adalah perayaan tahun baru imlek? Nah, menurut penanggalan Cina itu, tahun ini kita memasuki Tahun Kerbau. Wah, apakah kalian tahu hewan kerbau seperti apa? Yuk, kita cari tahu!

Kerbau adalah binatang memamak biah yang masih termasuk dalam subkeluarga bovinae. Kerbau liar atau disebut juga Arni masih dapat ditemukan di daerah-daerah Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam, China, Filipina, Taiwan, Indonesia, dan Thailand.

Penjinakan kerbau sangatlah umum di Asia, Amerika selatan, Afrika utara, dan Eropa. Kerbau liar banyak hidup dan ditemui di Asia Tenggara, walau asal-usul kerbau ini masih dipertanyakan. Saat ini populasi kerbau liar di Asia mulai menurun dan dikhawatirkan bahwa di masa yang akan datang tidak akan ada lagi populasi kerbau liar yang dapat ditemukan.

Kerbau dewasa dapat memiliki berat sekitar 300 kg hingga 600 kg. Kerbau liar dapat memiliki berat yang lebih, kerbau liar betina dapat mencapai berat hingga 800 kg dan kerbau liar jantan dapat mencapai berat hingga 1200 kg. Berat rata-rata kerbau jantan adalah 900 kg dan tinggi rata-rata di bagian pundak kerbau adalah 1,7 m.



Salah satu ciri yang membedakan kerbau liar dengan kerbau domestik adalah bahwa kerbau domestik memiliki perut yang bulat. Dengan adanya percampuran keturunan antara kerbau-kerbau antara populasi yang berbeda, berat badan kerbau dapat bervariasi. Kerbau diperkirakan berasal dari Asia selatan.

Klasifikasi kerbau masih belum pasti. Beberapa mengelompokkan kerbau sebagai suatu spesies Bubalus bubalis dengan tiga subspesies yaitu Kerbau sungai (B. bubalis bubalis) yang berasal dari Asia selatan, Kerbau rawa (B. bubalis carabanesis) yang berasal dari Asia tenggara dan Arni atau kerbau liar (B. bubalis arnee).

Susu dari kerbau banyak digunakan oleh manusia. Contohnya sebagai bahan keju Mozzarella. Daging kerbau juga merupakan hasil ekspor utama di India. Meskipun demikian daging kerbau kurang disukai di Asia karena kekerasannya. Kulit kerbau sering digunakan juga sebagai bahan sepatu dan helm sepeda motor.

Tahan Lapar

Asia adalah tempat asal kerbau. Sebesar 95% dari populasi kerbau di dunia terdapat di Asia. Banyak negara-negara Asia yang tergantung pada spesies ini, baik untuk daging, susu atau tenaga kerjanya.

Pada 1992 populasi kerbau di Asia diperkirakan mencapai 141 juta ekor. Kadar lemak dari susu kerbau sangatlah tinggi. Ada dua subspesies yang hidup di Asia yaitu kerbau sungai yang dapat ditemukan di Nepal hingga di ketinggian 2.800 m, dan kerbau rawa yang hidup di dataran rendah.

Kerbau dapat hidup dengan efisien dalam masa-masa kekurangan pakan, yang menyebabkan hewan itu tahan hidup. Kerbau sering digunakan untuk membajak sawah, karena mereka dapat bergerak di atas lumpur jauh lebih baik daripada sapi.

Di alam liar hanya sedikit populasi kerbau liar yang masih hidup. Kerbau liar India dapat ditemukan di India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan dan Thailand. Kerbau ini memiliki tanduk yang sangat besar dengan rata-rata 1 m ukurannya. Walau demikian seekor kerbau yang ditembak pada tahun 1955 memiliki tanduk yang ukurannya dari ujung ke ujung mencapai 4,24 m. Ini juga salah satu sebab mengapa kerbau jarang diserang oleh hewan pemakan daging.

Harimau adalah salah satu hewan pemakan daging yang dapat membunuh kerbau yang beratnya mencapai 1000 hingga 1200 kg. Dan hanya harimau yang berpengalaman akan menyerang kerbau di bagian kaki terlebih dahulu. Jika diserang kerbau akan menghadang harimau dengan tanduk dan hidungnya serta membentuk barisan. Kerbau juga dikenal sebagai hewan yang sering menyerang. Ini menyebabkan kerbau masih menjadi hewan yang bisa berbahaya bagi manusia.

Saat ini populasi kerbau liar diperkirakan mencapai 4000. Walaupun dalam jumlah ini juga termasuk jenis campuran dan kerbau liar yang telah didomestikasi. Diperkirakan juga bahwa hampir tidak ada lagi kerbau liar yang hidup di alam liar. Kerbau juga merupakan hewan nasional Filipina.


Buruan


Kerbau pertama kali diperkenalkan di kawasan utara Australia yang kemudian lolos dari domestikasi. Status ini menyebabkan kerbau di Australia menjadi hewan buruan. Di pulau Melville kerbau sering dijadikan objek buruan, di tempat ini terdapat sekitar 4000 ekor populasi kerbau. Kerbau juga hidup di Arnhem Land.

Kerbau hidup terutama di bagian yang berair dan di musim hujan kerbau dapat menyebar dalam kawasan besar. Kerbau di Australia dapat memiliki bentuk yang berbeda dari kerbau di Indonesia.

Kerbau Eropa

Kerbau Eropa diperkenalkan di Afrika Utara dan Timur Tengah pada sekitar tahun 600 Masehi. Di zaman pertengahan kerbau dibawa ke Eropa dan saat ini dapat ditemukan di Bulgaria dan Italia. Seperti di Asia kerbau di sini juga hidup di lapangan terbuka yang vegetasinya jarang. Mereka menjadi bahan pangan, serta bahan investasi bagi keluarga.

Di beberapa daerah mereka juga menjadi bagian dari festival tahunan. Jenis yang hidup di sini umumnya adalah kerbau sungai, walau karena isolasi genetis mereka dapat memiliki bentuk yang berbeda. Susu kerbau ini juga digunakan sebagai bahan keju Mozzarella.

Kegunaan

Kerbau selain digunakan sebagai penghasil susu dan daging juga sering digunakan karena tenaganya. Di Minangkabau, Sumatra Barat, susu kerbau juga diolah menjadi sejenis yoghurt. Kotoran kerbau dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan bakar jika dikeringkan.

Nah, meskipun ada pepatah menganggap kerbau adalah binatang dungu, namun kerbau tetap punya manfaat bagi kita lho.

(ben/wikipedia)

Friday, January 16, 2009

Cernak, 18 Januari 2009


Pangeran Vampir


Oleh Benny Rhamdani


Sore itu benar-benar ingin santai.Segera saja kubawa buku kesukaanku berjudul Princess Hamesha yang ditulis oleh pengarang favoritku. Aku membaca buku itu di lapangan di belakang rumah. Di atas rumput hijau di bawah pohon rindang.


Ssssrrrr….


Rasanya nikmat sekali karena angina berembus perlahan.


Saat itulah aku mendengar suara derap langkah kuda. Aku terkejut. Kulihat bebrapa orang berpakaian prajurit menuju ke arahku.


Aku pun buru-buru berdiri.


“Selamat siang, Nona. Kami ingin tahu, apakah kau melihat seorang pria berpakaian hitam lewat daerah ini?” tanya salah satu dari mereka.


“Sejak tadi aku di sini, aku tidak melihat seorang pun sampai kalian dating. Mengapa dengan pria berpakaian hitam itu?” tanyaku heran.


“Hati-hati saja. Dia adalah vampir. Permisi, Nona,” kata mereka sambil kemudian meninggalkanku.


Huh, konyol sekali! Mereka pasti orang-orang yang sedang berlatih sandiwara. Mana ada vampir di sini!

Aku meneruskan kembali membaca buku. Tapi perutku kemudian berbunyi. Wah, aku lupa membawa makanan untuk ngemil. Hm, padahal kalau ada kue dan limun pasti lebih asyik lagi.


Ah, pulang saja dulu.


Aku berjalan menuju rumah. Tapi sebelum sampai pintu, aku terkejut melihat seorang pria tergeletak di halamn rumahku. Pria yang tampan dengan mata berkilau.


Aku menhampirinya. Berharap dia masih hidup.


“Tolong … tolong aku …,” katanya mengiba.


Aku pun sebisa mungkin memapahnya. Hm, sebenarnya aku tidak sungguh-sungguh memapahnya karena tubuhnya sangat berat. Dan aku hanyalah seorang gadis kecil yang mungil serta cantik jelita. Hehehehe …


Aku membawanya masuk, lalu duduk di sofa tamu.


“Siapa kau?” tanyaku bingung.


“Namaku Edward. Aku tersesat. Tadi aku berlari-lari karena dikejar seekor serigala,” katanya.


Oh iya, kata orang di sekitar hutan memang masih ada serigala. Tapi aku belum pernah melihatnya. Kalau bisa sih jangan sampai ketemu yang namanya serigala. Melihat bentuknya saja di televisi sudah membuatku merinding.


Aku memberi Edward makan dan minuman. Tapi sepertinya dia tak suka roti dan limun. Ketika kutawari susu, dia juga tidak mau.


“Aku tidak lapar dan haus. Aku hanya lelah. Boleh aku istirahat di sini sebentar?” tanya Edward.


“Ya, silakan saja. Ibu dan ayahku baru pulang sejam lagi.”


“Aku berjanji akan pergi sebelum ayah dan ibumu pulang.”


:Lho kenapa? Mereka tentu tidak akan keberatan,” tanyaku bingung.


Edward menggeleng lalu membaringkan kepalanya. Dia benar-benar capek.


BRUK!


Aku terkejut karema tahu-tahu terdengar bunyi benda jatuh di belakangku. Saat menoleh aku kaget. Ada sepasang manusia. Eh, benarkah manusia? Muka mereka kok menyeramkan.


“Ini korban kita kali ini,” kata yang perempuan.


“Lihat, ada Vampir pelindung di sini. Si Pangeran Edward!” kata yang lelaki.


Mendegar suara itu Edward terbangun. Dia jadi sehat seketika. Aku bingung, benar-benar bingung. Ada apa ini?


“Jangan ganggu dia. Suatu saat dia dewasa nanti, dia akan menjadi permaisuriku,” kata Edward.


Sepasang makhluk menakutkan itu tertawa. Mereka mendekatiku. Edward langsung menghadang.


Akhirnya pertempuran sengit terjadi. Aku hanya berteriak membayangkan ibuku akan ngomel karena perabotan rumahnya pecah berantakan.


Tak lama kemudian aku melihat dua makluk menyeramkan itu menghilang setelah dihajar Edward.


“Maafkan, rumahmu berantakan,” kata Edward kemudian.


“Tak apa-apa. Nanti aku akan bilang ada sapi gila masuk rumah ini. Maaf, sebenarnya siapa kau?” tanyaku ingin tahu.


“Aku adalah seorang pangeran. Pangeran yang punya kekuatan melihat ke masa depan. Sebelum ini, aku melihat di masa depan nanti kau akan menjadi permaisuriku. Maka aku harus selalu menjagamu. Karena akan banyak orang yang akan mencelakaimu,” jelas Edward.


“Iya. Tapi pangeran apa? Pangeran dari mana?” tanyaku.


“Pangeran Vampir.”


“Vampir?”


"Betul".


Oh … vampire! Jadi … dia benar-benar vampire. Dia akan mengambil darahku. Hiiiy! Dan katanya aku akan jadi permasurinya. Oh ….


Kepalaku pusing. Aku pingsan!


Entah berapa lama aku tak sadar. Sampai akhirnya ada yang mengguncang bahuku.


“Bella… Bella! Bangun. Mengapa tertidur di sini?”


Aku terbangun. Oh syukurlah. Aku melihat Ibu di sebelahku.


Mataku melihat ke sekelilingku. Lho, kok aku di lapangan sih?


“Di mana Edward?” tanyaku pada Ibu.


“Edward? Edward siapa?”


Aku tersipu malu. Oh, ternyata aku tadi bermimpi. Hera ya kenapa aku bermimpi tentang pangeran vampire? Padahal buku Princess Hamesha yang kubaca bukan tentang vampire.


Ssssr ….


Angin sore meniup rambutku.


Saat aku berjalan meuju rumah, samar-samar aku mendengar suara bisikan memanggil namaku.


“Bella … Bella ….”


Buku kudukku langsung merinding.


*-*

Hore, 18 Januari 2009

Bukan Sembarang Patung


Kalian pernah melihat patung atau arca? Tahukah kalian jika patung juga merupakan bagian dari kegiatan seni rupa? Ya, seni rupa memang bukan hanya melukis di atas kanvas.


Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung.


Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan menggunakan bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari perunggu dan batu seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak, jade, dan gading. Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang lebih luar, termasuk kayu, keramik, dan logam.



Pada masa lalu patung dijadikan sebagai berhala, simbol Tuhan atau Dewa yang disembah. Tapi seiring dengan makin rasionalnya cara berfikir manusia, maka patung tidak lagi dijadikan berhala melainkan sebagai karya seni belaka.


Patung di Asia



Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia, biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs peninggalan di negara itu.



Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.



Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.


Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan.



Patung Budha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah.



Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang.



Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah.


Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.



Patung Kontemporer



Di zaman sekarang dimana seni kontemporer mulai berkembang pesat, patung bisa menjadi semacam 'seni pertunjukan'. Misalnya di beberapa tempat seperti Tiongkok, Jepang, Kanada, Swedia dan Rusia diadakan festival patung es yang diselenggarakan secara berkala.



Istilah patung kinetik dipakai untuk patung yang dirancang untuk bisa bergerak. Beberapa seniman yang membuat karya patung kinetik adalah: Marcel Duchamp, Alexander Calder, George Rickey dan Andy Warhol. Di Indonesia juga ada beberapa pematung terkenal, salah satunya adalah Nyoman Nuarta yang sekarang tinggal di Bandung.


Kalian ingin jadi pematung. Asal kalian jangan diam saja. Nanti lama-lama dikira patung lho!

(ben/wikipedia)

Friday, January 09, 2009

Cernak, 11 Januari 2009


Misteri Loteng Tua

oleh Benny Rhamdani


Keluarga Farah pindah rumah. Bukan rumah di kompleks perumahan yang baru dibuka. Tapi ke

daerah perkebunan di pinggir kota. Rumahnya besar, dengan loteng yang luas pula.


Saat pertama datang Farah tak sabar untuk masuk ke loteng itu. Dia menarik kakaknya, Ibnu,

untuk melihat ke atas. Mereka pun menapaki tangga yang terbuat dari kayu jati.


Di loteng ternyata ada beberapa ruang. Tapi yang terluas adalah gudang.



“Wah, kita lihat-lihat yuk! Siapa tahu ada mainan Jumanji,” kata Ibnu.


Jumanji adalah nama permainan yang bias membawa pemainnya terlibat petualangan dengan

aneka binatang. Tentu saja mainan ini hanya ada di film.


“Ah, mendingan juga menemukan mainan Zathura,” kata Farha.


Zathura mirip mainan Jumanji. Hanya lokasinya berbeda. Zathura membawa pemainnya ke

petualangan di luar angkasa. Lagi-lagi, ini Cuma ada di film.


Merteka membongkar-bongkar kardus yang ada di sana. Ternyata mereka tak menemukan

mainan apapun. Hanya ada buku-bukutebal, peralatan olahraga, lalu mesin tik tua.


“Kita buka lemari itu yuk!’ tunjuk Ibnu.


“Tapi jangan masuk ke dalamnya. Nanti kita kesasar ke negeri Narnia,” ucap Farah.


Dalam buku cerita Narnia karangan C.S Lewis, para pelakunya memang tersesat ke negeri Naria

ketika masuk ke lemari. Di negeri itu mereka bertualangan dengan segala keanehan makhluk

hidup.


Ibnu membuka pintunya perlahan. Ketika setengahnya, dia melihat ….


“AAAAAHRG!”


Jaritan suara Ibnu membuat Ayah dan Ibu naik ke loteng. Keduanya terkejut ketika masuk.

Soalnya, mereka melihat wajah Ibnu pucat, tapi Farah malah terbahak-bahak.


Ada apa ini?” tanya Ibu.


“Kak Ibnu ketakukan setengah mati melihat kerangka palsu di lemari ini,” jelas Farah.


“Hm, kalian ini. Bukannya membantu Ayah dan Ibu di bawah. Malah main-main,” kata Ayah.


Mereka kemudian turun. Di lantai bawah masih banyak yang harus dikerjakan.


Setelah seharian membereskan rumah dibantu dengan beberapa tetangga, malamnya mereka

kelelahan. Tak terkecuali Farah. Dia langsung tidur tak lama setelah makan malam.


Namun tengah malam, Farah terbangun. Dia mendengar bunyi suara mesin tik.


Tik-tik-tik …


Hari gini masih ada mesin tik? Bukannya sekarang eranya komputer? Pikir Farah.


Farah mencari sumber suara itu. Ternyata dari loteng. Farah pun penasaran menuju loteng. Dia

menyalakan lampu loteng. Tepatnya suara itu dari gudang. Ya, tadi siang Farah melihat ada

mesin tik tua di sana.


Farah membuka pintu gudang lalu menyalakan lampu. Tak ada siapapun. Dia melihat mesin tik

itu.


“Jangan-jangan ada tikus tadi,” pikir Farah. Dia memerhatikan mesin tik tua itu. Bentuknya

menarik. Farah memutuskan membawanya dan menjaduikannya hiasan di meja belajarnya.


Farah pun kembali ke kamar sambil membawa mesin tik itu.


Keesokan paginya saat sarapan Farah emmberitahukan Ayah dan IUbu ytentang mesin tik itu.


“Mesin tik itu pasti punya Pak Bondan,” kata Ayah. “Tapi ambil saja. Pak Bondan sudah

meninggal. Isterinya bilang, kita boleh memiliki semua yang ada di rumah ini.”


“Memangnya apa sih pekerjaan Pak Bondan?” tanya Farah.


“Penulis. Dia menulis buku, menulis scenario.”


“Kok Farah nggak pernah kenal penuylis dengan nama Bondan?”


“Dia menulis dengan Bahasa Inggris. Karyanya lebih banyak diterbitkan di luar negeri. Dia pakai

nama samaran tentu saja.”


“Oh begitu.”


Malam harinya Farah melihat-lihat mesin tik itu. Tiba-tiba Farah jadi ingin mengetik cerita.

Farah mengambil selembar kertas.


Misteri Loteng Tua.


Farah mengetik dulu judulnya.


Lalu apa lagi ya? Farah bingung. Untuk memancing ide Farah mencari buku bacaan. Tapi karena

keasyikan membaca, Farah jadi lupa meneruskan mengetik. Farah malah akhirnya terlelap di

tempat tidurnya.


Esok paginya ketika terbangun, Farah teringat mesin tiknya. Dia melihat mesin tik itu. Farah

kaget. Tak ada lagi lembar kertas yang dipasangnya terselip di mesin tik. Farah menemukan

beberapa lembar kertas yang sudah diketik. Lembar kertas itu berisi sebuah cerita yang

temanya sesuai degan judul diketik farah. Tentang loteng tua.


Farah bingung. Siapa yang menuliskan cerita ini? Tadi malam dia tak mendengar sama sekali

suara mesin tik.


Esok malamnya Farh kembali memasukan selembar kertas. Dia hanya mengetik judul. Esoknya

dia menemukan setumpuk lembaran kertas yang sudah diketik rapi. Kertas itu berisi cerita

sesuai judul yang diketiknya.


Farah tak memberitahukan hal itu kepada siapapun. Dia kemudian mengirimkan cerita-cerita

itu ke majalah, penerbit buku. Ceritanya banyak diterbitkan. Farah menjadi penulis terkenal

dalam waktu singkat.


Cerita pertama yang dihasilkan mesin tik itu adalah cerita yang kalian baca ini.


*-*

HORE, 11 Januari 2009

Mengenal si Kuda Belang

Jika kalian sudah nonton film Madagascar, maka kalian akan melihat kuda belang alias Zebra. Warnanya yang belang mengingatkan kita pada tuts-tuts piano. Banyak sekali yang penasarn dengan warnanya. Oh iya, ternyata ada juga lho hewan persilangan Zebra dengan kuda biasa.

Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun.

Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM.


Zebra



Zebra adalah binatang dari famili kuda yang tubuhnya berbelang-belang hitam dan putih. Penyebaran habitat di Afrika Selatan, Afrika Barat dan Afrika Timur. Ada tiga jenis zebra yaitu : zebra gunung, zebra dataran dan zebra primitif.



Nama ilmiah: Equus zebra untuk zebra gunung; Equus quagga untuk zebra dataran dan Equus grevyi untuk zebra primitif. Belang-belang pada tubuh zebra dapat membantu sistem pertahanan zebra terhadap predator.Belang zebra dapat membingungkan predator yang akan memangsanya.

Zebra memiliki "warna disruptif" seperti beberapa katak pohon dan ular belang. Belang pada tubuh zebra memecah kontur rata hewan,menyamarkan bentuk asli zebra.Ketika zebra bergerak, pola itu lebih membingungkan lagi. Berbeda dengan kuda polos biasa. Para ilmuwan berpendapat bahwa belang pada zebra terjadi karena evolusi, baik variasi maupun seleksi alam.

Silang


Quagga yang menyerupai zebra dan pernah ditemukan dalam jumlah besar di Afrika Selatan. Quagga dapat dibedakan dari zebra lain dengan memiliki tanda pada bagian depan tubuh.


Quagga merupakan campuran dari kuda dan zebra, kemungkinan dari perkawinan silang alamiah. Nama Quagga berasal dari kata Khoikhoi untuk zebra. Quagga punah akibat perburuan oleh manusia yang berusaha mendapat daging dan kulitnya.


Selain Quagga, ada pula Zorse yang merupakan kawin campur antara zebra dan kuda. Biasanya kebanyakan Zorse merupakan kawin campur antara ibunya adalah seekor zebra dan bapaknya adalah seekor kuda. Umumnya perkawinan silang dilakukan dengan campur tangan manusia.



Wah betapa uniknya ya fauna di alam ini. Sebagai manusia. Ada baiknya kita melestarikan keberadaan mereka. Seba, jika mereka punah, kita hanya bisa menyaksikannya di film-film animasi.

(ben)

Friday, January 02, 2009

Cernak, 4 Januari 2009


Namanya Heri


Apa yang paling asyik dilakukan sebelum bel masuk berbunyi? Membuat pe-er? Oh, itu cuma kerjaan anak-anak yang terlalu banyak nonton sinetron dewasa. Jawaban bagi Bayu dan kawan-kawannya adalah main bola di halaman sekolah! Meskipun hanya pakai bola bleter.


“Tendang, boy!”


“Over dong! Jangan main sendiri!”


“Cihuy!”


“Gol tau! Curang ah!”


“Siapa yang curang? Tanya wasit tuh.”


“Wasit dari orang hongkong. Kita main kan kagak pake wasit!”


“Hahahahaha!”


Nah, asyik kan?


“Eh, ada mobil masuk halaman sekolah. Gila banget. Kok bukan pakir di luar sana?” tanya Erwin sambil menahan bola di kaki kanannya.


Bayu menoleh. Sebuah mobil van mewah yang merknya tak dikenal Bayu parkir dengan mulus di depan ruang kepala sekolah. Kaca jendela mobil dibuka. Tampak dua orang tak dikenal bayu. Satunya sebaya dengan Bayu. Mukanya bulat berkacamata. Kulitnya bersih. Tipe anak orang kaya. Satunya lagi yang lebih dewasa sudah bisa dipastikan supirnya. Dari wajahnya Bayu bisa langsung menyimpulkan supir itu berdarah arab.


“Kasih dia bola!” ucap Bayu.



Erwin menendang bola di kakinya. Buk! Tepat mengenai pintu sebelah kiri bagian depan mobil. Anak berkacamata itu tampak kaget.



“Eh, tendangin dong bolanya ke sini!” teriak Bayu sambil bertolak pinggang.


Anak bermuka bulat itu memandang Bayu sebentar, kemudian ia membuang mukanya. Melihat pun tidak ke bola yang ditendang Erwin.


“Kagak bisa main bola ya?” hardik Ridwan yang berambut keriting.


“Bukan. Kakinya pincang kali!” sahut Erwin.


Lelaki yang tadi menyupir mobil turun.”Bener-bener keterlauan nih anak-anak sini. Kagak di swasta mahal, kagak di negeri. Sama aja bandelnya pada nih!” gerutunya.


“Bang Duloh, biarin aja. Jangan dianggap,” cegah anak berkacamata.


Lelaki yang dipanggil Bang Duloh tetap berjalan memutari mobil. Dia mengambil bola bleter di dekat ban mobil depan. Ditendangnya bola itu hingga ke kaki Erwin.


“Sombong banget tuh anak. Nendang bola aja pake nyuruh supirnya. Mentang-mentang anak orang kaya. Huh!” umpat Erwin.


“Udah main lagi aja yuk!” ajak Bayu sambil merebut bola di kaki Erwin.


“Eh, lihat tuh!” teriak Ridwan.


Bang Duloh membuka bagasi belakang. Dia mengeluarkan benda berlogam dari bagasi. Kelihatannya cukup berat. Benda itu kemudian didirikan di dekat pintu mobil. Olala! Ternyata itu kursi roda yang bisa dilipat.


Bang Duloh kemudian membuka pintu.


“Bismillahirohmanirohim,” gumam Bang Duloh sebelum kemudian mengangkat tubuh anak berkacamata itu.


Anak-anak yang bermain bola langsung mematung dengan mulut ternganga melihat pemandangan di depan mereka. Anak berkacamata itu duduk di kursi roda.


“Wah, dosa deh aku,” bisik Erwin.


“Makanya kalo punya mulut dijaga. Jangan asal ngecap,” timpal Bayu.


“Pasti dia anak baru. Tuh, masuk ruang kepala sekolah. Gimana kalo dia ngadu sama Pak Diran ya?” Erwin gelisah.


Bayu angkat tangan sambil mundur dan geleng-geleng kepala. Anak-anak lainnya ikut-ikutan. Akibatnya tinggal Erwin sendirian di tengah halaman sekolah.


“Huuuh! Dasar pada nggak solider! Pengecut!” Erwin mengejar Bayu ke kelas.


“Hahahahaha!” Bayu dan kawan-kawannya tertawa begitu sampai di kelas. Bersamaan itu bel tanda masuk berbunyi.


Di kelas Erwin makin tidak karuan hatinya ketika Pak Kepala sekolah masuk ruangan dengan anak berkursi roda itu.


“Anak-anakku, kenalkan murid baru di kelas ini. Namanya Heri Setiawan…”


Kepala Erwin tertunduk makin dalam.


Saat istirahat tiba Erwin langsung menghampiri Heri.


“Maafkan aku ya. Tadi sempat ngatain kamu. Aku nggak nyangka kalo kamu ….”


“Cacat? Nggak apa-apa kok. Memang aku begini,” kata Heri.


Erwin senang karena ternyata Heri mau memaafkannya.Akhirnya Heri menjadi sahabatnya. Juga dal;am urusan sepak bola. Bagimana bias? Ya, ternyata Heri juga penggemar sepak bola. Bahkan Heri banyak tahu tentang dunia sepakbola meskipun tidak memainkannya langsung.


Ketika ada pertandingan sepakbola antar sekolah dasar, Heri jadi manajer lapangan. Dia yang mengatur strategi. Akhirnya Erwin dan kawan-kawannya berhasil memenangkan kompetisi sepakbola.


*-*