Friday, September 26, 2014

Cernak, 28 September 2014




Judul : Hitam Putih

Pengarang
:

Penerbit : DAR Mizan


      112 halaman
Pada awalnya, acara menginap di Hotel Luxorious itu baik-baik saja. Tapi sejak bertemu dengan Ditha, seorang anak perempuan yang superduper-jutek, semua jadi menyebalkan. Anehnya, semua murid kelas 5 Urrania International School mengatakan kalau dia anak paling baik dan suka menolong.

Tetapi itu dulu. Ditha yang sekarang adalah Ditha yang menyebalkan dan teman paling egois yang pernah mereka temui. Sayangnya, pengurus acara justru mengadakan rolling kamar dan Ditha sekamar denganku. Tak ada yang lebih menjengkelkan selain sekamar dengan si jutek itu!
Eits, tunggu dulu. Kalau tiba-tiba Ditha berubah dari baik menjadi jutek, pasti ada yang telah terjadi. Tapi apa yang bisa mengubah kebaikan Ditha yang terkenal itu? Aku, Myra, dan Shaza sungguh penasaran. Apalagi ketika melihat seorang lelaki bertubuh pendek, seperti anak kecil, yang menghampiri Ditha saat acara di ballroom hotel itu! Siapa dia? Apa hubungannya dengan Ditha? Annet, teman yang menghuni kamar sebelahku sepertinya tahu. Tapi, dia enggan memberi tahu. Ah, bagaimana ini? Kalian juga penasaran? Kita paksa saja Annet mengaku!
(Geus Rama S)

Cernak, 28 September 2014


Awal Persahabatan


Setiap kali Gina berjalan menyusuri jalan, beberapa tetangga akan berbisik menyebut dirinya ‘si manja’. Memang sejak kecil, orang tuanya tidak pernah menolak apa pun yang diinginkan Gina. Dan Gina, pada gilirannya, selalu memastikan bahwa ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan.


Ibu Gina yang bernama Bu Nytha, tiba-tiba melihat bahwa putrinya tidak siap untuk berbagi apa pun dengan teman-temannya - baik itu buku, mainan atau makanan. Bu Nytha juga menemukan sesuatu yang lain - kebanyakan anak tidak suka bermain dengan putrinya. Mereka mengatakan Gina suka memerintah mereka dan membuat mereka menangis.


Bu Nytha menyadari bahwa itu adalah kesalahannya juga. Gina bersikap seperti ini sebab memanjakannya dengan memberikan segala yang dia minta. Apakah Gina bisa berubah? Dia akan segera tahu. Gina sekarang masuk di sekolah yang tepat.


Semua orang di kelasnya mengakui bahwa Gina sangat cerdas. Tapi dia tak punya teman sampai Rita bergabung di kelas. Karena merasa orang baru , Rita tidak keberatan berada di bawah sayap Gina. Meskipun jadi pesuruh Gina! Tapi setidaknya Rita memiliki seseorang untuk bermain.


Suatu hari, Bu Guru memarahi Rita karena berhitung tanpa berpikir. Gadis kecil itu menangis karena seluruh kelas tertawa padanya. Meskipun Bu Gurudengan sabar menjelaskan cara melakukan perkalian, namun Rita tidak bisa mengerti.


Gina mengatakan kepada ibunya tentang Rita yang menangis di kelas. "Mengapa kamu tidak mencoba mengajarinya," tanya Bu Nytha. "Dia sangat menyukaimu. Jika kamu yang mengjari, mungkin dia akan cepat mengerti."


"Ibu, aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan orang bodoh," kata Gina.

"Tapi Rita adalah temanmu. Jika bukan kamu, siapa lagi yang membantunya?" kata Bu Nytha. Lalu, Bu Nytha memberitahu Gina kisah semut dan burung merpati.

"Suatu hari seekor semut jatuh ke sungai dan dengan putus asa mencoba menyelamatkan diri. Seekor merpati yang duduk di pohon segera memetik daun dan menjatuhkan daun ke sungai dekat dengan semut. Semut itu naik ke atasnya dan menyelamatkan diri,” cerita Bu Nytha.

"Beberapa saat kemudian, penangkap burung datang dan berdiri di bawah pohon, bersiap-siap untuk melempar penangkap burung. Semut itu tahu dan langsung menyengat dia di kakinya. Penangkap burung berteriak kesakitan membuat merpati terbang pergi. "

"Apakah kamu memahami cerita ini, Gina?" tanya ibunya. "Artinya, jika kita melakukan kebaikan, kita akan mendapat kebaikan sebagai balasannya."

"Cerita yang konyol! Itu hanya untuk anak kecil. Aku bukan anak kecil lagi!" teriak Gina.




Bu Nytha memutuskan untuk bertindak keras. "Jika kamu tidak membantu, Ibu tidak akan membiarkan kamu menonton kartun selama seminggu."

Gina pun mau membantu Rita. Ternyata Rita lebih mudah diajari Gina. Guru senang karena Rita akhirnya memahami perkalian dan memuji di depan kelas. Rita sangat senang dan memberitahu semua orang bahwa Gina adalah teman yang baik. Tapi Gina lebih suka melupakan peristiwa itu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan karena dia terpaksa melakukannya.

Sementara itu, Rita bertanya-tanya cara membalas kebaikan temannya. Kesempatan datang lebih cepat dari yang dia pikir.

Suatu hari, seorang anak perempuan mengolok-olok Gina sebagai anak manja. Tentu saja Gina marah, dia mendorongnya sampai terjatuh. Gina dilaporkan kepada Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah menghukum Gina selama tiga hari harus mengumpulkan sampah setelah jam sekolah. Gina sedihi. Diatidak tahan memikirkan akan dihina. Sekarang yang ia inginkan adalah untuk tanah terbuka dan menelan sehingga dia tidak perlu menunjukkan wajahnya kepada siapa pun.

Setelah sekolah selesai, Gina tinggal sendirian. Dan kemudian dia melakukan apa yang dia tahan sepanjang hari - ia menangis dan menangis dan menangis.

Rita menemukan sahabatnya terisak-isak. Dia ikut menemani Gina dan membantunya membersihkan sekolah. Gina jadi teringat kisah semut dan burung merpati.

Sejak hari itu, Gina dan Rita berteman baik.

Hore, 28 September 2014






Kalian tahu fotografi kan? Iya, kita biasa menyebutnya kegiatan memotret atau membuat foto dengan kamera.Sekarang banyak lho anak-anak yang menyukai fotografi. Jika kamu tertarik boleh juga.



Foto yang baik adalah foto yang bila dilihat mampu memberikan kesan yang dalam bagi yang melihatnya atau menikmatinya. Agar hasil foto kita indah dipandang dan mampu memberikan kesan positif dari yang melihatnya, ada beberapa unsur penunjangnya.



Salah satunya adalah komposisi. Komposisi adalah bagaimana cara si pemotret meletakkkan obyek foto ke dalam bingkai foto pada jendela bidiknya. Ada aturan standar yang dikenal oleh fotografer professional terkait dengan komposisi foto ini.



Tidak ada yang sulit jika kita mau belajar. Nah, khusus fotografi untuk anak pemula, sebaiknya kita pelajari dulu hal-hal ini.

1. Selalu menggunakan strap (tali) kamera saat berkenalan dengan kamera untuk menghindari kemungkinan kamera terjatuh.



2. Belajar cara memegang kamera yang baik sejak awal. Memegang kamera dengan tepat akan membantu mengurangi guncangan pada kamera saat memotret dan menghasilkan foto yang baik dan tajam.



3. Memotretlah dari jarak dekat dengan subjek foto. Sering kali pemotret pemula (termasuk anak-anak) memotret subjek fotonya dari kejauhan sehingga tampak terlalu kecil di dalam foto.



4. Memulai hunting foto dari rumah sendiri. Mainan, orang tua, adik, binatang peliharaan, dan taman bisa menjadi subjek foto yang menarik.



5. Foto sebanyak mungkin. Dengan kamera digital, banyak ‘menjepretkan’ kamera tidak dipusingkan oleh jumlah rol film yang harus dibeli layaknya kamera analog.
 


6. Coba kita menilai foto-foto yang dihasilkan bersama dengan orangtua di depan komputer. Kita juga  dapat minta diajarkan teori-teori dasar fotografi.



7. Jika memungkinkan, ayo gabung  di klub atau tempat kursus fotografi . Hal ini akan semakin melatih kemampuan fotografinya. Jika dilakukan dengan teman-teman seusia, akan terasa lebih menyenangkan. Ya, belajar bersama memang lebih meneyangkan.



8. Di Internet banyak sekali panduan untuk belajar fotografi bagi pemula. Cobaah belajar dari sana. Tentu akan banyak manfaatnya.


Selamat memotret ya.





Friday, September 19, 2014

Cernak, 21 September 2014

Hantu Pohon Jamblang




“Kamu sudah dengar kabar hantu pohon jamblang, Raf?” tanya Dodo dalam perjalanan pulang sekolah.
Rafli menggeleng. ”Bagaimana ceritanya?” ia balik bertanya, tertarik juga mengetahui kabar aneh itu.
”Aku sendiri dengar dari orang-orang. Katanya, ada hantu di pohon jamblang sebelum warung Mang Adun,” papar Dodo bersemangat.
”Memangnya ada yang pernah melihat hantu itu?”
”Kang Mamat yang melihat. Malam itu, dia pengen beli obat nyamuk. Tahu-tahu, ada suara aneh dari pohon jamblang itu. Pas dilihat, ada bayangan menyeramkan. Sebelum dilihat lebih menyeramkan lagi, Kang Mamat langsung kabur. Ia tak jadi beli obat nyamuk ke warung Mang Adun, malah ke warung Mang Obi,” tutur Dodo.
”Dan, Kang Mamat langsung bercerita kepada orang-orang yang ada di warung Mang Obi?”
”Begitulah,” sahut Dodo.
Rafli manggut-manggut. Siang yang panas membuat langkahnya tergesa-gesa. Kali ini, Rafli tak langsung pulang, tetapi jalan lurus melihat pohon jamblang tua yang dibicarakan Dodo. Dengan saksama, Rafli memperhatikan pohon tua yang sering dipetiki buahnya bersama teman-temannya.
Bisa jadi yang dilihat Kang Maman bukan hantu. Dia pasti salah lihat, pikir Rafli. Untuk memastikannya, Rafli memutuskan untuk kembali melihatnya di malam hari.
Meski ada perasaan takut, Rafli keluar rumah setelah shalat Isya. Kebetulan, ia punya kepentingan membeli bolpoin ke warung Mang Adun. Dengan berbekal lampu senter besar, Rafli menuju pohon jamblang itu. Lampu senter pun dinyalakannya begitu sampai. Keberaniannya timbul begitu saja. Ia menyenter setiap dahan yang melintang.
Tetapi tak ada hal yang aneh!
Rafli bernapas lega. Ia lantas menuju warung Mang Adun. Biasanya meski malam hari, warung itu masih ramai. Selain barang yang dijualnya komplet, Mang Adun juga menyediakan bangku panjang untuk duduk-duduk pelanggannya. Di warungnya, orang juga bisa memesan kopi atau mie instan rebus.
”Mau tutup, Mang?” tanya Rafli setelah membeli bolpoin yang diperlukannya.
”Iya. Habis sepi. Sekarang, kalau malam yang beli cuma dari timur. Yang di barat pada takut ke sini gara-gara cerita hantu pohon jamblang. Padahal, di timur cuma ada lima rumah,” jawab Mang Adun lesu.
”Tetapi, saya nggak percaya. Buktinya, saya masih belanja ke sini. Memangnya, Mang Adun juga pernah lihat hantu di pohon itu?”
”Seumur hidup, Mamang belum pernah lihat hantu.”
Rafli mengangguk. Rasa penasarannya terhadap cerita hantu itu masih menggodanya. Jadi, yang pernah melihat hanya Kang Mamat, pikirnya.
Rafli segera ke rumah Kang Mamat di ujung jalan sebelah barat. Umur Kang Mamat mungkin terpaut lima tahun di atas Rafli. Setelah tamat SMP, ia bekerja di pabrik permen milik Pak Mumu. Saat ini, entah sudah pulang atau belum Kang Mamat.
Rafli mengetuk pintu rumah Kang Mamat. Bu Ningsih muncul dengan wajah terkejut ketika melihat tamunya. ”Disuruh Bapak ke sini, Raf?” tanya Bu Ningsih, ibu Kang Mamat.
”Ah, bukan. Saya mau ketemu Kang Mamat. Ada perlu sebentar.”
”Belum pulang. Mungkin sebentar lagi. Ditunggu saja di dalam kalau memang perlu,” ajak Bu Ningsih.
Rafli mengikuti Bu Ningsih masuk dan duduk di salah satu kursi di ruang tamu. Mata Rafli langsung melihat dua karung beras dan terigu di sudut ruangan. ”Baru belanja banyak ya, Bu?” tanya Rafli melanjutkan percakapan.
”Ah, bukan. Itu kiriman dari Mang Obi untuk Mamat. Katanya sih, hadiah. Tidak tahu hadiah apaan,” jawab Bu Ningsih polos.
Rafli mengerutkan keningnya. Mang Obi memberi hadiah untuk Kang Mamat? Wah, ini berita hebat! Semua orang tahu betapa kikirnya Mang Obi. Belanja di warungnya tidak boleh ditawar. Malah, kurang lima puluh rupiah saja pasti disuruh pulang. Sebaliknya, kembalian seratus rupiah akan digantinya dengan permen. Itu sebabnya warung Mang Obi selalu sepi. Orang-orang baru belanja di warung Mang Obi kalau barang yang akan dibelinya tidak ada di warung Mang Adun.
Lantas .… Tiba-tiba, Mang Obi berbaik hati memberi hadiah untuk Kang Maman?
Pikiran Rafli buyar ketika Kang Mamat mengucapkan salam sambil masuk ke rumah. Ia agak kaget melihat kedatangan Rafli, juga dua karung di sudut ruangan. Bu Ningsih segera menceritakan perihal karung itu kepada anaknya.
”Saya disuruh Ayah memanggil Kang Mamat. Katanya, Kang Mamat diminta menceritakan soal hantu di pohon jamblang itu kepada Ayah,” ujar Rafli berdusta. Hehehe … boleh, kan? Ini demi kebaikan, kok!
Kang Mamat tampak pucat. Ia terdiam lemas beberapa saat. Lalu, ”Sebenarnya, cerita hantu pohon jamblang itu bohong,” katanya gugup.
Rafli tidak terkejut. Ia sudah menduganya.
”Saya akan ceritakan semuanya. Tetapi tolong, jangan sampaikan kepada Pak Lurah,” pinta Kang Mamat sambil membayangkan wajah angker ayah Rafli yang menjabat Lurah. ”Semua ini rencana Mang Obi. Ia minta saya menyebarkan kabar soal hantu pohon jamblang itu, biar orang-orang tidak belanja lagi di warung Mang Adun. Terutama kalau sudah malam. Saya tergoda karena dijanjikan akan diberi apa yang saya mau. Tetapi, justru setelah itu, hati saya tidak tenang. Apalagi kalau ingat kebaikan Mang Adun. Beberapa kali saya dibolehkan ngutang kalau tidak punya uang,” papar Kang Mamat.
Rafli manggut-manggut. ”Saya tidak bisa banyak membantu. Tetapi sebaiknya, hadiah dari Mang Obi ini dikembalikan saja. Besok saya akan usul kepada Ayah agar menebang pohon jamblang itu. Soalnya, pohon itu memang sudah tua dan rapuh, bisa membahayakan orang yang lewat kalau tiba-tiba roboh. Jika pohon itu ditebang, cerita hantu pun akan hilang dengan sendirinya. Orang tidak takut lagi belanja ke warung Mang Adun,” kata Rafli.
”Begitu, ya?”
”Meski begitu, Kang Rahmat harus minta maaf sama Mang Adun. Dan urusan ini harus diselesaikan oleh Kang Mamat sendiri. Kasihan Mang Adun, warungnya jadi sepi gara-gara cerita tak benar Kang mamat,” tambah Rafli.
”Saya sungguh menyesal,” kata Kang Mamat lirih. Ya, itulah kalau tak pernah memikirkan akibatnya jika berbuat jahat pada orang lain.

KKPK, 21 September 2014

Kejutan Ultah



Judul: Shafa's BirthdayPenulis: Zakia Artanti112 halaman



Bagaimana ulangtahun kalian? Istimewa atau spesial?

Harusnya, kan , ulang tahun jadi hari yang istimewa. 

Harusnya, Shafa bersenang-senang bersama teman-teman, meniup lilin, memotong kue, berbagi kado, tapi mengapa ulang tahun Shafa justru banyak masalah? Shafa sedih. 

Kenapa sih, teman-temannya enggak memusuhinya lain kali saja, jangan pada hari ulang tahun Shafa. Belum lagi Bu Ningsih yang menagih tugas sekolah. 

Enggak ada waktu lain, memangnya. Apakah ulang tahun Shafa bukan hari yang istimewa lagi? Ataukah Shafa justru lupa kalau hari ini bukan hari ulang tahunnya?Ternyata ada satu rahasia di cerita ini. Lebih baik kamu baca aja sendiri ya.
(Geus Rama, Palembang)

Hore, 21 Sptember 2014

5 Tiara Paling Cantik di Dunia



Setiap perempuan tentu pernah bermimpi menjadi seorang putri dengan tiara atau mahkota di kepala. Bentuk tiara atau mahkota yang begitu indah memang mampu memancarkan kecantikan dan keanggunan seorang wanita, sehingga banyak wanita yang ingin untuk mengenakan dan memilikinya.

Secara tradisional, mahkota merupakan simbol dari kekuasaan, kejayaan, dan kemakmuran. Oleh karena itu, sejak dulu mahkota atau tiara menjadi simbol bagi keluarga kerajaan dan hanya bisa digunakan oleh anggota keluarga kerajaan tersebut.

Berikut ini adalah lima mahkota paling indah di dunia milik para keluarga kerajaan:





The Cameo Tiara milik Ratu Josephine (Swedia)
Sepeninggal Josephine dari Leuchtenberg pada tahun 1876, Cameo Tiara ini pun menjadi milik Raja Oscar II. Dari situ, Cameo Tiara ini terus diturunkan ke anggota kerajaan, hingga akhirnya pada tahun 1961 Cameo Tiara ini digunakancsebagai mahkota pernikahan oleh Princess Brigitta saat pernikahannya dengan Pangeran Johann Georg dari Hohenzolern.

Dari sinilah tradisi mengenakan Cameo Tiara sebagai mahkota pernikahan anggota keluarga kerajaan dimulai. Tiara ini juga pernah digunakaan saat pernikahan Princess Désirée pada tahun 1964, pernikahan Ratu Silvia pada 1976, dan pernikahan Putri Victoria di bulan Juni 2010 lalu.

The Burmese Ruby Tiara milik Ratu Elizabeth (Inggris)


Rakyat Birma, atau kini lebih dikenal sebagai Myanmar, memiliki kepercayaan bahwa rubi mampu melindungi pemiliknya dari kejahatan dan penyakit. Mereka meyakini ada 96 penyakit yang dapat menyerang manusia. Oleh karena itu, saat Ratu Elizabeth II menikah pada tahun 1947, mereka menghadiahkan 96 batu rubi kepadanya.

96 rubi ini kemudian dimanfaatkan untuk membuat sebuah tiara oleh Garrard pada tahun 1973 atas perintah Ratu Elizabeth. Tiara yang kemudian dikenal dengan nama The Burmese Ruby Tiara ini memilki desain seperti karangan bunga mawar merah dan tiap mawar memiliki rubi di bagian tengah serta beberapa berlian sebagai kelopaknya.

The Mellerio Floral Tiara milik Putri Sofia (Spanyol)





Tiara ini dibuat oleh pembuat perhiasan asal Prancis, Mellerio, pada tahun 1962. Tiara yang kemudian disebut sebagai The Mellerio Floral Tiara atau The Spanish Floral Tiara ini kemudian diberikan oleh Jendral Franco untuk Putri Sofia dari Yunani dan Denmark sebagai hadiah pernikahannya dengan Juan Carlos.

Tidak hanya digunakan sebagai tiara, The Mellerio Floral Tiara ini juga bisa digunakan sebagai kalung dan bros. Ratu Sofia sendiri pernah mengenakan tiara bermotif floral tersebut sebagai kalung pada pesta pre-weddingnya.

Kabarnya, tiara ini menjadi favorit para anggota kerajaan dan merupakan tiara yang paling banyak digunakan oleh anggota kerajaan, seperti Infanta Elena (putri tertua dari Raja Juan Carlos dan Putri Sofia), Infanta Christina (putri termuda dari Raja Juan Carlos dan Putri Sofia), serta Putri Letizia (istri dari Pangeran Felipe).

Gandik Diraja milik Malaysia



Tiara kerajaan yang dikenal sebagai Gandik Diraja ini dibuat dengan beberapa motif tradisional, yaitu sebuah bulan sabit dengan bintang ditengahnya dan motif awan berliuk atau dikenal sebagai Awan Larat.

Tiara ini merupakan bagian dari perhiasan kerajaan yang akan diturunkan dari ke ratu (Raja Permaisuri Agong) berikutnya yang terpilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun. Tiara ini juga dilengkapi dengan kalung yang diberi nama Kalung Diraja. Sama halnya dengan Gandik Diraja, Kalung Diaraja juga terbuta dari platinum dan berlian.

Cambridge Lover’s Knot Tiara milik Ratu Mary (Inggris)



Salah satu tiara yang paling terkenal karena keindahannya adalah The Cambridge Lover’s Knot Tiara, yang dibuat oleh Garrard pada tahun 1913 atas perintah Ratu Mary, istri dari Raja George V. Tiara ini terbuat dari mutiara besar berbentuk tetesan air yang digantung pada 19 berlian berbentuk bulat, dan dilengkapi dengan berlian berbentuk hati di atasnya.


Sepeninggal Ratu Mary pada tahun 1963, tiara ini kemudian diturunkan ke Ratu Elizabeth II. Selanjutnya, Ratu Elizabeth II memberikan The Cambridge Lover’s Know Tiara ini ke Putri Diana sebagai hadiah pernikahan pada tahun 1981. Putri Diana kemudian mengembalikan tiara ini ke Ratu Elizabeth setelah bercerai dengan Pangeran Charles pada tahun 1996.



Friday, September 12, 2014

Arena KKPK, 14 September 2014



GENG PERSAHABATAN


Judul: Sweety Geng
Penulis: Siva

124 halaman


Punya geng dan seru-seruan, asyik bangeet! Tapi ini bukan tentang geng mototr yang bikin masalah. Bukan juga geng pembuat keributan yang tidak disukai. Ini geng yang yang disukai banyak orang. Yang elas, setelah membaca buku ini, bisa jadi kalian bakal pengen bikin geng juga deh.

KKPK kali ini bercerita banyak tentang geng persahabatan. Mulai dari ikut Lomba ini-itu, hidup mandiri di asrama, sampai bertualang ke Dunia Kembar. Wuih… di sana mereka menemukan kembarannya masing-masing, lho. Aduh, jadi bingung, deh!

Tapi, persahabatan tak melulu penuh kesenangan. Carlayse Cs. Juga harus menerima kenyataan pahit, kehilangan salah satu sahabat mereka yang ternyata sakit ginjal. Dari senang, seru, lucu, kisah ini berakhir haru dan syahdu. Ihiks.

Aku sarankan kalian membaca sendiri cerita KKPK yang keren ini. Tapi jangan pas besoknya mau ulangan ya.

Geus Rama Syarif, SD Az Zahra, Palembang

Cernak, 14 Sptember 2014

Rumah di Sudut Jalan



Rumah itu memiliki tujuh kamar tidur, serta memiliki teras luas yang mengelilingi rumah, dari depan hingga belakang. Berdiri di sudut antara Jalan Cemara dan Sekolah . Aku sudah mengenal rumah itu karena aku pernah berada di dalamnya,  di dalam mimpiku.

Pertama kali aku melihat rumah itu, ketika aku sedang berjalan dengan anjingku. Aku melintasi depan rumah itu dan berhenti menatap rumah yang bangunannya sangat indah. Aku berpikir, "Wow,  itu seperti rumah dalam mimpiku." 

Aku sangat ingin masuk dan melihat-lihat. Seolah-olah rumah itu, entah bagaimana memanggilku untuk masuk. Jendela rumah itu begitu besar seperti mata jiwa, jika rumah memiliki jiwa. Apakah itu mungkin? 

Malamnya aku bermimpi lagi tentang rumah besar di pojok jalan dengan jendela besar dan dikelilingi teras. Saat aku memasuki rumah itu. Di dalam mimpiku aku merasa seperti aku ini adalah pemiliknya. Seolah-olah aku tahu setiap sudut, setiap kamar, setiap rahasia. Ketika aku terbangun, aku merasa sedikit bingung. Aku tidak bisa benar-benar fokus pada apapun selain rumah di sudut jalan itu. 

Hari berikutnya aku mendekati rumah itu dan kemudian memberanikan diri untuk mengetuk pintu depan. Cukup lama aku menunggu jawaban. Dan saat aku berbalik untuk pergi, pintu terbuka. Di ambang pintu, seorang gadis kecil berdiri  dengan mata sedih. Usianya sekitar  delapan tahun.

Aku tersenyum dan berkata, "Halo, apakah ibu atau ayahmu sudah pulang?" 

Dia menatapku dan menggelengkan kepalanya. 

Yah, aku pikir,  aneh sekali ada anak seusianya dibiarkan sendiri tinggal di rumah. Tapi kemudian aku berpikir, mungkin ada pengasuh dan dia tidak menyebutkannya. "Namaku Ruby. Aku ingin bicara dengan orang tuamu tentang rumah ini." 

"Aku tidak punya orang tua. Aku tinggal di sini dengan Kelinci, waliku. Dia ada di halaman belakang. Kamu ingin aku memanggilnya?"

"Ya, terima kasih." 

Gadis kecil itu berbalik dan berjalan pergi. Aku menunggu dan menunggu, setidaknya setengah jam berlalu, tidak ada yang datang. Akhirnya, aku putuskan ke belakang. Aku tidak melihat apa-apa. 

Tidak ada gadis kecil itu. Tidak ada orang yang disebutnya Kelinci. Hanya alang-alang, pagar rusak dan taman yang sudah sangat tidak terurus. Semuanya tampak telantar dalam waktu yang sudah lama. 

Aku kemudian kembali ke pintu depan dan mengetuk tapi tidak ada sahutan. Tidak ada yang datang menemuiku. Aku pergi dan memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk melakukan penyelidikan tentang rumah di sudut itu. Aku membuka komputer dan menyalakan Internet.

Setelah beberapa saat meneliti rumah itu, aku menemukan bahwa rumah di sudut itu telah kosong selama lebih dari tiga tahun. Keluarga yang tinggal di sana meninggal semua dalam sebuah bunuh diri bersama yang mengerikan. 

Jujur saja, aku sangat panik. Aku mulai bergetar dan memucat. Pria yang duduk di seberang  meja bertanya, apakah aku baik-baik saja. 

Aku menatapnya dan berkata, "Aku tidak apa-apa." 

Rasanya, aku tidak percaya dengan yang kubaca. Tapi aku ketakutan.

Sekarang aku berusaha menghindari rumah di sudut itu, karena setiap kali aku  melewatinya, aku merasa rumah itu memanggilku. Lalu, aku akan melihat seorang gadis kecil di jendela seolah sedang menatapku.

^_^

Hore, 14 September 2014

Cantiknya Perhiasan 

Apakah kalian pernah melihat Bunda meakai perhiasan? Tahukah kalian nama perhiasan itu. Kita cari tahu yuk.

Perhiasan adalah sebuah benda yang digunakan untuk merias atau mempercantik diri. Perhiasan biasanya terbuat dari emas ataupun perak. Ada berbagai macam bentuk perhiasan,  mulai dari cincin, kalung, gelang, liontin dan lain-lain. Biasanya perhiasan diberikan untuk hadiah. Perhiasan mempunyai bentuk beragam mulai dari bulat, hati, kotak,dan lain lain. Perhiasan biasanya berasal dari bahan tambang.


 Gelang 

Gelang adalah sebuah perhiasan melingkar yang diselipkan atau dikaitkan pada pergelangan tangan seseorang. Gelang yang melingkar pada pergelangan kaki disebut gelang kaki.

Gelang sudah ada setua peradaban manusia. Perhiasan zaman prasejarah berupa manik-manik batu kemungkinan besar dijalin sebagai gelang atau kalung. Gelang emas berukir kumbang scarab sudah ada sejak tahun 5000 SM di Mesir Kuno. Gelang-gelang meas juga ditemukan pada peradaban lain seperti peradaban Babilonia, Persia, Yunani Kuno, Romawi Kuno, India dan China Kuno.


Di Indonesia suku bangsa Nusantara seperti Batak, Nias, Dayak, suku di Sumbawa dan lain sebagainya telah mengenal perhiasan seperti gelang, kalung, dan mahkota sebagai bentuk aksesoris penanda status, khususnya bagi raja atau kepala suku. Pada kebudayaan klasik periode Hindu-Buddha Indonesia di pulau Jawa dan Bali, gelang juga merupakan salah satu perhiasan atribut penanda status orang yang mengenakannya. Kaum bangsawan, keluarga raja, dan orang kaya mengenakan gelang emas sebagai perhiasan dan penanda status sosial.


Kalung

Kalung adalah sebuah perhiasan melingkar yang dikaitkan atau digantungkan pada leher seseorang. ecara tradisional, biasanya sebuah kalung dibuat dari logam mulia; seperti emas, perak, platina atau logam berharga lainnya, batu mulia seperti intan dan permata, serta rangkaian mutiara atau manik-manik.



Saat ini bahan yang digunakan untuk pembuatan kalung cukup beragam misalnya; besi, perunggu, tembaga, keramik, kaca, biji buah saga, kain, batu, rotan, kayu, bambu, tanduk, kulit, tulang, kerang, plastik, dan masih banyak lagi. Kalung biasanya berbentuk rantai dan kadang-kadang ditambahkan liontin, pendan atau bandul sebagai pemanis.


Kalung telah digunakan sepanjang sejarah oleh laki-laki dan perempuan. Digunakan untuk menandai berbagai perbedaan di banyak kebudayaan. Pada beberapa kebudayaan, kalung dapat menandakan status dan kelas sosial penggunanya.

Kalung juga digunakan sebagai identitas penggunanya, seperti kalung yang digunakan oleh tentara Amerika Serikat disebut sebagai dog tags. Kalung ini mulai digunakan sejak perang dunia ke dua. Indentitas pemakai diletakkan pada liontin yang terbuat dari lempengan aluminium



Cincin

Cincin adalah perhiasan yang melingkar di jari. Cincin dipakai baik oleh perempuan atupun laki-laki. Secara tradisional cincin biasanya dibuat dari logam mulia; seperti emas, perak, dan platina. Logam lainnya seperti baja antikarat, krom, besi, perunggu, kuningan, dan tembaga juga lazim digunakan. Cincin dapat berbentuk polos, berukir, atau bertatahkan intan, permata, atau batu akik. Kini cincin terbuat dari banyak bahan, seperti plastik, kayu, tulang, giok, kaca, karet dan bahan lainnya.

Selain berfungsi sebagai perhiasan, secara tradisional, cincin biasanya merupakan bagian dari upacara pernikahan. Diberikan saat acara pernikahan, pertunangan, atau sebagai hadiah yang diberikan sebagai ungkapan janji setia dan tanda kasih sayang.

Kebiasaan memberi dan menerima cincin dimulai sejak lebih dari 4.800 tahun yang lalu. Cincin pernikahan biasanya dipasang di jari manis. Kebiasaan ini berakar dari kepercayaan wangsa Tudor abad ke-16 bahwa jari manis tangan kiri berhubungan dengan pembuluh darah yang berhubungan langsung dengan jantung, maka dari itu, memakainya di jari tersebut menunjukkan bahwa sang pemakai sedang berada dalam sebuah hubungan


Anting-Anting

Anting-anting adalah perhiasan yang dipasang pada telinga. Bahannya bisa dari logam, plastik, kaca, batu mulia, manik-manik, dan lain-lain. Kata anting-anting biasa dipakai untuk merujuk beberapa jenis perhiasan telinga yang sebenarnya berbeda jenis:

Anting-anting adalah perhiasan telinga yang menggantung pada cuping telinga.
Subang adalah perhiasan telinga yang bentuknya bundar dan pipih.
Giwang adalah subang yang kecil ukurannya.
Kerabu adalah subang tipis yang terbuat dari emas.
Zaman dahulu di banyak tempat di dunia yang memakai anting-anting bisa laki-laki atau perempuan.

Friday, September 05, 2014

Cernak, 7 September 2014





 Malam Mencekam


Di belakang  wilayah di Midwest  terdapat hamparan hutan yang lebat. Konon, hutan itu sangat angker  meskipun kabar orang yang pernah melihat hantu itu tidak jelas. Di dekat hutan terdapat rumah kayu tua yang sudah tidak ada penghuninya.

Semuanya dimulai ketika tiga gadis muda memutuskan untuk berkemah jauh ke dalam hutan ...
Sally, Jennifer dan Britney semua berusia tiga belas tahun. Mereka telah saling mengenal sejak kelas empat dan kemudian bershabat. Sally  tinggal di sebuah rumah yang dikelilingi oleh hutan lebat. Tidak ada tetangga sekitar  hingga ratusan meter.

Suatu hari, Sally memiliki ide kemping di hutan tersebut.  Hutan itu adalah hutan  pinus di mana tanahnya sangat lembut.  Sally dankedua temannya mendapat izin dari orang tua mereka.

Pada hari Sabtu pada akhir September. Cuaca masih hangat  saat awal musim gugur, suasana makin gelap dan dingin. Mereka mendirikan tenda di sore hari. Mereka juga menyiapkan api ungggun, mengumpulkan kayu bakar dan hati-hati mencari ranting  untuk membakar hot dog dan marshmallow. Saat makin larut, mereka mengambil kantong tidur, senter, dan makanan ringan  dari tenda mereka.

Mereka kemudian bercanda dan berbagi cerita saat api unggun mulai menyala. Mereka  duduk membentuk  lingkaran dan mengeluarkan hotdog serta tongkat mereka. Mereka mulai memanggang sosis dan ngobrol .
Jika kamu pernah duduk di sekitar api unggun,  kamu tentu tahu  kita hanya bisa di sekitar api unggun. Di belakang kita  hanya ada kegelapan serta gemerisik daun. Lalu, tiba-tiba terdengar suara ranting …

Jennifer adalah orang pertama yang mendengar suara itu dan berseru dengan bisikan "Apa itu? Dengarkan!"
Britney membeku  tak bicara dan Sally mencondongkan tubuh ke depan di kursinya, berusaha untuk mendengar.

Untuk waktu yang lama, tidak ada suara selain derak api.

Kemudian Sally  berkata kepada Jennifer, "Jennifer, bukan apa-apa. Kau membuatku takut. Jangan ulangi lagi!"

Begitu ia mengucapkan kata-kata, angin yang luar biasa datang melalui hutan, meniup awan dan daun pinus  ke udara. Guguran daun menerpa  wajah mereka dan menyengat mata mereka. Angin meniup rambut mereka dan membalik peralatan mereka. Begitu tiba-tiba sehingga hampir memadamkan api  unggun. Sally jatuh dari kursinya. Lalu angin itu reda tiba-tiba.

Gadis-gadis itu ketakutan. Mereka duduk diam sejenak, tidak tahu apa yang harus dilakukan berikutnya atau apa yang diharapkan. Hutan benar-benar sunyi.

Kemudian, dari dalam hutan terdengar suara meratap begitu keras dan begitu tersiksa, sangat mengerikan. Gadis-gadis menutup telinga mereka dengan tangan dan mencoba untuk  menghalau suara ratapan itu. Mereka belum pernah dengar suara seperti itu sebelumnya dan mereka tahu itu bukan dari dunia ini.

Jennifer adalah orang pertama yang memecah keheningan. Dia melompat dari posisinya. Beberapa detik kemudian, Sally dan Britney melakukan hal yang sama. Reaksi mereka begitu spontan sehingga mereka tidak berpikir tentang meraih senter. Mereka melesat melalui hutan, tersandung kayu dan melalui semak-semak. Jika mereka tersandung, mereka dengan cepat  bangun sendiri. Tujuan mereka hanyalah menyelamatkan diri kerumah Sally.

Mereka akhirnya berhasil sampai ke teras belakang. Mereka menemukan tatapan mengantuk ibu Sally yang berdiri di dapur mengepalkan jubah mandinya. Terengah-engah dan gemetar,  tiga gadis ini secara bergantian  menjelaskan dalam kalimat patah-patah apa yang telah terjadi. Ibu Sally mendengarkan sementara ayahnya, begitu mendengarkeributan,  bangkit dari tempat tidurnya dan bergabung dengan mereka di dapur.

Setelah mendengarkan cerita mereka, ia dengan cepat berpakaian dan memberanikan diri ke perkemahan untuk menyelidiki masalah ini dan memadamkan api mereka. Dia pergi selama lebih dari satu jam.

Ketika ia kembali, wajahnya pucat. Dia tampak tgang. Dia tidak mengatakan apa-apa, dan tidak akan mengomentari apa yang telah ditemukan, tidak peduli berapa kali Sally atau ibunya memohon untuk mengetahui hasilnya.

Tiga gadis itu dikirim ke rumah orang tua mereka.. Mereka semua berjanji mereka tidak akan berkemah lagi.

Keesokan harinya, keluarga Sally menerima kabar bahwa neneknya telah meninggal dunia. Pada hari-hari berikutnya, kejadian di hutan tak ada yang mau membicarakan.

Seiring waktu berlalu, keluarga  Sally pindah.

Tiga gadis ini  tetap berteman sampai  kini. Tapi kenangan berkemah  mereka terukir dalam pikiran mereka. Malam itu tidak akan pernah terlupakan.