Friday, November 27, 2009

Cernak, 29 November 2009


Prince Alif

oleh Benny Rhamdani

Prince Alif adalah putera mahkota kerajaan Istiqomah. Sejak kecil ia bercita-cita mengelilingi dunia dengan kapal layar. Saat tumbuh dewasa, Prince Alif mengutarakan keinginannya itu kepada ayahanda, Raja Akbar.

“Mengapa kau ingin keliling dunia anakku?” tanya Raja Akbar.

“Aku ingin belajar banyak hal dari segala tempat di dunia ini,” jawab Prince Alif.

“Tapi kau adalah pewaris kerajaan ini. Kaulah yang akan menggantikanku,” kata Raja Akbar sedikit kebaratan.

“Justru itulah, Ayahanda, aku ingin belajar banyak hal. Kelak jika aku jadi raja, aku sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas,” kata Prince Alif.

Raja Akbar tak kuasa menolak keinginan puteranya. Akhirnya, raja Akbar harus memberikan izin agar Prince Alif pergi keliling dunia.

Sebuah perahu layar berukuran besar pun segara disiapkan. Juga sejumlah prajurit gagah perkasa dipilih untuk mengikuti pelayaran Prince Alif.

Sebulan kemudian, Prince Alif pamit untuk berlayar. Raja Akbar tak kuasa menahan sedih. Air matanya menitik perlahan.

“Hati-hati di perjalananmu. Aku selalu mendoakan keselamatanmu. Pakailah kalung ini agar kau senantiasa ingat pada kerajaan ini,” kata raja Akbar menyampaikan pesannya sambil menyodorkan seuntai kalung emas.

“Aku juga akan selalu mendoakan Ayahanda dan Ibunda,” kata Prince Alif.

Acara pelepasan keberangkatan Prince Alif dirayakan secara meriah oleh seluruh rakyat. Mereka juga berdoa agar Prince Alif kembali dengan selamat.

Sepanjang siang perahu layar itu mengarungi samudera luas. Prince Alif tak hanya berpangku tangan di atas perahu. Dia juga ikut mengawasi laju perahu layar. Sesekali ia menjadi nahkoda. Prince Alif juga membantu mengawasi kegiatan di dapur dan kesehatan.

Malam harinya, tanpa diduga datang badai besar. Seisi perahu panik dan sibuk menyelamatkan perahu mereka agar tidak terhempas badai.

“Prince Alif, sebaiknya Anda di dalam saja. Biar kami yang bekerja. Badai sangat kuat,” kata seorang prajurit.

“Tidak, prajuritku. Aku harus belajar menghadapi badai,” kata Prince Alif yang ikut bekerja di geladak sementara badai makin kuat.

Beberapa saat kemudian, Prince Alif melihat seorang prajurit terpeleset dan nyaris tercebur ke laut. Prince Alif dengan sigap meraih lengan prajurit itu agar tidak jatuh ke laut.

Pluk.

Tiba-tiba kalung Prince Alif terjatuh di sisi perahu. Hampir jatuh ke laut. Padahal kalung itu adalah kalung hadiah Raja Akbar. Tapi Prince Alif tidak bisa menggapai kalung itu karena ia sedang berusaha menyelamatkan seorang parjurit.

“Prince Alif, lepaskan aku. Ambillah kalung itu,” kata si prajurit.

Prince Alif tidak memenuhi permintaan prajurit itu. Dia malah terus berusaha menarik tubuh si parjurit. Kalung itu dibiarkannya tercebur ke laut.

“Syukurlah, kau akhirnya selamat!” kata prince Alif begitu berhasil menyelamatkan si prajurit.

“Terima kasih, Prince Alif. Anda telah mengorbankan kalung emas itu hanya untuk menyelamatkan aku,” kata prajurit itu.

“Kau adalah prajuritku. Aku bertanggungjawab untuk menjagamu,” kata Prince Alif.

Prajurit itu terharu. Dia berjanji akan menjaga keselamatan Prince Alif.

Tak lama kemudian badai surut. Para prajurit yang kelelahan pun bisa beristirahat tanang. Keesokan paginya mereka terbangun dengan perasaan tenang. Sebagian prajurit kemudian menebar jala untuk menangkap ikan.

Prince Alif sangat suka makan ikan laut. Apalagi yang masih segar. Itu sebabnya pra koki pun menyiapkan hidangan dari ikan untuk Prince Alif.

Seorang koki yang sedang memotong ikan tiba-tiba terkejut.

“Hai, aku menemukan kalung emas di dalam tubuh ikan yang kupotong!” teriak koki itu.

“Lho, itu kalung emas milik Prince Alif yang terjatuh di tengah badai semalam,” teriak prajurit yang mengenal kalung itu.

“Kalau begitu kita harus kembalikan kepada Prince Alif,” kata si koki.

Prajurit pun mengantar koki menemui Prince Alif. Betapa senangnya Prince Alif ketika melihat kalung emas itu. Dia kemudian berterimakasih kepada koki yang telah menemukan kalung itu dan mengembalikan kepadanya.

“Sebenarnya aku sudah merelakan kalung ini. Tapi rupanya Tuhan masih berbaik hati padaku. Kalung ini dikembalikan lagi kepadaku,” kata Prince Alif.

Prajurit dan koki ikut senang karena melihat Prince Alif tersenyum senang. Mereka mendapat pelajaran berharga untuk berbuat kebaikan karena kelak akan berbuah kebaikan pula.

^_^

Hore, 29 November 2009


Buaya, Hewan Pemangsa yang Diburu


Belakangan ini, nama buaya seringkali terdengar di mana-mana. Nah, kalian pasti pernah melihat bentuk buaya sesungguhnya, kan? Tapi tahukah kalian bahwa buaya punya kekerabatan dengan dinosaurus?


Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.


Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.


Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat. Tubuhnya yang pipih memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkannya mempertinggi kecepatan pada saat berenang.


Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat.


Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.


Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct). Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu hewan-hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.


Umur


Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi.


Buaya muara diperkirakan dapat hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti dapat melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.


Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.


Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia. Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.


Dua catatan lain yang terpercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.


Kerabat dekat


Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang terkadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila dilihat dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V.


Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berjemur.


Serangan Buaya


Jenis-jenis buaya bertubuh besar dapat sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di pelbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang agresif dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu.


Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan dengan pasukan infantri yang lebih besar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Dua puluh tentara akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi diketahui telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sebagai hewan yang paling banyak menyebabkan kematian di tahun 2001.


Kulit Buaya


Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga mahal. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lain. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong di tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di antaranya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara lainnya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di antaranya dihasilkan dari penangkaran buaya.


Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat.


Konservasi


Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di pelbagai negara yang dimasukkan ke dalam status dilindungi. Empat jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang.


Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di alam, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun masih setengah bergantung ke alam, mengingat stok buaya yang dipelihara masih mengandalkan pemungutan telurnya dari alam, untuk kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran.

(ben)

Friday, November 20, 2009

cernak, 22 November 2009


Buronan

Oleh Benny Rhamdani



“Sudah siap?”


“Tunggu sebentar. Tinggal pakai kaos kaki,” kujawab pertanyaan Mama.


“Salsa, pakai kaos kakinya jangan sambil nonton televisi. Jadinya lama,” protes Kak Aga.


“Ini seru banget. Ada lima penghuni penjara yang lepas tadi malam. Tuh, orang-orangnya. Mukanya ada yang seram, ada juga yang tidak seperti penjahat,” kataku.


“Sayang, tidak semua orang jahat itu mukanya menyeramkan. Juga, tidak semua orang yang mukanya menyeramkan itu hatinya jahat,” kata Mama.


“Hihihi, misalnya Kak Aga ya?” kataku sambil melirik kakakku yang langsung melotot.


Kak Aga langsung mematikan teve agar aku segera bersiap. Kami hendak pergi ke rumah nenek di luar kota akhir pekan ini.


Lima menit kemudian kami sudah berada di dalam mobil yang dikendarai Papa. Mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah. Saat melintasi perempatan jalan, Papa sempat membeli koran Berita Pagi. Aku melihat di halaman paling depan terpampang wajah lima tahanan yang kabur.


“Buronan apaan sih, Pa?” tanyaku ketika membaca judul berita.


“Artinya orang yang sedang diburu oleh petugas polisi. Biasanya orang yang menjadi burona ini pernah berbuat jahat dan dianggap meresahkan masyarakat,” jelas Papa.


“Wah, Kak Aga buronan dong. Soalnya suka mencui kue di kulkas,” ledekku.


Kak Aga mencibir kepadaku.


Mobil pun melaju dan mulai meninggalkan kota. Di tengah perjalanan Papa harus mengisi bensin lebih dulu. Kebetulan di sampingnya ada rumah makan. Jadi kami sekalian istirahat.


Kami pun memesan makanan yang kami suka. Sambil menunggu hidangan, aku tak mau duduk diam. Aku pun berjalan-jalan di sekitar rumah makan. Bahkan aku ke luar untuk melihat pemandangan sekitar. Saat itulah aku melihat sorang lelaki sedang keletihan di bawah pohon.


“Pak, sedang apa di sini?” tanyaku.


“Ng … anu, sedang istirahat,” jawab lelaki itu.


“Kayaknya kecapekan. Sudah makan atau minum?”


Lelaki itu menggelengkan kepalanya. Kasihan …


“Tunggu sebentar, Pak.” Aku kembali ke dalam. Kubelikan sekotak minuman dingin juga sebungkus roti pakai uangku. Tapi saat hendak berjalan kembali, tiba-tiba aku terngat sesuatu.


Wajah lelaki itu mirip dengan foto salah satu buronan yang aku lihat di teve dan koran. Jadi … dia buronan itu kah? Atau hanya mirip?


Aku jadi ragu-ragu melangkah. Bagimana kalau orang itu bebuat jahat kepadaku?


Setelah berdoa sebentar, kuputuskan untuk tetap bertemu lelaki itu. Dia membutuhkan air dan roti untuk mengisi perutnya.


“Pak, ini roti da minuman kotak. Mudah-mudahan cukup untuk mengisi perut,” kataku sambil menyodorkan makan dan minuman kepadanya.


“Terimakasih, nak.” Lelaki itu kemudian menghabiskan minuman kotak dan rotinya. Dia kemudian menatap kepadaku. “Nak, maukah kau menolongku sekali lagi?”


“Aaapa, Pak? Pertolongan apa?” tanyaku.


“Tapi berjanjilah, kau tak akan memberitahu siapapun.”


Aku mengangguk.


“Sebenarnya aku ini kabur dari tahanan semalam. Semula aku tak mau ikut. Tapi hari ini adalah ulangtahu anakku. Aku ingin bertemu dengannya dan memberinya hadiah. Tapi …. Sepertinya keluargaku tidak akan membiarkan aku menemui anakku. Jadi … aku ingin menitipkan hadiah untuk anakku kepadamu. Tolong sampaikan. Ini sudah kutulis nama dan alamatnya.”


Aku menerima sebuah kalung sederhana juga sepotong kertas bertulisakan nama dan alamat. Nama puterinya Zahra.


“Bapak sekarang mau kemana?” tanyaku.


“Aku ingin menyerahkan diri kembali ke polisi,” katanya sedih.


Aku mengangguk, lalu pamit.


“Bilang pada Zahra, ayahnya minta maaf. Suatu hari pasti akan menemuinya dalam keadaan bebas,” pesan lelaki tua itu.


Aku kembali ke rumah makan. Hidangan sudah siap. Papa dan mama menanyakan kepergianku. Kubilang saja lihat-lihat pemandangan di sekitar.


Setelah menghabiskan makanan dan membayarnya, kami melanjutkan perjalanan. Saat itulah aku menyodorkan kertas kepada Papa.


“Pa, apakah kita bisa menemui Zahra di tempat ini?” tanyaku.


“Ya, tentu saja. Kita akan melewati alamat itu sebelum sampai rumah nenek.”


“Terima kasih, Pa.


“Dia temanmu?”


“Iya.”


Mobil pun terus melaju. Papa kemudian keluar dari jalan raya menuju jalan perkampungan. Setelah menyamakan sebuah nomor rumah dengan keterangan di kertas, kami pun turun.


Aku paling depan menuju pintu rumah itu. Kuketuk pntu rumahnya. Seorang anak perempuan keluar. Dia memakai kruk. Kakinya lumpuh sebelah. Seorang ibu mengikutiya di belakang.


“Apakah ini rumah Zahra?” tanyaku.


“Iya, benar. Aku Zahra.”


“Oh, selamat ulangtahun, Zahra. Namaku Salsa. Aku … hanya ingin menyampiakan titipan hadiah ulangtahun untukmu. Ini dia.” Aku emnyodorkan seuntai kalung untuk Zahra. Dia kelihatan senang.


“Terima kasih. Dari siapa ini?” tanya Zahra.


“Orang yang sangat mencintaimu. Dia hanya berpesan, suatu hari nanti akan bertemu denganmu dalam keadaan bebas.”


Zahra terpana. Dia mulai menangis. Aku tak tahan melihatnya menangis. Buru-buru aku pamit.


Di mobil aku terus berterima kasih kepada Tuhan, karena hingga saat ini bisa selalu berada di dekat kedua orangtuaku, Papa dan Mama. Juga Kak Aga. Ya walaupun kadang aku sedikit kesal kepadanya.

^_^

HORE, 22 November 2009

Yang Unik di Hari Pohon



Tahukah kalian bahwa tanggal 21 November ditetapkan sebagai Hari Pohon? Di Indonesia memang belum populer. Padahal, kita memiliki banyak sekali jenis pohon. Nah, di bawah ini kalian akan mendapat informasi mengenai sejumlah pohon tertua di dunia.


Bristlecone Pine 4200 tahun


Pohon cemara atau pine (pinus ) merupakan pohon dari family Pinaceae yang bisa kita temukan di mana saja dan kapan saja asalkan daerah itu tanahnya berpasir berkapur , banyak air ataupun yang mempunyai kadar keasaman cukup tinggi. Kita bisa menemukan pohon ini mulai dari Siberia, Skotlandia, Norwegia, kepulauan Canary, Filipina, pegunungan Himalaya sampe ke pelosok New Zealand, Brazil dan Chili.



Pohon ini memang tenar karena selain dapat hidup dimana-mana juga mempunyai daya jual yang sangat tinggi dalam industri perkayuan. Semua bagian pohon cemara bisa dimanfaatkan mulai dari kayu,getah , ranting,biji hingga daunnya mempunyai kegunaan yang bernilai ekonomi aliasnya pohon ini komersil banget.


Pohon cemara adalah salah satu pohon yang berumur panjang karena bisa mencapai umur sekitar 100-1000 tahun dan bahkan mencatat rekor menjadi pohon tertua di dunia melalui cemara dari spesies Great Basin Bristlecone Pine ( Pinus longaeva ) yang di tahun 2008 ini berumur 4840 tahun!!! Pohon ini tingginya antara 3-80 meter tetapi rata-rata tingginya 15-45 meter. Pohon tertinggi dari spesies Sugar Pine sedangkan yang terpendek adalah cemara Potosi Pinyon dan Siberian Dwarf Pine.


Jomon Sugi 2000-7000 tahun


Menurut wikipedia, Jomon sugi adalah pohon cemara tertua di Jepang ditemukan pada tahun 1968, dengan tinggi 25,3 meter dengan volume 300 m kubik diperkirakan usianya antara 2000 – 7200 tahun terletak di Pulau Yakushima bagian paling utara Jepang 40 menit dengan pesawat dari Bandar Udara Kagoshima.


Spruce Ione Norwegia 9550 tahun


Tingginya hanya 4 meter, namun sebatang pohon sejenis cemara, yang masih hidup di Swedia, diketahui berusia 9.550 tahun. Hidup sejak akhir zaman es, pohon tersebut tercatat sebagai yang tertua di dunia saat ini.



Spesies pohon spruce Ione Norwegia ini ditemukan tahun 2004. para peneliti menemukannya di sekitar semak-semak pegunungan pada ketinggian 910 meter di Provinsi Dalarna, Swedia. Pohon ini tidak langka karena penduduk sering menggunakan sebagai pohon Natal.

“Usianya yang sangat panjang kemungkinan besar dipicu emampuannya mengkloning diri sendiri,” ujar Leif Kullman, profesor eologi dan lingkungan hidup di Universitas Umea, Swedia. Batang dan rantingnya memang diketahui dapat bertahan hidup hingga 600 tahun. Kullman menjelaskan, saat batangnya mati, batang baru akan dibentuk dari akarnya sehingga umurnya menjadi sangat panjang.


Pohon ini lebih tua dari pinus Bristlecone di White Mountain California yang hanya berusia 5000 tahun. Pinus Bristlecone tertua hanya bertahan hidup hingga 7.500 tahun namun tumbuh menjulang hingga 150 meter. Jika umur pinus Bristlecone diukur dari garis pohon di rantingnya yang dipantau setiap tahun, umur cemara di Swedia diukur dari jejak radiokarbon di akarnya.
Kullman menyatakan pohon yang usianya lebih tua dari 9.550 tahun bisa dikatakan mustahil. Sebab, seluruh wilayah Swedia kemungkinan masih diliputi es saat itu.

Nah, jika kalian turut menjaga pohon di sekitar kita, pastinya kita akan melihat juga pohon-pohon yang panjang umurnya. Asal, nantinya tidak mencelakai kita saja.

(ben)

Thursday, November 12, 2009

Cernak, 15 November 2009


Gudang di Belakang Rumah


oleh Benny Rhamdani



Hari ini aku pulang agak sore karena harus latihan taekwondo dulu. Hujan yang rintik-rintik berubah jadi deras begitu aku sampai rumah. Untunglah.


“Halooo! Nggak ada orang ya?” tanyaku melintasi ruang tamu yang sepi. Mestinya kalau tidak ada orang pintu depan rumah pasti dikunci.


Rumahku ini penghuninya hanya empat orang. Kedua orangtuaku yang selalu pulang kerja saat larut malam, aku dan adikku, Rasya.


Aku segera ke kamar Rasya. Tapi dia tidak kutemukan. Aku jadi penasaran mencarinya. Di dapur juga tidak ada.


“Baru pulang ya, Kak Will?”


Aku menoleh. Kulihat adikku baru masuk dari pintu belakang.


“Lagi cari apaan sih?” tanya Rasya lagi.


“Nyari kamu. Kok bisa-bisanya menghilang. Biasanya, kamu kan duduk manis di depan televisi sepanjang hari,” kataku.


“Dari pada main game sepanjang hari,” timpal Rasya.


Aku mencibir. Aku memang paling hobi main game. “Barusan dari mana?’ tanyaku.


“Halaman belakang.”


“Ngapain hujan-hujan ke halaman belakang.”


“Siapa tahu ada cokelat jatuh di hjalaman belakang atau es krim stroberi,” jawab Rasya membuat mataku mendelik. “Suka-suka aku dong mau pergi ke mana saja,” tambahnya.


Aku tak meladeni Rasya. Segera aku mandi dan berganti pakaian. Badanku rasanya letih sekali. Latihan hari ini memang berat sekali, termasuk latihan tanding karena akan dipilih mengikuti lomba tingkat provinsi.


Kriiiing. Telepon rumah berbunyi nyaring. Kudiamkan karena lkupikir Rasya akan mengangkatnya. Tapi telepon itu terus berbunyi. Akhirnya aku yang mengangkatnya. Ternyata Papa.


“Halo, kalian tidak apa-apa kan di rumah? Papa dan Mama pulang tegah malam. Tante Yosi masuk rumah sakit dan harus operasi. Kami akan langsung ke rumah sakit sepulang kerja. Kalau ada apa-apa, kalian telepon ke HP ya,” begitu kata Papa.


Sebagai anak sulung aku meminta Papa tenang saja. Di rumah, aku yang akan menjaga Rasya.


“Rasya!” Aku kembali berteriak memanggil adikku. Kemana ya? Aku menuju ke ruang televisi, tidak ada. Di kamarnya juga tidak ada.


“Aku di dapur dari tadi kok,” kata Rasya saat aku melongok dapur.


“Ngapain kamu di dapur?” tanyaku.


“Masak pizza.”


“Mana mungkin. Membedakan bumbu dapur saja kamu tidak bisa.”


Rasya cemberut. Salahnya sendiri karena tak suka membantu Mama memasak kalau hari libur. Eh, tapi kok tumben yakali ini di dapur. Padahal dapur tempat yang paling tidak disukainya. Kecuali untuk mengambil isi kulkas.


Aku membuka kulkas. Kulihat makanan yang kutahu sudah hilang.


“Pudingnya kemana?” tanyaku.


“Habis aku makan,” jawab Rasya.


“Sebanyak itu? Memang perutmu sudah berubah jadi karung ya?”


“Suka-suka aku dong.”


Huh!


JLUGER! Suara petir berbunyi nyaring melengkapi hujan deras.


“AAAAAARGH!” Rasya langsung menjerit dan memelukku.


“Apa-apaan sih? Sama suara gitu aja takut.” Aku mendorong Rasya.


Aku melangkah. Tapi tiba-tiba aliran listrik padam.


“AAAARGH!” Rasya menjerit dan memelukku lagi. Kali ini aku tidak mendorongnya. Dalam keadaan gelap gulita begini, suasana memang jadi menyeramkan.


Aku menuntunnya mencari senter di dapur. Akhirnya aku menemukan dua. Satu kupegang, satunya kuserahkan kepada Rasya.


BRUK! KRONTANG!


Aku terkejut mendengar suara jatuh barang. Apakah? Siapakah? Aku mendegarnya dari aah gudang di belakang rumah.


“Kita lihat gudang yuk!” ajakku.


“Jangan ah. Takut. Seram. Di sini aja udah seram gelap-gelapan begini.”


“Payah! Kalau tidak mau ikut, tunggu di sini aja.”


Tapi Rasya tidak mau diam sendiri. Dia mengekoriku berjalan ke belakang rumah. Saat di depan pintu gudang aku marik napas. Berharap di dalam sana tidak menemukan hal menyeramkan.


Kriek … Pintu berderut saat kubuka. Kuarahkan senterku ke sudut nan gelap. Kulihat beberapa tumpukan perabot berjatuhan. Mana mungkin tikus menyenggolnya bisa jatuh.


Kuarahkan sorot senterku kea rah lain … dan …..


“KUNTILANAK!” aku berteriak nyaring dan langsung menarik lengan Rasya.


Uuuuh! Kok Rasya malah menahanku?


“Ayo lari!” kataku.


“Tidak perlu. Dia bukan kuntilanak.”


“Hah?”


“Dia Wati. Anak desa yang tersesat.”


“Hah?” Aku makin bingung. Kuarahkan sekali lagi senterku ke mahluk menyeramkan tadi. Ya, ternyata itu seorang anak perempuan sebaya Rasya. Dia tampak ketakutan melihatku. Di dekatnya ada piring dan minuman. Pasti dari Rasya.


Aku segera mengajak Rasya dan Wati ke rumah. Kuminta Rasya menceritakan segalanya.


Tadi sore sebelum aku pulang, Rasya melihat seorang anak perempuan di depan pagar. Tampak letih dan seperti mau pingsan. Rasya mengajak anak perempuan itu ke teras dan memberinya minum. Ternyata anak perempuan itu mengaku terpisah dengan ibunya di terminal bis. Dia sendiri berasal dari kapung nan jauh. Dia tidak berani melapor ke polisi jadinya hanya berjalan jauh sambil mencari ibunya.


Rasya merasa kasihan dan meminta Wati menginap saja dulu. Tapi karena orangtuaku pernah berpesan agar tidak smebarangan menerima tamu tak dikenal, Rasya memitanya tinggal dulu di gudang. Paling tidak jangan sampai ketahuan aku. Soalnya, aku memang paling teguh dengan peraturan orangtuaku.


“Ya, sudah. Wati sekarang tidur di kamar Rasya saja dulu. Pakaiannya diganti dulu,” kataku.


Rasya dan Wati pun ke kamar. Aku segera menelepon Papa. Untunglah Papa mau mengerti. Rencananya, besok pagi Papa akan mengantar anak itu ke kantor polisi atau meminta anak buahnya mengantar kembali ke kapungnya.


Setelah menelepon, aku tersenyum sendiri. Betapa mulianya perbuatan Rasya menolong Dewi. Kalau aku yang melihat, belum tentu melakukan hal yang sama. Bagimana dengan kalian?


^ _ ^

Tuesday, November 10, 2009

Hore, 15 November 2009

Sepuluh Tanaman Menakjubkan di Dunia

Banyak keajaiban alam yang bisa kita jumpai. Salah satunya adalah melalui tanaman. Jika kita baca sepuluh saja keajaiban tanaman tersebut, kita akan makin yakin degan kebesaran Sang Pencipta. Nah, kalian sudah ada yang pernah melihatnya?

Welwitschia mirabilis: Tanaman dengan Daya Taha
n Luar Biasa



Bentuknya tidak enak dilhat, tapi tanaman yang satu ini benar-benar unik. Tanaman asal Namibia ini hanya memiliki dua daun dan sebuah batang dengan akarnya. Dua daun itu akan terus tumbuh membesar mirip alien. Batangnya akan membesar bukannya meninggi lagi.


Tanaman ini akan tumbuh hingga bisa mencapai lebar 8 meter dengan tinggi 2 meter. Umurnya bisa mencapai 400 hingga 1500 tahun dan tidak akan mati meski tidak ada hujan selama 5 tahun. Rasanya sangat menyengat baik mentah maupun sudah dimasak, dan karenanya diberi nama Onyanga, yang berarti bawang gurun.


Dionaea muscipula: Venus si Perangkap Lalat


Venus si Perangkap Lalat ini merupakan tanaman karnivora yang paling dikenal karena perangkap alami uniknya yang aktif dan efisien. Dua daun yang menempel pada tanaman ini dipenuhi oleh bulu-bulu ultra sensitif yang mendeteksi keberadaan apa saja dari semut, lalat, atau jenis serangga lainnya. Begitu ada yang menyentuh bulunya, perangkapnya akan bekerja dalam waktu kurang dari sedetik.


Rafflesia arnoldii: Bunga Terbesar di Dunia


Tanaman ini eksotis, sangat langka, tapi warnanya kurang cantik, berbintik, namanya Rafflesia Arnoldi salah satu dari 16 spesies genus Rafflesia, bunga terbesar di dunia. 16 spesies yang diketahui dapat ditemukan hanya di Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa) dan Malaysia (Sabah, Serawak).


Rafflesia Arnoldii, belakangan dimasukkan ke dalam familiEuphorbiaceae, bisa berdiameter hingga 1 meter dengan berat mencapai 7-11 kg.

Bunganya akan mekar hanya dalam waktu 3 hari hingga seminggu saja. Saat mekar bunga ini akan mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat hingga di Indonesia bunga ini dinamakan bunga bangkai. Baunya yang khas mengundang serangga penyerbuk datang dan itu membuatnya dapat bergenerasi dan hanya 10-20 persen dari semaian yang akan berhasil dan dalam 9 bulan, dengan sedikit keberuntungan, akan mekar kembali.


Desmodium gyrans: Tanaman yang Menari


Darwin menyebutnya Hedysarum, botanis moderen menyebutnya Desmodium Gyrans, atau tepatnya, Codariocalyx Motorius. Orang menyebutnya Runmput Menari atau Tanaman Telegraf atau tanaman Semaphore, karena gerakan daunnya yang seperti menari atau seperti gerakan kode semaphore. Tanaman ini termasuk yang mudah tumbuh dan akan "menari-nari" pada saat banyak sinar matahari atau dalam keadaan kering.


Euphorbia obesa: Tanaman Baseball



Euphorbia Obesa, dijuluki juga tanaman Baseball, biasa tumbuh di Great Karoo, Afrika Selatan. Populasinya mulai terancam seiring sering diburunya tanaman ini oleh para kolektor tanpa memikirkan penanamannya kembali. Ini membuat beberapa organisasi dalam dan luar negeri bereaksi untuk melindunginya. Meski di habitat aslinya Euphorbia obesa ini masih terancam, saat ini sudah banyak pertanian yang membudidayakannya, sehingga mereka juga turut memastikan bahwa yang diperdagangkan para kolektor bukan yang berasal dari alam.


Amorphophallus titanum: Bunga Bangkai



Bunga ini tingginya bisa lebih dari tinggi seorang pria dewasa, dan mengeluarkan aroma busuk yang menyengat pula. Dinamakan Titan Arum, di Indonesia dijuluki pula sebagai "bunga bangkai" karena baunya itu. Bunga ini merupakan fenomena langka dan berkembang biak berkat bantuan dari serangga penyerbuk yang datang karena baunya.


Baobab: si Pohon Botol


Baobab adalah nama umum dari satu genus Adansonia yang terdiri dari 8 spesies

pohon, aslinya dari Madagascar. Juga dikenal sebagai pohon Botol, bukan hanya karena bentuknya yang memang mirip botol, tapi pohon ini juga biasanya mampu menampung air sekitar 300 liter. Tidak heran umur pohon ini bisa mencapai 500 tahun.


Dracaena cinnabari: Pohon Darah Naga



Dracaena Cinnabari atau Pohon Naga berasal dari kepulauan Socotra. Biasa disebut juga Pohon Darah Naga dan Pohon Naga Socotra. Pohon ini salah satu pohon teraneh di kepulauan Socotra, dengan bentuknya yang seperti payung. Pertama kali dipublikasikan oleh Isaac Bayley Balfour tahun 1882. Kalau diperhatikan, pohon ini pernah menjadi icon di Windows sebagai icon Network. Darah naga diambil dari warna getah merahnya, dan bisa dijadikan obat atau bahan pewarna celup.


Selaginella lepidophylla: Tanaman yang Bangkit Kembali


Disebut juga sebagai Mawar dari Jericho, Selaginella Lepidophylla merupakan spesies dari tanaman gurun karena kemampuannya bertahan hidup meski diawetkan dengan pengeringan sekalipun. Selama cuaca kering di habitat aslinya, batangnya akan mengkerut menjadi sebuah bola kecil dan terurai kembali saat diekspos ke tempat lembab. Aslinya tumbuh di gurun Chihuahuan.


Mimosa púdica: si Putri Malu



Yang satu ini tidak aneh di sini. Banyak ditemukan di daerah tropis dan juga di Amerika Selatan dan Tengah. Saat disentuh atau digoyangkan daun-daunnya akan mengkuncup dan akan membuka kembali dalam beberapa menit. Seperti punya feeling.



Nah., kalian suka yang mana?

Friday, November 06, 2009

Hore, 8 November 2009


Sehari Bersama Mama


oleh Benny Rhamdani


Hari Minggu berarti libur. Aku belum punya rencana apa-apa. Biasanya selalu saja ada teman yang mengajakku bermain. Terkadang Papa yang mengajak jalan-jalan. Kalau Mama, hari Minggu tetap sibuk di rumah. Mulai dari memasak, merapikan taman, dan segalanya. Mama memang paling suka bersih-bersih di rumah setiap hari.

Kalau aku? Hahaha, kata Mama sih, aku ini anak paling mals di dunia. Tempat tidur sendiri saja aku menyuruh Bik Sumi yang membereskan.

Hari Minggu ini Papa masih di luar kota. Aku bingung bikin acara apa ya?

"Ikut Mama ke pasar yuk!" ajak Mama.

"Maksud Mama ke supermarket gosir?" tanyaku.

"Bukan. Ke pasar tradisional."

"Ih, Mama. Pasar tradional kan bau amis, becek lagi."

"Sekali-kali. Kamu pakai masker kain aja biar nggak mencium bau."

Aku berpikir sebentar. "Iya Salsa ikut. Tapi jangan lama-lama ya," syaratku.

Aku pun ikut Mama ke pasar tradisional. Kata Mama, belanja di pasar tradisional lebih murah. Barang-barangnya juga bisa ditawar.

Kami turun dari mobil di parkiran pasar yang sebenarnya tak begitu jauh dari rumah.
Hidungku langsung mencium aroma tak sedap. Wuek. rasanya perutku mual. AKu buru-buru menutup hidung sambil berjalan di samping Mama. Kenapa begini sih bau pasar? Hehehe, soalnya ini bukan mall.

Mama mengajak aku membeli ayam potong. Tempat yang baunya bikin kepalaku pusing. Apalagi aku melihat tukang jualannya benar-benar memotong ayam di tempat itu. Tapi jadi tahu bagaimana memotong ayam. Kalau di supermarket sudah ayam potong yang bersih.


Mama kemudian mengajakku ke tempat penjual bumbu dapur. lagi-lagi aku jadi banyak tahu tentang bumbu dapur. Ternyata ketumbar dan merica itu bentuknya mirip tapi berbeda. haha, aku benar-benar norak deh. Juga ketika aku tahu ada bumbu dapur yang namanya kemiri, jinten, dan nama-nama asing lainnya di telingaku. Aku kan tahunya makan saja. Bukan memasak! Tapi aku janji nanti akan belajar emmasak.

Setelah dari penjual bumbu dapur, menuju penjual sayur. Aku jadi tahu asli bentk aneka sayuran. Tidak seperti di supermarket yang sedikit macamnya. Wah, ternyata ikut ke pasar membuatku pintar nih.

Setelah ke beberapa penjual lagi, Mama mengajakku pulang. Wow, belanjaan mama banyak juga. Jadi aku harus ikut membantu dong.


Tapi saat berjalan ke tempat parkir tiba-tiba ....

"Copet! Copet!" teriak seorang ibu.

Aku menoleh. Kulihat seorang copet berlari menuju arahku. Aku ketakutan dan bersembunyi di belakang Mama. Kuperhatikan Mama berusaha tenang. Saat copet itu mendekat, Mama langsung menurunkan belajannya, dan ....

Ciaaaat! Bak! Buk! Bruk!

"Adow!"

Copet itu teriak kesaktan karena dihanta bertubi-tubi oleh Mama. Dia tidak bisa bergerak. Seorang satpam langsung meringkusnya.

"Terima kasih, Bu," kata satpam itu smabil menunduk kepada Mama.

Mama mengangguk dan mengajakku cepat ke mobil.

"Wah, Mama hebat! Aku ingin hebat sepert Mama. Bisa masak, bertaman, sampai jago silat!" seruku senang.


Oh iya, aku lupa memberitahu kalian. mamaku ini dulunya juara nasional pencak silat lho, malah sempat juara tingkat Asia. Jadi jangan macam-macam sama Mama ya!


^-^

Hore, 8 November 2009

Para Pahlawan Penemu Indonesia


Kalian tentu ingat setiap 10 November kita memperingati Hari Pahlawan. Mereka yang menyandang gelar kebanyakan adalah yang berjuang demi kemerdekaan negara tercinta. Saat ini, pahlawan tidak lagi hanya mereka yang mengangkat senjata, tapi juga yang mengharumkan nama bangsa. Sebut saja sejumlah nama penemu, seperti yang akan kalian baca berikut ini.


Liem Tiang Gwan, Ahli Radar Dunia


Liem Tiang Gwan, putera Indonesia kelahiran Semarang, 20 Juni 1930, ini seorang ahli Radar (radio detection and ranging)yang mendunia. Radar rancangannya banyak digunakan untuk memantau dan memandu naik-turunnya pesawat di berbagai belahan dunia. Bahkan militer di banyak negara Eropa menggunakan jasanya untuk merancang radar pertahanan yang pas bagi negaranya.


Beliau pernah di Jakarta, lalu di Taman Siswa Yogyakarta, kemudian menyelesaikan HBS (Hoogere Burgerschool) di Semarang tahun 1949. Setelah itu, beliau masuk Institut Teknologi Bandung dan meraih sarjana muda tahun 1955. Beliau melanjutkan studi di Technische Universiteit (TU) Delft, lulus tahun 1958. Pak Liem lalu ke Stuttgart dan bekerja sebagai Communication Engineer di Standard Elektrik Lorenz.


Perannya yang amat besar dalam bidang radar, sensor, dan gelombang elektromagnetik membawa Liem untuk mematenkan sejumlah temuannya. Puluhan temuannya diakui berstandar internasional, kini sudah dipatenkan. Beliau sendiri sudah tidak ingat lagi berapa rancangan radar, antena, dan rancangan sinyal radar yang sudah dipatenkan.


Secara sederhana, ilmu tentang elektro yang pernah ditekuni selama belajar, coba dikembangkan oleh Pak Liem. Dalam sistem gelombang radio atau sinyal, misalnya, ketika dipancarkan, ia dapat ditangkap oleh radar, kemudian dianalisis untuk mengetahui lokasi bahkan jenis benda itu. Meski sinyal yang diterima relatif lemah, radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal itu.


”Itu sebabnya negeri sebesar Indonesia, yang terdiri dari banyak pulau, memerlukan radar yang banyak dan canggih guna mendeteksi apa pun yang berseliweran di udara dan di laut. Mata telanjang mungkin tidak bisa melihat, apalagi dengan teknologi yang semakin canggih, pesawat bisa melintas tanpa meninggalkan suara. Semua itu bisa dideteksi agar Indonesia aman,” kata Beliau


Alex Kawilarang W Masengi, Penemu Kapal Ikan Bersirip


Doktor dari The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University, Jepang (1993), ini adalah penemu teknologi kapal ikan bersirip. Temuan pria bernama lengkap Prof Dr Ir Alex Kawilarang Warouw Masengi MSc kelahiran Desa Kinilou, Tomohon, 13 Juni 1958, ini sudah dipatenkan di Jepang.


Penemuannya diilhami ikan terbang dalam menemukan teknologi perkapalan tersebut. Ikan itu dapat terbang jauh bagaikan pesawat udara yang melayang rendah di atas permukaan air laut. Dia tertarik ketika mengamati bentuk tubuh dan sirip ikan terbang antoni (torani). Ikan itu dapat melayang di atas permukaan air laut. Tubuhnya terangkat melalui pergerakan sirip yang relatif panjang dan dorongan pergerakan tubuhnya sendiri.

Pakar teknik perkapalan perikanan, ini mengamati ikan antoni memiliki bentuk tubuh yang relatif unik, mulai dari kepala, badannya yang montok, pergelangan ekornya serta seluruh siripnya. Bentuk tubuh dan sifat-sifat khas ikan antoni itulah yang ia terapkan ke dalam desain badan kapal ikan, berikut pemasangan sirip pada bagian lambung kapal. Hasilnya, tingkat kestabilan kapal ikan relatif menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain.


Sebuah perusahaan galangan kapal di Jepang saat ini sedang bersiap memproduksi massal kapal-kapal ikan bersirip yang didasarkan pada model atau teknologi temuan Alex itu. Makanya, di Jepang namanya tercatat sebagai anggota konsultan pembuatan kapal Nagasaki Dream, dan konsultan pembuatan kapal layar Michinoku-Indonesia. Juga menjadi konsultan teknik pada Reedbed Technology, Liverpool, Inggris.


Pak Alex tumbuh di dalam keluarga petani. Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pertanian di kaki Gunung (api) Lokon, Desa Kinilou, Tomohon, Sulawesi Utara. Ia akrab dengan pertanian palawija, hortikultura,serta budidaya tambak air tawar. Sehingga ahli kelautan ini tetap cinta alam pegunungan.

Rumahnya yang sederhana dikelilingi tambak atau telaga lengkap dengan budidaya ikan mas dan mujair. Di bagian depan rumah tampak beberapa rumpun pohon bambu yang ikut menambah semarak lingkungan rumahnya.


Andrias Wiji Setio Pamuji, Pencipta Reaktor Biogas


Di kalangan peternak sapi perah, terutama di Jawa Barat, membuat biogas dari kotoran sapi tengah menjadi kesenangan baru. Apalagi dalam kondisi persediaan bahan bakar minyak yang tidak menentu dan harganya terus melaju seperti sekarang.


Untuk itu, menghasilkan dan memanfaatkan gas hasil kerja sendiri merupakan kebanggaan tersendiri sehingga para peternak tidak perlu lagi membeli minyak tanah, gas elpiji, atau kayu bakar.

Jangan heran kalau mendatangi peternakan di daerah Lembang dan Cisarua, Kabupaten Bandung, Anda akan menemukan kantong plastik ukuran 5.000 liter dalam sebuah lubang dan kantong lainnya ukuran satu meter kubik mengapung di bawah atap yang disambungkan dengan pipa-pipa plastik.


Perlengkapan sederhana yang biasa terdapat dekat kandang sapi itu sebetulnya reaktor dan penampung biogas. Kotoran sapi yang sudah dicampur air dengan ukuran satu banding satu itu diubah menjadi gas. Gas itu dialirkan pada reaktor. Setelah menjadi gas kemudian dialirkan pada penampung gas. Melalui selang plastik, gas dialirkan lagi ke kompor gas di dapur untuk memasak.


Percobaan membuat reaktor sederhana dari plastik ini sudah dilakukan oleh Andrias Wiji Setio Pamuji (27) pada tahun 2000, saat ia masih kuliah tingkat III di Jurusan Teknik Kimia Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB).


Namun, Andrias baru memasarkannya pada 9 April 2005 setelah menyempurnakan percobaan-percobaannya. Reaktor biogas dari plastik ini sebelumnya pernah menang dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa tahun 2002 yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.


Andrias sudah lama mengetahui bahwa kotoran sapi bisa dijadikan gas. Namun, kesempatan membuktikan hal tersebut baru kesampaian saat ia kuliah. Saking penasaran, ia membawa kotoran sapi yang sudah dicampur air dari sebuah peternakan. Kotoran sapi itu ia bawa dengan jeriken ukuran lima liter.


Sampai di rumah indekos, jeriken tetap ditutup agar terjadi fermentasi pada kotoran sapi. Setelah sebulan, jeriken dibuka dan di atas lubang jeriken dipasang plastik. Plastik langsung mengembang.


Andrias yang berasal dari Desa Ngrendeng, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, itu segera mencari pucuk bolpoin yang terbuat dari logam. Pucuk pulpen ini ditusukkan pada plastik dan keluarlah gas. Ia menyulutnya dengan korek api. ”Ternyata betul, kotoran sapi bisa jadi gas dan bisa dibakar,” ujarnya.


Andrias terus memodifikasi peralatan dengan menggunakan uang bantuan dari teman- temannya. Percobaan demi percobaan ia lakukan untuk bisa menghasilkan reaktor dan penampung gas berharga murah dan berkapasitas mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga.


Kini reaktor biogas buatannya sudah digunakan oleh 66 peternak sapi perah di Subang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan Padang, Sumatera Barat, menyusul Bali, Jawa Tengah, dan Lampung.


Sebetulnya, segala kotoran binatang bisa digunakan, termasuk kotoran manusia. Hanya saja teknologi terbentur oleh asas kepantasan dalam masyarakat. Sampah organik juga bisa dipakai sebagai bahan pokok pembuatan gas. Reaktor bisa ditempatkan di tempat penampungan akhir (TPA) sampah.


Andrias adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Anak petani ini sering penasaran dan ingin membuktikan teori-teori yang didengarnya dengan cara melakukan percobaan.

Waktu kecil ia pernah membuat listrik dan perahu motor mainan dengan penggerak kincir angin. Kincir angin dibuat dari pemutar kaset dalam tape. Andrias juga senang bertani dan beternak. Tanaman dan hewan ia rawat dengan kasih sayang. Ini adalah ajaran dari ibunya.



Sejak kecil Andrias sering membantu orangtuanya bekerja di sawah. Ibunya sering menunjukkan kepadanya sawah-sawah yang subur dan kering. ”Sawah yang hijau dan subur itu setiap hari ditengok petani. Kalau yang coklat itu jarang ditengoki petaninya,” kenang Pak Andrias menirukan kalimat ibunya.


Perkataan itu mengartikan, sawah yang sering ditengok akan lebih terawat. Perawatan itu adalah cermin dari ketekunan. Tekun, itulah yang menjadi prinsip hidup Pak Andrias.