Saturday, April 25, 2009

Hore, 26 April 2009

Buku Pencatat Rekor


Ide memang bisa datang dari mana saja, seperti tinggal memetiknya dari udara. Dan, Sir Hugh Beaver memetiknya dari cekcok mulut dengan kawan-kawannya. Sepulang dari berburu di suatu hari pada 1954, eksekutif pada pabrik bir Guinness ini bersilang pendapat dengan kawan-kawannya tentang burung-terlatih-untuk-berburu apa yang paling tangkas di Eropa. Tak mendapat jawaban yang pasti, dia lalu berpikir pasti betapa banyak silang pendapat semacam ini yang tak selesai.

Terbetiklah ide mengumpulkan semua catatan rekor—prestasi manusia, keadaan alam, dan lain-lain—dalam satu buku, agar bisa dipakai sebagai wasit dalam perdebatan semacam itu. Dia lalu meminta si kembar ahli statistik—Ross dan Norris McWhirter—untuk mengumpulkannya. Dan terbitlah Guinness Book of Records pada 1955, yang kontan melesat di daftar buku terlaris Inggris. Semenjak itu, terbitlah edisi revisinya setiap tahun, dan mendapat sukses di mana-mana.

* Buku yang terlama bercokol pada daftar buku laris versi The New York Times adalah The Road Less Travelled, karya M. Scott Peck, yaitu selama 598 minggu hingga 14 April 1995. Buku ini telah dicetak lebih dari 5 juta eksemplar.

* Buku yang paling lambat penjualannya adalah terjemahan Perjanjian Baru dari bahasa Koptik ke bahasa Latin oleh David Wilkins. Dicetak oleh Oxford University Press pada 1716 sebanyak 500 eksemplar, buku ini baru habis 191 tahun kemudian—atau rata-rata terjual satu eksemplar setiap 20 minggu.

* Cetakan pertama terbesar untuk buku fiksi adalah sejumlah 2,8 juta eksemplar, untuk novel keenam John Grisham, The Rainmaker. Novel-novel Grisham sendiri diperkirakan telah terjual sebanyak 55 juta eksemplar di seluruh dunia. Film-film yang diadaptasi dari novelnya (The Firm, The Pelican Brief, dan The Client) meraup untung 572 juta dolar di seluruh dunia.

* Setelah dihitung, Charle Harold St. John Hamilton, alias Frank Richards (1876-1961), telah menulis 72-75 juta kata selama hidupnya. Pada masa puncaknya (1915-1926), dia menulis 80 ribu kata per minggu untuk mingguan Gem, Magnet dan Boys Friend— semuanya terbit di Inggris.

* Novelis yang terbanyak menerbitkan buku adalah Jose Carlos Ryoki de Alpoim Inoue (lahir 22 Juli 1946), asal Brasil, yaitu sebanyak 1.020 judul.

* Tatkala Victor Hugo pelesir pada 1862, dia sangat ingin tahu bagaimana penjualan novel terbarunya, Les Miserables, yang sangat terkenal itu. Pesan yang dia kirimkan pada penerbitnya adalah“?” Dan jawaban yang diperolehnya adalah“!” Jadilah ini surat-menyurat terpendek.

* Novel terpanjang adalah Tokuga-Wa Ieyasu, karya Sohaochi Yamaoka, yang dimuat berseri pada sebuah harian Jepang sejak 1951. Sekarang serial itu telah selesai, dan jika diterbitkan paling tidak akan terdiri dari 40 jilid.

* Penulis fiksi yang bukunya paling banyak terjual adalah Agatha Christie (1890-1976). Sejumlah 78 novel kriminalnya diperkirakan telah terjual 2 miliar eksemplar dalam 44 bahasa. Royalti yang diterimanya diperkirakan sekitar 4,25 juta dolar setahun.

* Perpustakaan terbesar di dunia adalah Library of Congress, AS, didirikan pada 1800, yang menyimpan hampir 108 juta terbitan. Panjang rak perpustakaan ini sekitar 851 kilometer, dan mempekerjakan 4.700 karyawan.

* Pengarang humoris Konstantin Arsenievich Mikhailov (l. 1968), punya 325 nama samaran, seperti yang tertera dalam Dictionary of Pseudonyms. Sebagian besar nama samaran itu mengutak-atik namanya yang sebenarnya.

* Buku terkecil yang pernah dipasarkan adalah seberat 22 gram, berukuran 3,73 cm 3,75 cm yang berisi cerita anak-anak Old King Cole, dan dicetak hanya 85 eksemplar pada Maret 1985. Halaman buku ini hanya dapat dibuka dengan sebuah jarum. Itu pun harus dengan sangat hati-hati.

Begitulah, dengan segala sensasi yang ditimbulkannya saat setiap upaya pemecahan rekor, Guinness Book of Records selalu laris manis. Bayangkan saja, penjualannya dalam 37 bahasa diperkirakan sampai 77 juta eksemplar. Jadi, kalau kita sedang cekcok dengan seseorang, pikirlah kemudian baik-baik. Siapa tahu ide cemerlang dan keberuntungan Sir Hugh Beaver menular pada kita.


(ben)

Thursday, April 23, 2009

Cernak, 26 April 2009


Pesan dari Bunda

oleh Benny Rhamdani


“Bagaimana kalau hape itu hilang?”


Yuka melihat hape di tangannya. Benda mungil hadiah Paman Ken kemarin sore. Dia ingin sekali membawa ke sekolah. Biar Aime dan kawan-kawan tahu, dia juga bisa punya handphone canggih.


“Nggak akan hilang kok, Bunda. Yuka janji akan menjaganya,” ucap Yuka dengan muka sememelas mungkin.


Bunda tak berdaya melihat wajah merajuk Yuka. “Bawalah. Tapi saat jam pelajaran dimatikan hapenya. Nanti jam istirahat telepon Bunda, biar bunda yakin hape itu tidak kamu hilangkan,” kata Bunda.


Yuka ingin bersorak girang sambil meloncat ke atas genteng. Hehehe, tapi tidak mungkinlah. Dia kan harus buru-buru ke sekolah. Keinginannya saat ini adalah pamer di pagi hari di depan Aime dan kawan-kawannya.


“Hai, Aime. Sekarang aku punya hape yang keren. Bisa musik, film, bikin video, nulis di blog, chating,” cerocos Yuka ketika di depan kelas melihat Aimee. Dia mengipas-ngipas hape barunya perlahan.


Aime yang tengah berdiri bersama Orin, Tami dan Cika langsung tertawa cekikikkan. “Itu sih hape kuno. Hapeku tuh bisa buat mengetahui gempa satu jam sebelumnya, juga buat pewangi,” kata Aime sambil mengacungkan hape terbarunya.


Yuka menalan ludah. Uuh, niatnya mau pamer, malah jadi kayak orang kampung ketinggalan jaman. Hapenya dia matikan dan disimpan di dalam tas. Harusnya, dia minta Paman Ken membelikan hape yang bisa memotret hantu. Pasti seisi kelas akan heboh.


Yuka baru kembali teringat hape itu saat jam belajar berakhir. Ia bahkan tadi tidak menyalakan hape saat istirahat. Buru-buru Yuka menyalakan hape. Dia kan harus segera menghubungi Bunda agar Bunda tahu hapenya masih baik-baik saja.


Satu pesan masuk terpampang di layar hape. Yuka buru-buru membacanya.


Pulang sekolah langsung ke rumah ya. Bunda tadi telepon. Tapi tidak aktif. Lupa dinyalakan pas istirahat ya?


Yuka segera membalasnya.


Sekolah bubaran. Yuka baru hidupin hape. Bunda pulangnya jangan terlalu malam ya.


Tidak ada jawaban dari Bunda. Mungkin Bunda sedang shalat atau sedang rapat di kantornya.


Yuka turun dari angkot tepat di depan pintu pagar rumahnya. Suasana sepi langsung menyambutnya. Sejak Ayah meninggal setahun lalu, Bunda tak lagi menyapanya di depan pintu karena bekerja.


Tiba-tiba hape Yuka bersuara. Tanda SMS masuk. Ternyata SMS dari Bunda. Yuka membaca pesan yang masuk.


Bunda mnta tman Bunda mengmbil laptop n tv. Sbntar lg smpai di rmh. Bunda mo tukar dgn yg bru.


Yuka segera membalasnya.


Oke, Bunda.


Pesan itu dikirimkan ke hape Bunda. Tapi yang membaca pesan itu bukan Bunda, tapi seorang pria berkumis.


Ketika jam istirahat kerja, Bunda seperti biasa bersama teman-temannya pergi ke kantin untuk makan siang. Tapi hape Bunda terjatuh tak sengaja. Hape itu kemudian dipungut petugas kebersihan bernama Bang Gio. Dia kemudian segera memberi tahu temannya bernama Bang Heru. Mereka akhirnya berkomplot merencanakan penipuan untuk menguras harta Bunda.


Bang Gio tahu di mana rumah Bunda karena pernah diminta mengantar barang. Bang Heru yang berkumis kemudian membawa sebuah mobil pengangkut barang ke tempat tinggal Yuka. Dia membuka pintu pagar perlahan.


“Selamat siang. Saya diminta mengambil laptop dan teve,” kata Bang Heru begitu melihat Yuka membuka pintu.


“Oh, iya tadi Bunda sudah SMS. Silakan masuk. Ambil saja,” kata Yuka.


Bang Heru tersenyum senang. Ternyata begitu mudah menipu seorang anak. Dia pun mengangkut laptop yang tergeletak di meja kerja di ruang tengah. Berikutnya teve dari ruang tengah pula. Tapi saat hendak masuk ke balik kemudi, tiba-tiba datang dua mobil polisi menghadang mobil Bang Heru. Empat petugas polisi langsung meringkus Bang Heru.


“Kamu tidak apa-apa, Yuka?” tanya seorang polisi.


“Tidak apa-apa, Paman Ken. Berkat petunjuk Paman Ken di telepon tadi, Yuka harus bersikap seolah-olah tidak curiga sma orang berkumis itu,” jawab Yuka.


Ya, setelah membaca SMS tadi, Yuka langsung menghubungi Paman Ken yang inspektur polisi. Dia merasa janggal dengan SMS yang diterimanya. Bunda tidak pernah menyingkat pesan yang dikirimnya. Semua kata pasti diketik sempurna.


Paman Ken kemudian menghubungi Bunda. Ternyata Bunda melaporkan hapenya yang hilang. Paman Ken langsung mencurigai SMS yang diterima Yuka.


“Untung aku selalu ingat kebiasaan baik Bunda yang tidak pernah mengirim pesan disingkat setiap katanya,” kata Yuka dalam hati.

^-^

Wednesday, April 15, 2009

Hore, 19 APril 2009

Wanita Juga Bisa Jadi Pemimpin Hebat


Teman-teman, tak lama lagi tiba tanggal 21 April. Tentunya, kita tidak akan melupakan jika pada tanggal tersebut merayakan hari lahir Kartini yang menjadi pelopor pergerakan emansiapsi wanita di Indonesia.


Tengoklah hasil perjuangan Kartini kini telah membuahkan banyak hasil. Tidak hanya anak-anak perempuan boleh bersekolah. Perempuan juga bisa menjadi Presiden lho. Ingatkah kalian siapa presiden pertama perempuan di inonesia? Ya, Ibu Megawati Soekarno Putri.


Nah, agar kita juga mengenal bahwa banyak pemimpin di dunia yang juga wanita, yuk kita berkenalan dengan mereka. Kalian juga bisa belajar hal-hal apa saja yang membuat mereka bisa jadi pemimpin yang hebat.





Indira Gandhi: Pindah-pindah sekolah


Inilah wanita terkuat Asia yang telah empat kali menduduki tampuk pemerintahan sebagai perdana menteri. Ia lahir dengan nama Indira Priyadarshani di Allahabad, 19 November 1917
. Ia menjabat perdana menteri India pada periode 1966-1977 dan periode 1980-1984 sebelum akhirnya mati ditembak oleh pengawalnya sendiri.




Indira adalah anak tunggal keluarga tokoh besar Jawaharlal Nehru dengan Kamala. Kelahirannya sempat disambut ogah-ogahan oleh keluarga besarnya yang mengharapkan cucu lelaki. Dalam keyakinan orang-orang India, anak atau cucu pertama “seharusnya” lelaki. Namun, kakeknya, Motilal Nehru, menenangkan mereka dengan mengatakan, “Anak perempuan ini kelak akan lebih baik dari seribu anak lelaki.”


Indira pernah mengungkapkan bahwa di masa kecilnya dia merasa kesepian dan tidak aman. Bukan hanya karena kurang teman sebaya, tetapi juga karena ibunya yang sering sakit-sakitan itu tidak dapat secara penuh menjalankan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Indira tumbuh di saat orang tua dan seluruh keluarganya, termasuk Mahatma Gandhi, sibuk berkecimpung di kancah gerakan nasional. Sekolahnya berpindah-pindah.


Tahun 1955 Indira terpilih dalam Komite Kerja Kongres dan kemudian menjadi Presiden Partai Kongres di tahun 1959. Lima tahun kemudian, wanita bermata elang ini terpilih sebagai perdana menteri India



Margaret Thatcher: Anak Penjahit

Margaret Thatcher adalah perdana menteri wanita pertama di Kerajaan Inggris. Posisi itu dipertahankannya selama tiga periode (1979-1990), meninggalkan banyak kenangan dan catatan sejarah di pergaulan internasional. Terlahir dengan nama Margaret Hilda Roberts di Grantham, Inggris, 13 Oktober 1925, anak kedua dari seorang grosir sayur-mayur dan penjahit pakaian.



Selain cantik, Margaret cemerlang sejak muda. Ia meraih gelar sarjana dalam ilmu kimia di Sommerville College dan gelar Master of Art dari Universitas Oxford. Tahun 1950 ia bekerja sebagai tenaga ahli riset kimia dan kemudian menikah dengan Denis Thatcher. Dua tahun kemudian ia “menyeberang” profesi menjadi jaksa dengan spesialisasi hukum perpajakan. Langkahnya semakin tak terbendung di bidang politik. Tahun 1959 Margaret terpilih duduk di Majelis Rendah parlemen Inggris. Dari tahun 1970 sampai 1974, dia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, di mana dia melancarkan serangkaian protes terhadap penghapusan pembagian susu gratis di sekolah-sekolah.

Setelah kubu Konservatif kalah pada tahun 1974, dia menantang Heath (Richard George) yang menjadi perdana menteri sebelumnya untuk menduduki kursi ketua partai (sekaligus pemimpin oposisi). Margaret berhasil menduduki posisi ini pada tahun 1975. Empat tahun kemudian Margaret membawa partainya pada kemenangan dan ia menjadi perdana menteri wanita pertama di Inggris. Komitmennya waktu itu menyembuhkan kemunduran ekonomi Inggris dan mengurangi kekuasaan pemerintah.


Tahun 1982 pasukan Argentina menduduki daerah sekitar Pulau Falkland (Argentina menyebutnya Kepulauan Malvinas), daerah kepulauan yang oleh kedua negara diklaim sebagai wilayah kekuasaannya. Pemerintahan di bawah PM Margaret Thatcher mengirim pasukan untuk merebut Falkland dan berhasil mengalahkan pasukan Argentina.


Didukung kesuksesan politik Pulau Falkland-nya, Thatcher memimpin kubu konservatif dengan menyapu bersih suara pada pemilihan di parlemen dan meraih kemenangan Juni 1983, dengan kebijakan mengentaskan pengangguran. Masalah ini telah menjadi hal yang paling menghantui Inggris selama lebih dari 50 tahun sebelumnya. Margaret juga mendapat dukungan dengan rencana kebijakan privatisasinya. Maka, untuk ke dua kalinya, Margaret yang mendapat julukan “wanita besi” terpilih kembali memimpin kerajaan Inggris sebagai pedana menteri.


Pada awal 1990 tercatat Margaret sebagai pemimpin negara di Eropa yang paling keras menentang penyatuan mata uang Eropa di bawah Uni Eropa dengan mata uang Euro.
Semua itu dilalui dan dilakukan oleh Margaret dengan kekerasan hati dan ketegaran yang luar biasa. Tidak heran jika ia dijuluki “wanita besi”. Dan hanya seorang berhati besi yang bisa memimpin Kerajaan Inggris. Margaret Thatcher orangnya.

Vigdís Finnbogadóttir: Presiden Wanita Pertama di eropa

Vigdís Finnbogadóttir (lahir 15 April 1930) ialah presiden ke-4 Islandia. Ia adalah presiden dari 1980 sampai 1996. Ia adalah presiden wanita yang pertama terpilih pada 1980. Ia dipilih kembali tanpa lawan pada 1984 dan 1992, dan mengalahkan lawannya dalam pemilu 1988. Dia dikenal pula sebagai presiden pertama wanita di Eropa yang melalui pemilihan umum.


Ia belajar sastra dan drama di Universitas Grenoble dan Sorbonne di Paris, dan juga di Universitas Islandia. Ia menguasai sastra Inggris dan Perancis, dan memiliki titel dalam pendidikan.

Ya, tentu tidak mudah menjadi pemimpin negara. Selain harus pintar, juga harus baik hati dan selalu memikirkan rakyat. Nah, apakah kalian (yang perempuan) juga mau jadi pemimpin kelak?

(ben)

Cernak, 19 April 2009


Pencuri Papan Larangan


Oleh Benny Rhamdani


Fahri tak melihat lagi papan larangan itu di depan sekolah. Papan itu bertuliskan ‘Dilarang Berjualan Di Depan Pagar Sekolah’ dalam dua baris. Ukurannya sekitar satu meter persegi..


“Kenapa ada orang yang ingin mencuri papan itu ya?” keluh Pak Samin sambil geleng-geleng kepala. Baru tiga hari dia memasang papan larangan itu.


“Pelakunya bisa saja orang yang tidak suka papan larangan itu,” kata Fahri yang biasa datang paling pagi ke sekolah. Lagaknya sok serius seperti seorang detektif.


“Siapa yang tidak suka?” tanya Pak Samin sambil terus menyapu daun-daun yang berguguran di halaman sekolah.


“Mungkin, tukang jualan di depan pagar sekolah,” jawab Fahri.


Sebenarnya, jumlah pedagang di depan pagar sekolah sudah berkurang. Tepatnya, sejak Pak Kepala Sekolah melarang para murid ke luar pagar saat istirahat. Mau tidak mau akhirnya mereka jajan di kantin. Tetapi tetap saja di saat pulang sekolah, beberapa di antara mereka jajan di dekat pagar sekolah.


“Siapa ya? Berani-beraninya tuh orang!” geram Pak Samin sambil meremas gagang sapunya. Dia ingat tiga penjual yang terlihat masih suka berjualan di depan pagar. Ada penjual gorengan, penjual minuman dingin, dan penjual mainan.


“Coba dijebak saja. Pak Samin pasang papan larangan lagi,” saran Fahri.


“Terus bapak harus mengawasi papan itu sepanjang malam? Ya, nggak bisa juga. Bapak kan harus mandi, shalat, makan, bersih-bersih kelas,” kilah Pak Samin.


“Nggak perlu ditunggui terus. Nanti dipinjamkan kamera khusus buat mengetahui pencurinya,” janji Fahri yang memang punya kamera untuk merekam secara otomatis selama 24 jam. Kamera itu hadiah ulangtahun untuknya dari Paman Ken tiga bulan lalu.


Fahri kemudian masuk ke kelas enam karena teman-temannya sudah berdatangan. Tapi paling terakhir datang adalah Dion. Tepat satu menit menjelang bel masuk berbunyi.


“Itulah enaknya rumah di samping sekolah. Bisa bangun santai, sarapan santai, siap-siap santai. Malah aku bisa ngasih makan burung-burung merpatiku dulu,” kata Dion yang duduk di belakang Fahri..


“Oh, akhirnya kamu jadi juga melihara burung merpati? Aku mau lihat ya besok pagi. Sebelum ke sekolah aku ke rumahmu dulu. Atau nanti sore,” kata Fahri. “Kebetulan aku mau ke sekolah lagi. Pak Samin mau menjebak pencuri papan larangan di pagar sekolah. Aku mau meminjamkan kamera otomatisku.”.


“Aku yakin pencurinya salah satu pedagang di luar pagar sekolah. Aku pernah melihat pedagang gorengan marah-marah nggak mau terima dengan larangan sekolah. Katanya, jualan itu hak siapa saja,” ucap Dion.


“Ya, kita lihat saja hasil intaian kamera otomatiskku,” keta Fahri.


Sorenya, Fahri ke sekolah lagi sambil membawa kamera otomatis..Bersama Pak Samin, Fahri mencari tempat yang tepat untuk memasang kamera itu. Akhirnya, kamera pun dipasang di sudut tersembunyi tak jauh dari pagar.


Setelah beres, Fahri mampir dulu ke rumah Dion. Dia ingin melihat burung-burung merpati peliharaan Dion. Ternyata Dion tidak berbohong. Malah burung-burung itu dibuatkan kandang burung yang bagus.


Fahri tak berlama-lama di tempat Dion. Dia kemudian pulang karena tak mau sampai rumah sudah azan magrib. Menjelang tidur, Fahri mengingat-ingat kejadian hari itu. Semua yang dilihatnya seharian, melintas cepat di benaknya. Sampai akhirnya dia menemukan sebuah bayangan yang membuatnya bisa tersenyum sebelum tidur.


Esok paginya, Fahri langsung menemui Pak Samin. Dia tak terkejut ketika Pak Samin mengatakan papan larangan yang dibuatnya tak dicuri lagi. Kamera yang dipasang tak merekam obyek bergerak apapun..


“Pencurinya tahu kalau Pak Samin akan menjebaknya. Lagipula dia sudah tak membutuhkan papan lagi. Jadi, dia nggak akan mencuri papan larangan itu,” kata Fahri sambil memasukkan kamera ke tasnya.


“Nak Fahri sudah tahu pencurinya? Tukang jualan apa?” tanya Pak Samin.


“Bukan salah satu dari tukang jualan itu. Saya akan minta orangnya langsung mengaku kepada Pak Samin,” kata Fahri sengaja membuat Pak Samin penasaran.


Fahri kemudian bergegas ke rumah Dion di samping sekolah. Tanpa basa-basi lagi, Fahri meminta Dion mengaku telah mencuri papan larangan.


“Apa buktinya aku yang mencuri?” sangkal Dion.


Fahri menunjuk kandang burung merpati Dion. Dia kemudian merobek kardus yang menutupi bagian belakang kandang. Semalam, dia teringat pemandangan janggal pada bagian belakang kandang burung itu. Untuk apa dipasang kardus jika sudah ditutupi papan?.


Ternyata dibalik kardus itu terbaca kalimat, ‘Dilarang Berjualan Di Depan Pagar Sekolah’. Dion pasti sengaja menutupnya dengan kardus karena kemarin sore Fahri akan datang melihat burung-burung merpatinya.


“Masih mau menyangkal?” tanya Fahri sambil tersenyum.


Dion tertunduk malu dengan muka pucat


^-^

Wednesday, April 08, 2009

Hore, 12 April 2009

Jam Berapa Sekarang?


Jika orang dewasa menganal istilah waktu adalah uang, kita mengenal pula waktu adalah ilmu. Ya, sebaiknya kita emmang pandai mengisi waktu kita untuk meraih ilmu sebanyk mungkin sejak kecil.Nah, biar waktu kita tidak banyak terbuang percuma, sebaiknya kita mendisiplinkan waktu kita.


Ya, kita tentunya membutuhkan petunjuk waktu agar kita bisa membagi waktu dengan baik. Kita biasa menyebut jam sebagai alat penunjuk waktu. Ternyata, jam pun banyak macamnya.


Arloji




Jam yang melingkar di pergelangan tangan biasa disebut jam tangan atau arolojiJam tangan elektrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957 di Lancaster, Pennsylvania, Amerika Serikat oleh Hamilton Watch Company. Penelitian untuk menghasilkan arloji elektrik tersebut telah dimulai sejak tahun 1946. Namun pada tahun 1969, Hamilton Electric Obsolete menghentikan produksi arloji elektrik tersebut karena telah menemukan teknologi yang lebih canggih sesuai dengan kemajuan zaman.



Jam Pembangun tidur



Jam weker atau beker adalah jam untuk kamar tidur yang dilengkapi dengan alarm (lonceng) yang bisa disetel untuk berbunyi pada jam dan menit yang ditentukan. Jam weker dipakai untuk membangunkan orang yang sedang tidur atau sebagai alat pengukur waktu. Hampir semua jam weker memiliki sebuah tombol yang bisa ditekan agar dering lonceng (bunyi alarm) bisa berhenti.



Selain jarum pendek dan jarum panjang, jam weker mekanis memiliki jarum ketiga atau cakra angka yang menunjukkan pukul lonceng akan berbunyi. Jam weker dengan penggerak berupa pegas memiliki pegas terpisah untuk menggerakkan pemukul lonceng.



Jam weker eletronik dengan tenaga penggerak baterai atau listrik menggunakan sirkuit elektronik dan pengeras suara untuk mengeluarkan bunyi. Selain dering lonceng, bunyi yang dikeluarkan jam weker bisa berupa rekaman suara manusia, suara hewan, hingga lagu dari radio.


Seiring kemajuan zaman, fungsi jam weker banyak digantikan fungsi alarm yang terdapat dalam produk elektronik seperti telepon genggam, perangkat stereo/video, atau komputer pribadi.



Jam weker mekanis yang pertama diciptakan pengrajin jam dari New Hampshire bernama Levi Hutchins pada tahun 1787. Jam buatannya lebih mirip jam lemari daripada jam weker sekarang. Tingginya sekitar 73 cm dan lebarnya 36 cm. Jam tersebut hanya bisa berbunyi setiap pukul 04.00 pagi, saat penciptanya harus bangun untuk bekerja. Pada waktu itu, Hutchins tidak tertarik untuk menjual penemuannya tersebut.


Setelah semakin banyak orang bekerja di pabrik, bangun pagi pada waktu yang sama menjadi kebutuhan banyak orang. Pada tahun 1876, Seth E. Thomas dari Thomaston, Connecticut menciptakan jam weker mekanis yang pertama. Hak paten nomor 183,725 diterimanya tanggal 24 Oktober 1876 untuk jam yang bisa disetel agar berbunyi pada pukul yang diingini. Namun jam weker ciptaan Seth Thomas belum memiliki tombol untuk menghentikan dering lonceng.


Jam Matahari



Jam matahari adalah sebuah perangkat yang menunjukkan waktu berdasarkan letak matahari. Rancangan jam matahari yang paling umum dikenal memanfaatkan bayangan yang menimpa permukaan datar yang ditandai dengan jam-jam dalam suatu hari. Seiring dengan perubahan pada posisi matahari, waktu yang ditunjukkan oleh bayangan tersebut pun turut berubah. Pada dasarnya, jam matahari dapat dibuat menggunakan segala jenis permukaan yang ditimpai bayangan yang dapat ditebak posisinya.


Sebagian besar jam matahari menunjukkan waktu matahari nyata. Dengan variasi rancangan yang kecil, jam matahari dapat pula mengukur waktu standar serta waktu musim panas.


Jam Saku


Jam saku atau jam kantong adalah penunjuk waktu yang dibawa dalam saku. Jam seperti ini berukuran sedikit lebih besar dari jam tangan, dan tidak memiliki tali jam seperti halnya jam tangan. Sebagai pengganti tali jam adalah rantai berikut penjepit yang dapat dikaitkan ke rompi, kerah jas, atau ikat pinggang, agar jam saku tidak mudah jatuh atau hilang. Jam saku umumnya memiliki plat yang menunjukkan waktu secara analog.



Jam saku terdiri dari dua jenis: jam saku tanpa tutup, dan jam saku hunter case (bahasa Perancis: savonette) yang memiliki tutup berengsel yang bisa dibuka. Tutup jam dimaksudkan untuk melindungi permukaan jam dari goresan, dan sekaligus memudahkan pembawanya untuk melihat waktu dalam keadaan cahaya yang kurang. Jam saku merupakan standar perlengkapan masinis dan kondektur kereta api, walaupun perannya mulai digantikan oleh jam tangan kronometer.


Naskah tertua tentang jam saku adalah surat yang ditulis pengrajin jam asal Italia bernama Bartholomew Manfredi. Dalam surat yang dikirim bulan November 1462, Manfredi menawarkan "jam saku" keluarga Marchese di Manta. Jam saku tersebut diiklankannya sebagai lebih bagus daripada milik Duke dari Modena. Pada akhir abad ke-15, jam dengan tenaga penggerak berupa per mulai dikenal di Italia dan Jerman. Pada tahun 1510, Peter Henlein, seorang tukang kunci ulung asal Nuremberg sudah memproduksi jam saku secara teratur. Sejak itu pula berbagai pengrajin jam saku mulai bermunculan di Eropa.

Nah, kalian biasanya menggunakan jam apa? Jika tidak punya, sementara kalian bisa melihat ke jam dinding di rumah saja dulu.

(ben)

Thursday, April 02, 2009

Cernak, 5 APril 2009


Jam Beker Tua

Oleh Benny Rhamdani


Hari ini aku mendapat kiriman sebuah paket tanpa pengirim. Tadinya aku berharap isinya handphone atau mainan game lainnya. Begitu kubuka ternyata isinya sebuah jam beker tua. Aku mencoba mengingat-ingat, siapa di antara temanku yang mengerjaiku ini.

Ah kusimpan saja dulu. Nanti, pasti bisa kuketahui siapa pelakunya.

Kuletakkan jam beker itu di atas meja. Bersamaan dengan itu Ibu masuk ke kamar.

“Paket untukmu tadi apa isinya?” tanya Ibu.

“Jam beker tua. Pasti teman-teman di sekolah yang melakukannya,” tunjukku ke arah jam beker.

Ibu tersenyum. “Ya, setidaknya mereka telah memberikanmu sesuatu,” kata Ibu sambil kembali keluar kamar.

Ya, Ibu benar. Paling tidak di kamarku sekarang ada jam beker. Hm, tapi aku tidak yakin jam beker tua ini masih berfungsi.

Kuputar waktu berdering bekernya sejam kemudian. Akupun tak.sadar tertidur lelap. Dan … aku terbangun ketika kudengar suara bel berdering nyaring. Jam beker itu bekerja membangunkanku.

“Yoko! Bangun! Sudah sore!”

Yoko? Siapa Yoko? Namaku kan Ken. Dan kenapa suara di luar kamar itu tidak seperti suara Ibu atau orang yang kukenal.

“Yoko, kenapa tidak segera bangun. Sore ini kau kan harus latihan karate,” suara seorang perempuan sepantar ibuku. Tapi dia bukan ibuku.

“Karate?” aku bingung.

Perempuan itu kaget melihat aku bingung. “Memangnya kau mau latihan balet?” tanyanya. “Ibu tidak akan mengizinkanmu.”

Oh, dia ibuku. Maksudku, ibunya Yoko. Dan ketika aku melihat cermin, aku kaget karena ternyata aku bukanlah aku. Maksudku, wajahku berubah tidak seperti wajahku selama ini.

“Kenapa mukamu pucat sekali? Kau sakit?” tanya perempuan itu smbil meraba keningku.

“Sudahlah. Kalau memang sakit, tidak usah ltihan karate. Tapi tolong jaga dua adikmu. Ibu mau mengambil bed cover di tukang laundry.”

Dua adikku? Aku kan anak bungsu.

Perempuan itu kemudian keluar dari kamarku. Oh, ini sangat tidak sama dengan kamarku. Kamar yang sedikit lebih rapi, meskipun ukuran kamarnya sama.
Setelah aku terbingung-bingung beberapa saat di kamar, aku memutuskan ke luar kamar. Aku mendengar suara dua orang anak lelaki menjerit.

“Kak Yoko!”

Aku berlari menuju sumber suara jeritan itu. Kulihat dua anak kembar berusia sekitar tujuh tahun sedang berebut mainan.

“Kak Yoko, Ito nakal tuh! Dia merebut mainanku!” kata salah satu dari mereka.

“Jibe yang nakal. Ini mainanku!: teriak anak yang dipanggil Ito.

Aku bingung karena tidak tahu sebenarnya itu mainan siapa yang mereka perebuitkan.

“DIAM! Itu mainanku!” teriakku akhirnya.

Dua anak kembar itu terdia. Aku bersyukur karena akhirnya mereka diam. Suasana tenang. Tpi itu hanya sementra, akrena tiba-tiba saja Ito melemparku dengan mainan.
Aku kesakitan. Ito malah tertawa. Jibe juga ikut tertawa. Aku mengejar Ito yang kemudian lari. Tak kuduga kali ini giliran Jibe yang melemparku dari belakang. Aku jadi bingung hendak mengejar Ito atau Jibe karena keduanya berlari ke arah yang berlawanan.

Belum sempat aku putuskan, Jibe sudah melemparku dengan plastik berisi air. Badanku jadi basah. Penderitaanku belum berkhir, karena giliran Ito yang melemparku dengan palstik berisi tepung.

“Hahahaha!” keduanya tertawa.

Grrrr! Aku harus mengakap salah satu dari mereka.

Tapi sepertinya mereka bisa membaca pikiranku. Mereka lari sebelum aku bergerak. Aku berusaha mengejar. Hingga tak terasa aku menginjak satu mobil mainan. Suiiit! Bruk! Aku terjatuh tak sadarkan diri.


Krriiiing!

Suara jam beker membangunkan aku. Aku langsung melihat sekelilingku, khawatir anak kembar nakal itu masih ada sini.

Ternyata tidak ada!

Aku sudah kembali ke kamarku dan … wajahku juga sudah menjadi Ken!

“Ken! Kamu masih tidur?” Ibu berkata smbil membuka pintu kamar.

“Sudah bangun. Kenapa, Bu?” Aku bersyukur melihat yang masuk ke kamarku adalah benar ibuku.

“Ibu mau minta tolong. Boleh, kan?” tanya Ibu.

“Ya, tentu saja.”

“Ibu mau perhgi bersama teman lama Ibu. Ada teman kami yang meninggal. Teman Ibu itu tidak mau mengajak anak-anaknya. Dia mau menitipkan di sini dulu,” kata Ibu.

“Oh, silakan saja. Kapan mereka datang?” tanyaku.

“Sebentar lagi. Tadi teman ibu sudah menelepon sedang dalam perjalanan.”

Aku merapikan diri sebentar. Tidak enak kalau bertemu teman Ibu dalam keadaan semrawut begini.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil masuk ke halaman rumah. Lalu …

Hah? Bukankah itu …. Perempuan itu dan dua anak kembarnya yang nakal.

“Ken, kenalkan ini teman ibu. Bu Rika. Dan dua anak kembarnya ini bernama ….”

“Ito dan Jibe?” potongku.

“Hei, bagaimana kau bisa tahu?” tanya Bu Rika.

Aku tidak bisa menjelaskannya. Nanti aku malah dikira orang aneh.

“Itu dari topinya,” kataku sambil menujuk border di topi mereka yang menuliskan nama mereka.

“Oh iya. Maafk aku harus menitipkan Jibe dan Ito. Biasanya Yoko yang mengasuh. Tapi dia harus ikut les karate,” kata Bu Rika.

Aku menelan ludah. Kulihat, dua anak kembar itu tersenyum kepadaku. Senyum anak nakal.

Aku tidak punya alasan yang kuat untuk menghindari tugas ini. Maka, aku harus siap menerima tugas ini.

Ibu dan Bu Rika langsung pergi. Kuajak Jibe dan Ito ke dalam rumah. Mereka menurut. Tapi begitu di dalam rumah, mereka langsung mengluarkan kenakalsn mereka. Loncat-loncat di kursi dan meja. Juga berlari-larian.

Aku tidak ingin kesal. Kubiarkan saja mereka. Aku malah pergi ke loteng membereskan gudang. Masih kudengar suara berisik dua anak itu di lantai bawah. Sampai beberapa sat kemudian, aku tak mendegar suara mereka. Aku pun turun. Di ruang depan dan di tengah tak ada. Kemana mereka?

Ah! Aku menemukan mereka di kamarku. Tidur lelap kelelahan.

Entah berapa lama menit kemudian, aku yang sedang membaca komik mendengar suara jam beker di kamar berbunyi. Aku mendengar suara menjerit dari kamarku. Rupanya si kembar terbangun dari tidurnya. Tapi mengapa harus menjerit?

“Ada apa dengan kalian?” tanyaku.

“Aku bermimpi menyebalkan. Tapi seperti nyata,” kata Jibe.

“Aku juga,” kata Ito.

“Mimpi apa?” tanyaku.

“Aku bermimpi jadi Kak Yoko. Lalu, dalam mimpi itu berhadapan dengan dua anak kembar yang menyebalkan. Ya, aku dan Ito,” jelas Jibe.

“Aku juga bermimpi jadi Kak Yoko, dan mimpiku begitu juga,” kata Ito.

Aku menggaruk kepalaku. Bisa kutebak, mimpi mereka sama seperti yang kualami.

Kedua anak kembar itu saling memandang lalu terdiam lama.

Pintu rumah diketuk. Aku membukanya.

Yoko?

“Kak Yoko!” Jibe dan Ito langsung berhamburan memeluk Yoko.

“Maafkan kami suka bandel sama Kak Yoko,” kata mereka bersamaan.

Yoko seperti bingung. Aku hanya mengangkat bahu ketika Yoko melihatku.

“Ah, aku ke sini untuk menjemput adikku. Ibuku tadi memberi alamat rumah ini. Oh iya namaku Yoko.”

“Aku Ken. Masuklah. Nanti saja pulangnya sambil menunggu Ibumu pulang.”

Yoko masuk ke rumah. Dia mengikuti masuk ke kamarku. Dan Yoko kaget ketika melihat jam beker di mejaku.

“Dari mana kau mendapatkan jam ini?” tanya Yoko.

“Seseorang mengirimnya lewat paket. Tapi aku tidak tahu pengirimnya. Kau tahu siapa yang punya jam ini?”

“Ini jam beker di kamarku. Ya, mungkin Cuma mirip. Tapi aku membuangnya kemarin karena rusak.”

“Oh begitu ya. Kalau kau mau, ambil lagi saja.”

“Tidak usah. AKu tidak mau. Soalnya, aku pernah bermimpi yang benar terjadi. Tiba-tiba aku berubah jadi anak lelaki yang penakut di sekolah. Bahkan aku ngomopol ketika anak-anak perempuan memberiku belalang. Mimpi itu setelah aku memutar alarmnya,” tolak Yoko.

Hah? Lho, itu kan kejadian yang aku alami kemari di sekolah.

Aku semakin bingung. Apakah ini memang ada hubungannya dengan jam beker itu? Bagaimana menurut kalian?

Hore, 5 APril 2009

Makan Ikan Yuk!


Teman-teman, apakah kalian tahu bahwa setiap 6 April kita merayakan Hari Nelayan Nasional? Hm, kira-kira apa yang harus kita lakukan di Hari Nelayan itu? Oh iya, Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut.




Di negara-negara berkembang seperti di Asia Tenggara atau di Afrika, masih banyak nelayan yang menggunakan peralatan yang sederhana dalam menangkap ikan. Nelayan di negara-negara maju biasanya menggunakan peralatan modern dan kapal yang besar yang dilengkapi teknologi canggih.


Karena masih bersifat tradisional, nelayan di sebagian sia, termasuk Indonesia maish hidup kekuarangan. Apalagi ketika angin dan badai datang. Mereka terpaksa tidak melaut. Nah, bagaimana kalau kita membantu nelayan dengan banyak makan ikan?



Makan Ikan Yuk!


Dulu ada anggapan, kebanyakan makan ikan, bisa cacingan. Jdainya, banyak anak-anak enggan makan ikan. Sekarang, banyak makan ikan malah dianjurkan, karena dipercaya dapat mencegah gangguan jantung.



Berbagai studi kesehaatn yang menghubungkan manfaat ikan dengan jantung menunujukan bahwa jenis hewan ini benar- benar bersahabat dengan organ jantung. Sampai saat ini, memang sudah lebih dari 5.000 publikasi penelitian di dunia melaporkan manfaat menu ikan terhadap kesehatan jantung saja.

Salah satu studi tertua adalah yang dilakukan dua peneliti Denmark pada tahun 1970. Mereka menemukan fakta rendahnya kasus kematian orang Eskimo akibat Penyakit jantung Koroner (PJK) walaupun mereka banyak mengkonsumsi makanan berlemak tinggi.Rahasia dibalik fakta tersebut ternyata orang Eskimo mempunyai kebiasaan menyantap daging ikan.


Ternyata daging ikan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang berperan dalam melindungi jantung. Daging ikan ini mampu menurunkan kolesterol dalam darah, memperbaiki fungsi dinding pembuluh darah.menurunkan tekanan darah,mencegah terjadinya penggumpalan darah, dan sangat diperlukan untuk pembentukan otak.


Cara Memilih Ikan


Semua kandungan positif itu tidak akan kita rasakan bila memilih ikan yang salah. Bukan salah jenis, melainkan salah memilih ikan yang tidak segar atau salah dalam proses pengolahan.



Saat membeli ikan di pasar, cobalah bantu ibu mengenali ikan yg segar dengan ciri-ciri mata ikan segar, terang, bening menonjol dan cembung. Selain itu, insang berwarna merah sampai merah tua, terang-cerah, beraroma segar & tidak berlendir. Bisa juga diketahui melalui sisik ikan yang masih utuh - belum banyak yg hilang, melekat kuat & mengkilat. Ikan juga harus beraroma segar dan jika ditekan, daging ikan kenyal.


Para peneliti tidak menjelaskan jenis ikan yang memberikan khasiat terbaik. Namun, ikan salmon dipercaya mempunyai kandungan omega 3 yang cukup tinggi.


Berbagai cara pengolahan sebenarnya baik untuk ikan. Namun, pemasakan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega akan meningkatkan kadar lemak sehingga tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi. Minyak goreng yang panas akan menurunlan kadar omega -3 sehingga efek protektif bagi jantung juga berkurang. Oleh karena itu jika dapat memilih ikan bakar, kukus atau pepes, mengapa tidak?


Ikan Asin

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.



Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan, dan mencegah agar ikan tidak menjadi busuk.


Masalahnya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tidak terawetkan dengan baik, menurun kualitasnya, dan bahkan menjadi busuk.


Untuk mengurangi kerugian, beberapa oknum pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini digunakan sebagai pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah pengurangan bobot ikan yang berlebihan akibat menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan.


Alternatif bahan pengawet tambahan yang aman adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum diproduksi secara massal di Indonesia.


Nah, jenis ikan mana yang kalian sukai? Ikan segar atau ikan asin?


(ben)