Friday, August 26, 2011

Cernak, 28 Agustus 2011


Lebaran Cepatlah Datang


oleh Benny Rhamdani


Lebaran dua hari lagi. Sepertinya, akulah anak yang paling tidak sabar di dunia ini menunggu lebaran datang. Semua karena kabar yang disampaikan Ibu seminggu yang lalu.


“Ayahmu akan bebas dari penjara saat lebaran. Setelah shalat ied, kita sekeluarga akan menjemput Ayah,” kata Ibu membuat aku, Kak Riana dan Bang Ryan bersorak girang.


Mungkin aku yang teriaknya paling kencang. Ya, karena aku yang merasa paling bersalah sehingga Ayah masuk penjara.


Hari itu adalah ulangtahunku. Aku ingin sekali mendapat hadiah. Kutelepon Ayah yang masih bekerja di toko.


“Ayah, jangan lupa pulangnya bawa boneka,” pintaku.


Ayah menyanggupinya. Tapi sejam kemudian Ayah pulang tanpa membawa boneka. Rupanya Ayah lupa karena terburu-buru. Tentu saja aku marah.


“Pokoknya aku ingin dibelikan boneka!” kataku sambil menangis lalu berlari ke kamar.


Tak lama kemudian kudengar Ayah pergi dengan sepeda motornya. Padahal hari sudah mulai hujan. Ya, salah Ayah. Coba kalau tadi tidak lupa.


Aku menunggu Ayah kembali ke rumah. Tapi harapanku mendapat boneka di hari ulang tahun tidak jadi kenyataan. Aku malah mendapat kabar, karena Ayah mengendari motor dengan ngebut, Ayah malah menabrak seorang anak yang menyeberang. Anak itu meninggal.


Ayah menyerahkan diri ke kantor polisi. Orangtua anak itu marah dan akhirnya membuat Ayah harus melewati siding pengadilan. Ayah kemudian dihukum penjara.


Aku menyesal dengan kejadian itu. Seandainya aku tahu akan begini jadinya, aku tidak akan memaksa Ayah membelikan aku boneka.


“Semua sudah kehendak Allah. Marilah kita berdoa agar kita semua dilindungi Allah,” begitu Ibu selalu menghiburlku.


Bulan demi bulan aku menunggu waktu Ayah kembali ke rumah. Senangnya, Ayah selalu mendapat potongan masa tahanan. Misalnya ketika 17 Agustus lalu. Dan sekarang, juga mendapat potongan masa tahanan. Sehingga Ayah bisa keluar dari rumah tahanan saat lebaran nanti.

Ada satu hal yang bisa kujadikan teladan dari Ayah. Saat peristiwa kecelakaan itu, sebenarnya Ayah bisa saja lari karena jalanan sepi. Tapi Ayah malah menyerahkan diri ke polisi. Ayah ingin bertanggungjawab atas perbuatannya itu.


Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Saatnya aku pergi tidur agar tidak susah bangun saat sahur nanti. Tapi aku tidak bisa segera tidur. Aku ingin berdoa khsus untuk Ayah, agar senantiasa diindungi oleh Allah.


“Saskia, kamu belum tidur?”


Aku melihat Ibu masuk ke kamar.


“Lagi ingat Ayah, Bu,” kataku.


Ibu mendekat lalu mengelus kepalaku. Aku merasa tenang, Ibu memang ajaib sekali. Kata-katanya selalu menghiburku. Belaian tangannya menghangatkan hatiku. Selama Ayah dipenjara, Ibu yang menggantikan Ayah menjaga toko kelontong kami di pasar, terkadang ditemani dua kakakku. Aku lebih banyak membantu merapikan rumah.


“Ibu bangga punya anak seperti kalian bertiga,” kata Ibu kemudian. “Kalian tidak pernah membenci Ayah meskipun dipenjara. Kalian semua terus menyayangi Ayah.”


“Aku juga bangga punya Ibu. Soalnya Ibu tetap mencintai Ayah dan kami,” kataku.


Ibu tersenyum. Oh, aku jadi semakin ingin lebaran cepat datang. Ayo… lebaran … cepatlah datang. Kami sudah rindu Ayah bersama kami di rumah ini.


^_^

HORE, 28 Agustus 2011

Lebaran di Mancanegara

Lebaran merupakan hari istimewa yang biasa dirayakan dengan meriah di Indonesia. Mudik, silaturahim, sampai makan ketupat seolah menjadi tradisi yang tak terpisahkan. Begitu halnya dengan negara lain. Tentu di negara tertentu mempunyai tradisi Lebaran masing-masing. Seperti apa ya?

Mesir



"Kullu sannah wa antum thayyibin". Semoga setiap tahunnya, kamu dalam keadaan sejahtera. Inilah ucapan selamat yang sering diucapkan orang Mesir saat menyambut datangnya hari lebaran dan saat lebaran tiba. Di Mesir, tidak ada acara khusus menyambut datangnya hari Lebaran

Pada malam Lebaran tiba tidak berbeda dengan malam-malam biasanya pada malam bulan Ramadhan. Yang membedakan hanyalah lantunan takbir mengalun di beberapa masjid sehabis shalat maghrib. Isya dan Subuh. Berbeda dengan tradisi penyambutandatangnya Lebaran di Tanah Air, jalan-jalan raya ramai dengan acara konvoi takbiran yang meriah dan pesta kembang api.

Saat Lebaran, di Mesir memang ada tradisi silaturrahmi dan kumpul-kumpul keluarga. Bagi sebagian masyarakat yang tidak memiliki ruang tamu untuk menampung para kerabat yang datang,mereka biasa memilih bersilaturrahmi dan ngobrol-ngobrol santai sembari menikmati hidangan makanan ringan di taman.

Arab Saudi



Ada cerita unik dari Arab Saudi saat menjelang Idul Fitri. Seperti adat atau tradisi salat Idul Fitri, semua mobil di arab Saudi di cuci bersih. Acara Lebaran yang tidak ketinggalan di Arab Saudi, yaitu setiap keluarga potong kambing bersama. Minimal memotong 3 ekor kambing dan mendirikan kemah-kameh entah itu di depan atau samping atau belakang rumah.


Lebaran di Cina



Di sebuah negara yang menganut sistem politik komunis, perayaan Idul Fitri tetaplah meriah, meskipun terbatas sesuai jumlah muslim di Cina yang tidak banyak. Di Xinjiang, pagi di hari Idul Fitri,sekitar 1000 muslim akan melakukan salat Id. Para pria mengenakan jas dan peci putih, serta para wanita mengenakan baju hangat dan kerudung setengah tutup.

Pesta makan diisi dengan masak besar untuk seluruh jamaah yang hadir diikuti dengan makan bersama. Acara diisi dengan bersih-bersih makam dan pembacaan doa di makam kerabat. Hal yang menjadi ciri khas lebaran di sana adalah upacara mengenang pembantaian umat muslim oleh Dinasti Qing dan juga selama revolusi kebudayaan.


Lebaran di Amerika



Perayaan Lebaran di Amerika Serikat tidak semeriah dan sehangat daerah-daerah lain di dunia. Karena di sana, Idul Fitri tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional. Warga muslim di Amerika mengetahui waktu jatuh lebaran melalui email, telepon atau melalui pengumuman website yang dikirim melalui komunitas muslim setempat.

Kebiasaan yang dilakukan muslim Amerika adalah bangun pagi, sarapan lalu berangkat ke masjid, ballroom hotel, atau lapangan untuk melakukan salat Id. Pakaian yang dikenakan sangat beragam, bergantung asal negara pemakainya karena mayoritas muslim disana adalah imigrasi. Seusai salat,mereka saling mengucapkan "Happy Eid"

atau "Eid Mubarak" antar jamaah. Lalu mereka akan saling berkunjung dan bersilaturrahmi terhadap kerabat dan kenalan dekat

(ben/net)

Friday, August 19, 2011

HORE, 21 Agustus 2011


Biola, Berdawai tapi Digesek


Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G.







Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.


Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola (pebiola), atau violinis. Orang yang membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.



Busur Surai Kuda




Alat musik dawai yang mula-mula biasanya dimainkan dengan cara dipetik (misalnya harpa tangan Yunani). Alat musik gesek diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda di kawasan Asia tengah, contohnya alat musik bangsa Mongolia Morin huur. Alat musik gesek berdawai dua bangsa Turkik dan Mongolia dawainya dari surai kuda, dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa nomaden tersebut.


Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah; di tempat-tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera.


Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah dan Bizantium. Tiga jenis alat musik mula-mula yang biasanya disebut sebagai cikal-bakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556. Perlahan-lahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa.


Biola tertua yang pernah dicatat yang memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.) Biola seketika menjadi populer, baik di antara para pemusik jalanan maupun para bangsawan, terbukti bahwa raja Perancis Charles IX menyuruh Amati untuk membuat 24 biola untuknya pada tahun 1560. Biola tertua yang masih ada saat ini adalah salah satu dari ke-24 biola ini, dan diberi nama "Charles IX", dibuat di Cremona c. 1560.


Biola zaman Renaisans yang paling bagus dengan ukiran dan hiasan adalah Gasparo da Salò (1574 c.) yang pertama-tama dimiliki oleh Ferdinand II, Adipati Agung Austria, dan selanjutnya, sejak 1841, oleh virtuoso Norwegia Ole Bull, yang menggunakannya selama empat puluh tahun dan ribuan konser. Saat ini biola tersebut berada di Vestlandske Kustindustrimuseum di Bergen, Norwegia. "The Messiah" atau "Le Messie" (juga dikenal sebagai "Salabue") yang dibuat oleh Antonio Stradivari pada 1716 belum pernah sekalipun dipakai. Biola tersebut berada di Museum Ashmolean di Oxford.

Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola.


Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yan baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons. Namun alat-alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin.



Biola Termahal





Sebuah biola Stradivarius memecahkan rekor lelang termahal di balai lelang Christie.
Biola ini dikenal dengan julukan "The Hammer" alias "si Palu". Dinamakan demikian karena pernah dimiliki oleh Christian Hammer, seorang kolektor Swedia pada abad ke 19.


Biola Stradivarius ini telah berumur hampir 300 tahun, telah memecahkan rekor harga termahal yang pernah dibayarkan untuk sebuah alat musik. Terjual pada hari Rabu 17 Mei 2006 di balai lelang Christie New York, dengan harga fantastis US$ 3.5 Juta setara dengan 280 Milyar Rupiah.

Instrumen musik ini dibuat pada tahun 1707, yang telah mengalahkan harga penjualan sebuah biola Stradivarius yang lain pada tahun 2003, seharga US$ 2.03 Juta.


Pembelinya tidak disebutkan namanya, tetapi sumber dari balai lelang Christie New York menyebutkan dia adalah seorang pencinta dan pelindung seni musik klasik. Selama ini biola tersebut dimiliki oleh seseorang, yang sering meminjamkannya kepada orkestra ternama didunia.

Lelangnya sendiri berlangsung amat menegangkan, dengan reaksi-reaksi tercengang diperlihatkan oleh para penonton yang menyaksikan lelang tersebut. Tepukan yang amat meriah terdengar pada waktu tawaran mencapai US$ 3 Juta.

Antonio Stradivari adalah seorang pembuat biola paling ternama dalam sejarah.
Dia telah membuat lebih dari 1000 biola, viola, cello dan violoncellos. Hasil kerja Stradivari yang paling belakangan telah menghasilkan alat-alat musik terbaik yang amat di gandrungi oleh para pemusik dunia. "Biola ini menghasilkan suara indah, yang tidak dapat disaingi oleh pembuat biola manapun," kata Mr. Keane. "Apabila dimainkan, anda dapat mendengar suara biola ini dari tempat duduk baris paling depan, maupun dari tempat duduk paling murah dibelakang,"



Biola "The Hammer" ini dibuat pada masa keemasan Stradivari 1700-1720, yang kemudian dibawa ke Amerika pada tahun 1911.

(ben/net)

CERNAK, 21 Agustus 2011





Suara Paling Merdu

oleh Benny Rhamdani


Raja Persia sangat suka teka-teki. Dia selalu berteka-teki kepada penasehatnya yang berjumlah empat orang. Kadang-kadang Raja tahu jawabannya. Kadang juga dia tidak. Terkadang Raja yang bertanya, atau sebaliknya.


Suatu hari, tepat sebelum awal Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, Raja Persia bertanya, "Apakah suara yang paling merdu?"


Penasihat pertama segera berkata, "Oh, Yang Mulia, itui teka-teki sederhana. Suara paling merdu adalah suara seruling."


Penasehat kedua tidak setuju. "Ya, suara seruling memang merdu. Tapi suara paling merdu adalah suara harpa.."


Penasihat ketiga menggelengkan kepala dan menyatakan, "Seruling dan harpa memang membuat suara merdu. Namun, saya telah mendengar biola. Dan menurut saya suara biola paling merdu ."


Raja menatap penasihat keempat yang hanya tersenyum. Raja mengangguk padanya, berkata, "Hmm, tampaknya penasehat keempat belum siap memberikan jawaban. Aaku akan menunggu sampai siap."


Hari demi hari berlalu. Bulan Ramadhan dimulai. Raja Persia berhenti bertanya teka-teki dan menghabiskan lebih banyak waktu ibadah, seperti kebiasaan selama bulan Ramadhan.


Selama bulan Ramadhan, semua orang dewasa Muslim menahan diri dari makan dan minum antara fajar dan matahari terbenam. Puasa selama bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima Rukun Islam. Puasa ini memiliki berbagi tujuan. Pertama, waktu dan energy yang biasanya dihabiskan menyiapkan makanan dan makan dapat diapakai untuk ibadah. Kedua, puasa mengingatkan kepada orang-orang miskin dan bagaimana rasanya menjadi lapar. Ketiga, puasa membantu mengajar orang mengendalikan diri dari hal-hal buruk.


Setelah matahari terbenami, mereka berbuka puasa atau disebut Iftar. Sering orang mengundang teman-teman untuk berbuka.


Jadi bukan hal yang aneh ketika penasehat keempat Raja dan tiga lainnya penasihat atas diundang Iftar suatu malam. Ketika Raja dan tiga penasehat lainnya tiba, mereka cukup terkejut. Penasehat keempat menggiring mereka ke ruang makan, tapi tidak ada piring-piring makanan di meja, hanya piring kosong. Mereka juga tidak mencium bau masakan apapun dari dapur. Mereka saling menatap penuh tanya.


Saat itu, seorang pria datang bermain suling. Itu adalah suara manis. Dia diikuti oleh seorang pria bermain kecapi, juga seorang bermain biola. Akhirnya, tiga musisi bermain bersama. Terdengar sama semua, karena perut mereka menggeram.


Akhirnya, salah satu pelayan dapur kecil datang, membawa panci sederhana dan sendok. Sendok digunakan untuk memukul piring pertama, Raja tersenyum lebar dan berkata, "Ya, ya, penasehat keempat saya. Anda benar. Bunyi paling merdu adalah suara piring dipukul ketika Anda lapar. Sebagai pepatah bilang, makanan yang paling enak adalah makanan yang Anda makan saat Anda lapar. "

Tiga penasehat lain tersenyum. Mereka membersi salam untuk penasahet keempat karena telah menjawab teka-teki Raja.


^_^