Saturday, September 29, 2012

CERNAK, 30 September 2012

Traktiran

oleh Benny rhamdani


Sepulang sekolah Dita mengajak Voni mampir sebentar ke sebuah mall tak jauh dari sekolah. "Antar sebentar," katanya.

"Mau beli apaan?" tanya Voni.

"Aku mau beli kado buat Sasa. besok dia ulang tahun, kan? Kamu sudah beli?" tanya Dita.

"Memangnya dia mau ngerayain? Minimal traktir kita?"

"Belum tahu sih. Tapi dia kan teman sekelas kita."

"Iya, tapi dia sendiri nggak pernah ngasih kado sama kita. Padahal kita ngundang dia ke perayaan ulang tahun kita," ungkit Voni.

"Mau ngantar nggak nih? Aku suka bingung kalau belanja sendiri," kata Dita.

Karena Dita sering berbuat baik kepada Voni, akhirnya Voni mau menemani Dita. Mereka mendatangi satu toko buku. Dita memutuskan untuk membeli satu buku KKPK terbaru. Dita ingat, Sasa sangat suka membaca KKPK.

"Wah, harganya lumayan lho. Duapuluh lima ribu," ucap Voni.

"Tak apa. kebetulan au punya tabungan. Kamu nggak akan ngasih hadiah?"

"Di rumah aku punya beberapa hadiah ulang tahunku bulan lalu. Besok aku bawa ke sekolah. Kalau Sasa traktir makan-makan baru aku kasih," kata Voni.

"Terima kasih, kamu sudah mau mengantar aku ya," kata Dita.

Esok pagi adalah ulang tahun Sasa. Seisi kelas memberi ucapan selamatulang tahun kepada Sasa. Tapi yang memberi kado hanya Dita. Sasa kelihatn senang menerimanya.

"Aduh, terima kasih, Dita. Kau baik sekali," ucap Sasa.



"Aku juga bawa kado. tapi baru aku kasih kalau kamu rtratir makan-makan," ucvap Voni.

Sasa tertunduk malu. Dia ingin mentraktir teman-temannya,tapi ... "Ya, sitirahat nanti aku akan traktir kalian di kantin," katanya kemudian.

"Horeee!" semua berteriak senang.


Dita mendekati Sasa. "Sasa, sebenarnya kamu tidak perlu mentraktir kami. Kamu ..."


Sasa menggelengkan kepalany. "Teang, Dita. AKu punya uang tabungan kok."



Dita tersenyum. Dita tahu keluarga sasa bukan orang kaya. Ayahnya bekerja sebagai satpam. Ibunya membuka warung jajanan.

Saat istirahat tiba, seisi kelas langsung ke kantin. Mereka memesan makanan dan minuman. Setelah selesai, Sasa harus membayar sebesar seratus ribu rupiah.

Sasa mengeluarkan dengan hati beberapa lembar uang ertas. Dihitungnya satu persatu lembaran kertas itu hingga berjumlah seratus ribu. Sisanya tinggal selembar dua ribu rupiah.

Di kelas Sasa menerima bbeberapa kado dari temannya. Rupanya mereka seperti Voni yang baru menyerahakan bila ditraktir. Namun sasa kelihatan tak senang. Pikirannya melayang entah ke mana.

Ya, sebenarnya uang yang dibayarkan tadi bukan uang tabungannya. Sasa ta pernah punya tabungan. Itu uang milik Ibu untuk diberikan ke sekeolah untuk melunasi pembayaran uang kaos olahraga dan les komputer. sasa berpikir, dia akan mengatakan kepada Ibu, uang itu hilang.

Namun sasa kini ragu. Dia pasti tidak akan bisa berbohong kepada Ibu. Sasa tak pernah bohong.

Sasa menyesal. Mengapa dfemiu gengsi agar bisa mentraktir teman-teman sekelasnya, dia sampai menyalahgunakan kepercayaan Ibu?

^_^
























Friday, September 28, 2012

ARENA KKPK, 30 September 2012

Kacamata Pertama


Judul: My First Glasses
Penulis: Malya

124 halaman


Kalian berkacamata? Nah, pasti kalian punya pengalaman seru dengan kacamata. Buku KKPK kali ini bercerita tentang kacamata lho. AKu nggak pakai kacamata, jadi ingin tahu juga cerita tentang pengalaman pertama pakai kacamata. Kali ini tokohnya bernama Ica. Ini kutipannya.

Aku terbangun dari mimpiku menjadi Ratu Kacamata yang bisa melihat dari kejauhan. Saat terbangun, aku sadar bahwa mataku masih buram. Kacamata! Aku harus panggil Ayah! Aku segera mandi, sarapan, dan memanggil ayah.

“Ayah, di mana kacamata Ica?” tanyaku pada Ayah.
“Ada di rak sebelah tempat tidur Ayah.”
Aku segera mengambil dan memakainya. Wow! Langsung jelas. Ya, aku tak sabar untuk pergi sekolah dan mendengar komentar teman-teman. Ini kan, hari pertamaku memakai kacamata.

Hmmmm…bagaimana, ya, komentar teman-teman Ica? Kejadian apa yang dialami Ica?
 
Seru, kan? Kalau penasaran, kalian baca sendiri ya. nanti kalau aku banyak ceritakan, jadi nggak seru lagi.
 
 
Gaeus Rama Syarif, SD Az Zahra, Palembang
 

HORE, 30 September 2012





Bioskop, Tempat Hiburan yang Masih Bertahan

Kalian sudah pernah ke bioskop. Sudah tentunya ya. Nah, bioskop juga punya sejarahnya lho.

Bioskop (Belanda: bioscoop dari bahasa Yunani  βιος, bios (yang artinya hidup) dan σκοπος (yang artinya "melihat") adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor.


Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis kelas I harganya dua gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak.

Bioskop zaman dulu bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa keliling ke kota yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari pengusaha bioskop tsb). Bioskop lain diusahakan oleh seorang yang bernama Schwarz. Tempatnya terletak kira-kria di Kebon Jahe, Tanah Abang. Sebelum akhirnya hancur terbakar, bioskop ini menempati sebuah gedung di Pasar Baru.
Ada lagi bioskop yang bernama Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya) yang terdapat di Deca Park. De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di lapangan, yang pada zaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. De Calonne adalah cikal bakal dari bioskop Capitol yang terdapat di Pintu Air.


Bioskop-bioskop lain seperti, Elite di Pintu Air, Rex di Kramat Bunder, Cinema di Krekot, Astoria di Pintu Air, Centraal di Jatinegara, Rialto di Senen dan Tanah Abang, Surya di Tanah Abang, Thalia di Hayam Wuruk, Olimo, Orion di Glodok, Al Hambra di Sawah Besar, Oost Java di Jl. Veteran, Rembrant di Pintu Air, Widjaja di Jalan Tongkol/Pasar Ikan, Rivoli di Kramat, dan lain-lain merupakan bioskop yang muncul dan ramai dikunjungi setelah periode 1940-an.

Film-film yang diputar di dalam bioskp tempo dulu adalah film gagu alias bisu atau tanpa suara. Biasanya pemutaran di iringi musik orkes, yang ternyata jarang "nyambung" dengan film. Beberapa film yang kala itu yang menjadi favorit masyarakat adalah Fantomas, Zigomar, Tom MIx, Edi Polo, Charlie Caplin, Max Linder, Arsene Lupin, dll.

Di Jakarta pada tahun 1951 diresmikan bioskop Metropole yang berkapasitas 1.700 tempat duduk, berteknologi ventilasi peniup dan penyedot, bertingkat tiga dengan ruang dansa dan kolam renang di lantai paling atas. Pada tahun 1955 bioskop Indra di Yogyakarta mulai mengembangkan kompleks bioskopnya dengan toko dan restoran.

Di Indonesia awal Orde Baru dianggap sebagai masa yang menawarkan kemajuan perbioskopan, baik dalam jumlah produksi film nasional maupun bentuk dan sarana tempat pertunjukan. Kemajuan ini memuncak pada tahun 1990-an. Pada dasawarsa itu produksi film nasional 112 judul. Sementara sejak tahun 1987 bioskop dengan konsep sinepleks (gedung bioskop dengan lebih dari satu layar) semakin marak. Sinepleks-sinepleks ini biasanya berada di kompleks pertokoan, pusat perbelanjaan, atau mal yang selalu jadi tempat nongkrong anak-anak muda dan kiblat konsumsi terkini masyarakat perkotaan. Di sekitar sinepleks itu tersedia pasar swalayan, restoran cepat saji, pusat mainan, dan macam-macam.

Sinepleks tidak hanya menjamur di kota besar, tetapi juga menerobos kota kecamatan sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang memberikan masa bebas pajak dengan cara mengembalikan pajak tontonan kepada "bioskop depan". Akibatnya, pada tahun 1990 bioskop di Indonesia mencapai puncak kejayaan: 3.048 layar. Sebelumnya, pada tahun 1987, di seluruh Indonesia terdapat 2.306 layar.

Bioskop Tertua Di Dunia
Bioskop tertua di dunia yang hingga kini beroperasi terletak  di  Wojska Polskiego Ave., Szczecin, Polandia. Bioskop ini bernama Helios Welt-Kino. Beroperasi tanggal 26 september 1909. dan memutar 3 film Der Kampf um den Glauben, Pick und bintik, dan Die Smaragdküste der Bretagne.

(ben/net)

Friday, September 21, 2012

Cernak, 23 September 2012




Hilangnya Jam Dinding


Hari ini seisi rumah heboh. Pagi hari ketika Ibu terbangun, tidak menemukan jam dinding di tempatnya.

“Bagaimana jam dinding itu bisa hilang?” tanya Ibu.
“Sebelum tidur, ayah masih melihat jam dinding itu,” kata Ayah.
“Aduh, sekarang jam berapa?” tanya kak Indra.
Fajar sudah menyingsing. Akhirnya, kami semua sibuk memrsiapkan diri. Aku dan Bang Indra siap ke sekolah, Ayah siap ke kantor, Ibu siap … siap apa ya? Pokoknya siap membantu kami semua.
Jadilah kami bersiap dengan terburu-buru. Tidak tahu jam berapa sekarang. Ayah tidak punya arloji karena tidak suka pakai arloji. Ibu apalagi. Alergi pakai arloji. Bang Indra ketularan ayah, jadi semua melihat waktu dari handphone. Jadinya tidak menyenangkan.
Kami melupakan jam dinding itu karena sibuk.

Sampai di sekolah aku menceritakan hilangnya jam dinding itu kepada Via, sahabat sebangku.
“Memang itu jam dinding mahal?” tanya Via.
“Tidak juga sih. Aku tidak tahu harganya.”
“Aneh ya bisa hilang.”
“Tapi Ayah akan membeli yang baru pulang kerja nanti.”
“Aku penasaran. Ke mana jam itu?”
“Kata Ibu, paling juga Ayah yang menyembunyikan. Tapi pura-pura. Ayah sering begitu soalnya. Pasti karena Ayah ingin membeli jam dinding baru.”
“Oh begitu,” Via manggut-manggut. “Boleh aku ke rumahmu? Aku ingin mencari jam dinding di rumahmu. Habis makan siang, aku akan ke rumahmu.”
“Iya. Aku tunggu.”
Bel tanda masuk sekolah berbunyi. Aku belajar seperti biasanya. Sedikit aku teringat tentang jam dinding itu.

Jam dinding itu adalah hadiah ulang tahun pernikahan untuk ayah dan ibu tiga tahun lalu dari Bang Indra. Uangnya dari uang tabungan Bang Indra. Jam dindingnya sih biasa saja. Tapi ada foto ayah dan Ibu. Hm, kenapa bisa hilang? Kenapa Ayah ingin menggantinya?
Sepulang sekolah aku melihat Ibu baru selesai masak makan siang. Aku mengganti pakaian, lalu makan siang ditemani Ibu.
“Bu, jam dindingnya hilang ke mana ya?” tanyaku.
“Nanti tanya saja sama Ayah,” kata Ibu. “Ibu malah sudah lupa kita kehilangan jam dinding.”
“Bukan karena dicuri ya?”
“Siapa yang mau mencuri jam itu? Lagi pula, sudah diperiksa Ibu, taka ada orang masuk. Kalaupun ada pencuri, pasti sudah mengambil barang berharga lainnya.”
Benar juga sih.

Setelah makan aku kembali ke kamar. Aku terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah siang hari. Hari ini ada PR Bahasa Inggris. Saat hendak kukerjakan, ternyata kamus di mejaku tidak ada. Aku yakin pasti di kamar bang Indra.

Bang Indra belum pulang. Jadi aku masuk kamarnya tanpa izin. Kulihat ada kamusku di meja belajar kak Indra. Dan … aku melihat ada yang menggeletak di sudut kamar. Jam dinding! Ya, itu jam dinding yang hilang itu.
Belum hilang rasa kagetku, aku mendengar suara bel pintu. Ah, itu pasti Via. Aku segera menemuinya. Benar dugaanku.
“Rasti, aku masih penasaran dengan jam dindingmu itu,” kata Via kemudian.
“Aku sudah menemukannya. Ada di kamar Bang indra.”
“Jadi dia yang mengambil.”
“Ya. Ikut aku yuk.”
Aku mengajak Via ke kamar Bang indra dan menunjukkan jam dinding itu.
“Wuah, kacanya retak. Sepertinya jam diniding ini jatuh terbanting ke lantai. Atau kakamu yang mebanting?”
“Kenapa?”
“Ya, bisa saja kesal. Mungkin kakakmu kesal, sudah memberikan hadiah jam dinding ini, tapi ayah dan ibumu tidak menghargai pemberiannya.”
“Ah, masa sih? Bang indra tidak seperti itu.”
“Kita cari tahu.”
“Bagaimana caranya?”
“Baca buku hariannya.”
“Bang Indra nggak menulis buku harian. Tapi dia punya blog.”
“Mari kita buka blognya.”

Aku pun mengajak Via membuka computer dan internet di kamarku. Kuketik alamat blog Bang Indra. Di halaman terakhir, ada foto jam rusak itu. Lalu seidkit tulisan.
“Jam dinding hadiah ulangtahunku untuk pernikahan ayah dan ibu jatuh semalam. Kayaknya tersenggol cecak yang berkelahi. Aku tidak ingin ada pikiran macam-macam untuk ayah dan ibu karena jam itu jatuh. Apalagi adafotonya. Takut tahayul. Jadi aku sembunyikan saja …”
Aku dan Via berpandangan. Sekarang kami sudah tahu sebabnya.

^_^

ARENA KKPK 23 September 2012


Serunya Jadi Karateka

Judul Karateka Cilik
Penulis: Thifal
124 Halaman


Wuah, sekarang buku KKPK banyak secrita tentang bela diri lho. Setelah Silat Girl, sekarang ada yang judulnya Karateka Cilik.


Gara-gara selalu menunggui adiknya, Hanny, berlatih karate, Vallice jadi punya banyak teman karateka. Ada Senpai Zammil yang disiplin dan baik hati, Senpai Jo yang takut kucing, Anggi yang tomboy tapi hobi membawa alas ompol ke mana-mana, pokoknya masih banyak lagi, deh!

Pengalaman menemani Hanny bertanding di Nganjuk, menjadi pengalaman tak terlupakan. Mulai dari hebohnya naik bentor, menyaksikan serunya pertandingan karate, sampai aksi mereka menangkap penculik Elsa! Wah, pengen tahu kan, seperti apa pengalaman Vallice? Atau, mau ikut belajar jurus-jurus karate juga? Ayo, baca uku ini! Shobu! Hajime!

Dengan membaca buku ini, kita berkenalan dengan istilah-istilah karate. dan tentu saja membuat kita jadi ingin ikut bela diri karate. Nah, siapa di sini yang ikut karate? Pasti akan suka baca buku ini. Tapi yang nggak suka, juga harus baca lho. Soalnya ada kisah persahabatan yang menyentuh hati.

Geus Rama, SD Az Zahra, Palembang

HORE, 23 September 2012







Mengenal si Hatsyiih!


Kalian pasti pernah bersin. Nah ada yang tahu nggak, apa sih bersin itu sebenarnya?  Bagaimana bersin di luar negeri? Yuk, kita simak pengetahuannya.

Bersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan 70 m/detik (250 km/jam). Bersin dapat menyebarkan penyakit lewat butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 µm. Sekitar 40.000 butir air seperti itu dapat dihasilkan dalam satu kali bersin.


Flu 

Bersin merupakan reaksi penyesuaian karena ia menyingkir ingus yang mengandung partikel atau gangguan asing dan membersihkan rongga hidung. Saat bersin, lelangit ("palate") lembut dan uvula lendut sementara belakang lidah naik untuk menutup sebagian rute ke mulut agar udara yang disingkirkan dari paru-paru bisa dikeluarkan melalui hidung. Oleh karena penutupan muluh adalah sebagian, sejumlah besar udara ini biasanya juga dikeluarkan melalui mulut

Bersin biasanya sering dihubungkan dengan penyakit influenza. Tetapi sebenarnya ini bukan hanya gejala penyakit influenza saja ini juga merupakan gejala penyakit pernapasan (misalnya rhinitis, dan selesma) Maka disarankan menutup mulut dan hidung ketika bersin dengan lengan baju atau saputangan untuk mencegah ingus dan partikel lainya keluar mengenai orang lain.
Kepercayaan dan aspek budaya

Pada 400 SM jenderal Athena Xenofon memberikan pidato dramatis yang mengimbau anggota-anggota pasukannya untuk mengikutinya menuju kemerdekaan atau mati dalam menghadapi tentara Persia. Ia berbicara selama satu jam berusaha memotivasi pasukannya dan meyakinkan bahwa mereka akan kembali dengan selamat ke Athena, sampai seorang tentaranya menggarisbawahi kesimpulannya dengan sebuah bersin. Karena yakin bahwa bersin ini adalah tanda dari dewata bahwa mereka berkenan atas pasukan Athena, maka tentara-tentara itu memberi hormat kepada Xenofon dan mengikuti perintahnya.

Di Hongaria, Slowakia dan Slovenia dan beberapa negara Timur Tengah bersin yang terjadi setelah seseorang membuat pernyataan kadang-kadang ditafsirkan sebagai konfirmasi dari Tuhan bahwa pernyataan itu benar.

Di Jepang, ada kepercayaan bahwa bersin adalah tanda bahwa ada orang lain atau seseorang yang berada jauh daripadanya yang membicarakannya atau menjelek-jelekkannya di belakangnya.

Ada keyakinan umum di India bahwa orang yang bersin mengingat atau diingat oleh orang yang disayanginya. Kebanyakan orang India menganggap bersin sebagai sesuatu yang sehat. Tidak bisa bersin adalah sesuatu yang harus dikhawatirkan. Psychology Today melaporkan bahwa para pilmuwan India menyebut ketidakmampuan untuk bersin sebagai "asneezia"; orang India telah lama mempunyai kebiasaan untuk menghirup tembakau sebagai cara untuk menimbulkan bersin secara artifisial.
Dalam bahasa Inggris untuk suara bersin adalah "achew!", "atisshoo" dan "achoo". Suku kata pertama sesuai dengan hirupan udara, dan suku kata kedua sesuai dengan suara bersinnya.
Tanggapan tradisional bila seseorang bersin

Di negara-negara berbahasa Inggris ada kebiasaan untuk setidak-tidaknya satu orang untuk mengatakan "God bless you" (Semoga Tuhan memberkati Anda) (atau hanya "Bless you" - Kiranya Anda diberkati) bila seseorang bersin. Tradisi ini berasal dari Abad Pertengahan, ketika diyakini bahwa ketika seseorang bersin, jantungnya berhenti berdenyut, jiwanya meninggalkan tubuhnya, dan dapat direnggut oleh roh jahat. Kini, kata-kata itu diucapkan hanya sekadar sopan-santun dan biasanya orang yang bersin kemudian menjawab "Terima kasih". Juga ketika Demam Merah pertama kali merebak, orang seringkali mati karena bersin, sehingga orang mulai mengatakan "Semoga Tuhan memberkati Anda", dengan harapan bahwa mereka akan selamat. Dalam bahasa Spanyol, orang mengatakan "Salud", yang juga berarti kesehatan.

Dalam budaya Islam yang didasarkan pada berbagai hadis dan ajaran Muhammad . Sebuah contoh dari hal ini adalah hadis riwayat Al-Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata:

    "Ketika salah satu dari kita bersin, biarkan dia berkata, "Al-hamdu-Lillah" (Segala puji bagi Allah ) , dan membiarkan saudaranya atau pendamping berkata kepadanya, "Yarhamuk Allah" (Semoga Allah merahmati anda) . Jika ia berkata, "Yarhamuk-Allah", kemudian biarkan [hidung itu] berkata, "Allah wa Yahdeekum yuslihu baalakum" (Semoga Allah membimbing Anda dan memperbaiki kondisi Anda)."

Dalam bahasa-bahasa lain

    * Bahasa Azerbaijan, bersin biasanya diikuti oleh jawaban ""Saglam ol"" yang berarti "semoga Anda sehat"
    * Bahasa Italia, bersin diikuti oleh jawaban ""Salute""
    * Dalam budaya-budaya berbahasa Portugis, bersin diikuti oleh jawaban "Saúde", ("Sehat"), atau "Santinho" ("santo kecil"), lainnya mengatakan "Yesus". Yang bersin kemudian menjawab "Obrigado" atau "Obrigada" (terima kasih).
    * Dalam budaya berbahasa Spanyol, bersin biasanya diikuti oleh jawaban "Salud", ("Semoga Anda sehat") juga di tempat-tempat tertentu mereka mengatakan "Jesús" (Yesus) (seperti di Spanyol). Orang yang bersin kemudian menjawab "Gracias" (terima kasih).
    * Namun, di Puerto Rico, juga sangat umum bagi seseorang untuk menjawab bersin yg kedua dan ketiga dengan "Dinero" ("Uang") dan "Amor" ("Cinta"), mengikuti setelah jawaban awal "Salud".
    * Bagi bangsa Brazil-Portuguese,bersin biasanya diikuti dengan jawaban "Saúde", ("Sehat"), dan juga "Santinho" yang artinya " Kiranya Anda diberkati".
    * Dalam Bahasa Bulgaria,bersin biasanya diikuti dengan jawaban "Наздраве!", (Nazdrave, artinya "Demi kesehatan[mu] ", yang kemudian dijawab dengan "Мерси" (Merci) or "Благодаря" ("Blagodarya") yang artinya "Terima kasih").
    * Dalam Bahasa Romania, bersin biasanya diikuti dengan jawaban "Noroc", ("Semoga Beruntung") yang kemudian dijawab dengan “Mersi” atau “Multumesc” ("Terima kasih").
    * Dalam Basaha Jerman, Gesundheit (yang artinya "Sehat [bagimu]") sangat umum digunakan, tetapi juga sering digunakan pada negara yang berbahasa Inggris. Jawaban ini adalah penerus dari kepercayaan zaman dahulu bahwa bersin adalah tanda sakit yang parah.
    * Dalam Bahasa Hebrew, "לבריאות" (Labriyut, artinya "Demi kesehatan[mu] ").
    * Dalam Bahasa Polandia jawaban yang umum adalah "Sto lat" yang artinya "Ratusan tahun",

(ben/net)

Friday, September 14, 2012

ARENA KKPK, 16 September 2012



Petualangan Ke Dunia Gambar

Judul: Junior Painter
Penulis: Hira
124 halaman


Kalina suka menggambar atau melukis? Kayaknya kalian harus membaca buku KKPK satu ini. Ini aku kasih tahu seidkit ceritanya ya.
Horeee..! Hari ini, kelas Riana kedatangan teman baru. namanya, Nirina. Anaknya pintar dan baik hati. Siapa pun pasti ingin berteman dengan Nirina. Terbukti, sebentar saja, Riana, Maisa, dan Carie, sudah berteman dekat dengannya. Mereka berempat selalu bersama-sama.

Riana sangat suka menggambar. Dia Rajin mengikuti lomba menggambar dan selalu juara. Suatu hari, Riana mengajak teman-temannya ke Dunia Gambar. Wow, tempat apa itu ya? Simak juga kocaknya aksi Rendi dan Sarah yang sama-sama jail. Hmm. pengen tahu, kan, kelanjutan kisah Riana yang jago menggambar, Nirina yang baik hati, Maisa yang cantik dan Carrie yang usil? baca saja deh bukunya!

Bila biasanya kebanyakan tentang anak band, cerita KKPK kali ini sangat berbeda dari biasanya lho. Sehabis baca buku ini malah jadi pengen langsung menggambar deh.

Geus Rama Syarif, SD Az Zahra, Palembang