Thursday, December 25, 2014

Cernak, 28 Desember 2014





Kue Stroberi


Kejutan paling awal kudapatkan tahun ini adalah Papa memutuskan kami sekeluarga pindah ke kota lain. Tepatnya ke Bandung. Tentu saja aku bingung.

“Untuk apa pindah ke Bandung? Nenek sudah meninggal tahun lalu,” tanyaku heran. Dulu, sewaktu Nenek masih hidup, aku ingin sekali pindah ke Bandung. Rasanya senang sekali bisa tinggal bersama Nenek. Tapi aku hanya bisa tinggal sekali dalam setahun. Itu pun dalam liburan yang singkat.

“Cindy, justru itulah kita harus pindah. Nenek menginginkan Papa meneruskan usaha toko kue Nenek yang sudah maju di Bandung,” jelas Papa.

“Lalu bagaimana usaha toko kue dan restoran Papa di Palembang ini?” tanyaku.

“Nanti akan diurus oleh Om Dave,” jawab Pap sambil melirik Mama.

Om Dave adalah adik Mama. Keluarga Mama asli Palembang, sedangkan keluarga Papa asli dari Bandung.  Papa mengenal Mama ketika Mama kuliah di Bandung. Setelah berkeluarga, Papa ikut Mama ke Palembang. Itu sebabnya aku lahir di Palembang.

“Tapi toko kue nenek sudah diurus sama Tante Lia?” tanyaku. Tante Lia adalah adik Papa di Bandung.

“Tante Lia akan meneruskan kuliahnya di Amerika. Lagipula Tante Lia tidak suka mengurus toko kue,” jawab Papa.

Akhirnya, aku mengerti mengapa kami harus pindah.  Ya, aku juga tidak ingin toko kue Nenek akhirnya tidak terurus. Padahal aku ingat sekali, Nenek sangat senang dengan  toko kuenya itu.

Seminggu kemudian kami pindah ke Bandung. Menempati  rumah Nenek. Sekolahku tentu saja pindah juga. Artinya, aku mendapat banyak teman baru di Bandung. Tapi aku tidak melupakan teman-temanku di Palembang. Aku masih suka kirim-kirim SMS ataupun e-mail.

Ada seorang anak yang menyebalkan di sekolah baruku. Namanya Willy. Dia selalu meledekku dengan sebutan anak tukang kue. Hm, di Palembang juga dulu aku pernah disebut begitu. Jadi aku tidak mau meladeninya.

“Lagi pula jadi anak tukang kue itu bukan hal yang jelek. Papa juga anak tukang kue. Tapi di sekolahnya dulu pintar. Semua anak Nenek bisa sekolah tinggi meskipun anak tukang kue,” hibur Mama kala itu.

Suatu kali aku membawa beberapa kue ke sekolah. Papa yang meminta.

“Bagikan ke teman-temanmu,” kata Papa.

Aku pun membagikan ke teman-teman di kelas.  Willy pun tetap aku beri. Tapi  dengan sombongnya dia menolak.

“Ah, pasti itu kue basi yang tidak laku di toko, kan?” katanya.

Uuh, aku ingin sekali melempat kue-kueku ke mukanya. Tapi aku masih bisa bersabar. “Ini baru dibuat tadi pagi. Papaku sendiri yang membuatnya,” kataku.

“Mana mungkin kue baru dibagi-bagikan. Nanti bangkrut toko kuemu itu,” ledek Willy lagi.

“Kalau tidak mau ya sudah. Tapi jangan menghina begitu dong,” kataku sambil melewatinya.

Aku sebenarnya bisa balas mengatainya. Aku tahu, ayah Willy adalah pemillih sebuah bengkel mobil. Bengkel yang besar. Tapi tentu saja aku bisa mengatainya anak tukang bengkel. Tapi buat apa mengatai orang. Mama dan Papa paling tidak suka kalau aku membalas keburukan orang dengan keburukan lagi.

Suatu hari saat akhir pekan, aku tidak punya acara jalan-jalan. Aku memutuskan membantu Papa dan Mama di toko kue. Sebenarnya sudah ada lima pelayan di toko kue. Tapi aku sangat senang membantu di toko kue. Apalagi saat ramai di akhir pekan. Kota Bandung memang selalu penuh oleh wisatawan di akhir pekan.

Saat siang, tanpa sengaja aku melihat Willy di halaman parkir. Oh, sedang apa dia? Aku melihat Willy tidak sendirian, tapi dengan ayahnya. Kulihat ayahnya seperti mengajak Willy masuk, tapi Willy tak mau. Aku tahu sebabnya dia tak mau masuk. Pasti malu ketemu dengan aku.

Aku pun berjalan menuju halaman parkir.

“Hai, Willy!” sapaku. “Selamat siang, Om!”

Willy kaget melihatku. Ayahnya juga begitu.

“Silakan masuk, Om.  Kuenya masih ada, kok.”

“Kamu temannya Willy?” tanya ayah Willy.

“Iya, Om. Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku.

“Om mau beli kue sus stroberi. Tapi Willy tidak mau masuk.”

“Oh, biar saya temani Willy, Om. Sepertinya kuenya masih ada,” kataku.

Ayah Willy masuk ke toko. Aku melirik ke arah Willy yang masih merengut. Tak lama kemudian Ayah Willy keluar dengan keranjang kue.

“Untung kuenya masih ada,” kata Ayah Willy.

“Buat siapa kuenya, Om?”

“Mama Willy lagi ngidam pengen sus stroberi. Dulu juga waktu mengandung Willy, mama Willy juga ngidam yang sama. Makanya Willy juga suka kue sus stroberi. Malah paling rakus. Biasanya kalo diajak ke sini paling girang dia. Tapi hari ini kok malas,” kata Ayah Willy.

Aku tersenyum mengangguk. Mereka pun pergi dengan mobil mereka.

Senin paginya, di sekolah aku mulai merasakan Willy mulai berubah. Dia tidak memanggilku anak tukang kue lagi. Mungkin dia malu, karena walaupun sering meledekku, diam-diam dia adalah penggemar kue di toko kue kami.

^_^

Hore, 28 Desember 2014

Tidak Semua Mutiara Berharga

Apakah ibu kalian memiliki mutiara? Nah kalau kalian ingin tahu apakah mutiara itu, kita baca yuk.

Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak (khususnya mantel) dari moluska hidup. Sama seperti cangkang-nya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris.




Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain. Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabad-abad, dan oleh karena itu, kata "mutiara" telah menjadi metafora untuk sesuatu yang sangat langka, baik, mengagumkan, dan berharga.

Mutiara sangat mahal harganya kalau di jual dan dijadikan perhiasan sangat bagus untuk dunia fashion. Mutiara berharga terdapat di alam liar, tapi dalam kuantitas yang sangat jarang. Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar.

Yang banyak dijual dengan harga murah adalah mutiara imitasi, tapi kualitasnya biasanya jelek. Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli. Mutiara banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan. Namun pada masa lalu, mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian-pakaian mewah. Mutiara juga bisa dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat-obatan, atau dalam formula cat.

Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai barang antik.



Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis mutiara, melalui proses alami, ketika suatu obyek mikroskopis terperangkap di dalam mantel lipatan moluska, tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata.

Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan dan dibuka, dan dengan demikian dibunuh, hanya untuk menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad itulah satu-satunya cara untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk sangat berharga pada masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan mutiara.

Tiram mutiara (Familia Pteriidae) adalah penghasil mutiara yang paling umum dibudidayakan untuk mutiaranya.

Jenis-jenis tiram mutiara ini adalah: Pinctada maxima, Pinctada margaritifera, Pinctada fucata, dan Pteria penguin. Sedangkan moluska penghasil mutiara di air tawar dihasilkan oleh beberapa jenis remis seperti:
Margaritifera margaritifera, Hyriopsis cumingii, dan Cristaria plicata

Cernak, 28 Desember 2014

Petualangan Tujuh Sekawan



Judul: Berburu Mutiara
Penulis: Adi
104 halaman


Kalian suka cerita petualangan? Aku juga suka. APalagi kalau ada penyelidikan ala detektif. Dan KKPK kali ini adalah tentang petualangan. Ini sedikit bocoran ceritanya.
Blulululu...! Tujuh sekawan asyik main petualangan indian. Mereka bersembunyi di hutan kecil dan berencana menyergap Alex. Tapi ...eh,kok,permainnya jadi bertambah , sih ? Lho, itu siapa ? Huaaa....!
Ternyata , dari sekedar main-main ,tujuh sekawan malah berhasil mengungkap kasus pencurianan mutiara mahal. Mereka menyelidiki pencuri itu sampai ke arena sirkus . Dimana, ya ,mutiara itu berada ? Ikuti petualangan tujuh sekawan yang mendebarkan ini, yuk!
(Geus Rama S, Palembang)

Friday, December 19, 2014

Hore, 21 Desember 2014

Liburan di Musim Hujan


Liburan saat musim hujan seperti pada bulan Desember ini memang tak bisa dihindarkan. Bulan Desember menjadi salah satu bulan yang penuh dengan hari libur, tapi di Indonesia bulan ini adalah bulan saat hujan sering turun, dan tak jarang juga deras turunnya. Itulah yang membuat beberapa orang jadi malas untuk keluar rumah, tapi tak sedikit juga yang dapat menikmati liburan saat musim hujan. 

Bagaimana cara menikmati liburan saat musim hujan? Berikut ini beberapa tipsnya

Sedia payung

Jangan lupa untuk membawa payung saat akan berpergian ke luar rumah. Payung lipat kecil tidak akan terlalu berat untuk dibawa jadi jangan ragu untuk selalu menyediakan payung di tas untuk berpergian. Selain di tas, sediakan juga payung di mobil, untuk memberikan kita kenyamanan saat pergi ke luar rumah



Sedia jas hujan atau jaket

Saat pergi membonceng sepeda motor maka jangan lupa untuk selalu menyediakan jas hujan di bagasi motor. Pakailah pakaian yang dapat menghangatkan tubuh dan melindungi tubuh dari air hujan

Pakailah sepatu yang cocok untuk musim hujan

Musim hujan berarti saatnya air menggenang dimana-mana, tentunya kita harus memakai sepatu yang tahan dengan genangan air tersebut sekaligus yang dapat melindungi kaki kita. Sepatu boot merupakan jenis sepatu yang paling cocok saat musim banjir seperti saat ini. Bahannya yang tahan air juga mampu melindungi kaki kita agar tetap kering.


Menikmati liburan di dalam rumah

Menikmati liburan saat musim hujan paling aman jika berada di dalam ruangan, misalnya rumah kita. Di dalam rumah ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan, misalnya bermain bilyard, bermain kartu, atau menonton dvd film bersama keluarga dan teman.



Berlibur di tempat wisata indoor

Tempat wisata indoor atau di dalam ruangan akan membuat kita tetap menikmati liburan dengan tubuh yang kering. Kita bisa mendata beberapa tempat wisata yang berada di dalam ruangan atau memiliki atap peneduh. Misalnya saja nonton di bioskop.

Itulah beberapa tips untuk menikmati liburan di saat musim hujan, semoga bermanfaat.

Cernak, 21 Desember 2014





Siapakah Pencuri Papan DIJUAL?


Nina sedang menghabiskan pizza dingin di rumah Max, sahabatnya. Udara sangat panas di musim kemarau ini.

Bu Decker, ibu Max, datang. "Menyebalkan," katanya langsung berkeluh. "Ingat  rumah tua di  Norton Drive? Ibu sudah mengiklankannya dan memasang papan DIJUAL di halamannya. Tadi ibu lewat sana, dan papan itu hilang. Ini adalah yang ketiga kalinya dalam satu bulan."

"Mengapa ada orang yang mencuri
papan DIJUAL itu?" Nina bertanya. “Untuk apa sih papan itu?"

"Siapa yang tahu?"
Bu Decker menuang segelas limun. Bu Decker bekerja sebagai agen penjual rumah di kota. "Mungkin ada anak-anak yang mencurinya untuk membangun sesuatu."

Max menyikut Nina. "Mau
ke sana?"

"Tidak
ada petunjuk apapun," kata Bu Decker menginatkan. "Hanya ada dua rumah di jalan itu. Seorang wanita tua, Bu Stearns, tinggal di sebelah rumah kosong yang ibu jual."

"Mungkin dia melihat sesuatu," kata Nina. "Mari kita tanya."

Setengah jam kemudian Nina dan Maz bersepeda menuju Norton Drive. Sebuah truk pick-up diparkir di depan rumah kosong. Tampak seorang pria berdiri di trotoar.

"Kalian tahu tentang tempat ini?" Pria itu bertanya. "Saya dari luar kota, dan keponakan saya telah memeriksa rumah ini bulan lalu. Tapi saya tidak tahu apakah ini adalah rumah yang ia maksud. Tidak ada tanda-tanda rumah ini akan dijual. "

"
Ya, benar. Rumah ini dijual," kata Max. "Ibu saya adalah agen real estate."

"Bagus! Ceritakan nama dan perusahaannya? Saya ingin bertanya tentang properti ini. Paulus memberitahu saya bahwa rumah-rumah di bagian kota ini terjual cepat."

Begitu Max selesai memberi informasi seperlunya, juga nomor telepon ibunya, pria itu kemudian pergi. Nina menatap  truk itu. "Paulus mungkin telah mengambil papannya. Mungkin dia tidak ingin orang melihat rumah itu dijual sampai pamannya punya kesempatan untuk melihatnya. Kita bisa meletakkan sesuatu di belakang sebuah truk."

Max mengangguk
walau sebenarnya masih ragu. "Mari kita tanya Bu Stearns jika ia melihat sesuatu pagi ini."

Bu Stearns membuka pintu setelah keduanya mengetuk pintu. Rambutnya sudah memutih, tapi dia masih berdiri tegak. Nina dan Max langsung mengungkapkan maksud kedatangan mereka.

Oh, saya pikir saya tahu siapa yang mungkin telah mengambil papan itu," katanya. "Freddie Swanson. Dia tinggal satu blok dari sini. Kelihatannya dia sedang membangun sesuatu di halaman rumahnya."

Bu Stearns membuka pintu sambil berbicara, sehingga Nina bisa mengintip ke dalam. Dia menyukai ruang tamu yang nyaman. Sofa dan kursi antik beludru.  Sebuah lukisan besar menggantung di atas perapian penuh ukiran. Dan perapian yang masih menyala.

"Aku tahu Freddie," kata Max. "Dan aku tahu di mana dia tinggal
. Ayo kita melihatnya." Max kemudian mengajak Nina.

Freddie sedang menempatkan mesin pemotong rumput di garasi ketika mereka sampai di rumahnya. Dia mengusap alisnya, saat berbicara. "Mengapa saya harus mengambil papan itu?" Dia bertanya.

Nina menatap ke garasi. Lalu ia melihat rumah pohon yang baru dibangun di halaman.

Nina dan Max berbicara saat mereka kembali ke rumah. Bu Decker sedang mencuci piring ketika mereka  masuk.

"Kami  tahu siapa yang mengambil papan tanda dijual itu," kata Nina.

“Oh ya? Siapa pelakunya” tanya Bu Decker.

Hm, menurut kalian siapa ya?

^_^

Nah kalian ingin tahu siapa pelakunya?
Bu Stearns adalah pelakunya.

Papan yang digunakan untuk rumah pohon Freddie terlalu tua. Sedangkan papan yang dipakai tanda DIJUAL selalu baru. Jadi tidak mungkin Freddie pelakunya.

Bu Stearns menyalakan perapian di hari yang panas merupakan hal yang sangat mencurgakan. Selama ini dia memang tidak suka bergaul. Dia tidak ingin memiliki tetangga dekat, jadi dia  sengaja mengambil papan DIJUAL dan membakarnya  di perapian. Bu Stearns tidak ingin seorang pun  tahu rumah itu dijual.Simak

Arena KKPK, 21 Desember 2014

 Kisah Seru di Panti Asuhan



Judul: Kisah di Mutiana Penulis: Nafisah Shafa Ardia
112 halaman


Liburan memang paling seru membaca buku. Ini dia salah satu buku yang aku suka.

Isma dan Isna tinggal di panti asuhan yang menyenangkan, Panti Asuhan Mutiana. Mereka adalah anak kembar. Walaupun kembar, mereka juga suka bertengkar, lho. 

Suatu hari, beberapa anak panti asuhan melakukan tur ke Singapura. Yang menyedihkan, Isma dan Isna harus berpisah. Isma yang ikut ke Singapura mendapatkan biola dari Music World.

Ketika kembali ke Mutiana, Isma juga harus menerima sebuah kenyataan. Dia dituduh  sebagai pencuri oleh Isna. Dia dijauhi oleh semua anak panti. Hanya ada satu yang masih setia pada Isma. Siapakah dia? Benarkah Isma seorang pencuri? Baca kisah seru si kembar ini, yuk!

(Geus Rama S, Palembang)

Friday, December 12, 2014

Cernak, 14 Desember 2014




Rahasia di Tiara Bunda





Fatima sedang tekun belajar. Pintu kamar dibuka Aisya.

“Ima, kamu tidak ingin melihat bulan berwarna aneh di luar? Semua saluran televisi menyiarkannya,” kata Aisya.

“Warna aneh?” Fatimah mengulangi.

Keduanya berjalan meninggalkan bangunan Panti Tiara Bunda. Di sisi jalan banyak orang juga berdiri melihat ke langit.

“Ini seperti yang kulihat di mimpiku beberapa hari terakhir ini,” kata Fatima yang sudah di luar panti lebih dulu.

“Aku juga,” kata Bilqish.

“Aku mau bilang ‘aku juga’. Tapi sungguh, bukan ikut-ikutan lho,” timpal Aisya.

“Saatnya telah tiba,” tiba-tiba terdengar suara Bunda Dijah di belakang ketiga gadis cilik itu. “Kalian ikutlah ke kamar Bunda. Ada rahasia lama yang harus Bunda sampaikan kepada kalian.”

Bunda Dijah membalikkan badannya menuju ke bagian paling belakang panti. Ketiga gadis cilik itu mengikutinya.



Bunda Dijah mengambil sebuah kotak di salah satu laci lemarinya. Dia kemudian duduk di sisi tempat tidur. Ketiga gadis itu makin penasaran, lalu duduk di kedua sisi Bunda Dijah.

“Isi kotak ini adalah milik kalian,” ucap Bunda Dijah. “Seseorang memberinya kepada Bunda sebelas tahun silam.”

Malam itu Bunda Dijah sedang menutup pintu gerbang panti. Tiba-tiba dia melihat cahaya menyorot halaman samping. Tiga keranjang berisi bayi tergeletak di halaman di bawah sorotan cahaya.

“Anak siapa ini?” Bunda Dijah bertanya keheranan.

Bunda Dijah mendekati tiga bayi itu. “Aduh lucunya. Siapa nama kalian?” kata Bunda Dijah.

“Nama mereka ada di sulaman baju mereka. Aisya, Bilqish, dan Fatima.” Tiba-tiba di belakang Bunda Dijah berdiri seorang wanita berpakaian sutera nan anggun.

“Siapa Anda?” Tanya Bunda Dijah memberanikan diri meskipun ketakutan.

“Aku adalah Ratu Sheeba dari masa depan. Aku hendak menitipkan tiga bayi ini kepada Anda,” kata Ratu Sheeba lembut.

“Jangan pernah pisahkan mereka. Dan rahasiakan tentang aku. Suatu hari nanti akan tiba saatnya bulan berubah warnanya menjadi ungu,” kata Ratu Sheeba sambil kemudian memeperlihatkan tiga gelang berbeda warna di tangannya.

“Tolong berikan gelang ini kemudian,” tambah Ratu Sheeba.

Bunda Dijah menerima tiga gelang berkilau itu. “Tetapi …’” Bunda Dijah hendak bertanya. Sayangnya, sosok Ratu Sheeba sudah tak ada lagi depannya. Sorot cahaya pun menghilang.

“Oh, pantas saja Bunda selalu menyembunyikan kami bertiga setiap ada tamu,” kata Fatima usai Bunda Dijah bercerita.

“Pasti agar kami tidak diambil tamu-tamu itu, kan?” timpal Bilqish.

Bunda Dijah kemudian memberikan gelang di tangannya kepada Fatimah, Bilqish dan Aisyah.

“Kami pakai ya,” ketiganya langsung berebutan memakai lebih dulu.

Ternyata gelang itu ukurannya pas di lengan mereka. Tapi beberapa detik. Ups!

“Waaa! Hilang!”

Gelang itu tak tampak lagi di pergelangan tangan mereka.

“Aduh, cepat kita lapor polisi,” kata Aisya panik.

“Aku tidak ingat nomor teleponnya,” jawab Bilqish.

“Hahahaha. Kalian lucu sekali.”

Tiba-tiba terdengar suara dari arah jendela kamar yang tiba-tiba terbuka.

Seorang lelaki bertopeng biru duduk di jendela. Tampak keren.

“Siapa kamu?” Fatimah langsung mengarahkan jarinya ke pria itu.

Aisya ketakutan memeluk Bunda Dijah.

Bilqish malah terpana dengan muka merona.

“Nanti aku akan mengajari kalian,” kata pria bertopeng ungu. Dia kemudian membalikkan badan dan meloncat jauh.

Tiga gadis cilik itu langsung menuju ke jendela. Melihat ke arah halaman belakang panti. Ada segerombolan makluk bersurai berjalan perlahan mendekati panti. Namun pria bertopeng biru menghadangnya.

“Makluk apa itu? Seram sekali,” kata Aisya.

“Aku ingin melawan mereka,” kata Fatima.

“Kita tunggu dulu apa yang dilakukan pria bertopeng biru itu,” ucap Bilqish.

Pria bertopeng biru kemudian menghadapi mereka. Kibasan jubahnya ternyata bisa membuat makluk itu jatuh lalu menghilang.

Satu persatu semua makluk diperdayai pria bertopeng biru. Sampai akhirnya semua menghilang.

“Horeee!” Bilqish bertepuk tangan sambil melonjak girang.

Fatima dan Aisya langsung melotot ke arahnya. Bilqish pun langsung terdiam.

Pria bertopeng biru langsung menghampiri tiga gadis kecil itu kembali.

“Ikutilah aku. Kepal tangan kananmu ke dada kiri, lalu katakan’Aku Lebih Kuat’ dengan nyaring,” ucap pria bertopeng biru.

Fatima, Aisya dan Bilqish meniru ucapan pria bertopeng biru. Dua detik kemudian gelang itu terlihat di tangan mereka dan segalanya kemudian berubah.

Fatima memakai pakaian berwarna merah, dengan symbol delima di dadanya.

Bilqish dengan pakaian baru serba hijau, dengan symbol melon di dadanya.

Aisyah dengan [pakaian baru warna kuning, dengan symbol rambutan di dadanya.

“Kyaa, kenapa aku gambarnya rambutan? Jelek sekali! Rambutan! ” keluh Aisya.

“Nanti aku lanjutkan. Sekarang aku harus pergi ke dulu. Tunggu ya!”

(bersambung)











Friday, November 28, 2014

Hore, 20 November 2014






Ada kota-kota yang ideal dinikmati saat musim panas. Tapi, beberapa kota besar dunia – seperti di bawah ini – justru menunjukkan keindahan lain kala diguyur hujan. Plus, mereka punya berbagai aktivitas dalam ruangan juga menarik.  Jadi, jangan biarkan hujan mengganggu liburan Anda!

Paris
Mungkin, tak ada kota yang lebih menarik dari Paris untuk dikunjungi kala hujan. Tak percaya? Hitung saja jumlah lagu atau puisi yang terinspirasi dari Paris yang basah. Ia bahkan sudah menjadi sebuah klise. Tapi apa yang bisa kita lakukan di sana?

Cobalah memulai dengan mengunjungi museum Louvre. Perjalanan ke Paris takkan lengkap tanpa kunjungan ke Louvre. Dekati si legendaris Mona Lisa, atau lewatkan saja dan pilih beberapa di antara 35.000 benda seni yang ada di sana untuk di amati. Opsi lain adalah menghabiskan waktu (atau menunggu hujan?) di Shakespeare and Company, sebuah toko buku yang menjual buku-buku berbahasa Inggris. Nama Shakespeare and Company diambil dari nama tempat pertemuan bagi penulis dan pemikir terkenal zaman dulu, yang mencatat nama-nama seperti Hemmingway dan James Joyce.

Jika Anda tak ingin berkegiatan berat, seperti mengantri atau berdesakkan di museum, pertimbangkan untuk bersantai di salah satu café dan memesan macarons. Kue kecil ini merupakan produk Paris yang paling terkenal dan bisa ditemukan hampir di setiap café di Paris. Tapi, macarons terpopuler di Paris ada di café Laduree. Mereka sudah membuatnya sejak 1800-an dan kini memiliki 4 café di penjuru Paris.

Roma
Roma sudah melalui masa-masa yang jauh lebih berat ketimbang musim hujan. Jadi, meski Koloseum tidak pas dinikmati kala hujan, Anda bisa mencoba berkunjung ke Pantheon. Pantheon adalah keajaiban arsitektur yang dibangun dua milenium lalu. Dan –secara ajaib – ia masih berdiri hingga kini. Pantheon, yang masih merupakan salah satu kubah terbesar di dunia, terlihat sangat menarik di tengah serbuan rintik hujan.

Atau Anda bisa menyingkir jauh-jauh dari hujan dengan mengunjungi Vatican Museum dan Sistine Chapel. Anda bisa memanjakan mata dengan berbagai karya seni tersohor di dunia - termasuk langit-langit karya Michelangelo, atau merasakan sensasi melihat tembok Vatican dari jarak beberapa meter saja melalui Relais Vatican View.

London 
Tidaklah mengejutkan jika London masuk ke dalam daftar kota dengan aktifitas menarik kala hujan. Kota ini punya sejarah panjang pergulatan dengan cuaca. Untuk awal, Anda bisa meluangkan waktu dengan “afternoon tea” ala Englishman. Tradisi ini dimulai sejak 1860-an oleh Duchess of Bedford, dan ia akan semakin menyenangkan jika langit berwarna kelabu. Palm Court di Langham Hotel London adalah salah satu spot afternoon tea paling terkenal di sana.

Anda bisa melanjutkan agenda dengan menyambangi Tower of London. Tempat yang dulunya merupakan benteng dan juga penjara ini sangat mengagumkan. Anda mungkin membutuhkan payung untuk berpindah dari gedung ke gedung, tapi ruangan-ruangan istana abad pertengahan, White Tower, hingga prisoners exhibition dapat dinikmati di dalam ruangan.

New York 
Beberapa lokasi yang ikonik di kota ini, seperti Times Square, Central Park, memang berada di luar ruangan. Tapi itu tidak membuat warga lokal kehabisan akal untuk bersenang-senang di New York. Pergilah ke Broadway untuk menyaksikan pertunjukkan teater paling spektakuler di dunia. Atau, ambil tur ke NBC Studios untuk menyaksikan bagaimana ‘keajaiban’ dunia teve dilakukan. Kapan lagi Anda bisa melihat set dari Saturday Night Live, The Today Show, atau Late Nate with Jimmy Fallon?

Jika Anda menginginkan hal-hal yang lebih sederhana dalam menikmati hujan, New York juga kota yang tepat. Anda bisa menyesap frozen hot chocolate ala film Serendipity 3, atau bergabung dengan orang-orang lokal di Jacque Torres atau City Bakery.

Amsterdam
Banyak orang mengasosiasikan Amsterdam sebagai tempat untuk berpesta-pora. Sesungguhnya, ia menyimpan daya tarik yang lebih besar dari itu. Cobalah untuk merunut sejarah dengan mengunjungi rumah Anne Frank. Anda bisa melihat Secret Annex yang disembunyikan di belakang rak buku, di mana Anne Frank dan keluarganya bersembunyi pada waktu Perang Dunia II. Ini spot yang menarik bagi pecinta Anne Frank’s Diary, juga pas untuk menunggu hujan.

Area KKPK. 30 November 2014






Jadi Detektif


Judul: Foto Misterius

Penulis Muhammad Yahtaduy dkk

110 halaman



Saat menghadiri pameran foto, detektif James & Joey mendapat sebuah kasus. Hal-hal mencurigakan mereka rasakan selama penyelidikan, termasuk melihat cahaya silau dari hasil jepretan sebuah kamera, juga sebuah foto misterius.  Apakah rahasia dari foto misterius tersebut? Adakah hubungannya dengan pencurian koleksi musium yang berharga mahal?

Nah, ini dia komik seru yang cocok dibaca olek aku. Soalnya aku suka sekali cerita detektif. Bikin kita ikutan penasaran menbak misteri di dalamnya. Tentu saja, agar seru kalian tidak boleh membaca bagian belakang.

Simak kisah seru detektif James & Joey selengkapnya, yuk!

(Geus Rama S, Palembang)

Cernak, 30 September 2014



 

 

Saat Hujan

Oleh Benny Rhamdani


Hari ini mestinya aku les bahasa Inggris. Tapi sebelum berangkat hujan turun deras sekali.
“Tidak usah masuk les dulu. Hujannya deras,” kata Mama.
Aku agak mengeluh. Aku sebenarnya lebih suka  pergi les. Di tempat les, aku bisa bertemu dua sahabatku, Melly dan Vika.  Bosan juga sendirian di kamar. Apalagi aku belum punya buku baru untukdibaca.
Tiba-tiba ringtone HP-ku berbunyi. Rupanya ada SMS masuk dari Vika. Aku segera membacanya.
“Aku nggak pergi les. Kamu?”
                Aku segera membalasnya: “Nggak. Kenapa nggak les?”
                Vika membalasnya:”Malas. Aku boleh main ke rumahmu?”
                Aku membalas:”Aku tunggu.”
                Dalam waktu limabelas menit, Vika sudah berdiri di depan pintu rumahku. Dia berangkat diantar supirnya. Yang aku kaget, Vika datang bersama Melly. Wah, aku senang sekali bisa bermain bersama mereka.
                Mereka langsung kuajak ke kamar. Kubiarkan mereka membaca buku koleksiku. Terutama buku Pink Berry Club.Setelah itu kami bermain playstation. Wah seru deh.
                “Sekarang kita main apa lagi ya?” tanya Vika.
                “Main rumah-rumahan,” usulku.
                “Ah, mana seru. Itu kan mainan anak kecil,” kata Melly.
                “Main teka-teki aja yuk.”
                “Aku dulu ya,” kata Vika. “Hewan apa yang anggota tubuhnya ada di tangan?”
                Belum sempat aku jawab tiba-tiba pintu kamar diketuk. Wajah Mama langsung terlihat dengan raut cemas.
                “Rumah kita kena banjir. Airnya sudah mulai masuk,” kata Mama.
                Aku langsung kebingungan. Apa yang harus kulakukan. Bagaimana kalau aku tenggelam? Ah, ini pengalaman pertamaku kebanjiran.
                “Bantu Mama mengangkat barang-barang ya,” ajak Mama.
                Aku langsung mengangguk.
                “Kami juga siap bantu,” kata Vika dan Melly.
                “Tapi, baju kalin nanti kotor,” kilahku.
                “Nggak papa-,” timpal Melly.
                Mama langsung meminta kami menggulung karpet dan menaikkan benda-benda yang sanggup kami angkat ke atas meja. Sementara itu Mama yang mengenakan jas hujan tetap di teras, membuang luapan air ke selokan agar tak masuk rumah.
                Air yang masuk ke rumah sudah semata kaki. Kulihat Vika dan Melly tetap membantu. Mereka malah berasil mencegah air masuk ke kamarku juga kamar lainnya. Caranya, mereka menutup lubang angin pintu bagian bawah dengan lilin malam.
                “Aduh, mudah-mudahan hujannya segera berhenti ya,” harapku cemas.
                Ternyata doaku terkabul lima menit kemudian. Hujan berhenti. Air yang meluap pun surut. Mama pergi ke luar mencari tahu penyebab banjir.
                “Oh, rupanya ada pohon tumbang yang menyumbat selokan. Jadinya airnya meluap di selokan dan jalan. Sampai masuk ke rumah kita akhirnya. Rumah yang lain juga pada kemasukan air,” lapor Mama kemudian sambil menyeka wajahnya.
                Setelah itu kami berusaha mengeringkan lantai agar bersih dari penyakit. Air luapan dari selokan pasti  banyak kuman-kuman penyebab penyakit. Tak lupa aku memakai cairan pembersih pantai.
                Begitu beres semuanya, kami semua mandi membersihkan badan. Ya, jangan sampai rumah dibersihkan, tapi badan kami tidak.  Vika dan Melly juga mandi lho. Malah, aku pinjamkan bajuku kepada mereka. Habis baju mereka yang tadi basah.
                Setelah mandi, kami berkumpul di kamar. Dan kalian tahu apa yang terjadi kemudian?
                Mama rupanya tadi sedang membuat kue pastel. Karena banjir tertunda masaknya. Nah, sekarang sudah matang. Masih hangat lagi. Aromanya membuat perutku terasa lapar.
                “Pastelnya enak sekali,” kata Vika dan Melly setelah mencomot pastel buatan Mama.
                Aku senang karena mereka suka. Terus terang aku bertambah bangga bersahabat dengan mereka.
                “Terima kasih ya atas bantuan kalian. Aku sangat sayang sama kalian,” kataku kepada Melly dan Vika ketika pamit pulang.
^_^