Friday, April 25, 2014

Arena KKPK 27 April 2014

Liburan ke Jepang

Judul : Holiday in Japan
Penulis: Sarah Khadijah
124 halaman





Paling menyenangkan jika membaca KKPK yang ceritanya di luar negeri lho. Bikin kita pengen  menjelajah ke negeri lain. Apalagi kalau negerinya sangat terkenal seperti Jepang.

Nah, kali ini aku mau cerita sedikit saja tentang KKPK yang baru aku baca. Judulnya Holiday in Japan. Kalian tahu kalau Japan itu yang dimaksud adalah Jepang, kan? Gimana ya ceritanya?

Marsya berlibur ke rumah neneknya-Nenek Izumi-Jepang. Dia boleh mengajak teman dekatnya Grettel dan Marrie. Sesampainya di rumah nenek, Grettel dan Marrie terkejut melihat rumah itu. Sementara, Marsya hanya tersenyum. Bagaiman keadaan rumah Nenek Izumi? Mengapa Grettel dan Marrie terkejut? Apa yang mereka temukan di rumah Nenek Izumi?

Aku nggak mau cerita semuanya. Kalian baca sendiri aja ya. Oh iya, masih ada cerpen lainnya di buku ini. Soalnya buku ini berisi kumpulan cerpen. Jadi kalau kamu nggak begitu suka cerita tentang Masrya ini, bisa juga baca cerita lainnya. Ada tentang persahabatan, sampai yang kisah-kisah lucu.

Hore, 27 April 2014

 

 

Belajar Bahasa Inggris, Yuk!

Hi, how are you? Bukan bermaksud gaya-gayaan lho. Tapi kali ini kita akan membahas tentang tips belajar bahasa Inggris. Bahasa Internasional ini perlu sekali kita kuasai. Tentunya dengan belajar bahasa asing sejak dini akan baik sekali.

Mengapa bahasa Inggrs perlu kita pelajarai? Karena keguanaannya banyak sekali. Baik untuk sekarang atau di masa nanti. Apalagi sebentar lagi kita akan menjadi kawasan Masyarakat ASEAN. Nah, biasanya agar percakapan lancar, ya pakai bahasa Inggris sebagai penghubung.

Untuk kalian yang merasa kesulitan belajar bahasa Inggris, ada tipsnya lho.

 

Buku bergambar

Cara  ini dapat membuka dunia baru untuk anak-anak yang belajar bahasa Inggris.P)ilih buku dengan ga,bar yang kamu suka. Buku bergambar memberikan kita  alasan yang jelas untuk beralih dari bahasa ibu mereka menjadi bahasa Inggris.

Lagu dan sajak

Cara yang menyenangkan untuk mengingat kata-kata dalam bahasa Inggris adalah melalui pengulangan sajak dan lagu. Kita dapat menyusun daftar dengan lagu-lagu yang dapat diputar berulang-ulang  agar menjadi akrab dengan kata-kata tertentu.

Membaca dengan suara keras

Cobalah membaca buku bergambar dengan suara keras dan tentukan bagaimana kita akan membuat cerita tersebut menjadi lebih hidup. Kenali beberapa kata-kata baru sebelum membaca buku  dan bersiaplah untuk mencari tahu  terjemahan untuk kata-kata yang sulit sampai kita terbiasa.

Sudut Inggris atau meja Inggris

Kita dapat mengatur area rumah yang terfokus pada apa pun yang berhubungan dengan sesi bahasa Inggris: permainan, perpustakaan mini berisi buku bergambar, pajangan budaya Inggris seperti foto dan bendera, pajangan berupa gambar, buku buatan sendiri, atau hasil kerajinan.

Merayakan ulang tahun keluarga dan festival

Membuat kartu ulang tahun adalah kegiatan yang menyenangkan. Ulang tahun  adalah kesempatan yang baik untuk memberikan pertunjukan kecil dan melakukan permainan dengan keluarga dan teman-teman yang juga belajar berbahasa Inggris.


Biasakan berlath bahasa Inggrs wwalau bahasa campuran atau gado-gado sebagai sarana santai untuk melatih kemampuan bahasa Inggris. Kalu memang diperlukan bergabungnglah dengan klab belajar bahasa Inggris. Pasti cepat lancar.

Cernak, 27 April 2014

Tidak Perlu Kecewa


oleh Benny Rhamdani


       Diar masih berada di ruang ganti pakaian. Ia sedang menukar pakaian baletnya dengan pakaian biasa. Beberapa temannya juga melakukan hal serupa.

       "Enak ya, Rena! Ia dipilih Tante Min mengikuti lomba bulan depan tanpa diseleksi seperti kita," gumam Irlin agak keras.

       "Ah, wajar 'kan. Rena memang penari balet terbaik di sanggar kita. Jadi kamu tidak perlu iri!" timpal Nina.

       "Siapa yang iri? Aku cuma kagum," kilah Irlin.

       "Sudah! Yang penting kita mesti bersiap diri untuk mengikuti seleksi besok lusa. Siapa tahu di antara kita terpilih untuk lomba bersama Rena," Yuli berusaha menengahi.

       Diar yang mendengar semua percakapan itu, cuma diam saja. Pikirannya sibuk. Ia begitu yakin dirinya akan terpilih menemani Rena ke perlombaan itu nanti.

       "Aku pulang duluan, teman-teman!" pamit Diar sambil menenteng tasnya.

       Diar segera menuju ke mobil sedan berwarna putih. Mobil itu masih kosong. Diar mesti menunggu beberapa menit sampai Tante Min muncul.

       "Mau langsung pulang, Tante?" tanya Diar begitu Tante Min mulai menjalankan mobil.

       "lya, kamu 'kan mesti istirahat! Biar nanti malam kamu tidak mengantuk di saat belajar," jawab Tante Min.

       Diar tersenyum membenarkan. Pikirannya beralih ke hal lain. Ia menyusun sebuah rencana agar Tante Min mau memilihnya ke lomba itu. Caranya, menunjukkan sikap-sikap baik. Ah, masih banyak waktu untuk melakukan rencana itu. Apalagi Diar tinggal serumah dengan Tante Min, adik Mama.

       Tiba di rumah Diar langsung menemui Mama dan memberi tahu Mama tentang lomba balet itu.

       "Diar ingin sekali mengikuti lomba itu, Ma," ujar Diar mengakhiri ceritanya.

       "Kalau begitu kamu harus berlatih dengan baik," sahut Mama.

       "Diar malu sama teman-teman kalau tidak terpilih. Masak keponakan pelatih balet tidak bisa apa-apa," Diar berseloroh.

       Mama cuma menanggapinya dengan senyuman. Kemudian Diar pergi untuk tidur siang. Baru agak sore ia terjaga dari tidurnya.

       Usai mandi, Diar bergegas menemui Tante Min yang tengah sibuk merawat bunga-bunganya di taman.

       "Diar bantu, ya Tante!" Diar menawarkan jasanya.

       "Kamu tidak sedang sibuk?" balik Tante Min.

       Diar menggeleng.

       "Kalau begitu tolong guntingi ranting-ranting mawar yang agak tua," pinta Tante Min.

       Dengan senang hati Diar melakukan permintaan itu.

       Usaha Diar untuk menarik hati Tante Min terus berlanjut sampai keesokan harinya. Ia bahkan sengaja membatalkan janjinya untuk berlatih bersama Yuli, gara-gara ia ingin menemani Tante Min belanja. Saat seleksi pun tiba. Seperti biasa, obrolan seru terjadi di ruang ganti pakaian.

       "Aku tidak tenang menghadapi seleksi ini," gumam Irlin. "Baru seleksi saja sudah tidak tenang! Bagaimana kalau kamu terpilih mewakili sanggar ke lomba?!" timpal Nina.

       "Ah, tapi aku yakin akan terpilih menemani Rena," sahut Irlin yang disusul oleh cibiran dari teman-temannya.

       "Eh, kamu bagaimana, Diar?" usik Nina.

       Diar terperangah kaget. "Aku? Ah, lihat saja nanti deh! Aku takut dibilang sombong kalau kukatakan Tante Min akan memilihku."

       "Huuuuuh!" Semua langsung menyoraki Diar.

       Diar tidak peduli. Ia berjalan santai menuju ruang latihan, diikuti oleh teman-temannya. Tante Min tampak sudah siap untuk melakukan seleksi.

          
balet2

Ilustrasi : Clipart

 Satu persatu mereka yang jumlahnya sepuluh orang itu mulai diuji. Secara bergilir mereka menarikan tari "Rumput Liar'. Selama hampir dua jam seleksi itu berlangsung. Dengan perasaan harap-harap cemas mereka menanti keputusan Tante Min.

       "Coba kalian agak mendekat. Akan segera Tante umumkan hasil seleksi tadi!" seru Tante Min lantang. "Sebelumnya, Tante ingin memberikan sedikit pendapat tentang penampilan kalian. Tante akui semangat kalian cukup tinggi untuk mengikuti lomba itu. Tapi, semangat saja tidak cukup. Harus disertai latihan setiap hari agar dapat menari dengan baik. Kalian sudah menari dengan baik tadi, cuma masih ada gerak yang kurang luwes. Nah, yang mendapat nilai paling baik dari semua adalah Yuli. Untuk Yuli masih ada waktu sebulan untuk berlatih lebih giat lagi."

       Semua bersorak memberi selamat kepada Yuli. Diar diam-diam meninggalkan teman-temannya. Ia berjalan cepat menuju ruang ganti pakaian. Ia duduk di atas kursi panjang seraya menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Hatinya kesal bercampur kecewa terhadap keputusan Tante Min. Bahunya bergerak-gerak, menahan isak tangis. Diar terperanjat ketika merasakan ada tangan yang mengelus bahunya.

       "Kamu tak perlu kecewa, Diar. Mestinya kamu menerima keputusan itu dengan lapang dada seperti teman-temanmu yang lain," ucap Tante Min begitu Diar mengangkat kepala.

       "Diar heran, kenapa Tante tidak memilih Diar, keponakan Tante?!" sergah Diar di sela-sela isak tangisnya.

       "Memang benar Diar keponakan Tante. Tapi, di sanggar ini kedudukanmu sama dengan teman-temanmu, murid balet Tante."

       Diar menunduk lagi. la teringat, kata-kata itu pernah diucapkan Tante Min dulu. Juga oleh Mama. Ah, mestinya ia selalu mengingat dan memahami kata-kata itu.

       "Kalau pun tadi Tante memilih Diar, bukan karena Diar adalah keponakan Tante. Tapi, karena Diar menari balet lebih baik daripada yang lain," tambah Tante Min.

       Diar mengangguk pelan. Ia kemudian mendekap Tante Min. "Maafkan Diar. Diar yang keliru," ucap Diar.

       "Sudahlah. Hapus air matamu lalu temui Yuli. Malu 'kan kalau sampai Yuli tahu kamu tidak menerima keputusan Tante," kata Tante Min kemudian.

       Diar mengusap kelopak matanya. Lantas ia berdiri dan melangkah bersama Tante Min menemui Yuli. Di hati sudah tidak ada lagi perasaan kecewa. Seperti kata Tante Min tadi, Diar memang seharusnya menerima keputusan itu dengan lapang dada.

Friday, April 18, 2014

Hore, 20 April 2014

 




Lindungi Dirimu Dari Kejahatan
Teman-teman, sekarang banyak sekali kejahatan yang menimpa anak-anak.  Dari 10 laporan kekerasan pada anak, 8 di antaranya adalah kasus kejahatan seksual dan 80% korban adalah anak perempuan.
Orangtua kita tentu  berusaha menjauhkan anak dari bahaya kejahatan . Namun, kemampuan para  penjahat selalu berupaya menguasai korban, baik dengan tipu daya maupun ancaman, menyebabkan kejahatan ini sulit dihindari. Untuk mengantisipasi dan melindungi diri, inilah saran dan petunjuk yang penting untuk Anda ketahui.

Tertutup 
Sebagai anak, kita harus mengerti bahwa tidak semua orang boleh melihat, apalagi menyentuh alat kelamin. Tanyakan pada orangtua siapa saja yang boleh, dan dalam situasi apa. Misalnya, boleh oleh dokter saat memeriksa, atau pengasuh saat memandikan. Kita juga harus mengingatkan orangtua tidak menminta ganti baju di tempat umum, seperti di pinggir kolam renang atau pantai,. Meskipun  mungkin akan lebih repot. kalau harus ke ruang ganti yang tertutup. Jangan pula memasang foto kita dengan pakaian tidak sopan di Facebook.

Jenis Sentuhan
 
Minta ajarkan kepada orangtua  mengenai sentuhan di tubuh kita. Ada tiga jenis sentuhan yang perlu anak ketahui: 1. Sentuhan baik dan boleh, yaitu sentuhan dari orang lain menggunakan tangan yang dilakukan di bagian tubuh di atas bahu dan di bawah lutut, yang merupakan sentuhan karena kasih sayang, seperti membelai kepala dan mencubit pipi. 2. Sentuhan harus waspada, karena membingungkan untuk menilainya sebagai bermaksud sayang atau napsu, yang merupakan sentuhan di bawah bahu hingga atas lutut tubuh kita.. 3. Sentuhan jelek dan terlarang, yaitu orang lain menyentuh bagian tubuh yang tertutup pakaian renang. Bila ada yang melakukan sentuhan di area ini, kita harus berani menolak dan berkata tegas, misalnya dengan bilang, "Jangan begitu!"

Berani

Kita harus berani menolak bersalaman dengan orang   yang baru dikenal. Orangtua kita juga harus menghargai kemampuan kita untuk bilang tidak. Kemampuan  merupakan latihan, akan ada momen-momen di kemudian hari saat harus berani berkata “Tidak!” –termasuk saat merasa terganggu jika ada yang menyentuh kita.

Berbagi
Tumbuhkan kenyamanan berkomunikasi dengan orangtua sehingga kita merasa leluasa jika ingin memberitahukan ketidaknyamanan yang dialami. Kita harus yakinkan segala hal yang menggaljal di hati kita harus disamapikan kepada orangtua.

Percaya naluri 

Jika seseorang membuat kita tidak nyaman, itu adalah alasan yang cukup untuk menjauhinya. Jika orangta kita bertanya, kita harus jelaskan. Dan buatlah orangtua kta mengerti.

Terpisah
Tidurlah terpisah dengan siapapun yang lebih dewasa dan juga berbeda jenis kelamin. Atau kalau terpaksa harus bersama-sama dengan orangtua kita.


Wajib waspada

Tetap waspada dengan orang dewasa meskipun dengan orang yang dikenal. Menurut riset di Assosiasi Psikolog Amerika Serikat, 90% dari kasus pelecehan seksual yang terungkap, ternyata pelakunya merupakan orang yang dikenal korban. Bahkan, 30% di antaranya masih memiliki hubungan keluarga! Hanya 10% pelaku yang betul-betul orang asing bagi korban.


Tips ini bukan  bermaksud menakut-nakuti, tapi upaya untuk mencegah kejahatan terjadap kita.


Arena KKPK, 20 April 2012

 


Saudara Tercinta

Judul; My Fav Sister
Penulis: Naura
124 halaman


Kalian punya saudara? Entah kakak atau adik. Nah, siapa yang paling dekat dengan kalian dan paling kalian suka?

Jassy dan Jannie adalah dua artis cilik bersaudara yang cantik dan pintar. Fisik mereka yang mirip membuat para penggemar mengira mereka anak kembar. Padahal bukan. Umur Jannie lebih tua daripada Jassy.
Suatu hari, Jassy bertengkar dengan Jannie dan menyebabkan mereka mesti berpisah. Jassy pindah dengan mama dan papa ke kota lain. Sementara, Jannie tinggal di rumah Michelle, sepupunya. Wah, kenapa bisa begitu, ya? Akankah mereka bersama-sama lagi? Nah, supaya jangan penasaran, yuk, baca buku ini! Nikmati juga serunya aksi mereka saat mengagalkan rencana Stevanie dalam Lomba Pemilihan Putri dan Pangeran Sekolah.

Setelah membaca buku KKPK ini, aku jadi makin sayang dengan adik dan kakakku lho.

Geus Rama, SD Az Zahra Palembang

Cernak, 20 April 2014



Bel tanda istirahat telah berbunyi beberapa menit lalu. Sebagian murid kelas lima lebih senang menghabiskan waktu istirahatdi kelas sambil berbincang-bincang. Ya, apalagi hari Minggu lusa mereka akan merayakan pesta ulang tahun Ratna.

      "Undangannyas udah disebar semua, Rat?" tanya Hermin dari kursinya.

     "Sudah!Aku kuatir, jangan-jangan yang datang hanya sedikit," jawab Ratna mengeluh.

     "Yang jelas aku pasti datang!  Mamamu kan jago buat kue. Kue-kuenya pasti lezat semua," seru Yanto seraya menjilati bibirnya.

     "Huh...." Semua serempak menyoraki Yanto.

     "Aku belum pasti, Rat," kata Tika kemudian. "Jarak rumahmu jauh dari rumahku.Kalau tidak ada yang mengantar, Ayah pasti tidak mengizinkan aku pergi."

     "Tenang, Tik! Aku siap mengantarmu pulang pergi. Dengan catatan, bayari aku ongkos mikroletnya," timpal Andri yang duduk di atas meja seraya menggoyangkan kedua kakinya.

     "Huh,kapan sih  kamu mau menolong tanpa mengharapkan balasan?" Hermin memotong.

     "Kan wajar, Her. Tika saja tidak keberatan kok. lya kan, Tik?"

     "Ya,aku bayari! Tapi datang ke rumahku pukul setengah empat. Aku tidak suka jam karet," ujar Tika.

     Tiba-tiba terdengar suara lantang dari bangku belakang. "Uangku hilang!!"

     Serentak semua menoleh. Muka Tono yang tadi berteriak, kelihatan pucat. Sementara tangannya memegang kotak pensil.

     "Benar uangmu hilang, Ton?" tanya Yanto ingin kepastian.

     Tono mengangguk."Padahal uang itu untuk membayar SPP-ku," katanya pelan.

     "Wah,nanti kamu tidak punya ongkos pulang, Ton,"timpal Hermin memikirkan

hal lain.

     "Kalau itu masih ada. Pencuri itu hanya mengambil lembaran uang limaluh ribu, sedang yang limaribu tidak diambilnya."

     "Kita harus melaporkan hal ini kepada Bu Nurki," kata Ratna, sang ketua kelas, dengan tegas.

     "Tidak usah, Rat. Aku rela uang itu hilang. Asal pulang sekolah nanti ada yang mau mengatakan pada ibuku bahwa aku benar-benar kehilangan uang. Aku akan segera mendapat gantinya," cegah Tono.

     "Tidak bisa begitu, Ton. Kalau dibiarkan, nanti bisa saja ada pencurian berikutnya.Yuk, kita ke ruang guru," ajak Ratna.

     Dengan ragu-ragu Tono menuruti ajakan Ratna. Sementara berita Tono yang kehilangan uang cepat menyebar. Akibatnya, seluruh isi kelas lima jadi saling mencurigai.

     "Jangan-jangan Firman yang mengambilnya. Dia kan duduk sebangku," bisik Yanto kepada Andri.

     "Jangan menuduh sembarangan. Kamu akan malu sendiri kalau sangkaanmu itu keliru. Uang Tono hilang belum tentu karena dicuri. Tunggu aku sedang memikirkannya."

     "Huh,lagakmu. Mau meniru detektif cilik di buku cerita ya?" Yanto bersungut kesal.

     Bel tanda istirahat berbunyi tak lama kemudian. Bu Nurki masuk ke kelas diiringi Ratna dan Tono.

     "Ibu minta supaya semua tenang di tempat masing-masing. Kalian mungkin sudah mendengar tentang Tono yang kehilangan uang. Ibu tak akan memeriksa tas kalian satu persatu, karena Tono telah merelakan uangnya hilang. Tapi Ibu harap, bila ternyata ada di antara kalian yang mengambilnya, silakan temui Ibu pulang sekolah nanti. Ibu akan menjaga rahasia dan memaafkan kesalahan itu," kata Bu Nurki bijak.

     Bu Nurki segera memberi pelajaran berikutnya. Beberapa murid bernapas lega karena Bu Nurki tidak menggeledah tas mereka.

     "Celaka kalau tasku sampai diperiksa," gumamYanto berbisik.

     "Lho,memangnya kenapa?" tanya Andri heran.

     "Soalnya Riki baru mengembalikan komikku tadi pagi."

     Andri cuma menggelengkan kepala. Itulah kebiasaan buruk yang sering dilakukan teman-temannya.Menukar barang yang tidak ada hubungan dengan pelajaran sekolah di kelas.

     Menit-menit pun berlalu. Seisi kelas lima tampak sudah mulai melupakan uang Tono yang hilang. Cuma Andri yang tampak mengerutkan dahinya. Ia terus memikirkan kejadian tadi. Baginya ada yang janggal dari peristiwa itu. Setelah agak lama berpikir, ia menulis beberapa baris kalimat di atas kertas. Kertas itu kemudian ia serahkan pada Ratna yang duduk di seberang mejanya.

     Ratna membaca tulisan Andri yang mirip cakar ayam itu.

     Ratna,

     Aku ikut denganmu ke rumah Tono.

     Tunggu saja, ada kejutan!

     Andri.


     Selesai membaca surat itu, Ratna menoleh ke arah Andri sambil menganggukkan

kepala. Ia penasaran, ingin tahu apa yang akan diperbuat Andri nanti.

     Bel anda pulang sekolah akhirnya berbunyi juga. Begitu bubar Ratna langsung menghampiri Andri.

     "Ada apa sebenarnya,Dri?" tanya Ratna tak sabar.

     "Aku sekarang tahu ke mana uang Tono."

     "Kemana?"

     "Masih di Tono. Pencurian itu sebenarnya tidak ada. Itu cuma pencurian palsu yang dikarang oleh Tono," jelas Andri.

     "Untuk apa ia melakukannya?" Ratna keheranan.

     "Justru itu yang akan kutanyakan padanya. Itu dia...."

     Mereka diam ketika melihat Tono melangkah mendekati mereka.

     "Rat, kamu jadi kan menemui ibuku?" tanya Tono kemudian.

     "Ya, Andri ingin ikut katanya."

     "Tapi,Ton, kita ke samping sekolah dulu sebentar," ujar Andri. Tono tidak menolak. Bertiga mereka kemudian berjalan ke samping sekolah. Suasana di situ sepi, tak ada orang lain.

     Andri menarik napasnya sebentar sebelum berkata, "Ton, sebelum kami mengantarmu,sebaiknya kamu menceritakan dulu kepada kami di mana uang itu sebenarnya?"

     "Mana aku tahu. Uang itu hilang dicuri."

     "Ah, kami sudah tahu kalau kamu sendiri yang mencurinya," timpal Ratna. "Sudahlah,Ton, ceritakan saja. Untuk apa kamu melakukannya?"

     Tono diam menundukkan kepalanya. Mukanya pucat. "Ya ... aku mengaku salah. Uang itu memang tidak hilang. Aku melakukannya karena ingin menggunakan uang itu untuk membeli kado ulang tahunmu, Rat," jawab Tono terbata-bata.

     Ratna tersentak kaget. Ia menanggapinya dengan gusar. "Aduh,Ton! Mengapa kamu melakukannya. Aku kan tidak menyuruh siapa pun membawa kado di hari ulangtahunku nanti."

     "Sudah, Rat, tahan emosimu. Ton, kurasa Bu Nurki masih ada di ruang guru. Berterus teranglah pada Bu Nurki bahwa kamu telah melakukan kebohongan. Bu Nurki akan menjaga rahasia dan memaafkanmu," tutur Andri seraya menepuk bahu Tono.

     Tono mengangguk. Ia melangkah meninggalkan Ratna dan Andri.

     "Dri, kok kamu bisa menebak semua ini?" tanya Ratna.

     "Mana ada pencuri yang mau menyisakan uang lima ribu. Jumlah itu termasuk besar buat pencuri uang limapuluh ribu rupiah. Ditambah lagi, Tono sempat menolak ketika kamu mengajaknya menemui Bu Nurki," celoteh Andri panjang.

     Ratna cuma mengangguk. Biar bagaimanapun ia kagum karena Andri yang konyol itu kadang-kadang pikirannya amat mengejutkan.

Friday, April 11, 2014

Arena KKPK, 13 April 2014





Hadiah untuk Sahabat

Judul: Chocolate Party
Penulis: Naya
124 halaman
Kalian pernah bingung memberi hadiah untuk yang berulang tahun. Apalagi jika itu adalah sahabat kita.
Nah, KKPK kali ini bercerita tentang hal tersebut.

Sebentar lagi Triana ulang tahun. Sebagai sahabat, Gladis bingung mau kasih hadiah. Boneka dan buku sudah sering. Hadiah apa, ya, yang belum pernah dikasih dan berkesan? Nah, Clarisa, sepupu Gladis, member usul. Bagaimana kalau mereka mengadakan Chocolate Party? Triana, kan, paling suka makan cokelat!

Gladis setuju. Bisa dibayangkan betapa meriahnya suasana Chocolate Party nanti! Tapi, mereka salah duga! Kekacauan terjadi. Apakah Chocolate Party untuk Triana gagal? Apakah Triana marah kepada Gladis dan Clarisa? Yuk, baca kelanjutan ceritanya dalam buku ini!

Terkadang membaca KKPK kita jadi tahu memecahkan masalah yang kita hadapi. Aku suka buku ini.

Geus rama, SD Az Zahra Palembang

Hore, 13 April 2014




Sirkus, Seni Hiburan Disukai Anak-anak


Apa rencana liburan kalian? Apakah ada yang berencana nonton sirkus? Meskipun di televisi sering ditayangkan, tapi menyaksikan sirkus secara langsung lebih seru lho.

Sirkus adalah sekelompok orang yang berkelana untuk menghibur penonton dengan atraksi akrobat, badut, binatang terlatih, aksi trapeze, berjalan di atas tali, juggling, sepeda roda satu, dan hiburan-hiburan lainnya. 

Sirkus tradisional biasanya beratraksi di dalam tenda besar dengan tempat duduk melingkar berbentuk oval di sekeliling ring utama. Namun atraksi sirkus modern biasanya diadakan di dalam gedung-gedung besar juga, supaya tidak tergantung cuaca. Cirque de Soleil di Las Vegas, Amerika Serikat adalah contohnya.

Asal Mula


Tidak ada yang tahu persis kapan sirkus pertama kali muncul. Beberapa ahli berpendapat bahwa sirkus dimulai di pulau Krete di Laut Mediterania, sekitar empat ribu tahun yang lalu.

Anak-anak dilatih untuk beratraksi melompati banteng. Ketika banteng yang marah menerjang maju, sang akrobat memegang kedua tanduknya, lalu ia melompat melalui punggung banteng tersebut, dan mendarat dengan kedua kakinya di belakang binatang tersebut.

Atraksi yang berani ini mungkin adalah pertunjukan sirkus yang pertama kalinya di dunia.

Sirkus yang kita tonton sekarang berasal dari jaman Romawi kuno. Kata sirkus berasal dari kata circus maximus. Circus berarti lingkaran dan maximus berarti hebat atau besar.

Orang Romawi membangun sebuah lingkaran tempat duduk yang besar, dimana ribuan orang dapat duduk dan menonton pertunjukan.

Atraksi sirkus dimulai dengan parade megah. Lalu masuklah kereta-kereta perang berkuda. Para pemain akrobat beratraksi melempar-lemparkan barang ke udara. Kadang-kadang pertunjukan gladiator juga digelar.



Circus Maximus - Pertunjukan Dari Roma


Selama hampir seribu tahun orang-orang pergi ke Circus Maximus. Lalu beberapa negara mulai memerangi Roma, dan hampir tidak ada waktu lagi untuk menonton pertunjukan sirkus.

Namun orang-orang masih suka untuk disuguhi tontonan menarik. Para pemain akrobat dan para pelempar tahu bahwa orang rela membayar untuk menonton sesuatu yang menarik, maka ketika mereka tidak dapat lagi melakukan pertunjukan di Roma, mereka mulai berkelana ke seluruh daratan Eropa.

Dua atau tiga orang pemain akan berpetualang bersama. Mereka mempertunjukkan trik-trik menawan di jalanan dan orang-orang akan melemparkan koin untuk mereka.

Meskipun pada saat itu belum ada pertunjukan sirkus sungguhan, para pemain akrobat tersebut membawa ide tentang sirkus di dalam diri mereka. Pada saat yang bersamaan perayaan-perayaan mulai digelar dimana-mana di Eropa.

Pesta perayaan yang pertama-tama digelar dimana orang-orang berkumpul di gereja pada hari memperingati orang suci. Tidak lama, para pemain akrobat mulai berdatangan untuk menghibur orang-orang.

Mungkin salah satu perayaan paling terkenal dalam sejarah adalah sebuah perayaan yang digelar di Inggris. Perayaan itu disebut Perayaan Santo Bartolomeus pada tahun 1123. Hanya pemain akrobat dan pelempar yang terbaiklah yang diundang untuk mempertunjukkan aksi mereka.

Philip Astley - Sang Bapak Sirkus


Ratusan tahun berlalu dan pesta-pesta perayaan bertambah besar; Semakin banyak orang yang datang untuk menunjukkan keahlian mereka. Beberapa orang bahkan membawa binatang-binatang yang aneh untuk dipertontonkan.

Lalu, pada tahun 1770, seorang Inggris, Philip Astley, mencoba sesuatu yang baru. Ia membuka sebuah lingkaran berkuda di London. Orang-orang duduk melingkar di sekitar lapangan tersebut, sementara Philip melakukan atraksi di atas kudanya. Kemudian sesudah itu, ia mulai menambahkan seorang badut, seorang yang berjalan di atas tali, dan para pemain akrobat.

Philip Astley sering disebut sebagai Bapak Sirkus karena ia menggunakan lingkaran berkuda untuk atraksi-atraksi sirkus. Ia akhirnya menjadi sukses dengan Sirkus Londonnya sehingga banyak orang mencoba melakukan hal yang sama di seluruh Eropa. Salah satu yang terkenal adalah Antonio Franconi. Ia dan anak-anaknya - yang dilanjutkan cucu-cucunya - membuka sebuah sirkus di Paris. Keluarga Franconi akhirnya menjadi terkenal dengan atraksi menunggang kuda yang dipertunjukkan oleh kuda yang menari.


Joey Grimaldi - sang Badut


Sebuah sirkus terasa kurang lengkap tanpa seorang badut yang membuat anak-anak dan orang dewasa tertawa. Badut pertama yang menjadi superstar adalah Joey Grimaldi. Ia melakukan pertunjukan di London tahun 1800-an awal. Sejak saat itu, badut sirkus selalu disebut 'joeys' dalam bahasa Inggris. Sekali seorang badut memutuskan bagaimana ia mengecat wajahnya, rupa tersebut akan menjadi ciri khasnya. Tidak ada badut lain yang dapat menirunya.

Badut terkenal pertama dari Amerika adalah Dan Rice. Ia memanjangkan jenggotnya dan mengenakan baju yang menyerupai bendera Amerika. Dalam pertunjukkannya, Dan menggunakan seekor babi yang bernama Lord Byron. Pada saat sang badut menanyakan pertanyaan kepada babi tersebut, sang babi akan menjawab dengan suara 'oink, oink' pada saat yang tepat. Pada akhir acaranya, Dan akan memberikan sekotak penuh bendera dari berbagai negara, dan Lord Byron selalu mampu mengambil bendera Amerika dari antaranya dan melambaikannya ke arah penonton.


Sirkus Indonesia

Di Indonesia ada sebuah kelompok sirkus terkenal, yakni Oriental Sirkus Indonesia (OSI). OSI didirikan tahun 1967. Usianya sudah 41 tahun. Kelompok sirkus ini berdiri sebagai bagian dari Koperasi TNI AU Halim Perdana Kusuma dan bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia.

Mereka sudah menjelajah di kota-kota besar di Indonesia, termasuk ke Dili saat masih masuk dalam NKRI. Seperti setiap kelompok sirkus, para pemain tinggal di karavan-karavan. 


Hayo, tertarikkah kalian nonton sirkus? Jika ada kesempatan, nontonlah. Tapi jika tidak punya uang, kalian bisa main sirkus-sirkusan yang aman di rumah smabil menghibur adik-adik.

Cernak 13 April 2014



Melacak Buronan


Oleh Benny Rhamdani

Tom berbaring di atas dipannya. Sayup-sayup terdengar sorak-sorai dari kejauhan. Tom menyesali giginya yang tiba-tiba sakit, hingga ia tidak dapat terlibat dalam pertunjukkan sirkus pimpinan ayahnya malam ini.

“Huh!" Tom mengeluh. Biasanya setiap rombongan sirkus beraksi, ia beserta beberapa teman sebayanya ikut membantu. Entah mempersiapkan peralatan, atau berjualan kacang goreng di antara penonton. Yang pasti, dia tidak mengurung diri di dalam caravan seperti kali ini.

  Tom beranjak dari tidurnya. Ia memandang keluar lewat jendela. Agak jauh dari caravannya, berdiri sebuah tenda besar yang semarak dengan bendera serta lampu beraneka warna. Tom melempar pandangannya ke arah lain. Ia memperhatikan kandang singa yang kosong, lalu deretan caravan lain dan ... Heh! Tom tersentak kaget ketika matanya tertumbuk pada sebuah bayangan di jendela caravan milik Pak Leo, si pawang singa.

  Bukankah malam ini Pak Leo sedang mengadakan pertunjukkan, pikir Tom curiga. Tak lama kemudian sesosok tubuh keluar dari caravan dengan mengendap-endap.

  "Mike!" pekik Tom pelan ketika memperhatikan sosok tubuh itu lebih seksama. Dada Tom kian berdetak kencang. Buru-buru ia kembali berbaring ke tempat tidurnya. Bahaya kalau sampai ketahuan, pikirnya.

Di atas dipan Tom tak henti berpikir. Apa yang dikerjakan Mike di dalam caravan Pak Leo. Bukankah seharusnya Mike berada dalam tenda besar menghibur penonton dengan pakaian badutnya. Tom semakin curiga. Apalagi ia teringat Mike baru bergabung dengan rombongan sirkus empat hari yang lalu.

  Tom tak bisa tidur. Ia menunggu ayahnya kembali ke caravan. Agak lama juga Tom harus menunggu. Begitu ayahnya tiba, Tom langsung menceritakan apa yang dilihatnya tadi.

  "Mungkin Mike mencuri sesuatu dari caravan Pak Leo," tuduh Tom di akhir ceritanya.

  Ayah Tom menggeleng. "Dia itu bukan pencuri," sangkalnya kemudian.

  "Tapi tindak-tanduknya mencurigakan," tambah Tom.

  "Mike tidak patut kita curigai, karena sebenarnya dia adalah seorang polisi," ayah Tom menjelaskan sambil tertawa.

  "Polisi?" Tom heran.

  "Benar. Kepolisian kota ini mencurigai ada seorang anggota rombongan sirkus kita yang terlibat dengan pencurian di sebuah toko permata seminggu yang lalu."

  "Siapakah dia, Yah?"

  "Mike bilang ia sudah mengetahui orangnya. Cuma saja ia harus menemukan barang buktinya lebih dulu. Tunggu saja besok sore, caravan siapa yang akan disergap polisi. Oya, sebaiknya kau tidak memberitahukan peristiwa ini kepada siapa pun sebelum Mike bertindak, menangkap pencuri itu," pesan ayah Tom.

  Tom mengangguk, mengerti. Rupanya ia telah salah duga Mike, ah... ternyata seorang polisi yang tengah melacak buruannya. Ya, menarik juga. Aku juga bisa melakukannya, pikir Tom.

  Esok harinya Tom benar-benar melakukan apa yang dipikirkannya semalam. Ia mendatangi orang-orang sirkus satu persatu. Untung sakit giginya sudah hilang, hingga tak mengusiknya.

  Pertama ia mendatangi Pak Melar, lalu Pak dan Bu Phyton, pemain tali Lordes bersaudara, dan si badut Larry. Ketika Tom hendak menemui Pak Leo, dadanya langsung berdetak keras. Selama ini Pak Leo memang terkenal paling galak di antara orang-orang dalam rombongan sirkus. Bahkan lebih galak dari singa-singa piaraannya.

  "Selamat siang, Pak Leo," sapa Tom seraya mendekati Pak Leo yang tengah memberi makan binatang piaraannya. "Bagaimana dengan pertunjukkan semalam? Apakah si Liar mogok lagi?"

  "Ya, tapi ... Hei, Tom, mau apa kau mengendap-endap ke bawah kandang. Menjauhlah dari kandang!" seru Pak Leo lantang ketika melihat Tom mendekati kandang singa.

  "Aku cuma ...."

  "Sudah pergi sana! Mengganggu pekerjaanku saja."

  "Sudahlah, Tom, jangan ganggu Pak Leo," tiba-tiba terdengar suara di belakang Tom. Tom menoleh. Ternyata ia adalah Andy, si pelempar pisau. Tom mendekati Andy yang tengah duduk santai di depan caravannya.

  "Lebih baik kau ikut aku latihan melempar pisau," kata Andy begitu Tom mendekat.

  "Tidak ah. Aku lagi sibuk dengan pekerjaanku," tolak Tom.

  "Pekerjaan apa? Sedari tadi aku perhatikan kau cuma mengusik orang saja."

  "Pekerjaanku adalah membantu Mike melacak buronan," jawab Tom.

  "Lho memangnya Mike itu detektif?" tanya Andy heran.

  "Bukan. Dia sebenarnya polisi yang tengah menyamar untuk mencari seorang pencuri permata. Oh ... seharusnya aku tidak memberitahukan hal ini. Ayahku bisa marah," Tom tiba-tiba ingat pesan ayahnya.

  "Tenang saja, aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Sekarang, lanjutkan saja pekerjaanmu itu!"

  Tom meninggalkan Andy. Ia terus menyelidik sampai sore. Tetapi sepanjang penyelidikannya, tak ada yang dicurigainya. Akhirnya ia berkesimpulan pencuri itu adalah Pak Leo. Alasan Tom karena perlakuan Pak Leo yang kasar ketika ia mendekati kandang singa. Ya, siapa tahu barang curian itu disembunyikan di kolong kandang singa, pikir Tom.

  Pukul empat sore, tiga buah mobil polisi datang ke lokasi sirkus. Mereka bergerak cepat melakukan penyergapan. Tom yang menyaksikan peristiwa itu bersama ayahnya kaget, ketika melihat Mike dan rekan-rekannya menyergap caravan milik Andy.

  Beberapa menit kemudian Mike menghampiri ayah Tom. Lutut Tom lemas seketika sewaktu mendengar Mike berkata, "Rupanya penyergapan kali ini gagal, meski aku telah bekerja sedemikian rapi. Andy berhasil lolos. Ia kabur dengan membawa barang curiannya.

  Tom tidak berani buka mulut. Ia sibuk mengutuki dirinya. Semua memang gara-gara kesoktahuannya, juga karena mulutnya yang tidak bisa menjaga rahasia. Ini pelajaran berharga buat Tom.

Friday, April 04, 2014

Arena KKPK, 6 April 2014




Akibat Mendapat tablet


Judul: Tablet Untuk Naifa
Penulis: laksita, dkk
124 halaman




Kali ini aku akan cerita soal buku KKPK edisi luks. karena edisi khusus, ceritanya [pun istimewa. ditulis oleh beebrapa penulis terkenal. Isinya tentu saja kumulan cerita pendek. Nah, aku mau cerita dulu tentang cerita utamanya dulu

Naiffa jadi juara pertama lomba mengarang. Hadiahnya sebuah tablet! Bukan tablet obat lho. Yihaaa ... ini dia yang selalu diidam-idamkan oleh Naiffa. Sekarang, Naiffa bisa seperti teman-teman lainnya. Dia jadi akrab dengan Facebook, Blogger, Twitter, Yahoo, Youtube, dan lain-lain. Keren, kan? 

Lama-lama, Naiffa semakin asyik dengan dunia barunya. Akibatnya, nilai-nilai pelajarannya menurun, teman-temannya pun mulai menjauhinya. Olalaaa ... kenapa bisa begitu, ya? Kita cari tahu di buku ini, yuk! Jangan lewatkan juga sembilan belas cerita keren lainnya. Asyik dan seru, lho!

Masih banyak cerita lainnya. Umumnya bercerita tentang media lektronik. Ada tentang televisi, Hand phone, dan gadget lainnya. Aku semua ceritanya. Pasti kamu juga begitu.


(Salsa, Palembang)

Hore, 6 April 2014





Wuah, Ada Zombie ....


Kalian tahu Zombie? Kita cari tahu yuk. Sst, bukan buat menakuti kalian. Justru agar kalian semakain berani ya.

Zombie  atau zombi adalah sebutan untuk mayat hidup dalam sistem kepercayaan Voodoo orang Kreol dan Afrika-Karibia. Zombi adalah manusia dengan roh yang sudah dicuri lewat cara supranatural atau perdukunan, dan dipekerjakan sebagai budak yang mengabdi pada "majikan zombi" di perkebunan terpencil. Versi zombi yang lebih menakutkan dan suka memakan manusia sering diangkat menjadi cerita fiksi horor.

Menurut ajaran Voodoo, dukun ilmu hitam atau pendeta voodoo yang disebut Bokor bisa menghidupkan kembali manusia yang sudah mati. Zombi tidak memiliki kemauan sendiri sehingga selalu berada di bawah kendali sang majikan. "Zombi" juga merupakan nama untuk dewa ular voodoo yang bernama Damballah Wedo asal Nigeria-Kongo yang dekat dengan kata nzambi yang dalam bahasa Kongo berarti "dewa".

Pada tahun 1937, peneliti Zora Neale Hurston yang melakukan riset folklor di Haiti menemukan kasus Felicia Felix-Mentor yang meninggal di usia 29 tahun dan sudah dikubur pada tahun 1907. Penduduk desa percaya bahwa mereka sering melihat Felicia yang sudah meninggal 30 tahun yang lalu masih suka berkeliaran di jalan-jalan. Kasus yang sama juga dijumpai pada beberapa orang yang lain. Zora Hurston berusaha mencari kebenaran kabar burung yang mengatakan zombi adalah manusia yang telah diberi ramuan obat-obatan, namun tidak berhasil menemukan orang yang mau membuka mulut tentang rahasia zombi.

Beberapa puluh tahun kemudian, seorang ahli Etnobotani Kanada bernama Wade Davis mengangkat kasus zombi dari sudut pandang farmakologi, dalam dua buku berjudul The Serpent and the Rainbow (1985) dan Passage of Darkness: The Ethnobiology of the Haitian Zombi (1988). Menurut hasil penelitian Wade Davis sewaktu berada di Haiti tahun 1982, ramuan dua jenis bubuk obat yang dimasukan ke dalam aliran darah (biasanya lewat luka terbuka) dapat mengubah orang hidup menjadi zombi.

Bubuk obat pertama disebut coup de poudre (bahasa Perancis untuk "obat penyerang") yang membuat manusia dalam keadaan "seperti mati" akibat dosis tetrodotoksin. Tetrodoksin merupakan racun mematikan yang juga dikandung ikan buntal dan ikan fugu yang merupakan makanan lumrah di Jepang. Manusia yang diberi tetrodoksi dalam dosis nyaris mematikan (LD50 sebesar 1 mg), bisa berada dalam keadaan hampir mati untuk beberapa hari, tapi terus dalam keadaan sadar. 

Ramuan bubuk obat kedua dari tanaman genus Datura bersifat halusinogen dan membuat orang menjadi tidak memiliki kemauan sendiri. Wade Davis juga mengetengahkan kisah orang Haiti bernama Clairvius Narcisse yang mengaku pernah menjadi dijadikan zombi. Teori Wade Davis sering ditanggapi orang secara skeptis dan kebenaran ceritanya sering menjadi sumber perdebatan. Kepercayaan voodoo masih penuh kerahasiaan yang sulit ditembus peneliti asing, walaupun sebagian orang Haiti mengakui tentang keberadaan "obat zombi"

Di abad pertengahan orang percaya arwah orang meninggal bisa kembali ke bumi dan menghantui orang hidup. Menurut ensiklopedia Encyclopedia of Things that Never Were, mayat yang bangun dari kubur (terutama di Perancis) biasanya datang membunuh orang-orang untuk membalas dendam. Sewaktu malam tiba, di makam-makam berkeliaran zombi berbentuk kerangka manusia atau mayat yang sudah kurus dan lemah. Mitologi Norse (Skandinavia) mengenal makhluk bernama Draugr yang dipercaya sebagai mayat ksatria yang bangun dari kubur untuk menyerang orang yang masih hidup.

Dalam kebudayaan modern di Barat, buku yang pertama kali mengupas konsep zombi adalah The Magic Island karya W.B. Seabrook terbitan tahun 1929.

Zombi sering muncul dalam film horor, acara televisi, permainan video, dan permainan peran (RPG). Zombi biasanya digambarkan sebagai sosok mayat membusuk dengan kecerdasan rendah dan berjalan terseok-seok, namun punya selera makan daging manusia. Pada beberapa kasus, zombi lebih mengincar bagian otak manusia untuk disantap.

Sebelum tahun 1950-an, zombi biasanya digambarkan sebagai mayat tidak berotak yang dikendalikan majikan seperti boneka. Penggambaran zombi menurut budaya populer berubah pada tahun 1954 dengan terbitnya buku I Am Legend karya Richard Matheson. Buku menceritakan kota Los Angeles yang diserbu makhluk penghisap darah akibat pandemi infeksi bakteri. Satu-satunya orang yang selamat dari pandemi harus bertahan dari serangan orang-orang yang telah berubah menjadi makhluk penghisap darah. 

Walaupun mirip cerita vampir, plot cerita seperti ini sering dijadikan dasar bagi film-film bertema zombi yang diproduksi di kemudian hari. Night of the Living Dead karya George A. Romero merupakan film pertama yang menggambarkan zombi secara modern. Film The Last Man on Earth (1964) yang dibintangi Vincent Price juga berdasarkan cerita karangan Richard Matheson. Begitu pula dengan film The Omega Man (1971) yang dibintangi Charlton Heston, walaupun film ini hanya mempunyai sedikit kemiripan dengan cerita asli.

Sedangkan dalam permainan, zombi lebih berkarakter lucu dengan mata yang melotot misalnya pada game Plants vs Zombies zombi tersebut memiliki dunia tersendiri bahkan memiliki peralatan canggih dan profesor yang cerdas walaupun ada sebagian game yang membuat zombi sangat menakutkan seperti god of war dan resident evil.

Cernak, 6 April 2014




Tamu Istimewa



Pernahkah kamu kedatangan seorang tamu istimewa? Maksudku tamu yang membuatmu sepanjang hari kerepotan untuk melayaninya. Sampai-sampai kamu harus membatalkan niat untuk berlibur bersama teman-temanmu. Nah, hal seperti itu sedang kualami saat ini.
       Nama tamu itu Asti. Ia tidak pernah Kukenal sebelumnya. Ia adalah putri teman Ayah di Jakarta. Asti dititipkan ayahnya selama beberapa hari di rumahku di Bandung untuk mengisi liburan. Mulanya aku merasa senang kedatangan seorang tamu. Tetapi baru sehari ia tinggal di rumahku, rasa senangku berubah.
       Ulah pertama yang membuatku kesal adalah saat Asti kuajak ke kamarku. Begitu masuk ia langsung berkomentar, "Wah, kamarmu kok seperti kapal pecah, Tris?!" Mukaku merah seketika. Apalagi waktu itu Ibu berada di dekatku.
       "Ibu kan sudah mengingatkanmu untuk merapikan kamar sejak kemarin," tegur Ibu sambil memandang ke arahku
       "Tris sudah bereskan. Tadi Tris habis mencari kunci laci dan belum sempat Tris bereskan," aku memberi alasan dengan jujur.
       Aku cuma tersenyum kecut menanggapi hal itu. Untung Ibu sudah meninggalkanku. Selanjutnya aku harus menemaninya setiap saat. Aneh-aneh saja permintaannya. Minta di temani memanjat pohon jambu, minta ditemani nonton teve hingga larut malam, dan minta dibangunkan pagi-pagi sekali.Oh, hal-hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya.
       "Sekali-kali dibuat repot ya tidak apa-apa, Tris," ujar Mbak Mita tatkala aku mengadukan ulah Asti itu diam-diam. "Lagipula ia tinggal di sini kan tidak lama."
       "lya, tapi sampai kapan ia disini? Terus terang Tris sudah tidak tahan dengan ulahnya," sungutku kesal. Kutinggalkan Mbak Mita begitu saja. Percuma, aku toh tidak dapat pembelaan darinya. Huh!
       "Prang!"
       Langkah kakiku tercekat mendengar suara yang mengejutkan itu. Kubalikkan badanku menuju sumber suara itu. Ya, datangnyadari kamarku. Betapa terkejutnya aku, ketika melihat Asti tengah berdiri sambil tersenyum ke arahku. Di dekatnya berhamburan
pecahan patung porselen kesayanganku.
       "Kenapa kaupecahkan patungku?" teriakku tanpa dapat menahan lagi kesabaranku.
       "Maaf, Tris. Sungguh aku tidak sengaja. Aku tadi mau mengambil patung itu untuk kulihat-lihat."
       "Ya, tapi kau kan bisa berhati-hati sedikit, As...."
       "Tris, ada apa sih kok sampai teriak-teriak begitu?" tegur Mbak Mita yang menyusul ke kamarku.
       "Lihat saja sendiri di lantai," jawabku ketus sambil duduk di atas tempat tidur dan menekuk bibirku.
       "Cuma patung saja..."
       Aku menghela napas kesal. "Mbak Mita bisa saja berkata cuma. Tapi harga patung itu mahal sekali," timpalku. Aku sendiri tidak akan mungkin mampu membelinya. Patung itu adalah hadiah dari Om Wim waktu ulang tahunku yang kesebelas bulan lalu.
       "Ya, sudah! Nanti bilang saja pada Om Wim.biar dibelikan gantinya. Sekarang bersihkan dulu pecahan itu agar tidak terinjak."
       Aku kembali menggerutu dalam hati. Yang memecahkan bukan aku, tetapi yang repot membersihkannya aku juga. Uh, sampai kapan tamu ini akan tinggal di sini.
       Beres membersihkan lantai, aku sengaja tidak kembali ke kamar. Aku masih enggan untuk menemani Asti. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Ketika makan siang, aku mesti kembali memasang muka ramah terhadap Asti di depan Ayah, Ibu, dan Mbak Mita.
       "Kriiiing!" Telepon di sudut ruang tengah berbunyi nyaring. Tanpa memberi kesempatan telepon itu berdering dua kali, Mbak Mita sudah mengangkat gagang telepon.
       "Interlokal dari Ayah di Jakarta, As!" kata Mbak Mita seraya menyerahkan gagang telepon pada Asti.
       Kuperhatikan gaya bicara Asti di telepon. Ada keceriaan di wajahnya ketika meletakkan gagang telepon.
       "Besok Ayah akan menjemput Asti pulang," katanya tanpa ditanya.
       Uuh, betapa senangnya aku mendengar kabar itu. Bukankah berarti aku tidak akan mendapat gangguan lagi selama liburan ini. Ya, ya, rasanya aku mendadak tidak sabar menunggu datangnya hari esok.
       "Om, sore ini Asti minta izin jalan-jalan ke pertokoan. Asti ingin beli oleh-oleh," pinta Asti pada Ayah.
       "Biar aku yang mengantar," kataku menyela. Kulihat Mbak Mita memandangku heran.
       "Aku senang sekali mendengarnya," timpal Asti.
       Biarlah, aku juga dengan senang hati melakukannya. Bukankah besok ia sudah kembali ke Jakarta.
       Sore harinya kami pergi ke pusat perbelanjaan. Aku tidak terus menguntitnya, terkadang kami berpisah. Ketika bertemu lagi, kulihat Asti tengah kerepotan dengan barang-barang yang dibelinya.
       Sesuai yang dipesan tadi, Ayah menjemput kami sekitar pukul lima. Di rumah Asti mengemasi barang belanjaannya. Ia menolak ketika aku menawarkan bantuan.
       "Tidak usah, terima kasih, Tris! Kau sudah berbuat baik kepadaku selama aku di sini," kata Asti.
       Malamnya, tidak seperti biasa, Asti tidur lebih awal dari biasanya. Aku ikut tertidur tak lama kemudian.
       Ketika bangun, aku tidak melihat Asti di tempat tidur. Aku bergegas mandi. Kulihat di ruang tengah ada Ayah, Ibu, Asti serta Om Tanto, ayah Asti. Aku tidak menyangka kalau Asti akan dijemput ayahnya sepagi ini.
       "Nah, itu Tris sudah selesai mandi," sapa Asti ketika melihatku. "Tris, aku pamit pulang. Terima kasih atas kebaikanmu selama aku di sini. Liburan yang akan datang, aku mengundangmu ke rumahku."
       "Ya, kalau Ayah mengizinkan," sahutku.
       Dibantu Ayah, Asti segera membawa barangnya ke mobil. Kami ikut berjalan ke luar.
ilustrasi : clipart
       "Sebentar, Yah. Ada yang ketinggalan di dalam." Asti berjalan cepat kembali ke rumah. Tak lama ia kembali tanpa membawa apa-apa. "Oh, ternyata tidak tertinggal kok."
       Mobil sedan berwarna putih itu kemudian meluncur. Aku terus melambaikan tangan hingga mobil itu tidak tampak. Setelah itu aku segera kembali ke kamar. Ufh! Aku terkejut ketika melihat sebuah patung porselen yang sama persis seperti milikku di atas mejaku.
       Segera saja kubaca surat itu.
       'Tris, maafkan aku bila selama aku di sini banyak merepotkanmu. Ini karena hatiku sedang kesal. Tadinya aku sudah merencanakan liburan ini pergi berkemah bersama teman-temanku. Tapi, Ayah tidak mengizinkanku. Namun, akhirnya aku sadar bahwa mestinya aku mematuhi larangan Ayah. Kalau kau bisa membatalkan rencana liburanmu, kenapa aku tidak.
       Tentang patungmu yang pecah, sekali lagi aku minta maaf. Aku ganti dengan yang baru. Kebetulan Ayah membekali aku uang agak lebih.
       Terima kasih, Tris. Jangan lupa konfirmasi permintaan teman Facebookku ya..
       Asti.
       Aku terharu membaca surat itu. Ternyata Asti benar-benar tamu istimewa pada liburanku saat ini. Tiba-tiba saja, aku merasa kehilangan seorang teman yang walau mengesal kan tetapi menyenangkan.***