Tuesday, February 24, 2009

Hore, 1 Maret 2009

Apakah Danau Terbesar di Dunia?



Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.


Danau juga dikenal sebagai cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.


Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.


Sebuah danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, "ice cap" atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.


Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dll), persediaan air, dll.


Finlandia dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dan Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". Great Lakes di Amerika Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar 60% danau dunia terletak di Kanada; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini.


Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi lebih kecil, yang disebut lacus (dari bahasa Latin yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai danau.



Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan :


1. danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena pergeseran / patahan

2. danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme / gunung berapi

3. danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas tektonisme dan vulkanisme

4. danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi

5. danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur

6. danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya daerah es yang kemudian terisi air

7. danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia


Danau terkenal



Danau terbesar di dunia adalah Laut Kaspia. Dengan luas permukaan 394.299 km², ia memiliki wilayah yang lebih besar dari enam danau terbesar berikut digabungkan menjadi satu. Saking luasnya, orang sering menyebutnya laut.




Danau air tawar terbesar, dan kedua terbesar adalah Danau Superior dengan luas permukaan 82.414 km².

Danau terdalam adalah Danau Baikal di Siberia, dengan kedalaman 1.741 meter (5.712 kaki).

Danau tertinggi yang dapat dinavigasi adalah Danau Titicaca, pada ketinggian 3.821 m di atas permukaan laut. Dia juga merupakan danau terbesar kedua di Amerika Selatan.

Danau terendah di dunia adalah Laut Mati, pada 396 m (1.302 kaki) di bawah permukaan laut. Dia juga merupakan danau yang memiliki konsentrasi garam paling tinggi.

Pulau terbesar di tengah danau air tawar adalah Pulau Manitoulin di Danau Huron, dengan luas permukaan 2.766 km².

Danau terbesar yang terletak di pulau adalah Danau Nettiling di Pulau Baffin.

Danau Toba di pulau Sumatra kemungkinan terletak di kawah gunung berapi pasif terbesar di dunia.


Danau Ranau


Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatera. Danau ini terletak diperbatasan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung dan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan. Danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Terletak pada posisi 4°51′45″bujur selatan dan 103°55′50″bujur timur.



Secara geografis topografi danau ranau adalah perbukitan yang berlembah hal ini praktis menjadikan danau Ranau memiliki cuaca yang sejuk.

Danau terkenal sering para nelayan untuk mencari ikan seperti mujair, kepor, kepiat, dan harongan. Juga sebagai kota wisata yg menakjubkan, disana banyak sekali pemandangan yg indah, tepat ditengahnya terdapat pulau yang bernama Pulau Marisa. Disana terdapat sumber air panas yg sering digunakan para penduduk setempat ataupun para wisatawan yg datang ke pulau tersebut, terdapat air terjun,dan penginapan. Danau ini juga menjadi objek wisata andalan dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,terutama pada musim liburan tiba dan hari raya idul fitri.

(ben)

Cernak, 1 Maret 2009


Danau Angker

Oleh benny rhamdani


Yoshiko tidak menyukai perjalanan liburannya kali ini. Papa dan Mama mengajaknya berkunjung ke desa mereka dulu. Letak desa itu bukan hanya jauh, tapi jalannya naik-turun dan berkelok-kelok. Membuat Yoshiko mual sepanjang perjalanan.

“Papa, boleh berhenti sebentar? Aku rasanya tidak kuat lagi menahan muntah,” kata Yoshiko.

Papa menghentikan mobilnya ke pinggir. Gadis kecilnya itu kemudian keluar mobil, mengeluarkan sebagian isi perutnya.

“Kau tidak apa-apa kan, Yoshiko?” tanya Mama mendekat.

Yoshiko menatap Mama sambil mengerutkan bibirnya. “Tidak apa-apa, Ma. Ususku masih di tempatnya,” kata Yoshiko. Mama ini bagaimana sih? Sudah tahu aku mual dan muntah, masih ditanya tidak apa-apa, kata Yoshiko dalam hati.

Mama tersenyum. “Lihatlah pemandangan di depanmu. Siapa tahu bisa menghiburmu sedikit,” kata Mama.

Yoshilko yang sejak tadi tak memerhatikan sekelilingnya langsung mengamati pemandangan di depannya. Sebuah danau luas terbentang di matanya. Tapi masih tampak jauh untuk mencapai tepinya. Pantulan cahaya matahari sore membuat permukaan danau itu tampak keperakan.

“Sebentar lagi kita sampai,” kata Mama.

Kabar baik. Aku sudah tidak tahan lagi di perjalanan. Tidak bisakah kita naik karpet terbang saja? Yoshiko bergumama dalam hati.

Yoshiko tidak berani menunjukkan kekesalannya. Sebelum liburan, Yoshiko sudah berjanji jika nilai di sekolahnya jelek akan menuruti rencana liburan Papa dan Mama. Tapi kalau nilai di sekolahnya bagus, Yoshiko ingin pergi ke Disneyland. Ternyata nilainya jelek!

“Aku ingin jalan-jalan di sini sebentar,” pinta Yoshiko. Udara segar membuat perutnya lega.

“Ya, tapi jangan jauh-jauh,” kata Mama.

Yoshiko berjalan menapaki jalan yang ada sambil memetik bunga-bunga liar yang indah.

“Hey, jangan petik bunga-bunga itu!” suara itu mengejutkan Yoshiko.

“Kenapa?” tanya Yoshiko ketika tahu suara itu milik anak lelaki kampung yang sedang lewat di dekatnya.

“Getahnya akan membuat jarimu gatal seharian jika tidak hati-hati,” jawabnya.

Oh. Yoshiko langsung mebuang bunga di tangannya. “Terima kasih sudah memberitahuku,” kata Yoshiko.

“Ya. Kamu dari kota ya? Mau ke mana?” tanya anak lelaki itu.

“Ke rumah Paman Teiji.”

Muka anak lelaki itu langsung berubah seperti yang ketakutan.

“Kenapa memangnya?” tanya Yoshiko.

“Ng … tidak apa-apa. Cuma … kata orang sekitar danau dekat rumah Paman Teiji itu angker. Sering ada suara-suara aneh memanggil nama Ibu di malam-malam tertentu.”

“Jangan nakut-nakuti aku ah. Aku bukan anak penakut sepertimu.” Yoshiko pun berbalik ke mobil karena tak mau berurusan dengan anak lelaki itu.

Perjalanan pun dilanjutkan. Yoshiko langsung duduk malas sambil memejamkan matanya. Tak ada sedikit pun keinginannya melihat pemandangan di luar sana. Baginya pemandangan yang menarik adalah kaca-kaca pameran di mall.

“Kita sampai,” kata Papa sambil mengehntikan mobil.

Yoshiko bernapas lega. Dia membuka matanya.

Wuah, tempat apa ini? Tanyanya dalam hati.

Yoshiko turun dari mobil. Dia melihat sebuah rumah kayu yang sudah cukup tua. Seorang lelaki tua dan anak lelakinya ke luar dari rumah itu. Mereka langsung menyambut Mama dan papa.

“Yoshiko, kenalkan ini Paman Teiji dan sepupumu, Ebisu,” kata Papa.

Yoshiko memberi hormat pada mereka.

“Mari masuk. Kami sudah mempersiapkan kamar untuk kalian,” ajak Paman Teiji.

Yoshiko mengikuti Mama dan Papa. Dia mendapat sebuah kamar sendiri. Jendela kamar menghadap langsung ke danau. Indah sekali. Ya, ternyata tempat liburannya tak seburuk yang dibayangkan. Hanya perjalanannya yang menyebalkan. Tapi, bukankah kadang kita harus bersusah dulu untuk mendapatkan yang terbaik?

Oh iya, tentang keluarga Paman Teiji, Yoshiko sudah mendengar penjelasan dari Papa sebelumnya. Paman Teiji adalah adik Papa. Ebisu tidak punya ibu lagi karena meninggal ketika dia masih bayi. Yoshiko tidak tanya kenapa ibunya Ebisu meninggal.

Kampung halaman Mama juga sama dengan Papa. Tapi menurut Mama, kampung halamannya sudah tenggelam di dasar danau itu. Ya, ternyata danau itu adalah danau buatan. Bagian dari sebuah bendungan raksasa. Mama tidak punya sanak saudara di kampong itu karena pindah ke kota. Kalau Papa masih punya Paman Teiji.

Karena hari sudah hampir malam, Yoshiko tidak bisa berjalan-jalan di sekitar rumah. Namanya juga di kampung, tidak ada penerangan yang cukup.

“Kita ngobrol-ngobrol sambil makan saja ya,” ajak Paman Teiji.

Hm, acara yang membosankan, pikir Yoshiko. “Bolehkah aku istirahat di kamar saja? Kepalaku masih pusing,” pinta Yoshiko. Sebenarnya sih sudah tidak terlalu pusing. Tapi Yoshiko lebih suka membaca komik daripada ikut ngobrol sama orang dewasa.

Tak terasa malam pun tiba. Yoshiko tidur lebih awal dari biasanya karena letih. Hanya di tengah malam dia terbangun. Dia mendengar suara di depan kamarnya.

“Siapa ya?” gumamnya. Dia melihat bayangan melintas dari sela-sela bawah pintu.

Yoshiko memberanikan diri membuka pintu kamar. Di tengoknya ke kanan.

Ebisu!

Mau apa dia malam-malam begini? Tanya Yoshiko dalam hati.

“Ebisu!” panggil Yoshiko agak pelan.

Ebisu tak menoleh. Dia terus berjalan.

Yoshiko mendekati Ebisu. Mestinya Ebisu menoleh karena tahu ada Yoshiko. Tapi Ebisu tetap berjalan lurus, lalu membuka pintu rumah. Dia berjalan keluar tanpa alas kaki.

Yoshiko menguntitnya. Dia baru sadar Ebisu sedang tidur sambil berjalan. Atau berjalan sambil tidur ya?

Ebisu terus berjalan menuju tepi danau. Yoshiko sudah ketakutan Ebisu akan terjun ke danau. Tapi Ebisu berhenti beberapa langkah sebelum jatuh ke danau.

Yoshiko mengamati sekelilingnya. Sunyi. Bulan pun hanya sepotong.

“Bagaimana ya caranya membangunkan orang yang tidur berjalan begini?” pikir Yoshiko.

“Ibu …. Ibu …!”

Yoshiko kaget. Ebisu teriak sendirian ke arah danau. Seolah ada seseorang di atas danau.

Jangan-jangan memang ada sesuatu di danau? Walaupun agak takut, Yoshiko memberanikan diri mengamati danau. Cahaya bulan yang secuil tak cukup untuk melihat danau di kegelapan malam.

“Yoshiko!”

Yoshiko terkejut. Ada suara memanggilnya di belakang. Rupanya yang datang adalah Paman Teiji.

“Biarkan Ebisu. Nanti dia akan kembali lagi,” kata Paman Teiji seperti yang sudah mengetahui kebiasaan Ebisu.

Ebisu membalikkan badannya. Masih tertidur. Dia kemudian berjalan kembali ke rumah.

“Apakah setiap malam Ebisu seperti ini?” tanya Yoshiko.

“Tidak. Hanya malam-malam tertentu saja.”

“Sejak kapan?”

“Sejak umur enam tahun. Setelah dia tahu bagaimana ibunya meninggal,” jawab Paman Teiji.

“Memangnya bagaimana ibunya Ebisu meninggal?” tanya Yoshiko ingin tahu.

“Tenggelam di danau. Saat itu kami bertiga sedang naik perahu. Ebisu masih bayi. Tahu-tahu perahunya bocor. Kami panik. Ibunya Ebisu tidak bisa berenang dengan baik. Tapi aku juga harus menyelamatkan Ebisu.”

Yoshiko ngeri membayangkannya. Dia melangkah masuk. Yoshiko tak ingin bertanya lagi, sebab mungkin akan membuat Paman Teiji sedih.

Esok harinya saat makan ada percakapan menarik.

Paman Teiji berencana menjual rumah dan tanahnya. Dia akan pindah bersama Ebisu ke kota.

Yoshiko senang mendengarnya. Mungkin dengan cari ini, Ebisu tak lagi berjalan tidur di tengah malam, lalu ke tepi danau utuk memanggil ibunya yang sudah meninggal.


^-^

Friday, February 20, 2009

Cernak, 22 Februari 2009


Misteri Pedang Persia


Oleh Benny Rhamdani



Aziz tengah mengembalakan domba ketika tiba-tiba datang angin topan. Dia kebingungan karena harus menyelamatkan domba-dombanya. Padahal nyawanya terancam.

“Ya Allah, tolong selamatkan kami semua,” doa Aziz karena angin dahsyat itu semakin dekat. Domba-domba itu bukan miliknya. Azis hanya menggembalakan saja demi mendapatkan upah.

Azis terus menghalau domba-dombanya agar memasuki sebuah gua. Sayangnya, ketika domba terakhir masuk, angin itu menerpa Aziz yang masih di luar. Tubuh Azis terombang-ambing di udara. Seperti mainan saja. Karena tak kuat menahan sakit, Azis pun pingsan.

Entah berapa lama Azis pingsan. Saat sadar, Azis menemukan dirinya berada di sebuah tempat yang asing. Dia melihat puing-puing bangunan tua di sekelilingnya.

Cring!

Mata Azis silau ketika melihat ke satu sudut. Ada benda logam yang memantulkan cahaya matahari. Azis pun mendekati benda itu.

“Pedang!” seru Azis ketika di dekat benda menyilaukan itu. Ya, sebilah pedang menancap di sebuah batu hitam licin.

Azis memegang gagangnya. Dia mencabut dengan dua tangannya. Pedang itu terangkat. Seiring dengan itu sebuah halilintar menggelegar. . Tubuh Azis pun bergetar keras. Azis merasakan tubuhnya berubah menjadi lebih berotot.

“Apa yang terjadi? Pedang apa ini?” tanya Azis sambil melihat bilah pedang di tangannya.

Tiba-tiba di lempengan pedang itu muncul gambar seperti televisi.
Pemilik pedang itu adalah Prince Persia yang hidup dua ratus tahun lalu. Kala itu kerajaan didatangi monster yang akan melenyapkan keluarga kerajaan. Prince Persia membuat sebuah pedang dari campuran logam mulia. Dengan pedang itu Prince Persia berhasil menewaskan monster itu. Sayangnya, Prince Persia juga ikut wafat.

Pedang itu menancap di sebuah batu. Tak seorang pun bisa mengambilnya. Sampai bila monster itu kembali datang dua ratus tahun kemudian, seorang pilihan akan berhasil mencabutnya. Kedatangan monster itu akan diawali dengan angina tyopan besar.

“Berarti aku harus menyelamatkan keluarga kerajaan,” pikir Azis.

Tanpa berlama lagi Azis pun menuju kerajaan. Tapi tidak mudah untuk masuk ke dalam istana. Beberapa pengawal langsung menghadang Azis.

“Izinkan aku masuk menemui Raja,” kata Azis.

“Tidak sembarang orang bisa masuk istana,” larang mereka.

“Tapi aku ingin menyelamatkan Raja dan keluarganya,” kata Azis.

Para pengawal itu malah menertawai Azis.

“Istana sudah memiliki orang-orang terpilih sebagai pengawal keluarga kerajaan,” jelas seorang pengawal.

Azis pun mencari cara lain untuk masuk ke istana. Dia berjalan-jalan sepanjang tembok istana. Akhirnya dia menemukan cara denga melompati beberapa bangunan sekitar istana. Hup! Hup!

Saat masuk ke istana, Azis melihat tengah terjadi kegemparan di dalam. Keluarga kerajaan lari ke sana-sini karena kehadiran sebentuk monster menyeramkan.

“Aaargh!” teriak monster itu menyeramkan.

Beberapa pengawal berusaha menghalau. Tapi mereka malah dihajar oleh monster itu. Bahkan panah dan tombak sama sekali tidak melukai monster itu.

Azis segera turun mendekati monster. Dia pun mengeluarkan pedangnya.

“Ziapha kaurgggh?” tanya monster itu kaget melihat Azis membawa pedang yang dulu dipakai Prince Persia.

“Aku penggembala domba. Namaku Azis,” jawab Azis.

Monster itu tertawa. Dia mengarahkan tangan besarnya ke arah Azis, tapi Azis melompat. Tangan Azis mengayunkan pedang ke tangan monster. Rupanya pedang itu bisa melukainya. Monster itu teriak kesakitan.

Monster makin marah. Dia balas menyerang Azis. Tapi Azis juga menyerangnya. Pertempuran sengit terjadi. Tidak hanya di dalam istana, bahkan mereka berkelahi sampai di halaman istana.

Ketika sore tiba, Azis melemparkan pedangnya ke arah mata kiri monster. Di sanalah kelemahan monster itu.

Monster itu akhirnya mati dan lenyap. Kerajaan pun bersorak senang.

“Siapakah engkau, anak muda? Kau telah menyelamatkan keluarga kerajaan. Maukah kau menikah dengan puteriku?” tanya Raja kemudian.

“Raja yang Mulia, bukan hamba menolak kehendak Raja. Tapi umurku masih teramat muda untuk menikah. Lagipula aku tidak tahu puteri mencintaiku atau tidak. Aku masih ingin bertualang keliling dunia dengan pedang ini. Aku ingin menghalau banyak kejahatan,” kata Azis.

Raja mau memahami Azis. Dia tidak marah. Raja menghadiahkan Azis sekantung uang emas.
Azis menerima hadiah itu. Tapi dia tidak menyimpannya semua. Sebagian besar dia bagikan kepada rakyat miskin.

Azis kemudian meneruskan langkahnya berkelana ke segala penjuru dubia. Denfgan pedangnya itu, dia bertekad membasmi kejahatan.

^-^

Hore, 22 Februari 2009

">

Tanaman Kuburan yang Indah


Apa sih tanaman kuburan itu? Tanaman yang biasa kita temui di kawasan pemakaman atau kuburan. Biasanya ditanam agar kawasan setempat jadi tidak menyeramkan. Selain itu, tanamannya tidak terlalu membutuhkan perawatan khusus. Soalnya, siapa yang nanti akan merawatnya?


Tanaman kuburan yang paling terkenal di Indonesia adalah kamboja. Nah, kamboja atau samboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib.

Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah.


Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kamboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaysia, kamboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat.


Puring Penghisap Racun


Setelah kamboja, tanaman lain yang kerap disebut sebagai tanaman kuburan adalah puring. Sama seperti kamboja, di mata awam, puring pun kerap dipakai untuk menandai letak makam seseorang di tanah pemakaman. Padahal, kini kedua tanaman tersebut sudah naik daun.


Corak dan warna daun puring sangat beragam. Bisa digunakan sebagai pagar tanaman atau tampil di pot pun cantik. Meski belum sepopuler kamboja kuburan atau aglaonema, diyakini tanaman ini banyak diminati orang karena keragaman corak dan warnanya.


Puring (Codiaeum variegatum) atau croton termasuk keluarga Euphorbiaceae, dan banyak dicari orang. Keindahan tanaman ini terletak di variasi warna dan besar kecilnya serta corak daunnya (bintik-bintik, garis, dan lain-lain). Warna daunnya amat beragam, mulai hijau kekuningan, orange, sampai merah cenderung ke ungu. Biasanya, semakin tua usia tanaman, warnanya semakin menonjol. Bahkan, dalam satu tanaman bisa memiliki dua atau tiga warna, semisal merah, hijau, dan kuning. Bentuk daunnya pun sangat banyak, ada yang berbentuk huruf Z, burung walet, keriting spiral dan banyak lagi.


Tanaman ini termasuk tanaman yang bisa terkena matahari secara langsung. Ketinggian puring bisa mencapai 5 meter. Tapi ditanam di pot juga bisa. Perbanyakan biasanya dilakukan dengan stek dan cangkok. Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan, sehari sekali ketika musim panas. Medianya pun tanah seperti tanaman lain pada umumnya. Bisa juga dicampur dengan pupuk dan pasir.


Penyakit yang menghinggapi puring biasanya semut atau kutu putih. Untuk membasminya, tinggal disemprot saja dengan pembasmi serangga.


Tanaman puring dapat dipakai sebagai pagar hidup pembatas antara halaman rumah dan jalan. Jika terkena sinar matahari tampilan puring akan makin cantik, cerah, dan menawan. Selain lidah mertua, sri rejeki, dan pandan bali, ternyata puring juga mampu menyerap gas beracun dengan berbagai kapasitas rendah hingga sedang. Tanaman yang aslinya berasal dari wilayah Maluku ini juga merupakan tanaman obat. Rebusan daun hijau yang sudah tua dipakai untuk mandi dan diminum untuk menurunkan demam. Rebusan akar digunakan sebagai obat pencahar.


Si Cantik Banyak Fungsi


Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.


Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang worawari.


Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh.


Di Okinawa, Jepang digunakan sebagai tanaman pagar. Di bagian selatan Okinawa, tanaman ini disebut bunga kehidupan sesudah mati sehingga banyak ditanam di makam.


(ben)


Friday, February 13, 2009

Hore, 15 Februari 2009


Selamatkan Ikan Belida!

Kalian suka makan pempek, tekwan, kemplang? Menurut para penggemar makanan khas Palembang, makanan khas yang disebut tadi paling enak kalau menggunakan bahan ikan belida. Nah, karena banyak yang menyukainya, ikan ini lama kelamaan berkurang jumlahnya. Bahkan pembuatan pempek sekarang diganti dengan tenggiri Jika tidak segera dibudidayakan, bisa saja ikan belida tinggal nama. Padahal ikan ini merupakan satwa khas provinsi Sumatera Selatan karena dulu banyak ditemui di sungai Musi.

Ikan belida merupakan salah satu jenis ikan perairan umum yang bernilai jual. Selain dikonsumsi langsung, ikan ini juga digunakan sebagai bahan baku kerupuk dan amplang. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ikan belida disebut ikan pipih.

Ikan belida, atau pipih merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung pisau). Jenis ini dapat ditemui di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya, meskipun sekarang sudah sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan.

Ikan Belida adalah ikan yang tergolong sebagai ikan purba karena bentuk tubuhnya yang tidak lazim. Apabila ikan pada umumnya memiliki sirip ekor di bagian belakang tubuhnya, maka Ikan belida hanya memiliki sehelai ekor yang melambai-lambai berbarengan dengan gerakan tubuh bagian bawahnya. Bentuk kepalanya yang sedikit bungkuk juga membuat ikan ini unik. Keanehan ikan ini juga terletak pada tatapan matanya yang sekana kosong karena matanya cenderung reflektif dan menampilkan cahaya balik dari sumber cahaya di sekitarnya.

Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman. Tampilannya yang unik juga membuatnya dipelihara di akuarium sebagai ikan hias.

Karena berpotensi ekonomi dan terancam punah, lembaga penelitian berusaha menyusun teknologi budidayanya. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, di Kalimantan Selatan telah mencoba membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida. Harga ikan yang memang cukup langka namun dapat dibudidayakan ini berkisar antara Rp. 50.000 – 100.000 per kilogramnya.


Suka Gelap

Tidak semua induk ikan belida dapat dibudidayakan. Induk ikan itu harus memiliki sirip perut pendek walaupun ukuran badannya besar. Induk ikan belida bisa dipelihara dalam kolam air tenang atau mengalir. Induk ikan belida paling senang diberi makan udang segar, terutama pagi dan sore hari. Jumlah pakan sebaiknya lebih banyak diberikan pada sore hari. Sebab, belida sangat respon terhadap pakan yang diberikan menjelang malam hari.

Bagaimana dengan ikan belida yang masih kecil? Ikan yang sudah mencapai ukuran 3-5 cm sudah relatif aman hidup di kolam. Wadah kolam diberi pupuk organik sehingga benih ikan belida bisa memperoleh makanan alami yang tersedia di kolam. Pakan hidup berupa udang kecil atau larva ikan sangat disukai oleh ikan belida kecil ini.

Belida lebih aktif pada malam hari, dan mulai respon terhadap makanan pada sore hari. Hewan ini menyukai bagian gelap dari sungai, biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan.

Nama Belida


Tahukah kalian jika Belida adalah juga nama salah satu anak sungai dari Sungai Musi di Propinsi Sumatera Selatan. Secara keseluruhan Sungai Musi memiliki sembilan anak sungai sehingga terkenal dengan sebutan Batanghari Sembilan. Batanghari sendiri berarti sungai. Nama kesembilan anak sungai tersebut juga menjadi nama suku bagi penduduk yang tinggal di sekitar sungai tersebut, sehingga penduduk asli yang tinggal disekitar sungai Belida juga disebut sebagai Suku Belida, bahasa merekapun disebut dengan bahasa Belida. Tempat tinggal mereka membentang dari tepi Sungai Musi hingga ke kota Prabumulih. Di sungai itulah banyak ditemukan ikan yang kemudian disebut sebagai ikan belida.

Nah, teman-teman, ayo kita lestarikan ikan belida agar tidak punah! Jika kalian memancing dan mendapatkan ikan belida, jangan lupa lepaskan kembali ya.

(ben)

Wednesday, February 11, 2009

Cernak, 15 Februari 2009


Karpet Terbang Princess Ixora

Oleh Benny Rhamdani


Bunga-bunga soka bermekaran di taman ketika lahir seorang bayi cantik di Istana Faleta. Raja kemudian memberinya nama Princess Ixora yang diambil dari nama latin kembang soka yakni Ixora coccinea.

“Semoga kamu kelak menjadi seorang princess yang ceria dan membahagiakan banyak orang,” harap sang Raja.

Princess Ixora tumbuh menjadi seorang puteri yang ramah dan pandai bergaul. Dia tak pernah memandang orang dari usia dan kekayaannya.

Suatu hari Princess Ixora didatangi seorang tukang karpet yang masih muda. Dari wajahnya, Princess Ixora tahu tukang karpet itu tengah dirundung masalah.

“Pricess Ixora, aku ingin menjual karpet kesayanganku ini. Sudilah Princess Ixora membelinya,” kata tukang karpet.

“Kalau karpet itu benda kesayanganmu, mengapa dijual?” tanya Princess Ixora.

“Adikku ingin dibelikan seekor kuda. Aku tidak mampu membeli seekor kuda paling jelek sekalipun. Aku terpaksa menjual karpet ini karena aku lebih menyayangi adikku,” kata tukang karpet.

Hati Princess Ixora tersentuh dengan keterangan tukang karpet. Dia pun memberikan sekantung keping emas kepada tukang karpet.

“Karpet ini memiliki keistimewaan. Bila kita duduk di atasnya lalu mengucapakan kata ‘terbanglah’, maka karpet ini akan membawa kita terbang. Bila kita ucapkan kata ‘berhentilah’, maka karpet ini akan mendarat perlahan,” jelas tukang karpet sebelum pergi.

Princess Ixora senang memiliki karpet itu. Dia mencoba untuk pertama kali keistimewaan karpetnya.

“Terbanglah,” ucap Princess Ixora setekah duduk di atas karpet. Syiutttt …. Karpet itu membawa Princess Ixora terbang mengelilingi istana.

“Wow, menyenangkan sekali!” seru Princess Ixora. Seisi istana pun takjub melihatnya.
“Berhentilah,” ucap Princess Ixora setelah puas.

Tapi … apa yang kemudian terjadi? Karpet itu tak mau berhenti terbang. Princess Ixora malah dibawa terbang ke luar istana. Tentu saja Princess Ixora jadi ketakutan.
“Tolong! Tolong!” seru Princess Ixora.

Raja meminta para pengawal menyelamatkan Princess Ixora. Tapi tak ada yang tahu cara menyelamatkannya. Raja kemudian menyuruh pengawal membawa kembali ke kerajaan si tukang karpet.

“Hai tukang karpet! Kau telah membuat masalah di istana ini. Princess Ixora dibawa terbang oleh karpet pemberianmu. Sekarang juga kau harus mengembalikan Princess Ixora,” kata baginda Raja.

“Wahai Baginda yang agung. Aku akan berusaha menyelamatkan Princess Ixora asalakan Baginda mau mengabulkan permintaan adikku,” kata tukang karpet.

“Sebutkan permintaan adikmu itu,” seru Raja.

“Adikku meminta aku agar menikahi Princess Ixora,” jawab tukang karpet.

“Berani-beraninya kau meminang Princess Ixora,” hardik Raja.

“Demi orang yang kusayangi aku akan melakukan apapun asalkan dia bahagia,” kata tukang karpet.

Raja berpikir sebentar. Jika tukang karpet itu berani melakukan sesuatu demi adik yang disayanginya, mengapa dirinya tidak bisa melakukan hal sama untuk puteri kesayangannya?

“Baiklah, aku akan mengabuilkan permintaanmu. Asalkan kau selamatkan Princess Ixora dan dia mau menikah denganmu,” kata Raja kemudian.

Tukang karpet kemudian menggelar karpet kecil di lantai. Dia kemudian berdiri di atasnya dan berkata,”Terbanglah!”

Syiutt… Karpet kecil itu membawa tukang karpet mengudara hingga ke luar istana. Beberapa wkatu kemduian, tukag karpet berhasil menemukan Princess Ixora yang masih melayang di udara.

Hup! Tukang karpet kemudian melompat ke karpet yang iduduki Princess Ixora. Dia kemudian mengusap tiga kali karpet itu dan berkata,”Kembali ke istana dan mendaratlah!”

Ajaib! Karpet itu kemudian kembali ke istana. Karpet itu bahkan mendarat perlahan di depan sang Raja.Princess Ixor langsung berlari memeluk ayahandanya.

“Puteriku, aku telah berjanji kepada tukang karpet itu sebelum dia menyelamatkanmu. Aku bersedia menikahkannya denganmu asalkan kamu tidak keberatan,” kata Raja kemudian.

Princess Ixora kaget. Dia memandang tukang karpet itu.

“Aku bersedia menikah denganmu asalkan adikmu sekarang datang dengan kuda yang diinginkannya,” Princess Ixora memberi syarat. Sesungguhnya, Princess Ixora ingin tahu seperti apakah adik tukang karpet ini sampai begitu disayanginya.

“Baiklah, Princess Ixora,” kata tukang karpet itu. Dia lalu pergi dengan karpet terbang.

Setelah agak lama datanglah rombongan berkuda ke istana. Raja dan Princess Ixora kaget ketika melihat yang datang adalah seorang puteri cantik dari kerajaan seberang. Puteri itu menunggangi kuda putih yang gagah.

“Raja dan Princess Ixora, perkenalkan namaku Princess Alamanda. Aku kemari diminta kakakku untuk memenuhi undangan Princess Ixora. Sebelumnya, maafkan aku yang telah membuat semua kerepotan ini,” kata Princess Alamanda.

“Jadi tukang karpet itu sebenarnya ….” Princess Ixora bingung.

“Ya, dia bukan tukang karpet sungguhan. Dia adalah Prince Edward. Aku yang memintanya menyamar,” kata Princess Alamanda.

“Mengapa sampai melakukannya?” tanya Princess Ixora.

“Karena aku menyayanginya. Aku ingin kakaku menikah dengan seorang puteri yang tidak hanya cantik, tapi juga baik hatinya. Aku kemudian mendengar tentang kecantikan dan kebaikan Princess Ixora. Karenanya aku menginginkan kakakku menikah dengan Princess Ixora,” jelas Princess Alamanda.

Bersamaan dengan itu mendaratlah satu karpet terbang di dekat mereka. Kali ini di atasnya bukan berdiri tukang karpet karena telah berganti pakaian. Dia adalah Pangeran Edward yang menawan.

Akhirnya, Princess Ixoria menerima pinangan Pangeran Edward. Karena Princess Ixoria bangga dengan keberanian Pangeran Edward melakukan apapun demi orang yang disayanginya.

^-^

Friday, February 06, 2009

Cernak, 8 Februari 2009


Misteri Bukit Berbunga


Oleh Benny Rhamdani


Akhir pekan ini aku diajak Mama dan Papa berlibur ke luar kota. Kami mengunjungi sebuah daerah perbukitan yang disebut Bukit Berbunga. Seperti namanya, daerah ini memang banyak sekali ditumbuhi pepohonan berbunga.


Kami menginap di sebuah villa mungil dengan halaman luas. Aku senang karena bagian belakang villa ini menghadap hamparan lembah yang indah.


Setelah makan dan main bersama Mama serta papa, akhirnya aku memutuskan jalan-jalan sendirian. Papa memutuskan menulis dengan laptopnya, Mama memilih membaca novel yang dibawa dari rumah.


Aku berjalan menelusuri jalan perbukitan. Di daerah ini banyak sekali villa mewah. Bangunannya unik dan menarik. Tapi yang paling menarik adalah bunga-bunga liarnya. Aku pun berusaha menelusuri jalan setapak menuruni bukit.


“Lalalala…. Lalalala….”


Aku kaget mendengar suara itu. Aku pun berusaha mencari sumber suaranya. Siapa yang bersenandung di tempat terbuka seperti ini?


Jangan-jangan hantu?


Hiiiy! Aku jadi teringat film-film horror yang sering kutonton.


Ah, tapi aku penasaran sekali ingin tahu.


“Lalalala …. Lalalala…”


Aku perlahan semakin mendekati sumber suara itu. Sampai akhirnya aku menyibak rerumputan lebar. Aku melihatnya!


“Aaaaarggggh”


Aku berteriak dan langsung berbalik. Aku berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu. Setelah mencapai jalan beraspal aku baru berhenti dan mengatur napasku.


Mahluk apa tadi?


Ya aku tadi melihat mahluk sepantar denganku. Aku takut ketika melihat mukanya yang sangat aneh.


Aku pun kembali ke villa.


“Airin, kenapa mukamu pucat? Dari mana saja tadi?” tanya Mama yang melihat kedatanganku.


Aku menceritakan pengalamanku tadi. Tapi Mama dan Papa tidak percaya ketika kukatakan aku bertemu mahluk angkasa luar.


“Mendingan kamu istirahat dulu saja. Nanti malam teman Papa mengundang makan malam di villanya. Kebetulan teman Papa dan keluarganya juga sedang liburan di sekitar sini,” kata Papa.


Aku hanya mengangguk lalu pergi ke kamar. Aku segera menuju ke jendela kamar. Kuedarkan pandanganku kea rah aku bepergian tadi.


Siapa tahu aku menemukan jejak pesawat angkasa luar.


Tapi tidak ada. Aku malah akhirnya tertidur di tempat tidur. Mungjkin karena kecapekan sehabis berlari tadi. Yang menyebalkan, aku terbangun gara-gara aku mimpi menyeramkan.


“Airin ada apa? Bangun dulu, sayang. Kok tidurnya teriak-teriak begitu?”


Aku lihat Mama duduk di sisi tempat tidurku.


“Aku tadi mimpi seram, Ma,” laporku saat terbangun. Tadi aku mimpi seram dikejar-kejar mahluk luar angkasa berwajah aneh. Mereka menculikku dari sekolah sementara Mama dan Papa tidak tahu.


“Tidur siang kok pakai mimpi seram. Tadi pasti nggak berdoa dulu ya?”


“Berdoa kok, Ma.”


“Hm, kalau begitu Airin harus mengurangi nonton film horror.”


Aku tidak mau berjanji. Soalnya, aku suka sekali nonton film horror atau misteri.


Malam harinya aku ikut Papa dan Mama berkunjung ke sebuah villa. Ternyata Villanya jauh lebih besar. Jelas saja, karena teman Papa itu keluarganya juga lebih besar.


Om Yo dan Tante Hana mengajak tiga anaknya. Dua anak perempuan dan satu anak lelakinya. Dua anak perempuan—Yuri dan Hika— lebih tua dariku, sementara yang lelaki—Gen— seumur denganku..


Kami pesta barbeque di halaman villa. Hidangannya adalah ayam kalkun panggang. Yang mengasyikan adalah ketika Yuri dan Hika menari untuk kami. Wah, rupanya mereka penari balet. Keren sekali!


“Kamu bisa balet?” tanya Gen yang duduk di sebelahku.


“Nggak. Aku bisanya menggambar,” jawabku.


“Payah.”


“Kok payah? Memangnya kamu bisa?”


“Ya, aku juga bisa. Cuma sayangnya aku dilarang sama orangtuaku menari.”


“Ya iyalah, kamu kan anak lelaki,” kataku menahan senyum.


“Memangnya anak lelaki nggak boleh menari?”


“Bukan nggak boleh. Anak lelaki lebih pantas main bola.”


“Aku juga main bola. Jadi kapten malah. Tapi aku juga suka menari.”


“Coba buktikan kalau kamu suka menari,” tantangku.


“Yuk, kita ke kamarku pelan-pelan,” ajak gen.


Aku pun mengikuti Gen meninggalkan halaman villa. Kami menuju kamarnya. Hm, kamarnya luas juga ternyata.


“Lihat aku ya! AKu akan menarikan tari topeng fantasi” kata Gen sambil bersiap-siap, lalu mengenakn topeng


Aku kaget melihat topeng itu.


“Lalalala …. Lalalala….”


Gen menari sambil bersenandung.


Hah?


“Gen!” Aku menghentikan gerakan Gen. “Apakah kamu selalu menari di kamar begini?” tanyaku.


“Nggak juga. Kadang aku menari jaug dari rumah. Biar tidak ketahuan orangtuaku. Tadi siang aku menari di lapangan dekat lembah bukit ini. Asyik sekali. Cuma tadi siang aku hanya menari sebentar, karena tiba-tiba ada suara hantu menjerit.. Aku jadi ketakutan,” kata Gen.


Keterlaluan! Masa aku dibilang hantu!


“Airin! Gen! Dimana kalian?”


Gen buru-buru melempar topengnya. Dia mengajakku segera keluar kamar karena orangtua kami mencari-cari.


Rupaya Mama dan Papa mengajakku pulang. Kami pun pamitan.


Di mobil dalam perjalanan kembali ke villa, aku geli mengingat kejadian hari ini. Ternyata mahluk yang kulihat siang tadi bukan mahluk luar angkasa. Tapi Gen, si penari bertopeng.


“Kenapa senyum-senyum sendiri, Airin?” tanya Mama.


“Tidak apa-apa, Ma. Hanya senang punya teman baru seperti Gen.”


Ya, aku berharap bisa berteman dengannya. Pasti seru punya teman lelaki yang jagoan main bola tapi suka menari.


^-^

Hore, Aku tahu 8 Februari 2008

Dari Penginapan Gratis Jadi Pondokan Mahal



Hai, kalian pernah bepergian ke luar kota atau bahkan ke luar negeri? Di mana kalian menginap saat itu? Ya, sebagian ada yang menginap di rumah saudara. Bila di tempat tujuan tak ada saudara, maka pilihan lain adalah menginap di hotel. Tahukah kalian sejarah hotel?


Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan untuk umum ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penginapan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.


Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap dan makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak berubah.


Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih menarik. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.


Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat.


Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian (stasiun) ada hotel. Maksudnya jelas, untuk mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan kereta api. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan, hotel-hotel pun dielengkapi berbagai hiburan. Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan kata "transit", karena memang ditujukan buat para musafir.


Di Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan penginapan yang cukup mahal. Umumnya di Indonesia dikenal hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya cukup terjangkau namun hanya menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta guest house baik yang dikelola sebagai usaha swasta (seperti halnya hotel melati) ataupun mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi para tamu yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan perusahaan. Losmen adalah sejenis penginapan komersial yang menawarkan tarif yang lebih murah daripada hotel.


Biaya dan kualitas hotel biasanya berdasarkan jangkauan dan tipe pelayanan yang tersedia. Dikarenakan kenaikan besar-besaran dalam turisme di seluruh dunia, selama dekade terakhir abad 20, pendirian hotel terutama yang kecil telah meningkat secara drastis. Untuk pembandingan, sistem penilaian telah diperkenalkan satu sampai lima bintang dan juga tingkat melati di Indonesia yang lebih murah.




Resort


Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi menarik minat para pemilik hotel. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan kata "motor hotel" alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.



Kejayaan motel tak berlangsung lama. Semakin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan.


Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an tak kalah hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu yang membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku bisnis yang harus bernegosiasi di kampung atau negeri orang, bisa mencari hotel apartment. Di Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat.



Sebuah resor terkenal dari zaman kuno adalah Baiae, Italia, terkenal 2.000 tahun yang lalu. Capri, sebuah pulau dekat Naples, Italia, telah menarik pengunjung sejak masa Romawi. Resor bersejarah terkenal lainnya adalah Monte Ne, Arkansas, yang aktif di awal abad ke-20. Di puncaknya lebih dari 10.000 orang per tahun menginap di hotel-hotelnya. Resor ini ditutup tahun 1930-an dan banjir pada 1960-an menyebabkannya runtuh.



Hotel Termewah


Burj al-Arab atau "Menara Arab" adalah sebuah hotel mewah yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab. Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, mencapai ketinggian 321 meter dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Bangunan ini berdiri di sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia. Burj al-Arab dimiliki oleh Jumeirah.


Hotel ini sering disebut sebagai hotel bintang tujuh. Hal ini dianggap sebuah hiperbola oleh orang-orang di bidang pariwisata. Hal ini juga dilihat sebagai cara untuk "mengalahkan" hotel-hotel lain yang menyebut hotelnya bintang enam.



Konstruksi Burj al-Arab dimulai tahun 1994 dan dibuka untuk pengunjung pada 1 Desember 1999. Rancangannya mengambil bentuk layar. Dekat dengan puncaknya, terdapat sebuah helipad. Restoran Al Muntaha, yang berarti Tertinggi dalam bahasa Arab, berdiri di sisi seberangnya yang ditahan oleh kantilever di atas laut. Salah satu elemen yang unik adalah dinding atrium yang menghadap ke pantai; terbuat dari kain fiberglass yang dilapisi Teflon. Interiornya didesain oleh Khuan Chew.


Burj al-Arab juga memiliki atrium lobi tertinggi di dunia, setinggi 180 meter. Atrium tersebut dapat melingkupi Gedung World Trade Center Dubai yang setinggi 38 lantai, bangunan tertinggi di Dubai dari akhir 1970-an sampai pertengahan 1990-an.



Hotel Oranje


Kabarnya, Hotel Oranje adalah hotel besar yang paling lama di Indonesia. Didirikan oleh pedagang Lucas Martin Sarkies dari Armenia. Hotel ini direncanakan oleh arsitek inggris James Afprey dalam arsitektur Art Nouveau mulai dibangun pada tahun 1910. Sebelumnya keluarga Sarkies sudah mendirikan beberapa hotel yang mewah dan termasyhur di Asia, conto Hotel Niagara di Lawang, Hotel Eastern and Oriental di Penang (Malaysia), Hotel Strand in Rangoon (Burma) dan Hotel Raffles di Singapura.


Hotel dibuka pada tahun 1911 dengan nama “Hotel Oranje”. Pada tahun 1931 di depan pintu masuk lama sebagian ruang masuk yang baru dibangun dalam gaya Art Deco oleh arsitek Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949). Dengan tambahan ini, hotelnya menjadi salah satu hotel paling indah dan keren di dunia.


Pada masa pendudukan jepang hotel ganti nama menjadi Yamato Hoteru dan berfungsi sebagai penjara. Pada tanggal 19 september 1945 disini terjadi “Insiden Bendera”. Ekstremis kolonial belanda menaikkan bendera merah-putih-biru di menara hotel ini. Pejuang Indonesia menaiki menara nya dan menyobek bagian biru dari bendera Belanda yang berubah menjadi bendera Indonesia.


Nama Hotel Oranje digunakan sampai tahun 1950an. Waktu itu hotelnya dinasionalisasikan dan nama diganti menjadi Hotel Majapahit. . Tahun 1996 grup mandarin Oriental membeli gedungnya dan mulai restorasi intensif. Hotelnya mendapat kembali keadaan lama dan menjadi hotel yang paling keren di Surabaya lagi dengan bintang 5


Hotel tua lainnya di Indonesia adalah Hotel Salak yang terletak di samping depan Istana Bogor dan bersebelahan dengan Balaikota Bogor, Jawa Barat. berdasarkan catatan yang ada, Hotel Salak didirikan pada tahun 1856 dengan nama Binnenhof Hotel yang pada waktu itu dimaksudkan sebagai hotel kelompok elite istana dan dimiliki oleh keluarga istana. Semula bangunan tersebut difungsikan untuk kepentingan peristirahatan, penginapan, dan tempat berkumpul bagi administratur/pengusaha perkebunan dan para pejabat pemerintahan.


Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1941-Agustus 1945, hotel yang berkapasitas 54 kamar itu pernah dijadikan markas Kompetai. Pada 1945 bangsa Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan dan hal ini berpengaruh pada Binnenhof Hotel. Tahun 1948, nama hotel itu diubah menjadi Hotel Salak karena hotel ini terletak di kaki Gunung Salak. Sejumlah tamu yang mempersiapkan pertemuan Asia Afrika tahun 1955 juga menginap di hotel tersebut.


Entah mana yang tertua sebenarnya antara Hotel Salak dan Hotel Oranje ini.


Sekarang, ayo kalian sebutkan nama-nama hotel yang kalian tahu!

(ben)