Friday, July 27, 2012

CERNAK, 29 Juli 2012

Buka Puasa Istimewa

oleh Benny Rhamdani


Pernahkah kamu mengalami peristiwa yang tak terduga di bulan Ramadhan? Aku pernah. Dan aku akan ceritakan kepada kalian.

Setahun lalu di bulan puasa, aku diajak ibuku pergi ke pasar. Tadinya aku malas karena khawatir lemas karena puasa. Hal lain, takut aku ngiler melihat jajanan di pasar. Ya, ternyata benar saja kan. Banyak makanan di pasar yang membuatku menelan ludah.

Aku juga heran melihat beberapa orang makan begitu bebas di tempat terbuka. Padahal ini bulan puasa.

"Kok mereka nggak puasa sih, Bu?" tanyaku ketika kami hendak beli ikan. Di seberang sana ada warung nasi yang dipenuhi lelaki dewasa.

"Mereka bukan orang Islam, jadi nggak puasa," kata Ibu.

Ya, kalau orang Islam pasti nggak puasa dong.

Lalu, aku terus menemani Ibu keliling pasar. Setelah dapat semua belanjaan untuk berbuka dan sahur, kami pulang naik motor yang dikendarai Ibu. Tapi beberapa ratus meter menjelang gang rumahku, aku melihat asap hitam mengepul ke udara. Juga beberapa orang yang berlari ke sana. Di belakang kudengar suara sirine mobil pemadam kebakaran.

Ketika makin mendekat rumah, barulah aku sadar, gang tempatku tinggal terjadi kebakaran. Aku langsung memeluk Ibu. Ibu langsung mengeluarkan HP-nya dan menelepon Ayah. Ibu kemudian bertanya kepada tetangga yang keluar dari mulut gang dengan membawa televisi.

"Rumah siapa yang terbakar?" tanya Ibu.

"Rumah Bu ratmin di ujung," kata Pak Sapri.

Rumah itu masih jauh dengan rumahku. Mudah-mudahan tidak sampai rumahku.

Ternyata doaku terkabul. Saat pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, kebakaran itu satu rumah lagi akan menyambar rumah kami. Ayah datang menghibur kami. Lalu kami sibuk membantu tetangga.

Hai itu bulan puasa, dan tetangga kami tentunya banyak yang berpuasa. Tapi mereka sedang sedih jadi tidak memikirkan puasa mereka. bahkan ada yang belum memikirkan buka puasa mereka. Ada beberapa temanku yang menjadi korban.

Ibu dan Ayah kemudian menyiapkan buka puasa. Kami berbagi dengan mereka.

Aku bersyukur rumahku tidak kebakaran, ya sangat senang. Tapi aku juga sedih rumah teman-temanku ada yang kebkaran. Kuajak mereka buka puasa di rumahku. bahkan tinggal di rumahku. Sebagian ada yang menolak dan ingin tidur di rumah saudara mereka. Ada juga yang ingin tidur dengan keluarga mereka di gedung sekolah.


Ya, buka puasa hari itu sangat istimewa. Karena aku benar-benar dalam keadaan bersyukur.

^_^

















ARENA KKPK, 29 JULI 2012

Perpisahan


 
Judul: Dhea's Nightmare
Penulis: Dhea
124 halaman 



Bagaimana kalau kalian berpisah dengan sahabat kalian? Sedih tentunya ya. AKu juga begitu. Apalagi jika sahabat itu sedemikian dekat dengan kita. Terus, perpisahan itu datangnya sangat tiba-tiba. Nah, buku KKPK kali ini ceritanya tentang perpisahan Dhea.


Dhea senang bersahabat dengan Lia. Anaknya baik dan asyik, sih. Sekolah ... dengan Lia. Ikut lomba menari ... bareng Lia. Jalan-jalan ... sama Lia juga. Selalu ada Lia di dekat Dhea. Tetapi, tiba-tiba Lia pindah ke Australia. Huhuhu ... hiks hiks hiks .... Dhea nangis Bombay, deh! Gimana, ya, hari-hari Dhea tanpa Lia? Kapan, sih, Lia akan kembali? Atau ... jangan-jangan, Lia enggak kembali lagi?

Ceritanya memang bikin sedih tapi juga penasaran.Tapi aku suka sekali cerita seperti ini. Jadi kita tahu apa yang sebaiknya kita lakukan saat berpisah dengan sahabat. memang saat ini bersahabat tak lagi terhalang jarak. Ada macam cara agar kita tetap dekat dengan sahabat kita.

Ayo, kita baca buku ini yuk. Mumpung lagi puasa. sambil ngabuburit baca KKPK itu asyik lho.


Balqis Savira, SD IBA, Palembang.

HORE, 29 Juli 2012




Sarung Tidak Cuma di Indonesia

Di negara kita, sarung sangat akrab dengan para pria muslim. Anak lelaki sejak dini sudah dikenalkan cara memakai sarung. Tahukah kalian, sarung tak hanya ada di Indonesia?
Salah satu produk tekstil yang berkembang di era Islam dan masih bertahan hingga saat ini adalah sarung -- kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti tabung. Menurut catatan sejarah,  sarung berasal dari Yaman.  Di negeri itu sarung biasa disebut  futah.


Sarung juga dikenal dengan nama  izaar, wazaar atau ma'awis.   Masyarakat di negara Oman menyebut sarung dengan nama  wizaar. Orang Arab Saudi mengenalnya dengan nama  izaar. Penggunaan sarung telah meluas, tak hanya di Semenanjung Arab, namun juga mencapai Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, hingga Amerika dan Eropa.
Dalam  Ensiklopedia Britanica, disebutkan, sarung telah menjadi pakaian tradisomal masyarakat Yaman. Sarung diyakini telah diproduksi dan digunakan masyarakat tradisional Yaman sejak zaman dulu. Hingga kini, tradisi itu masih tetap melekat kuat. Bahkan,  hingga saat ini,  futah atau sarung Yaman menjadi salah satu oleh-oleh khas tradisional dari Yaman.
Orang-orang yang berkunjung ke Yaman biasanya tidak lupa membeli sarung  sebagai buah tangan bagi para kerabatnya. Sarung awalnya digunakan suku badui yang tinggal di Yaman. Sarung dari Yaman itu berasal dari kain putih yang dicelupkan ke dalam neel yaitu bahan pewarna yang berwarna hitam. Sarung Yaman terdiri dari  beberapa variasi, diantaranya model  assafi, al-kada, dan annaqshah.
Hingga kini,  para pekerja modern di Yaman masih banyak yang menggunakan sarung. Para petugas keamanan di Yaman pun boleh mengenakan sarung sebagai pakaian dinasnya. Orang-orang Yaman tidak menggunakan sarung hingga mata kaki seperti masyarakat Indonesia.

Sarung di Asia Selatan

Sarung tersebar luas di bagian Timur Laut India - di negara bagian Manipur. Mereka menyebutnya phanek.  Di Selatan India negara bagian Kerala disebut mundu (jika sepenuhnya putih atau sepenuhnya hitam) dan lungi atau kaili jika berwarna. Di Tamil Nadu disebut sarem atau veshti atau lungi dan biasanya dipakai di rumah. Standar ukuran lungi adalah  sepanjang 2,12 -1,2 meter.


Berbeda dengan sarung berwarna cerah Asia Tenggara, di Kerala ( mundu) lebih sering polos putih dan dipakai untuk tujuan seremonial atau agama. Di Kerala, sarung berwarna cerah disebut kaily.  

Sarung sangat umum di Sri Lanka , dan hanya dikenakan oleh pria.  Bentuk serupa sarung dikenakan oleh wanita disebut redda. Sarung adalah pakaian standar bagi kebanyakan pria di pedesaan dan bahkan beberapa masyarakat perkotaan. Namun, kebanyakan pria dari kelas sosial atas memakai sarung hanya sebagai pakaian malam yang nyaman.
Secara statistik, jumlah orang yang memakai sarung sebagai pakaian dasar, sedang menurun di Sri Lanka. Alasannya karena sarung membawa stigma menjadi pakaian kurang berpendidikan kelas sosial lebih rendah. Namun, ada kecenderungan mengadopsi sarung baik sebagai pakaian modis, atau sebagai garmen resmi dikenakan  pada kesempatan khusus. Para pemimpin politik dan sosial dari Sri Lanka yang ingin menggambarkan kerendahan hati mereka dan kedekatan dengan " orang biasa "dan juga nasionalisme mereka.
Sarung di Indonesia
Sarung juga telah menjadi salah satu pakaian penting dalam tradisi Islam di Indonesia. Tradisi menggunakan sarung di Tanah Air tersebar di berabagi wilayah. Pria Muslim di Indonesia biasa menggunakan sarung untuk keperluan ibadah, upacara perkawinan maupun acara adat.

Kain sarung terbuat dari bermacam-macam bahan,  baik berupa katun maupun polister. Sedangkan motifnya bermacam-macam baik garis vertikal, horisontal, maupun kotak-kotak dengan warna yang beraneka ragam seperti merah, biru, hijau, putih, maupun hitam.

Tradisi menggunakan sarung di Indonesia boleh jadi mulai berkembang setelah masuknya ajaran Islam yang dibawa para saudagar dari Arab, khususnya Yaman. Sarung juga merupakan pakaian tradisional para nelayan Arab yang berasal dari Teluk persia, Samudera Hindia, maupun Laut Merah sejak dulu. Sarung juga digunakan olah orang-orang Turki sebagai baju tidur pada abad pertengahan.
Sebenarnya di dunia Arab, sarung bukanlah pakaian yang diidentikkan untuk melakukan ibadah seperti sholat. Bahkan di Mesir sarung dianggap tidak pantas  dipakai ke masjid maupun untuk keperluan menghadiri acara-acara formal dan penting lainnya. Di Mesir, sarung berfungsi sebagai   baju tidur yang hanya dipakai saat di kamar tidur.
Di Indonesia, sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan dan menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi. Tak heran jika  sebagian masyarakat Indonesia  sering mengenakan sarung untuk sholat di masjid. Laki-laki mengenakan atasan baju koko dan bawahan sarung untuk sholat, begitu pula wanita mengenakan atasan mukena dan bawahan sarung untuk sholat.
Sarung dipakai berbagai kalangan baik anak-anak, remaja, maupun orang tua tidak mengenal ras maupun golongan, baik kaya maupun miskin. Yang jelas, sarung telah menjadi pakaian ciri khas umat Islam Tanah Air. Sarung tak hanya dikenakan kalangan santri pondok pesantren saja, tapi seluruh lapisan masyarakat juga  sudah familiar dan akrab dengan sarung.

Sarung sudah diklaim menjadi salah satu pakaian tradisi Muslim di Indonesia semacam pakaian untuk sholat, pergi ke masjid, pergi tahlilan ke tempat saudara maupun teman yang meninggal, dan memperingati hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha.

Ada beberapa faktor yang membuat sarung begitu melekat dalam tradisi Islam di Indonesia, antara lain; sarung sangat mudah dipakai dan simpel. Selain itu ukurannya yang panjang mudah untuk menutupi aurat dengan baik. Sarung juga longgar dan tebal sehingga tidak menunjukkan lekuk tubuh pemakainya.
(ben/net)

Friday, July 20, 2012

CERNAK, 21 Juli 2012

Cake Untuk Mama

oleh Benny Rhamdani


Tiga hari lalu, Syasa dan Cleo sudah bersepakat untuk memasak cake di rumah Cleo.

"Mamaku ulang tahun. Aku ingin membuatkan cake istimewa. Tapi kalau aku membuat di rumah, pasti ketahuan," kata Syasa.

"Kalau begitu di rumahku saja. Ibuku pasti mengijinkan. Lagi pula aku bisa belajar bikin cake darimu," kata Cleo.

"Hm, tapi kan bulan puasa," kata Syasa.

"Justru malah asyik. Kita bisa mengisi waktu menunggu buka puasa dengan hal positif," kata Cleo.

Dan hari inilah ulang tahun Mama Syasa. Semua bahan sudah dibeli kemarin. Siang hari, Syasa menuju ke rumah Cleo. Hari libur di rumah Cleo tampak sepi. Kata Cleo, dia sengaja tak ikut keluarganya pergi.

"Demi kamu," kata Cleo.

"Aih, baiknya kamu," timpal Syasa. Indahnya persahabatan.

Lalu mereka mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cake. stelah dipisahkan mana yang lebih dulu dipakai, Syasa mulai menyiapkan peralatannya. Cleo takjub dengan yang dilakukan Syasa. Dia tahu Syasa padandai memasak cake, karena dia sering dikasih cake. tapi baru kali ini dia melihat syasa memasak cake. Cleo tak pernah diijinkan ibunya masuk ke dapur karena malah mengacaukan ibu yang sedang memasak.

"Kali ini, aku berjanji hanya akan belajar," kata Cleo sebelum dimulai.

Syasa membuat satu adonan. "Ini, bantu kosok adonannya ya," kata Syasa.

Cleo mengocoknya dengan semangat. Saking semangantanya, kocokan itu malah berantakan ke mana-mana.

"Aduh, bukan begitu caranya," ucap Syasa. Dia membantu mengajarkan Cleo mengocok adonan yang benar.

Akhirnya, Cleo bisa mengocok adonan dengan benar. Syasa mengerjakan yang lainnya. sampai akhirnya dia memasukan adonan ke microwave. Tak lama kemudian cake itu jadi. Aromanya harum sekali.

"Sekarang kita hias cake ini," ajak Syasa.

Cleo hanya melihat. Tak terasa kue itu pun beres dibuat. Sebuah cake cantik.

"Nah, sekarang kita buat lagi satu untuk ibumu," ajak Syasa.

Mereka mengolah lagi bahan yang sama, adonan yang sama hingga akhirnya cake itu dikeluarkan dari microwave.

"Giliran kamu sendiri yang menghias ya," kata Syasa.

Cleo menghiasnya. Tak sesempurna Syasa, tapi tetap cantik.

"Sudah sore. Aku mau pulang membawa kue ini. Terima kasih sudah membantuku ya," kata Syasa.
 "Aku mengantarmu ya."

Mereka berdua berjalan ke rumah Syasa. Syasa mebawa cake itu hati-hati dengan dua lengannya. Namun,,,

Di belokan tiba-tiba seekor anjing berlari dari arah berlawanan. Anjing itu menabrak kaki Syasa. AKhirnya Syasa malah oleh. Dan ... BRUK! Cake itu jatuh ke trotoar. Muka Syasa berubah seketika. Airmatanya hampir jatuh.

"Syasa, sudah jangan menangis. Di rumahku kan masih ada satu cake lagi. Cuman hasil hiasanku tidak begitu bagus" kata Cleo.

"Tapi itu untuk ibumu," kata Syasa.

"Ah, ibuku kan tidak ulang tahun. Kamu bisa menggantikannya nanti."

"Sungguh?" tanya Syasa.

"Iya." Cleo mengangguk

Ah, persahbatan yang sangat indah. yasa membawa cake satunya ke rumah dengan selamat. Minggu depan dia berjanji akan membuat cake istimewa untuk Cleo dan ibunya.

^_^









ARENA KKPK, 22 Juli 2012

Persahabatan Dua Gadis Cilik
 



Judul: Alliza dan Keyza
Penulis: Raisya Azzahra
124 halaman



Kali ini aku akan mengutipkan sedikit tentang buku KKPK yang baru kubaca. Judulnya Alliza dan Keyza. Kamu pasti penasaran deh.

"Yuk, Key, " Bellinda langsung menarik tangan Keyza. Alliza mengikuti dari belakang. "Aku, kan, hanya minta tolong kepada Keyza, kenapa kamu ikut?" tanya Bellinda.

Aduuuh ada apa, sih, dengan Bellinda? Padahal, Alliza dan Keyza sudah membuat janji sahabat dan akan setia kawan.Bagaimana kisah persahabatan Alliza dan Keyza setelah kehadiran Bellinda? Mau tahu kelanjutannya?

Ini jenis cerita yang paling kesuka. Tentang persahabatan, lalu diuji oleh kehadiran sosok lainnya. Hal ini sering sekali terjadi dalam kisah nyata persahabatan aku dan teman-teman. Pada akhirnya persahabatan jadi pecah, bertengkar lama sekali. Kalau sudah baca buku ini, InsyaAllah kita tidak akan tetap mementingkan persahabatan.

Apalagi di bulan puasa. Nggak enak juga musuhan, kan?


Balqis Savira, SD IBA, Palembang

HORE, 22 JULI 2012


Apa yang biasanya meramaikan saat berpuasa? Makanan!   Ternyata, kaum Muslim dari berbagai penjuru Tanah Air memiliki ragam tradisi kuliner demi menyambut Ramadan. Tradisinya berbeda, namun semangatnya tetap sama, yakni bentuk syukur serta kegembiraan akan datangnya bulan puasa.

Berikut tradisi menyambut Ramadan dari berbagai daerah di Indonesia:

Tradisi Lepat Gayo

Selain tradisi Meugang, yaitu menyediakan menu masakan daging menjelang Ramadan, warga beberapa daerah di Aceh juga memiliki tradisi menyiapkan penganan berbuka bernama lepat gayo. Biasanya, menu ini menjadi penutup sahur serta berbuka puasa. Tradisi ini dilakukan oleh warga di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah.

Lepat gayo, sejenis kue basah, dimana adonannya mirip dengan lepat bugis. Hanya saja, terdapat perbedaan yakni lepat gayo tidak berbentuk piramida seperti lepat bugis, tapi berbentuk bulat panjang yang digulung dalam daun pisang. Makanan ini dibuat dari tepung beras ketan, biasanya berisi kelapa manis serta prosesnya dikukus, sekilas bentuknya mirip lemper.



Lepat gayo memiliki daya tahan sampai beberapa bulan, bahkan ada yang sampai setahun. Lepat gayo yang usianya sudah setahun, kondisinya sudah mengeras hampir seperti batu. Untuk memakannya, lepat gayo harus terlebih dahulu dipanggang di atas bara api. Lepat gayo dibuat secara gotong-royong oleh seluruh kaum kerabat, biasanya sampai berakhirnya bulan Ramadan.

Makanan ini memang disajikan untuk berbuka puasa karena merupakan wujud penghormatan kepada tamu sebab aroma gula aren yang sudah dipanggang sangat memancing selera makan. Makanan inipun dipercaya dapat memerlambat rasa lapar disebabkan oleh komposisi di dalamnya, rata-rata berkadar kalori cukup tinggi sehingga layak disebut menu penambah energi. Hal ini tidak terlepas dari komposisi kandungan kalori dalam lepat gayo, meliputi tepung beras ketan, gula aren atau gula jawa (gula tebu), kelapa yang sudah dimasak dengan gula, dan garam.

 Tradisi Meugang

Bila di daerah Aceh Tengah sangat khas dengan tradisi lepat gayo, berbeda dengan di daerah Aceh lainnya, seperti di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) atau yang akrab disebut dengan Kota Serambi Mekah. Warganya menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan menyembelih kambing atau kerbau.  Tradisi ini disebut Meugang. Konon, tradisi Meugang sudah ada sejak 1400 Masehi atau sejak zaman raja-raja Aceh.


Tradisi makan daging kerbau atau kambing ini biasa dilakukan oleh seluruh warga Aceh. Bahkan jika ada warga yang tidak mampu membeli daging untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu agar semua warganya dapat menikmati daging kambing atau kerbau sebelum datangnya bulan Ramadan. Tradisi Meugang biasanya juga dilakukan saat hari raya Lebaran dan Hari Raya Haji.

Tradisi Potong Sapi

Dalam menyambut bulan puasa, warga Bengkulu mulai memotong sapi dan kerbau, dimana dagingnya nanti dijual sesama warga. Tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu ini bertujuan menekan harga daging di pasaran. Bahkan, menurut warga Bengkulu, tradisi ini dipercaya sebagai wujud syukur persembahan serta wujud terima kasih kepada Sang Khalik.

Tradisi Nyorog

Di Betawi, ada tradisi Nyorog atau membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti bapak atau ibu, mertua, paman, kakek atau nenek. Ini menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadan.

Meski istilah "Nyorog” sudah mulai menghilang, kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi. Bingkisan tersebut biasanya berisi bahan makanan mentah, ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya.

Tradisi ini di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan bahwa bulan suci Ramadan akan segera datang. Selain itu, tradisi khas Betawi ini dikenal sebagai pengikat tali silahturahmi sesama sanak keluarga.

Tradisi Munggahan

Munggahan adalah satu kegiatan berkumpul bagi anggota keluarga, sahabat, bahkan teman-teman untuk saling bermaafan sambil menikmati sajian makanan khas untuk kemudian memersiapkan diri menghadapi Ramadan. Tradisi munggahan berasal dari daerah Sunda, Jawa Barat.

Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat walaupun dengan cara berbeda-beda, tetapi intinya tetap satu, yaitu berkumpul bersama sambil menikmati sajian makanan yang disuguhkan. Inilah tradisi yang biasa dilakukan di tengah masyarakat Sunda pada umumnya yang secara turun-temurun terus dipertahankan oleh setiap generasi berikutnya.


Tradisi Telur Ikan Mimi

Menyambut bulan puasa, biasanya masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah selalu berebut membeli telur ikan mimi. Tradisi ini menjadi favorit warga, bahkan terasa ada yang kurang bila tidak menyantapnya saat berbuka puasa maupun sahur. Telur ikan mimi sendiri hanya bisa dijumpai pada bulan Ramadan.



Bila dilihat proses penyajiannya, telur ikan mimi seperti gepuk. Telur ikan mimi yang sudah dimasak kemudian dikerok dari cangkangnya, dan dicampur dengan parutan kelapa muda yang sudah diberi bumbu. Bahkan untuk mendapatkan telur ikan mimi, warga rela berdesak-desakan karena khawatir tidak kebagian. Bila tidak kebagian, maka mereka harus menunggu setahun lagi.


Nah, bagaimana di rumah kalian? Ada yang khas atau tidak?

(ben/net)

Saturday, July 14, 2012

Cernak, 15 Juli 2012


Hari Pertama di Sekolah Baru




Oleh Benny Rhamdani



            Inilah hari pertamaku di kelas baru. Kelas enam SD Teladan Palembang. Sebelumnya, aku adalah murid SD Idaman Bandung.  Aku harus pindah sekolah karena papa ditugaskan menjadi kepala cabang sebuah bank di Palembang.

            Harusnya aku masuk sekolah kemarin. Sama seperti murid-murid lainnya. Tapi, aku tidak mau berangkat ke sekolah baruku. Mendadak aku sakit perut, tubuhku demam dan aku tak mau bangun dari tempat tidur. Menurut Papa, aku sakit karena ketakutan yang berlebihan harus jadi murid baru.

            “Tidak usah takut, Salman,” ucap Papa.

            “Salman takut nanti dikerjai sama murid-murid yang lama,” aku memberi alasan.

“Dikerjai itu biasa. Malah akan membuat kenSalmann indah. Asal tidak mencelakimu, ya lakukan saja,” tambah Mama.

Papa lalu bercerita pengalaman menjadi murid saat SD dulu. Papa pernah dikerjai, tasnya dimasukkan kodok. Akhirnya Papa pura-pura pingsan. Teman-teman baru Papa kelabakkan. Niatnya mau mengerjai Papa, justru mereka yang dikerjai Papa. Saat mereka panik dan ketakutan karena melihat papa pingsan, tahu-tahu Papa pura-pura kesurupan. Membuat seisi kelas tambah panik. Baru, ketika wali kelas datang, Papa tidak pura-pura.

“Kamu nanti bias memkai cara Papa kalau ada yang mengerjai,” saran Mama seusai Papa bercerita.

Aku mengangguk dan setuju. Makanya hari ini aku tidak takut lagi berangkat ke sekolah baruku. Bahkan Papa dan Mama hanya mengantar sampai pintu gerbang. Berikutnya, aku mencari kelasku sebelum bel masuk berbunyi..

“Heh, kamu anak baru ya? Cari kelas berapa?” seorang anak lelaki bertubuh gendut mendekatiku.

“Kelas enam,” jawabku.

“Oh itu yang di ujung dekat perpustakaan,” tunjuknya.

“Oh, terima kasih.” Aku langsung meninggalkannya. Tentu saja aku tidak langsung percaya petunjuknya. Anak itu pasti mengerjai aku. Dia pasti tidak menunjuk kelas enam. Mungkin kelas yang ditunjuk itu sebenarnya kelas empat atau ima. Atau mungkin gudang.

Ah, kebetulan ada sosok guru. Aku pun menemuinya.

“Pak Guru, maaf. Saya murid baru ingin mencari kelas enam. Bisa dibantu, Pak Guru?” tanyaku.

“Kelas enam di ujung sana, dekat perpustakaan!” tunjuk Pak guru. Sama seperti yang ditunjuk anak gendut tadi.

“Oh, itu. Terima kasih.”

“Ya, sama-sama. Dan perlu kamu tahu, saya bukan Pak Guru. Saya pegawai tata usaha sekolah.”

“Oh, maaf.” Ku jadi malu dan buru-buru pergi ke ruang kelas yang ditunjuk tadi. Ufh! Rupanya anak gendut tadi nggak menerjai aku. Aku saja yang sudah berprasangka. Ternyata kelas yang ada di hadapanku ini memang kelas enam.

 “Selamat pagi. Aku murid baru di kelas enam. Apakah aku boleh tahu kursi yang kosong di kelas ini?” tanyaku ketika bertemu dengan seorang murid perempuan.

“Oh, kamu ya murid baru pindahan dari Bandung itu? Bu Wanti, wali kelas kita, kemarin sudah bilang. Namamu Salman Priatna, kan? Oh iya namaku  Salsa. Mungkin kamu bias duduk dengan si Pitak. Tuh, yang di sisi kiri dekat jendela. Cuma bangku sebelahnya yang masih kosong,” kata Salsa.

Aku mengucapkan terima kasih. Tapi aku ragu-ragu ketika mendekati anak lelaki yang dipangil Pitak oleh Salsa. Tampannya seperti anak nakal dan jahil. Mungkinkah ia akan menerjaiku nanti?

“Maaf, namaku Salman. Murid baru. Katanya …”

“Ya, kamu boleh duduk denganku. Bu Wanti sudah bilang kemarin. Silakan. Namaku Pitak. Sebenarnya nama asli Ahmad Taufik. Tapi biasa dipanggil Pitak. Namamu Salman, kan?” katanya sambil tersenyum.

“Iya.” Aku menyimpan tasku hatri-hati, lalu duduk perlahan. Ya, siapa tahu mereka sudah kompak akan mengerajiku. Mereka meletakkan kursi yang patah atau ada permen karetnya. Jadi aku mesti hati-hati.

“Kamu kenapa tegang? Jangan takut, di sini tidak ada yang menggigit,” ujar Ahmad Taufik. Ya, aku akan memanggilnya begitu. Rasanya tidak enak memanggilnya Pitak.

Aku tak menyahuti gurauan Ahmad Taufik. Aku duduk di tempatku sambpai bel berbunyi. Bu Wanti masuk kelas dan kemudian memperkenalkanku. Hm, ternyata tidak ada acara-acara konyol seperti yang kubayangkan. Semua biasa saja. Malah Bu Wanti langsung mengajar.

Saat isitirahat tiba, aku tidak melihat tanda-tanda teman baruku akan mengerjai aku. Mereka hanya menyapaku seperlunya lalu sibuk pergi ke kantin. Ahmad Taufik mengajakku ke kantin sekolah juga, tapi aku menolaknya. Lima menit kemudian, aku menyesal karena perutku terasa lapar.

Akhirnya aku menyusul ke kantin seorang diri. Letak kantin ternyata dekat dengan ruang guru. Dan sangat penuh! Aku jadi bingung. Heh, tapi itu Ahmad Taufik….?

“Ahmad Taufik!” aku berteriak memangilnya. Tapi teman sebangkuku itu tidak menoleh. “AHMAD TAUFIK!” aku berteriak lebih keras lagi. Beberapa murid di sekitar kantin menoleh ke arahku. Mungkin karena keras suaraku. Tapi orang yang kumaksud tidak menoleh.

“AHMAAAAAD TAUFIIIIK!” Aku berteriak lagi lebih keras dan panjang.

“Ada apa, nak?”

Aku terkejut mendengar suara di belakangku. Saat menoleh, aku melihat sesosok tubuh tegap berkumis dengan papan nama di dada kanannya bertuliskan: AHMAD TAUFIK.

“Ma …af … Bapak ….”

“Bapak wakil kepala sekolah di sini. Nama bapak adalah Ahmad Taufik ….”

“Ta … ta …pi saya bukan memanggil bapak. Saya memanggil itu … teman saya di kelas enam,” kataku sambil menunjuk ke arah kantn.

“Ooooh .. ya sudah. Kalu begitu temui saja. Jangan teriak-teriak,” kata bapak wakil kepala sekolah sambil meninggalkanku.

Aku pun buru-buru mendekati Ahmad taufik yang kumaksud.

“Wah, kamu hebat bisa bicara dengan gur paling galak di sekolah ini. Nah, lain kali jangan panggil nama lengkapku. Karena nama lengkapku sama dengan bapak wakil kepala sekolah. Panggil saja aku Pitak. Aku nggak akan marah kok!” katanya kemudian.

Aku manggut-manggut.

Kalian tahu apa reaksi Mama dan Papa ketika kuceritakan pengalaman petamaku di sekolah baru? Mereka tertawa. Hehehe, aku juga!

Friday, July 13, 2012

ARENA KKPK, 15 Juli 2012

Kumpulan Cerita Minmie

Judul: 
KKPK Minmie's Secret

Pengarang :

Muthia Fadhila Khairunnisa
Shara (Wanda Amyra Mayshara)
Alya Namira Nasution
Adelia Irmanda
Zakia Artanti
Agneta Kristalia
Fitri Zanatulhayat

120 halaman



Kalian kenal Minmie nggak? Dia adalah karakter dari Thailand yang matanya selalu tertutup dan bibirnya tersenyum. cantik, kan? Kali ada tujuh penulis KKPK menulis tujuh cerita pendek dengan tokoh Minmie.

Minmie, Min, dan Yuurei akan mengadakan Pancake Party. Asyik banget bisa menyiapkan bahan-bahan dan memasak pancake bersama-sama di kebun belakang rumah Minmie!

Namun sebelum Pancake matang, tiba-tiba terdengar suara ledakan. BLAAARRR! Wah, apa yang terjadi? Apakah acara Pancake Party mereka batal? Kalau mau tahu,baca saja cerita selengkapnya dalam buku ini. Selain Pancake Party, ada juga cerita Minmie saat bertemu Jin Korsel, Minmie saat membatik, Minmie ikut fashion show, dan lain-lain. Temukan semua keceriaan di dalam buku Minmie's Secret!


Balqis Safira, SD IBA, Palembang

HORE, 15 Juli 2012


TIPS : MENCARI TEMAN BARU DI SEKOLAH BARU

Tahun ajaran baru memang identik dengan kenaikan kelas dan lingkungan sekolah baru. Dari SD ke SMP atau dari SMP ke SMA, bisa juga pindah sekolah. Nah, ini ada tips agar punya banyak teman di sekolah baru.




Tips 1
Cari tau sebelumnya siapa aja temen-temen lama kamu yang ikut diterima di sekolah baru ini. Sehingga pada saat hari pertama masuk sekolah, kamu udah punya temen ngobrol yang kamu kenal. Tapi inget, bukan berarti kamu kemudian gak mau kenalan dengan yang lainnya dan menjadi eksklusif.

Tips 2

Jangan ragu untuk berkenalan dengan teman-teman barumu. Biasanya kalo merasa senasib jadi anak baru, pasti beban stres sebagai freshmen gak terasa. Kamu juga gak merasa sendiri di sekolah tersebut. Yang pasti, berusahalah untuk membaur dengan temen-temenmu yang lain.

Tips 3
Cari info sebanyak-banyaknya atau riset dulu sebelumnya tentang sekolah barumu. Mungkin kamu bisa mencarinya dari kakak atau temen-temen kakakmu yang bersekolah di sekolah barumu. Tanyakan terlebih dulu apa aja tradisi sekolah yang mesti dijalani oleh anak baru seperti kamu. Biasanya sih, kita bakal melalui masa orientasi alias pengenalan awal terhadap sekolah baru ini.

Tips 4
Bertingkahlakulah yang sopan, wajar dan tak menyolok. Biasanya nih, kakak kelas udah mengincar adik-adik kelas yang baru namun dirasa punya kelakuan tengil dan terlihat menyolok di antara temen-temennya.

Tips 5
Ikuti aja tahap-tahap masa orientasi di sekolah barumu dengan baik, selama hal itu masih dalam batasan wajar dan gak bertentangan dengan peraturan sekolah. Jangan membuka peluang membuat kesalahan. Apabila kita merasa ada yang gak wajar, dan tugas-tugasnya gak masuk akal, kita berhak lho untuk mempertanyakan kepada panitianya. Tentu aja dengan cara yang santun.

Tips 6
Kalo kita merasa tugas-tugas selama masa pengenalan sekolah baru udah gak wajar dan melewati norma-norma serta melanggar hak pribadi, kita bisa melaporkan hal ini ke bagian pengawas panitia masa orientasi di sekolah.

Tips 7
Perluas pergaulanmu gak hanya dengan temen-temen seangkatan. Kamu juga perlu bergaul akrab dengan kakak kelas. Soalnya, lewat pertemanan yang luas kita bisa dapat banyak manfaatnya, lho. Termasuk pinjem buku-buku yang memang kita butuhkan dan lebih tau banyak tentang lingkungan sekolah barumu.


Selamat bersekolah di tempat baru ya.

(ben/net)