Buka Puasa Istimewa
oleh Benny Rhamdani
Pernahkah kamu mengalami peristiwa yang tak terduga di bulan Ramadhan? Aku pernah. Dan aku akan ceritakan kepada kalian.
Setahun lalu di bulan puasa, aku diajak ibuku pergi ke pasar. Tadinya aku malas karena khawatir lemas karena puasa. Hal lain, takut aku ngiler melihat jajanan di pasar. Ya, ternyata benar saja kan. Banyak makanan di pasar yang membuatku menelan ludah.
Aku juga heran melihat beberapa orang makan begitu bebas di tempat terbuka. Padahal ini bulan puasa.
"Kok mereka nggak puasa sih, Bu?" tanyaku ketika kami hendak beli ikan. Di seberang sana ada warung nasi yang dipenuhi lelaki dewasa.
"Mereka bukan orang Islam, jadi nggak puasa," kata Ibu.
Ya, kalau orang Islam pasti nggak puasa dong.
Lalu, aku terus menemani Ibu keliling pasar. Setelah dapat semua belanjaan untuk berbuka dan sahur, kami pulang naik motor yang dikendarai Ibu. Tapi beberapa ratus meter menjelang gang rumahku, aku melihat asap hitam mengepul ke udara. Juga beberapa orang yang berlari ke sana. Di belakang kudengar suara sirine mobil pemadam kebakaran.
Ketika makin mendekat rumah, barulah aku sadar, gang tempatku tinggal terjadi kebakaran. Aku langsung memeluk Ibu. Ibu langsung mengeluarkan HP-nya dan menelepon Ayah. Ibu kemudian bertanya kepada tetangga yang keluar dari mulut gang dengan membawa televisi.
"Rumah siapa yang terbakar?" tanya Ibu.
"Rumah Bu ratmin di ujung," kata Pak Sapri.
Rumah itu masih jauh dengan rumahku. Mudah-mudahan tidak sampai rumahku.
Ternyata doaku terkabul. Saat pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, kebakaran itu satu rumah lagi akan menyambar rumah kami. Ayah datang menghibur kami. Lalu kami sibuk membantu tetangga.
Hai itu bulan puasa, dan tetangga kami tentunya banyak yang berpuasa. Tapi mereka sedang sedih jadi tidak memikirkan puasa mereka. bahkan ada yang belum memikirkan buka puasa mereka. Ada beberapa temanku yang menjadi korban.
Ibu dan Ayah kemudian menyiapkan buka puasa. Kami berbagi dengan mereka.
Aku bersyukur rumahku tidak kebakaran, ya sangat senang. Tapi aku juga sedih rumah teman-temanku ada yang kebkaran. Kuajak mereka buka puasa di rumahku. bahkan tinggal di rumahku. Sebagian ada yang menolak dan ingin tidur di rumah saudara mereka. Ada juga yang ingin tidur dengan keluarga mereka di gedung sekolah.
Ya, buka puasa hari itu sangat istimewa. Karena aku benar-benar dalam keadaan bersyukur.
^_^
Friday, July 27, 2012
ARENA KKPK, 29 JULI 2012
Perpisahan
Judul: Dhea's Nightmare
Penulis: Dhea
124 halaman
Bagaimana kalau kalian berpisah dengan sahabat kalian? Sedih tentunya ya. AKu juga begitu. Apalagi jika sahabat itu sedemikian dekat dengan kita. Terus, perpisahan itu datangnya sangat tiba-tiba. Nah, buku KKPK kali ini ceritanya tentang perpisahan Dhea.
Dhea senang bersahabat dengan Lia. Anaknya baik dan asyik, sih. Sekolah ... dengan Lia. Ikut lomba menari ... bareng Lia. Jalan-jalan ... sama Lia juga. Selalu ada Lia di dekat Dhea. Tetapi, tiba-tiba Lia pindah ke Australia. Huhuhu ... hiks hiks hiks .... Dhea nangis Bombay, deh! Gimana, ya, hari-hari Dhea tanpa Lia? Kapan, sih, Lia akan kembali? Atau ... jangan-jangan, Lia enggak kembali lagi?
Ceritanya memang bikin sedih tapi juga penasaran.Tapi aku suka sekali cerita seperti ini. Jadi kita tahu apa yang sebaiknya kita lakukan saat berpisah dengan sahabat. memang saat ini bersahabat tak lagi terhalang jarak. Ada macam cara agar kita tetap dekat dengan sahabat kita.
Ayo, kita baca buku ini yuk. Mumpung lagi puasa. sambil ngabuburit baca KKPK itu asyik lho.
Balqis Savira, SD IBA, Palembang.
Judul: Dhea's Nightmare
Penulis: Dhea
124 halaman
Bagaimana kalau kalian berpisah dengan sahabat kalian? Sedih tentunya ya. AKu juga begitu. Apalagi jika sahabat itu sedemikian dekat dengan kita. Terus, perpisahan itu datangnya sangat tiba-tiba. Nah, buku KKPK kali ini ceritanya tentang perpisahan Dhea.
Dhea senang bersahabat dengan Lia. Anaknya baik dan asyik, sih. Sekolah ... dengan Lia. Ikut lomba menari ... bareng Lia. Jalan-jalan ... sama Lia juga. Selalu ada Lia di dekat Dhea. Tetapi, tiba-tiba Lia pindah ke Australia. Huhuhu ... hiks hiks hiks .... Dhea nangis Bombay, deh! Gimana, ya, hari-hari Dhea tanpa Lia? Kapan, sih, Lia akan kembali? Atau ... jangan-jangan, Lia enggak kembali lagi?
Ceritanya memang bikin sedih tapi juga penasaran.Tapi aku suka sekali cerita seperti ini. Jadi kita tahu apa yang sebaiknya kita lakukan saat berpisah dengan sahabat. memang saat ini bersahabat tak lagi terhalang jarak. Ada macam cara agar kita tetap dekat dengan sahabat kita.
Ayo, kita baca buku ini yuk. Mumpung lagi puasa. sambil ngabuburit baca KKPK itu asyik lho.
Balqis Savira, SD IBA, Palembang.
HORE, 29 Juli 2012
Sarung Tidak Cuma di
Indonesia
Di negara kita, sarung sangat akrab dengan para pria muslim.
Anak lelaki sejak dini sudah dikenalkan cara memakai sarung. Tahukah kalian,
sarung tak hanya ada di Indonesia?
Salah satu produk tekstil yang berkembang di era Islam dan masih
bertahan hingga saat ini adalah sarung -- kain lebar yang dijahit pada kedua
ujungnya sehingga berbentuk seperti tabung. Menurut catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman. Di negeri itu sarung biasa disebut futah.
Sarung juga dikenal dengan nama izaar, wazaar atau ma'awis. Masyarakat di negara Oman menyebut sarung dengan nama wizaar. Orang Arab Saudi mengenalnya dengan nama izaar. Penggunaan sarung telah meluas, tak hanya di Semenanjung Arab, namun juga mencapai Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, hingga Amerika dan Eropa.
Dalam Ensiklopedia
Britanica, disebutkan, sarung telah menjadi pakaian tradisomal masyarakat
Yaman. Sarung diyakini telah diproduksi dan digunakan masyarakat tradisional
Yaman sejak zaman dulu. Hingga kini, tradisi itu masih tetap melekat kuat.
Bahkan, hingga saat ini, futah atau sarung Yaman menjadi salah satu
oleh-oleh khas tradisional dari Yaman.
Orang-orang yang berkunjung ke Yaman biasanya tidak lupa
membeli sarung sebagai buah tangan bagi
para kerabatnya. Sarung awalnya digunakan suku badui yang tinggal di Yaman.
Sarung dari Yaman itu berasal dari kain putih yang dicelupkan ke dalam neel
yaitu bahan pewarna yang berwarna hitam. Sarung Yaman terdiri dari beberapa variasi, diantaranya model assafi, al-kada, dan annaqshah.
Hingga kini, para
pekerja modern di Yaman masih banyak yang menggunakan sarung. Para petugas
keamanan di Yaman pun boleh mengenakan sarung sebagai pakaian dinasnya.
Orang-orang Yaman tidak menggunakan sarung hingga mata kaki seperti masyarakat
Indonesia.
Sarung di Asia Selatan
Sarung tersebar luas di bagian Timur Laut India - di negara bagian Manipur. Mereka menyebutnya phanek. Di Selatan India negara bagian Kerala disebut mundu (jika sepenuhnya putih atau sepenuhnya hitam) dan lungi atau kaili jika berwarna. Di Tamil Nadu disebut sarem atau veshti atau lungi dan biasanya dipakai di rumah. Standar ukuran lungi adalah sepanjang 2,12 -1,2 meter.
Berbeda dengan sarung berwarna cerah Asia Tenggara, di Kerala ( mundu) lebih sering polos putih dan dipakai untuk tujuan seremonial atau agama. Di Kerala, sarung berwarna cerah disebut kaily.
Sarung sangat umum di Sri Lanka , dan hanya dikenakan oleh pria. Bentuk serupa sarung dikenakan oleh wanita disebut redda. Sarung adalah pakaian standar bagi kebanyakan pria di pedesaan dan bahkan beberapa masyarakat perkotaan. Namun, kebanyakan pria dari kelas sosial atas memakai sarung hanya sebagai pakaian malam yang nyaman.
Secara statistik, jumlah orang yang memakai sarung sebagai pakaian
dasar, sedang menurun di Sri Lanka. Alasannya karena sarung membawa stigma
menjadi pakaian kurang berpendidikan kelas sosial lebih rendah. Namun, ada
kecenderungan mengadopsi sarung baik sebagai pakaian modis, atau sebagai garmen
resmi dikenakan pada kesempatan khusus. Para
pemimpin politik dan sosial dari Sri Lanka yang ingin menggambarkan kerendahan
hati mereka dan kedekatan dengan " orang biasa "dan juga nasionalisme
mereka.
Sarung di Indonesia
Sarung juga telah menjadi salah satu pakaian penting dalam
tradisi Islam di Indonesia. Tradisi menggunakan sarung di Tanah Air tersebar di
berabagi wilayah. Pria Muslim di Indonesia biasa menggunakan sarung untuk
keperluan ibadah, upacara perkawinan maupun acara adat.
Kain sarung terbuat dari bermacam-macam bahan, baik berupa katun maupun polister. Sedangkan
motifnya bermacam-macam baik garis vertikal, horisontal, maupun kotak-kotak
dengan warna yang beraneka ragam seperti merah, biru, hijau, putih, maupun
hitam.
Tradisi menggunakan sarung di Indonesia boleh jadi mulai
berkembang setelah masuknya ajaran Islam yang dibawa para saudagar dari Arab,
khususnya Yaman. Sarung juga merupakan pakaian tradisional para nelayan Arab
yang berasal dari Teluk persia, Samudera Hindia, maupun Laut Merah sejak dulu.
Sarung juga digunakan olah orang-orang Turki sebagai baju tidur pada abad
pertengahan.
Sebenarnya di dunia Arab, sarung bukanlah pakaian yang
diidentikkan untuk melakukan ibadah seperti sholat. Bahkan di Mesir sarung
dianggap tidak pantas dipakai ke masjid
maupun untuk keperluan menghadiri acara-acara formal dan penting lainnya. Di
Mesir, sarung berfungsi sebagai baju
tidur yang hanya dipakai saat di kamar tidur.
Di Indonesia, sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan
dan menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi. Tak heran jika sebagian masyarakat Indonesia sering mengenakan sarung untuk sholat di
masjid. Laki-laki mengenakan atasan baju koko dan bawahan sarung untuk sholat,
begitu pula wanita mengenakan atasan mukena dan bawahan sarung untuk sholat.
Sarung dipakai berbagai kalangan baik anak-anak, remaja,
maupun orang tua tidak mengenal ras maupun golongan, baik kaya maupun miskin.
Yang jelas, sarung telah menjadi pakaian ciri khas umat Islam Tanah Air. Sarung
tak hanya dikenakan kalangan santri pondok pesantren saja, tapi seluruh lapisan
masyarakat juga sudah familiar dan akrab
dengan sarung.
Sarung sudah diklaim menjadi salah satu pakaian tradisi
Muslim di Indonesia semacam pakaian untuk sholat, pergi ke masjid, pergi
tahlilan ke tempat saudara maupun teman yang meninggal, dan memperingati hari
raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Ada beberapa faktor yang membuat sarung begitu melekat dalam
tradisi Islam di Indonesia, antara lain; sarung sangat mudah dipakai dan
simpel. Selain itu ukurannya yang panjang mudah untuk menutupi aurat dengan
baik. Sarung juga longgar dan tebal sehingga tidak menunjukkan lekuk tubuh
pemakainya.
(ben/net)
Friday, July 20, 2012
CERNAK, 21 Juli 2012
Cake Untuk Mama
Mereka berdua berjalan ke rumah Syasa. Syasa mebawa cake itu hati-hati dengan dua lengannya. Namun,,,
Di belokan tiba-tiba seekor anjing berlari dari arah berlawanan. Anjing itu menabrak kaki Syasa. AKhirnya Syasa malah oleh. Dan ... BRUK! Cake itu jatuh ke trotoar. Muka Syasa berubah seketika. Airmatanya hampir jatuh.
"Syasa, sudah jangan menangis. Di rumahku kan masih ada satu cake lagi. Cuman hasil hiasanku tidak begitu bagus" kata Cleo.
"Tapi itu untuk ibumu," kata Syasa.
"Ah, ibuku kan tidak ulang tahun. Kamu bisa menggantikannya nanti."
"Sungguh?" tanya Syasa.
"Iya." Cleo mengangguk
Ah, persahbatan yang sangat indah. yasa membawa cake satunya ke rumah dengan selamat. Minggu depan dia berjanji akan membuat cake istimewa untuk Cleo dan ibunya.
^_^
oleh Benny Rhamdani
Tiga hari lalu, Syasa dan Cleo sudah bersepakat untuk memasak cake di rumah Cleo.
"Mamaku ulang tahun. Aku ingin membuatkan cake istimewa. Tapi kalau aku membuat di rumah, pasti ketahuan," kata Syasa.
"Kalau begitu di rumahku saja. Ibuku pasti mengijinkan. Lagi pula aku bisa belajar bikin cake darimu," kata Cleo.
"Hm, tapi kan bulan puasa," kata Syasa.
"Justru malah asyik. Kita bisa mengisi waktu menunggu buka puasa dengan hal positif," kata Cleo.
Dan hari inilah ulang tahun Mama Syasa. Semua bahan sudah dibeli kemarin. Siang hari, Syasa menuju ke rumah Cleo. Hari libur di rumah Cleo tampak sepi. Kata Cleo, dia sengaja tak ikut keluarganya pergi.
"Demi kamu," kata Cleo.
"Aih, baiknya kamu," timpal Syasa. Indahnya persahabatan.
Lalu mereka mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cake. stelah dipisahkan mana yang lebih dulu dipakai, Syasa mulai menyiapkan peralatannya. Cleo takjub dengan yang dilakukan Syasa. Dia tahu Syasa padandai memasak cake, karena dia sering dikasih cake. tapi baru kali ini dia melihat syasa memasak cake. Cleo tak pernah diijinkan ibunya masuk ke dapur karena malah mengacaukan ibu yang sedang memasak.
Tiga hari lalu, Syasa dan Cleo sudah bersepakat untuk memasak cake di rumah Cleo.
"Mamaku ulang tahun. Aku ingin membuatkan cake istimewa. Tapi kalau aku membuat di rumah, pasti ketahuan," kata Syasa.
"Kalau begitu di rumahku saja. Ibuku pasti mengijinkan. Lagi pula aku bisa belajar bikin cake darimu," kata Cleo.
"Hm, tapi kan bulan puasa," kata Syasa.
"Justru malah asyik. Kita bisa mengisi waktu menunggu buka puasa dengan hal positif," kata Cleo.
Dan hari inilah ulang tahun Mama Syasa. Semua bahan sudah dibeli kemarin. Siang hari, Syasa menuju ke rumah Cleo. Hari libur di rumah Cleo tampak sepi. Kata Cleo, dia sengaja tak ikut keluarganya pergi.
"Demi kamu," kata Cleo.
"Aih, baiknya kamu," timpal Syasa. Indahnya persahabatan.
Lalu mereka mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cake. stelah dipisahkan mana yang lebih dulu dipakai, Syasa mulai menyiapkan peralatannya. Cleo takjub dengan yang dilakukan Syasa. Dia tahu Syasa padandai memasak cake, karena dia sering dikasih cake. tapi baru kali ini dia melihat syasa memasak cake. Cleo tak pernah diijinkan ibunya masuk ke dapur karena malah mengacaukan ibu yang sedang memasak.
"Kali ini, aku berjanji hanya akan belajar," kata Cleo sebelum dimulai.
Syasa membuat satu adonan. "Ini, bantu kosok adonannya ya," kata Syasa.
Cleo mengocoknya dengan semangat. Saking semangantanya, kocokan itu malah berantakan ke mana-mana.
"Aduh, bukan begitu caranya," ucap Syasa. Dia membantu mengajarkan Cleo mengocok adonan yang benar.
Akhirnya, Cleo bisa mengocok adonan dengan benar. Syasa mengerjakan yang lainnya. sampai akhirnya dia memasukan adonan ke microwave. Tak lama kemudian cake itu jadi. Aromanya harum sekali.
"Sekarang kita hias cake ini," ajak Syasa.
Cleo hanya melihat. Tak terasa kue itu pun beres dibuat. Sebuah cake cantik.
"Nah, sekarang kita buat lagi satu untuk ibumu," ajak Syasa.
Mereka mengolah lagi bahan yang sama, adonan yang sama hingga akhirnya cake itu dikeluarkan dari microwave.
"Giliran kamu sendiri yang menghias ya," kata Syasa.
Syasa membuat satu adonan. "Ini, bantu kosok adonannya ya," kata Syasa.
Cleo mengocoknya dengan semangat. Saking semangantanya, kocokan itu malah berantakan ke mana-mana.
"Aduh, bukan begitu caranya," ucap Syasa. Dia membantu mengajarkan Cleo mengocok adonan yang benar.
Akhirnya, Cleo bisa mengocok adonan dengan benar. Syasa mengerjakan yang lainnya. sampai akhirnya dia memasukan adonan ke microwave. Tak lama kemudian cake itu jadi. Aromanya harum sekali.
"Sekarang kita hias cake ini," ajak Syasa.
Cleo hanya melihat. Tak terasa kue itu pun beres dibuat. Sebuah cake cantik.
"Nah, sekarang kita buat lagi satu untuk ibumu," ajak Syasa.
Mereka mengolah lagi bahan yang sama, adonan yang sama hingga akhirnya cake itu dikeluarkan dari microwave.
"Giliran kamu sendiri yang menghias ya," kata Syasa.
Cleo menghiasnya. Tak sesempurna Syasa, tapi tetap cantik.
"Sudah sore. Aku mau pulang membawa kue ini. Terima kasih sudah membantuku ya," kata Syasa.
"Aku mengantarmu ya.""Sudah sore. Aku mau pulang membawa kue ini. Terima kasih sudah membantuku ya," kata Syasa.
Mereka berdua berjalan ke rumah Syasa. Syasa mebawa cake itu hati-hati dengan dua lengannya. Namun,,,
Di belokan tiba-tiba seekor anjing berlari dari arah berlawanan. Anjing itu menabrak kaki Syasa. AKhirnya Syasa malah oleh. Dan ... BRUK! Cake itu jatuh ke trotoar. Muka Syasa berubah seketika. Airmatanya hampir jatuh.
"Syasa, sudah jangan menangis. Di rumahku kan masih ada satu cake lagi. Cuman hasil hiasanku tidak begitu bagus" kata Cleo.
"Tapi itu untuk ibumu," kata Syasa.
"Ah, ibuku kan tidak ulang tahun. Kamu bisa menggantikannya nanti."
"Sungguh?" tanya Syasa.
"Iya." Cleo mengangguk
Ah, persahbatan yang sangat indah. yasa membawa cake satunya ke rumah dengan selamat. Minggu depan dia berjanji akan membuat cake istimewa untuk Cleo dan ibunya.
^_^
ARENA KKPK, 22 Juli 2012
Persahabatan Dua Gadis Cilik
Judul: Alliza dan Keyza
Penulis: Raisya Azzahra
124 halaman
Kali ini aku akan mengutipkan sedikit tentang buku KKPK yang baru kubaca. Judulnya Alliza dan Keyza. Kamu pasti penasaran deh.
Judul: Alliza dan Keyza
Penulis: Raisya Azzahra
124 halaman
Kali ini aku akan mengutipkan sedikit tentang buku KKPK yang baru kubaca. Judulnya Alliza dan Keyza. Kamu pasti penasaran deh.
"Yuk, Key, " Bellinda langsung menarik tangan Keyza. Alliza
mengikuti dari belakang. "Aku, kan, hanya minta tolong kepada Keyza,
kenapa kamu ikut?" tanya Bellinda.
Aduuuh ada apa, sih, dengan Bellinda? Padahal, Alliza dan Keyza sudah membuat janji sahabat dan akan setia kawan.Bagaimana kisah persahabatan Alliza dan Keyza setelah kehadiran Bellinda? Mau tahu kelanjutannya?
Ini jenis cerita yang paling kesuka. Tentang persahabatan, lalu diuji oleh kehadiran sosok lainnya. Hal ini sering sekali terjadi dalam kisah nyata persahabatan aku dan teman-teman. Pada akhirnya persahabatan jadi pecah, bertengkar lama sekali. Kalau sudah baca buku ini, InsyaAllah kita tidak akan tetap mementingkan persahabatan.
Apalagi di bulan puasa. Nggak enak juga musuhan, kan?
Balqis Savira, SD IBA, Palembang
Aduuuh ada apa, sih, dengan Bellinda? Padahal, Alliza dan Keyza sudah membuat janji sahabat dan akan setia kawan.Bagaimana kisah persahabatan Alliza dan Keyza setelah kehadiran Bellinda? Mau tahu kelanjutannya?
Ini jenis cerita yang paling kesuka. Tentang persahabatan, lalu diuji oleh kehadiran sosok lainnya. Hal ini sering sekali terjadi dalam kisah nyata persahabatan aku dan teman-teman. Pada akhirnya persahabatan jadi pecah, bertengkar lama sekali. Kalau sudah baca buku ini, InsyaAllah kita tidak akan tetap mementingkan persahabatan.
Apalagi di bulan puasa. Nggak enak juga musuhan, kan?
Balqis Savira, SD IBA, Palembang
HORE, 22 JULI 2012
Apa yang biasanya meramaikan saat berpuasa? Makanan! Ternyata, kaum Muslim dari berbagai penjuru
Tanah Air memiliki ragam tradisi kuliner demi menyambut Ramadan. Tradisinya
berbeda, namun semangatnya tetap sama, yakni bentuk syukur serta kegembiraan
akan datangnya bulan puasa.
Berikut tradisi menyambut Ramadan dari berbagai daerah di
Indonesia:
Tradisi Lepat Gayo
Selain tradisi Meugang, yaitu menyediakan menu masakan
daging menjelang Ramadan, warga beberapa daerah di Aceh juga memiliki tradisi
menyiapkan penganan berbuka bernama lepat gayo. Biasanya, menu ini menjadi
penutup sahur serta berbuka puasa. Tradisi ini dilakukan oleh warga di Dataran
Tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Lepat gayo, sejenis kue basah, dimana adonannya mirip dengan
lepat bugis. Hanya saja, terdapat perbedaan yakni lepat gayo tidak berbentuk
piramida seperti lepat bugis, tapi berbentuk bulat panjang yang digulung dalam
daun pisang. Makanan ini dibuat dari tepung beras ketan, biasanya berisi kelapa
manis serta prosesnya dikukus, sekilas bentuknya mirip lemper.
Lepat gayo memiliki daya tahan sampai beberapa bulan, bahkan
ada yang sampai setahun. Lepat gayo yang usianya sudah setahun, kondisinya
sudah mengeras hampir seperti batu. Untuk memakannya, lepat gayo harus terlebih
dahulu dipanggang di atas bara api. Lepat gayo dibuat secara gotong-royong oleh
seluruh kaum kerabat, biasanya sampai berakhirnya bulan Ramadan.
Makanan ini memang disajikan untuk berbuka puasa karena
merupakan wujud penghormatan kepada tamu sebab aroma gula aren yang sudah
dipanggang sangat memancing selera makan. Makanan inipun dipercaya dapat
memerlambat rasa lapar disebabkan oleh komposisi di dalamnya, rata-rata
berkadar kalori cukup tinggi sehingga layak disebut menu penambah energi. Hal
ini tidak terlepas dari komposisi kandungan kalori dalam lepat gayo, meliputi
tepung beras ketan, gula aren atau gula jawa (gula tebu), kelapa yang sudah
dimasak dengan gula, dan garam.
Tradisi Meugang
Bila di daerah Aceh Tengah sangat khas dengan tradisi lepat
gayo, berbeda dengan di daerah Aceh lainnya, seperti di Nangroe Aceh Darussalam
(NAD) atau yang akrab disebut dengan Kota Serambi Mekah. Warganya menyambut
datangnya bulan suci Ramadan dengan menyembelih kambing atau kerbau. Tradisi ini disebut Meugang. Konon, tradisi
Meugang sudah ada sejak 1400 Masehi atau sejak zaman raja-raja Aceh.
Tradisi makan daging kerbau atau kambing ini biasa dilakukan
oleh seluruh warga Aceh. Bahkan jika ada warga yang tidak mampu membeli daging
untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu agar semua warganya
dapat menikmati daging kambing atau kerbau sebelum datangnya bulan Ramadan.
Tradisi Meugang biasanya juga dilakukan saat hari raya Lebaran dan Hari Raya
Haji.
Tradisi Potong Sapi
Dalam menyambut bulan puasa, warga Bengkulu mulai memotong
sapi dan kerbau, dimana dagingnya nanti dijual sesama warga. Tradisi yang sudah
dilakukan sejak dahulu ini bertujuan menekan harga daging di pasaran. Bahkan,
menurut warga Bengkulu, tradisi ini dipercaya sebagai wujud syukur persembahan
serta wujud terima kasih kepada Sang Khalik.
Tradisi Nyorog
Di Betawi, ada tradisi Nyorog atau membagi-bagikan bingkisan
makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti bapak atau ibu, mertua,
paman, kakek atau nenek. Ini menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan
sebelum datangnya bulan Ramadan.
Meski istilah "Nyorog” sudah mulai menghilang, kebiasan
mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi.
Bingkisan tersebut biasanya berisi bahan makanan mentah, ada juga yang berisi
daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya.
Tradisi ini di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai
tanda saling mengingatkan bahwa bulan suci Ramadan akan segera datang. Selain
itu, tradisi khas Betawi ini dikenal sebagai pengikat tali silahturahmi sesama
sanak keluarga.
Tradisi Munggahan
Munggahan adalah satu kegiatan berkumpul bagi anggota
keluarga, sahabat, bahkan teman-teman untuk saling bermaafan sambil menikmati
sajian makanan khas untuk kemudian memersiapkan diri menghadapi Ramadan.
Tradisi munggahan berasal dari daerah Sunda, Jawa Barat.
Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh hampir semua golongan
masyarakat walaupun dengan cara berbeda-beda, tetapi intinya tetap satu, yaitu
berkumpul bersama sambil menikmati sajian makanan yang disuguhkan. Inilah
tradisi yang biasa dilakukan di tengah masyarakat Sunda pada umumnya yang
secara turun-temurun terus dipertahankan oleh setiap generasi berikutnya.
Tradisi Telur Ikan Mimi
Menyambut bulan puasa, biasanya masyarakat Kaliwungu,
Kendal, Jawa Tengah selalu berebut membeli telur ikan mimi. Tradisi ini menjadi
favorit warga, bahkan terasa ada yang kurang bila tidak menyantapnya saat
berbuka puasa maupun sahur. Telur ikan mimi sendiri hanya bisa dijumpai pada
bulan Ramadan.
Bila dilihat proses penyajiannya, telur ikan mimi seperti
gepuk. Telur ikan mimi yang sudah dimasak kemudian dikerok dari cangkangnya,
dan dicampur dengan parutan kelapa muda yang sudah diberi bumbu. Bahkan untuk
mendapatkan telur ikan mimi, warga rela berdesak-desakan karena khawatir tidak
kebagian. Bila tidak kebagian, maka mereka harus menunggu setahun lagi.
Nah, bagaimana di rumah kalian? Ada yang khas atau tidak?
(ben/net)
Nah, bagaimana di rumah kalian? Ada yang khas atau tidak?
(ben/net)
Saturday, July 14, 2012
Cernak, 15 Juli 2012
Hari Pertama di Sekolah Baru
Oleh Benny Rhamdani
Inilah
hari pertamaku di kelas baru. Kelas enam SD Teladan Palembang. Sebelumnya, aku
adalah murid SD Idaman Bandung. Aku
harus pindah sekolah karena papa ditugaskan menjadi kepala cabang sebuah bank
di Palembang.
Harusnya
aku masuk sekolah kemarin. Sama seperti murid-murid lainnya. Tapi, aku tidak
mau berangkat ke sekolah baruku. Mendadak aku sakit perut, tubuhku demam dan
aku tak mau bangun dari tempat tidur. Menurut Papa, aku sakit karena ketakutan
yang berlebihan harus jadi murid baru.
“Tidak
usah takut, Salman,” ucap Papa.
“Salman
takut nanti dikerjai sama murid-murid yang lama,” aku memberi alasan.
“Dikerjai itu biasa. Malah akan membuat kenSalmann indah.
Asal tidak mencelakimu, ya lakukan saja,” tambah Mama.
Papa lalu bercerita pengalaman menjadi murid saat SD dulu.
Papa pernah dikerjai, tasnya dimasukkan kodok. Akhirnya Papa pura-pura pingsan.
Teman-teman baru Papa kelabakkan. Niatnya mau mengerjai Papa, justru mereka
yang dikerjai Papa. Saat mereka panik dan ketakutan karena melihat papa
pingsan, tahu-tahu Papa pura-pura kesurupan. Membuat seisi kelas tambah panik.
Baru, ketika wali kelas datang, Papa tidak pura-pura.
“Kamu nanti bias memkai cara Papa kalau ada yang mengerjai,”
saran Mama seusai Papa bercerita.
Aku mengangguk dan setuju. Makanya hari ini aku tidak takut
lagi berangkat ke sekolah baruku. Bahkan Papa dan Mama hanya mengantar sampai
pintu gerbang. Berikutnya, aku mencari kelasku sebelum bel masuk berbunyi..
“Heh, kamu anak baru ya? Cari kelas berapa?” seorang anak
lelaki bertubuh gendut mendekatiku.
“Kelas enam,” jawabku.
“Oh itu yang di ujung dekat perpustakaan,” tunjuknya.
“Oh, terima kasih.” Aku langsung meninggalkannya. Tentu saja
aku tidak langsung percaya petunjuknya. Anak itu pasti mengerjai aku. Dia pasti
tidak menunjuk kelas enam. Mungkin kelas yang ditunjuk itu sebenarnya kelas
empat atau ima. Atau mungkin gudang.
Ah, kebetulan ada sosok guru. Aku pun menemuinya.
“Pak Guru, maaf. Saya murid baru ingin mencari kelas enam.
Bisa dibantu, Pak Guru?” tanyaku.
“Kelas enam di ujung sana, dekat perpustakaan!” tunjuk Pak
guru. Sama seperti yang ditunjuk anak gendut tadi.
“Oh, itu. Terima kasih.”
“Ya, sama-sama. Dan perlu kamu tahu, saya bukan Pak Guru.
Saya pegawai tata usaha sekolah.”
“Oh, maaf.” Ku jadi malu dan buru-buru pergi ke ruang kelas
yang ditunjuk tadi. Ufh! Rupanya anak gendut tadi nggak menerjai aku. Aku saja
yang sudah berprasangka. Ternyata kelas yang ada di hadapanku ini memang kelas
enam.
“Selamat pagi. Aku
murid baru di kelas enam. Apakah aku boleh tahu kursi yang kosong di kelas
ini?” tanyaku ketika bertemu dengan seorang murid perempuan.
“Oh, kamu ya murid baru pindahan dari Bandung itu? Bu Wanti,
wali kelas kita, kemarin sudah bilang. Namamu Salman Priatna, kan? Oh iya
namaku Salsa. Mungkin kamu bias duduk
dengan si Pitak. Tuh, yang di sisi kiri dekat jendela. Cuma bangku sebelahnya
yang masih kosong,” kata Salsa.
Aku mengucapkan terima kasih. Tapi aku ragu-ragu ketika
mendekati anak lelaki yang dipangil Pitak oleh Salsa. Tampannya seperti anak
nakal dan jahil. Mungkinkah ia akan menerjaiku nanti?
“Maaf, namaku Salman. Murid baru. Katanya …”
“Ya, kamu boleh duduk denganku. Bu Wanti sudah bilang
kemarin. Silakan. Namaku Pitak. Sebenarnya nama asli Ahmad Taufik. Tapi biasa
dipanggil Pitak. Namamu Salman, kan?” katanya sambil tersenyum.
“Iya.” Aku menyimpan tasku hatri-hati, lalu duduk perlahan.
Ya, siapa tahu mereka sudah kompak akan mengerajiku. Mereka meletakkan kursi
yang patah atau ada permen karetnya. Jadi aku mesti hati-hati.
“Kamu kenapa tegang? Jangan takut, di sini tidak ada yang
menggigit,” ujar Ahmad Taufik. Ya, aku akan memanggilnya begitu. Rasanya tidak
enak memanggilnya Pitak.
Aku tak menyahuti gurauan Ahmad Taufik. Aku duduk di
tempatku sambpai bel berbunyi. Bu Wanti masuk kelas dan kemudian
memperkenalkanku. Hm, ternyata tidak ada acara-acara konyol seperti yang
kubayangkan. Semua biasa saja. Malah Bu Wanti langsung mengajar.
Saat isitirahat tiba, aku tidak melihat tanda-tanda teman
baruku akan mengerjai aku. Mereka hanya menyapaku seperlunya lalu sibuk pergi
ke kantin. Ahmad Taufik mengajakku ke kantin sekolah juga, tapi aku menolaknya.
Lima menit kemudian, aku menyesal karena perutku terasa lapar.
Akhirnya aku menyusul ke kantin seorang diri. Letak kantin
ternyata dekat dengan ruang guru. Dan sangat penuh! Aku jadi bingung. Heh, tapi
itu Ahmad Taufik….?
“Ahmad Taufik!” aku berteriak memangilnya. Tapi teman
sebangkuku itu tidak menoleh. “AHMAD TAUFIK!” aku berteriak lebih keras lagi.
Beberapa murid di sekitar kantin menoleh ke arahku. Mungkin karena keras
suaraku. Tapi orang yang kumaksud tidak menoleh.
“AHMAAAAAD TAUFIIIIK!” Aku berteriak lagi lebih keras dan
panjang.
“Ada apa, nak?”
Aku terkejut mendengar suara di belakangku. Saat menoleh,
aku melihat sesosok tubuh tegap berkumis dengan papan nama di dada kanannya
bertuliskan: AHMAD TAUFIK.
“Ma …af … Bapak ….”
“Bapak wakil kepala sekolah di sini. Nama bapak adalah Ahmad
Taufik ….”
“Ta … ta …pi saya bukan memanggil bapak. Saya memanggil itu
… teman saya di kelas enam,” kataku sambil menunjuk ke arah kantn.
“Ooooh .. ya sudah. Kalu begitu temui saja. Jangan teriak-teriak,”
kata bapak wakil kepala sekolah sambil meninggalkanku.
Aku pun buru-buru mendekati Ahmad taufik yang kumaksud.
“Wah, kamu hebat bisa bicara dengan gur paling galak di
sekolah ini. Nah, lain kali jangan panggil nama lengkapku. Karena nama lengkapku
sama dengan bapak wakil kepala sekolah. Panggil saja aku Pitak. Aku nggak akan
marah kok!” katanya kemudian.
Aku manggut-manggut.
Kalian tahu apa reaksi Mama dan Papa ketika kuceritakan
pengalaman petamaku di sekolah baru? Mereka tertawa. Hehehe, aku juga!
Friday, July 13, 2012
ARENA KKPK, 15 Juli 2012
Kumpulan Cerita Minmie
Judul:
KKPK Minmie's Secret
Pengarang :
Muthia Fadhila Khairunnisa
Shara (Wanda Amyra Mayshara)
Alya Namira Nasution Adelia Irmanda
Zakia Artanti
Agneta Kristalia
Fitri Zanatulhayat
120 halaman
Kalian kenal Minmie nggak? Dia adalah karakter dari Thailand yang matanya selalu tertutup dan bibirnya tersenyum. cantik, kan? Kali ada tujuh penulis KKPK menulis tujuh cerita pendek dengan tokoh Minmie.
Minmie, Min, dan Yuurei akan mengadakan Pancake Party. Asyik banget bisa menyiapkan bahan-bahan dan memasak pancake bersama-sama di kebun belakang rumah Minmie!
Namun sebelum Pancake matang, tiba-tiba terdengar suara ledakan. BLAAARRR! Wah, apa yang terjadi? Apakah acara Pancake Party mereka batal? Kalau mau tahu,baca saja cerita selengkapnya dalam buku ini. Selain Pancake Party, ada juga cerita Minmie saat bertemu Jin Korsel, Minmie saat membatik, Minmie ikut fashion show, dan lain-lain. Temukan semua keceriaan di dalam buku Minmie's Secret!
Balqis Safira, SD IBA, Palembang
Judul:
KKPK Minmie's Secret
Pengarang :
Muthia Fadhila Khairunnisa
Shara (Wanda Amyra Mayshara)
Alya Namira Nasution Adelia Irmanda
Zakia Artanti
Agneta Kristalia
Fitri Zanatulhayat
120 halaman
Kalian kenal Minmie nggak? Dia adalah karakter dari Thailand yang matanya selalu tertutup dan bibirnya tersenyum. cantik, kan? Kali ada tujuh penulis KKPK menulis tujuh cerita pendek dengan tokoh Minmie.
Minmie, Min, dan Yuurei akan mengadakan Pancake Party. Asyik banget bisa menyiapkan bahan-bahan dan memasak pancake bersama-sama di kebun belakang rumah Minmie!
Namun sebelum Pancake matang, tiba-tiba terdengar suara ledakan. BLAAARRR! Wah, apa yang terjadi? Apakah acara Pancake Party mereka batal? Kalau mau tahu,baca saja cerita selengkapnya dalam buku ini. Selain Pancake Party, ada juga cerita Minmie saat bertemu Jin Korsel, Minmie saat membatik, Minmie ikut fashion show, dan lain-lain. Temukan semua keceriaan di dalam buku Minmie's Secret!
Balqis Safira, SD IBA, Palembang
HORE, 15 Juli 2012
TIPS : MENCARI TEMAN BARU DI SEKOLAH BARU
Tahun ajaran baru memang identik dengan kenaikan kelas dan lingkungan sekolah baru. Dari SD ke SMP atau dari SMP ke SMA, bisa juga pindah sekolah. Nah, ini ada tips agar punya banyak teman di sekolah baru.
Tips 1
Cari
tau sebelumnya siapa aja temen-temen lama kamu yang ikut diterima di
sekolah baru ini. Sehingga pada saat hari pertama masuk
sekolah, kamu udah punya temen ngobrol yang kamu kenal. Tapi
inget, bukan berarti kamu kemudian gak mau kenalan dengan yang lainnya
dan menjadi eksklusif.
Tips 2
Tips 2
Jangan
ragu untuk berkenalan dengan teman-teman barumu. Biasanya kalo merasa
senasib jadi anak baru, pasti beban stres sebagai freshmen gak terasa.
Kamu juga gak merasa sendiri di sekolah tersebut. Yang pasti,
berusahalah untuk membaur dengan temen-temenmu yang lain.
Tips 3
Tips 3
Cari
info sebanyak-banyaknya atau riset dulu sebelumnya tentang
sekolah barumu. Mungkin kamu bisa mencarinya dari kakak atau
temen-temen kakakmu yang bersekolah di sekolah barumu. Tanyakan terlebih
dulu apa aja tradisi sekolah yang mesti dijalani oleh anak baru seperti
kamu. Biasanya sih, kita bakal melalui masa orientasi alias pengenalan
awal terhadap sekolah baru ini.
Tips 4
Tips 4
Bertingkahlakulah
yang sopan, wajar dan tak menyolok. Biasanya nih, kakak kelas udah
mengincar adik-adik kelas yang baru namun dirasa punya kelakuan tengil
dan terlihat menyolok di antara temen-temennya.
Tips 5
Tips 5
Ikuti
aja tahap-tahap masa orientasi di sekolah barumu dengan baik, selama
hal itu masih dalam batasan wajar dan gak bertentangan dengan peraturan
sekolah. Jangan membuka peluang membuat kesalahan. Apabila kita merasa
ada yang gak wajar, dan tugas-tugasnya gak masuk akal, kita berhak lho
untuk mempertanyakan kepada panitianya. Tentu aja dengan cara yang
santun.
Tips 6
Tips 6
Kalo
kita merasa tugas-tugas selama masa pengenalan sekolah baru udah gak
wajar dan melewati norma-norma serta melanggar hak pribadi, kita bisa
melaporkan hal ini ke bagian pengawas panitia masa orientasi di sekolah.
Tips 7
Tips 7
Perluas
pergaulanmu gak hanya dengan temen-temen seangkatan. Kamu juga perlu
bergaul akrab dengan kakak kelas. Soalnya, lewat pertemanan yang luas
kita bisa dapat banyak manfaatnya, lho. Termasuk pinjem buku-buku yang
memang kita butuhkan dan lebih tau banyak tentang lingkungan sekolah
barumu.
Selamat bersekolah di tempat baru ya.
(ben/net)
Subscribe to:
Posts (Atom)