Friday, December 28, 2012

ANEKA KKPK, 30 Desember 2012

Detektif Unik


Judul: Peri detektif
Penulis: Nadin
124 halaman


 “Maaf, Peri Aisblaire, kamu tidak boleh berjualan es krim selama satu bulan. Ice bike-mu terpaksa kutahan,” putus Ratu Alizabeth.

Ya, ampuuun…! Peri Aisblaire sedih sekali. Seseorang mengadu kepada Ratu Alizabeth bahwa es krim rasa tomat yang dijualnya sangat asin. Akhirnya, dia dihukum! Padahal, Peri Aisblaire tidak bersalah. Untung ada sahabatnya, Claire, yang siap membantu menyelidiki pelakunya. Alhasil, mereka menjadi peri detektif. Hmm… bagaimana aksi mereka? Tertangkap tidak, ya, pelaku sebenarnya?

Itulah kutipan buku Peri Detektif yang baru kubaca. Seru lho ceritanya. Biasanya cerita detektif kan bukan peri-perian.
Selain cerita “Peri Detektif”, masih banyak cerita keren lainnya, lho! Ayo, buruan baca!
Geus Rama Syaruf, SD Az Zahra, Palembang

HORE, 30 Desember 2012

Tradisi Tahun Baru di Berbagai Negara



Tahun baru akan tiba. Apa rencanamu? Apakah kalian mempersiapkan terompet dan kembang api? Bagaimana ya tahun baru di negara lainnya?

Brasil, Berbaju Putih

Masyarakat Brazil mengenal sosok, Lemanja, dewa laut dalam legenda negara ini. Setiap malam tahun baru, masyarakat Brazil menyelenggarakan ritual untuk menghormati Lemanja. Nah, di tengah malam pergantian tahun, dengan mengenakan baju putih bersih, masyarakat Brazil bakal berbondong-bondong menuju pantai. Mereka menabur bunga di laut, ngubur mangga, pepaya & semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa.

Jerman, Ikan Mas


Menurut kepercayaan orang Jerman, kalo mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka nggak akan mengalami kekurangan pangan selama setahun penuh. Di Berlin, makanan klasik yang biasa disajiin di hari istimewa ini ialah ikan mas. Yang unik, duri ikan mas tersebut akan dibagiin ke para tamu untuk dibawa pulang sebagai good luck charm



Yunani, Delima

Menurut orang Yunani buah delima melambangkan kesuburan dan kesuksesan. Jadi, tiap tanggal 1 Januari, mereka menebarkan biji buah delima ke arah pintu rumah, toko & perkantoran, sebagai simbol doa agar hidup makmur sepanjang tahun baru.






Italia, Sampah


Di Naples, salah satu kota di Italia ada suatu kebiasaan untuk melemparkan barang-barang yang sudah usang atau nggak kepakai lagi ke luar jendela tepat pada pukul 24:00 di tanggal 1 Januari. Jadi, kalo agan berjalan-jalan di Naples besok paginya, jangan heran menemukan banyak peralatan dapur, lemari es & barang-barang rongsokan tersebar di jalanan.

Jepang, Makan


Tiap tahun baru, orang Jepang akan menikmati makanan yang terdiri dari tiga jenis makanan awetan yaitu telur ikan, sebagai simbol kemakmuran; ikan sardin asap biasa disebut tatsukuri, yang berarti tanah yang subur; dan manisan tumbuhan laut yang merupakan simbol perayaan.



Korea, Awet Muda

Orang Korea mempunyai sapaan akrab di setiap tahun baru "Sudahkah Anda makan Thuck-Gook?". Nah, kalo menurut kepercayaan orang Korea, kalo pada saat malam pergantian tahun menyantap kaldu daging sapi dengan potongan telur dadar dan kerupuk nasi atau thuck gook, maka mereka nggak akan bertambah tua tahun itu.

(ben/net)

CERNAK, 30 Desember 2012


Pangeran Kandaga

Tiga hari lagi, putra mahkota Raja Sugema berusia dua puluh tahun. Mestinya Raja bahagia. Karena, sebentar lagi Pangeran Kandaga akan menggantikan kedudukannya. Tapi sudah satu pekan, Raja kelihatan gelisah.
“Apa yang membuat Baginda gelisah? Bukankah segala persiapan pelantikan Pangeran Kandaga sudah siap?” tanya sang Penasihat.
Setelah berpikir lama, Raja Sugema lalu bercerita, “Sewaktu kecil, putraku pernah sakit keras. Ia hampir meninggal kalau tidak ditolong oleh seorang tabib perempuan dari hutan Malayang. Tapi, tabib itu cuma dapat memperpanjang umur putraku sampai usia dua puluh tahun. Kecuali, kalau putraku menemuinya sebelum itu.”
Sang Penasihat mengangguk.
“Dan,” lanjut Raja, ”sudah hampir dua puluh tahun aku tidak mendengar kabar tabib itu.”
Lalu, Raja memanggil Pangeran Kandaga. Raja meminta Pangeran Kandaga pergi ke hutan Malayang. “Bawalah satu peti permata untuk tabib itu,” pesan raja, “kembalilah sebelum upacara penobatan tiba!”
Pangeran Kandaga menuruti titah Raja. Perjalanan menuju hutan Malayang tidaklah mudah. Pangeran harus menyusuri padang pasir luas dan melintasi jurang curam. Syukurlah, ia bisa melintasi semuanya dengan selamat. Perjalanannya terhenti sesaat di dekat sungai. Ia menyaksikan seorang lelaki naik pedati berjeruji. Di dalam jeruji itu, ada seorang gadis yang tampak menderita.
Pangeran Kandaga segera menghentikan pedati itu. “Ada apa gerangan dengan gadis itu sehingga Tuan mengurungnya dalam jeruji?” tanyanya.
“Ayahnya tidak mampu membayar utang padaku. Aku akan membawa putrinya ini ke kota untuk dijual sebagai budak,” jawab lelaki itu dengan tegas.
“Berapa Tuan akan menjualnya?” tanya Pangeran.
Lelaki itu mengamati Pangeran Kandaga sejenak. Tahulah ia kalau orang yang ada di depannya adalah orang kaya. Ia berpikir untuk menjual gadis itu dengan harga mahal. “Hai, Anak Muda! Kalau kau ingin memiliki gadis ini, kau harus menukarnya dengan isi petimu itu,” jawab lelaki itu sambil tersenyum licik.
Pangeran Kandaga terkejut. Ia bimbang. Kotak itu untuk hadiah tabib di hutan Malayang. Bagaimana ini? Akhirnya, ia berkata, ”Baiklah, ambil peti ini dan lepaskan gadis itu!” Ia pikir hadiah untuk tabib itu nanti bisa digantinya dengan yang lain.
Nama gadis itu Padmini. Pangeran Kandaga meneruskan perjalanannya. Ia sengaja tidak menceritakan siapa dirinya dan maksud tujuannya ke hutan Malayang pada Padmini. Saat malam tiba, mereka beristirahat di tengah hutan.
Pangeran menyiapkan ranting kering dan membuat api unggun. Tanpa disadarinya, seekor ular berbisa mendekati dan memagut Pangeran. Ia menjerit kesakitan. Ular itu langsung lari ke semak-semak.
Padmini lalu mengisap luka pada kaki pangeran. Ia lalu mencari akar-akaran dan daun-daun di sekitar tempat itu. Dengan cekatan, ia meracik obat-obatan dan membalurnya pada luka Pangeran.
Pangeran Kandaga tersenyum. Ia kagum akan kepandaian Padmini. “Terima kasih,” ucap Pangeran Kandaga.
Padmini lalu bercerita kalau ibunya dulu adalah seorang tabib terkenal. Setelah menikah, ibunya pindah dari hutan dan tidak pernah mengobati orang lain lagi. Pangeran Kandaga terkejut mendengarnya. Oh, sungguh peristiwa yang tidak terduga. Pangeran Kandaga lalu bercerita pada Padmini bahwa ia sedang mencari tabib itu, yang tak lain adalah ibu Padmini sendiri.
Esok paginya, Padmini dan Pangeran Kandaga meneruskan perjalanan. Mereka tiba ketika matahari tepat di atas mereka. Pertemuan Padmini dan kedua orangtuanya amat mengharukan. Padmini lalu bercerita pada ibunya tentang Pangeran Kandaga.
 “Jadi, kau putra mahkota yang kuobati dulu. Kini, kau telah menjadi lelaki gagah dan tampan. Ya, aku sudah mempersiapkan ramuan untukmu sejak lama,” kata Ibu Padmini. Ia mengambil sebuah guci dari lemari kayu dan meminta Pangeran Kandaga meminumnya. Pangeran Kandaga mengucapkan terima kasih.
“Sebenarnya, ayahanda membawakan hadiah untuk Ibu, tapi hadiah itu sudah tidak ada. Maka, saya akan minta ayahanda lagi …,” kata Pangeran Kandaga.
“Tidak usah, Pangeran!” potong ibu Padmini cepat. “Perbuatanmu yang telah menyelamatkan putriku dengan mengabaikan keselamatanmu sendiri adalah hadiah yang sangat berharga bagiku.”
“Namun demikian, apabila diperkenankan … biarkan Padmini menjadi permaisuri saya …,” kata Pangeran Kandaga sambil melirik Padmini yang cantik jelita.
Kedua orangtua Padmini tidak menolak. Pangeran lalu mengajak mereka semua ke kerajaan. Tepat pada saat upacara penobatan, Pangeran Kandaga, Padmini, dan kedua orangtuanya, tiba di kerajaan. Raja Sugema gembira karena Pangeran tidak cuma berhasil menemui tabib itu, tetapi juga mendapatkan calon permaisuri.
 “Sungguh, ini adalah hari ulang tahun yang paling membahagiakanku,” gumam Pangeran Kandaga dalam hati. Ya, apalagi seluruh rakyat juga turut merayakannya.



 ^_^

Friday, December 21, 2012

ARENA KKPK, 23 desember 2012




Hadiah untuk Sahabat
Judul: Chocolate Party
Penulis: Naya
124 halaman
Kalian pernah bingung memberi hadiah untuk yang berulang tahun. Apalagi jika itu adalah sahabat kita.
Nah, KKPK kali ini bercerita tentang hal tersebut.

Sebentar lagi Triana ulang tahun. Sebagai sahabat, Gladis bingung mau kasih hadiah. Boneka dan buku sudah sering. Hadiah apa, ya, yang belum pernah dikasih dan berkesan? Nah, Clarisa, sepupu Gladis, member usul. Bagaimana kalau mereka mengadakan Chocolate Party? Triana, kan, paling suka makan cokelat!

Gladis setuju. Bisa dibayangkan betapa meriahnya suasana Chocolate Party nanti! Tapi, mereka salah duga! Kekacauan terjadi. Apakah Chocolate Party untuk Triana gagal? Apakah Triana marah kepada Gladis dan Clarisa? Yuk, baca kelanjutan ceritanya dalam buku ini!

Terkadang membaca KKPK kita jadi tahu memecahkan masalah yang kita hadapi. Aku suka buku ini.

Geus rama, SD Az Zahra Palembang

HORE, 23 Desember 2012

-->
Liburan tetapi hujan. Jangan cemas, karena kita bisa tetap bermain di rumah. Salah satu yang paling digemari adalah permainan papan. Permainan papan merupakan jenis permainan yang dimainkan di atas papan yang khas bagi permainan tersebut.  Di tingkat dasar, terdapat banyak jenis dan gaya permainan papanmisalanya saja catur.
Permainan papan sudah ada sejak zaman kuno, misalnya pada peradaban Jiroft dan Mesir Kuno pada milenium ke-3 SM. Banyak permainan papan sekarang hadir dalam bentuk komputer, yang dapat termasuk komputer itu sendiri sebagai salah satu dari beberapa pemain, maupun lawan tunggal. Beberapa permainan papan menggunakan komponen sebagai tambahan - atau pengganti - papan dan pemain.




Dam Inggris

Dam Inggris, yang kadang-kadang juga disebut Dam Amerika, biasanya disebut dam saja di Amerika Serikat, adalah sejenis permainan papan dam yang dimainkan di atas papan berukuran 8×8 kotak dengan 12 buah permainan di masing-masing pihak yang hanya diizinkan melangkah dan menangkap sambil maju.

Seperti halnya dalam semua jenis permainan dam, dam Inggris dimainkan oleh dua orang yang berhadap-hadapan dengan sebuah papan permainan, dengan melangkah bergantian. Pemain yang satu memainkan buah berwarna hitam, yang lainnya berwarna putih. Biasanya, papan permainan dibagi-bagi dalam kotak-kotak yang berwarna hitam dan merah. Buah-buah permainan melangkah diagonal dan buah-buah lawan ditangkap dengan melangkahinya.

Aturan permainan:

    * Papan - Papan permainan dibagi menjadi 8×8 kotak, dengan warna-warna hitam dan merah berganti-ganti. Permukaan yang dapat dimainkan terdiri atas 32 kotak hitam saja.Akibatnya, dari perspektif masing-masing pemain, sudut-sudut kiri dan kanan menuntut strategi-strategi yang berbeda.
    * Buah permainan - Buah-buah permianan biasanya dibuat dari kayu, berbentuk bulat dan pipih. Mereka biasanya dibagi menjadi buah yang berwarna gelap dan yang lebih terang. Biasanya, warna-warnanya merah dan putih. Ada dua jenis buah permainan: "orang" dan "raja". "Raja" dibedakan dari "orang" dengan cara menumpukkan dua buah permainan yang berarna sama.
    * Posisi awal - Masing-masing pemain mulai dengan 12 buah permainan yang ditempatkan dalam tiga barisan yang terdekat dengan mereka, seperti terlihat dalam diagram. Baris terdekat dengan masing-masing pemain disebut "kepala mahkota" atau "barisan raja". Buah hitam (atau yang berwarna lebih gelap) membuka permainan.

Backgamm
on

Backgammon adalah sebuah permainan papan untuk dua pemain. Setiap pemain memiliki limabelas biji yang digerakkan di atas papan yang terdiri dari duapuluh empat segitiga menurut lemparan dua dadu. Tujuan permainan adalah menjadi pemain pertama yang menempatkan semua bijinya di luar papan permainan.

Backgammon adalah permainan tertua yang pernah dicatat dalam sejarah. Secara tradisional, permainan ini dianggap berasal dari Mesopotamia  (sekarang terletak di Irak). Dalam bahasa Inggris, kata backgammon dianggap berasal dari back (kembali) dan kata bahasa Middle English gamen  (game/permainan).

Scrable

Pada tahun 1948, pengacara James Brunot, penduduk asal Newtown, Connecticut membeli hak memproduksi permainan "Criss-Crosswords" dengan janji memberi Butts royalti dari setiap unit yang terjual. Sebagai pemilik yang baru, Brunot mengganti nama permainan menjadi "Scrabble", sebuah kata dalam bahasa Inggris yang berarti "berjuang membanting tulang". Brunot hanya sedikit mengubah kotak-kotak "bonus" pada papan permainan, dan menyederhanakan aturan permainan. Permainan Scrabble ternyata laku dijual. Salah satu pembelinya adalah toko serba ada Macy's yang berhasil mengangkat Scrabble menjadi mainan yang ingin dibeli konsumen.

Pada tahun 1953, Brunot menjual hak produksi permainan Scrabble kepada Selchow and Righter, karena kapasitas produksi tidak mampu lagi memenuhi permintaan. Seperti halnya Parker Brothers dan Milton Bradley, Selchow and Righter adalah salah satu dari pabrik mainan besar yang dulu pernah menolak untuk membeli permainan Scrabble. Di Britania Raya dan Australia, Scrabble mulai dipasarkan J. W. Spear & Sons tanggal 19 Januari 1955. Perusahaan J. W. Spear & Sons sekarang merupakan anak perusahaan dari Mattel Pada tahun 1986, Selchow and Righter menjual permainan ini kepada Coleco yang kemudian menjualnya lagi kepada Hasbro.
(ben/net)

CERNAK, 23 DESEMBER 2012

Rahasia Tarian Mohini

Ratu Raveena sangat senang menyaksikan tarian. Itu sebabnya, setiap tahun ia mengundang empat penari terbaik dari beberapa sanggar tari di negerinya untuk jadi penari istana. Tahun ini, Ratu Raveena mengundang penari Madhuri, Menakshi, Manisha, dan Mohini untuk jadi penari istana.
Seminggu dua kali, Ratu Raveena menyaksikan tarian mereka. Seperti biasa, Ratu Raveena meminta mereka menari bersama lebih dulu, setelah itu ia akan meminta salah seorang penari yang dianggapnya terbaik untuk menari seorang diri.
Akhirnya, semua mengetahui bahwa Ratu Raveena sangat menyukai tarian Mohini karena menari seorang diri. Hal ini diam-diam menimbulkan kecemburuan pada penari lainnya.
“Aku heran, bagaimana mungkin Ratu Raveena menganggap Mohini lebih baik dari kita bertiga,” ujar Madhuri di tempat tinggal para penari. Saat itu, Mohini sedang pergi keluar.
“Mungkin, Mohini menggunakan pengaruh sihir dalam tariannya sehingga Ratu Raveena terpikat padanya,” hasut Menakshi.
“Tapi, sihir itu sudah dilarang di negeri ini,” timpal Manisha.
“Kalian tahu sendiri, setiap sore seperti sekarang ini ia selalu pergi ke hutan kecil di belakang istana. Mungkin ia menemui seseorang yang bisa memberikannya kekuatan sihir pada tariannya,” kata Menakshi.
Madhuri dan Menakshi hanya menganggukkan kepala. Mohini kembali tak lama kemudian. Semua bersikap wajar di depan Mohini. Namun, kecemburuan mereka makin mendalam.
Ketika Mohini berada di kamarnya mempersiapkan diri untuk menari, secara tak sengaja kakinya menginjak duri di lantai. Duri itu cukup dalam menembus kakinya. Darah menetes ketika Mohini mencabut duri itu. Ia berusaha menahan sakit di telapak kaki dan membalutnya dengan kain tipis sehingga tak terlalu kentara.
Mohini bertekad untuk tetap menari malam itu. Sambil menahan sakit, ia berusaha menari sebaik mungkin. Namun rupanya darah terus mengalir, hingga akhirnya Mohini pingsan di tengah tariannya.
Ratu Raveena segera menitahkan dayang-dayang membawa Mohini ke tempat peristirahatan. Sambil meunggu tabib istana merawat luka Mohini, Ratu Raveena menitahkan penasihat istana untuk menyelidiki apa yang terjadi.
“Hamba menemukan duri di lantai kamar Mohini. Rupanya, ada seseorang yang sengaja meletakkan duri itu untuk mencelakai Mohini. Menurut hamba, pelakunya adalah seorang dari tiga penari lainnya,” lapor penasihat  istana kemudian.
Ratu Raveena segera memanggil tiga penari lainnya untuk menghadapnya.
“Kalian segera akui kesalahan kalian. Siapa di antara kalian yang telah sengaja mencelakai Mohini?” tanya Ratu Raveena.
Tiga penari itu tak ada yang berani membuka mulut.
“Baiklah, jika kalian tidak ada yang mengaku. Maka, kalian bertiga akan dihukum,” putus Ratu Raveena kesal.
“Ja … ngan, Ibu Ratu,” tiba-tiba terdengar suara Mohini yang mulai sadar dari pingsannya. Ia berusaha bicara sekuat tenaga untuk mencegah ketiga temannya dihukum.
 “Semua karena keteledoran hamba sendiri. Sore tadi, hamba pergi ke hutan di belakang istana. Mungkin, saat itu ada duri yang nyangkut di pakaian hamba tanpa hamba sadari. Duri itu kemudian jatuh di lantai kamar dan mencelakai kaki hamba sendiri,” papar Mohini.
“Sebenarnya, apa yang kau lakukan di hutan belakang istana?” tanya Ratu Raveena.
“Hamba hanya mematuhi nasihat guru hamba agar tidak memanjakan diri dengan duduk bermalas-malasan di tempat yang disediakan Ibu Ratu. Hamba senang bermain di hutan karena di sana hamba bisa mengamati dengan jelas gerak-gerik binatang seperti kelinci, kijang, kupu-kupu, dan lainnya. Dengan demikian, hamba dapat menari seperti gerakan mereka. Karena tarian yang diciptakan para guru kami banyak yang berasal dari gerakan yang ada di alam sekitar,” ungkap Mohini.
“Jadi, kamu berlatih menari di hutan?” Ratu Raveena terkejut.
“Benar, Ibu Ratu. Aku menari dengan iringan bunyi gesekan dedaunan serta kicauan burung hutan,” tambah Mohini.
 “Oh, sekarang aku baru mengerti mengapa tarianmu lebih baik dari yang lainnya,” ujar Ratu Raveena.
Setelah itu, Ratu Raveena mencabut keputusannya menghukum tiga penari lainnya. Ia juga meminta tiga penari lainnya agar tetap berlatih meski telah menjadi penari mahir.
Tengah malam, ketika para penari mulai terlelap, tiba-tiba Madhuri membangunkan Mohini.
“Mohini, bangunlah, Aku mau minta maaf padamu. Sekaligus aku berterima kasih atas pembelaanmu siang tadi. Sesungguhnya, akulah yang menyimpan duri-duri di kamarmu,” bisik Madhuri menyesal.
“Sudahlah, Madhuri. Kita lupakan kejadian tadi. Yang penting, kita semua harus kompak dan bersahabat,” timpal Mohini setengah mengantuk.
“Tentu saja. Aku juga ingin berlatih tari di hutan agar bisa sehebat kamu,” janji Madhuri sambil merangkul Mohini.

Friday, December 14, 2012

ARENA KKPK, 16 Desember 2012



SAUDARA KESAYANGAN

Judul; My Fav Sister
Penulis: Naura
124 halaman


Kalian punya saudara? Entah kakak atau adik. Nah, siapa yang paling dekat dengan kalian dan paling kalian suka?

Jassy dan Jannie adalah dua artis cilik bersaudara yang cantik dan pintar. Fisik mereka yang mirip membuat para penggemar mengira mereka anak kembar. Padahal bukan. Umur Jannie lebih tua daripada Jassy.
Suatu hari, Jassy bertengkar dengan Jannie dan menyebabkan mereka mesti berpisah. Jassy pindah dengan mama dan papa ke kota lain. Sementara, Jannie tinggal di rumah Michelle, sepupunya. Wah, kenapa bisa begitu, ya? Akankah mereka bersama-sama lagi? Nah, supaya jangan penasaran, yuk, baca buku ini! Nikmati juga serunya aksi mereka saat mengagalkan rencana Stevanie dalam Lomba Pemilihan Putri dan Pangeran Sekolah.

Setelah membaca buku KKPK ini, aku jadi makin sayang dengan adik dan kakakku lho.

Geus Rama, SD Az Zahra Palembang

HORE, 16 Desember 2012





Mengenal Perahu Bidar


Palembang adalah ibukota provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Di daerah ini ada sebuah perlombaan perahu khusus yang disebut dengan bidar. Ada beberapa versi mengenai asal usul perahu lomba yang dinamakan bidar ini. Versi pertama mengatakan bahwa kata bidar pada zaman dahulu berarti perahu. Jadi “bidar julung” berarti “perahu julung”, “bidar pancalang” berarti “perahu pancalang”, dan lain sebagainya. Kemudian, karena sering digunakan dalam ajang perlombaan perahu di sungai-sungai, khusunya di Sungai Musi, maka sebutan bidar akhirnya hanya diperuntukkan bagi jenis perahu yang khusus untuk perlombaan.

Versi kedua mengatakan bahwa perahu bidar berasal dari sebuah legenda pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Waktu itu terjadi persaingan antarputeri raja dalam menentukan pasangan hidup mereka. Agar persaingan tidak berlarut-larut, maka raja memutuskan untuk mengadakan perlombaan perahu yang disebut bidar. Dan, bagi para pemuda yang berhasil menjadi juara dapat mengawini puteri-puteri raja.

Versi ketiga mengatakan bahwa lomba perahu bidar berasal dari legenda Puteri Dayang Merindu. Konon, waktu itu di Kabupaten Muara Enim ada sejumlah pangeran yang bermaksud hendak mempersunting seorang puteri yang bernama Dayang Merindu. Namun setelah mengadakan pertandingan bela diri tidak juga ada yang kalah karena sama-sama kuat, akhirnya salah seorang diantara mereka mengusulkan untuk mengadakan perlombaan perahu. Dan, bagi pemenangnya dapat mengawini sang puteri.

Versi yang lainnya lagi mengatakan bahwa perahu bidar berasal dari perahu patroli yang disebut pancalang1 . Pada masa Kesultanan Palembang perahu pancalang digunakan oleh sultan untuk berpesiar atau sebagai angkutan kurir dalam menyampaikan perintah sultan ke daerah-daerah kekuasaannya. Namun, dalam Ensiklopedia Indonesia terbitan W. Van Hoeve Bandung Graven Hage perahu pancalang ini digunakan sebagai perahu untuk mengangkut penumpang dan menjajakan dagangan di sungai. Bentuk perahu pancalang tidak beruas, beratap kajang dan didayung menggunakan galah bambu.

Struktur Perahu Bidar

Di daerah Sumatera Selatan terdapat berbagai macam jenis perahu bidar, namun yang paling terkenal hanya ada tiga, yaitu: (1) bidar kecik atau bidar mini, adalah jenis perahu bidar yang paling kecil yang hanya beranggotakan 11 orang. Bidar jenis ini umumnya dipergunakan oleh para pelajar dalam perlombaan atau untuk latihan mendayung perahu; (2) bidar pecalangan, yaitu bidar jenis menengah yang beranggotakan 35 orang. Bidar jenis ini biasa diperlombakan di Kota Palembang (Sungai Musi) dan juga di daerah-daerah lain seperti Kabupaten Ogan dan Kabupaten Muara Enim di Sungai Lematang; dan (3) perahu bidar, yaitu perahu yang dipergunakan setiap tahun sekali untuk merayakan hari besar kemerdekaan Indonesia di Sungai Musi. Perahu jenis ini berukuran besar yang panjangnya dapat mencapai 26 meter dan diawaki oleh 57 atau 58 orang. Dalam tulisan ini akan diuraikan bidar jenis ketiga yaitu perahu bidar yang dibuat oleh para perajin perahu di Desa Sungai Lebong, Kecamatan Ogan dan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yang biasa dipergunakan untuk perlombaan bidar di Sungai Musi, Palembang.

Sebuah perahu bidar yang didesain sebagai perahu lomba rata-rata memiliki panjang sekitar 26 meter (dari haluan ke buritan), lebar 1,37 m (bagian yang terlebar), dan tinggi sekitar 0,70 meter (bagian yang paling dalam). Pada bagian jalur atau lunas perahu yang berukuran panjang sekitar 20 meter dan lebar 0,09 meter terbuat dari kayu utuh jenis kempas, bungus atau rengas. Ketiga jenis kayu yang banyak terdapat di pedalaman Kabupaten Ogan dan Komering Ilir tersebut dianggap sebagai kayu yang kuat dan tahan terhadap air.

Pada bagian tulang atau kerangka perahu yang berbentuk balok-balok melengkung dengan ukuran sekitar 7x15 meter terbuat dari kayu bungus atau rengas. Bagian kerangka ini gunanya untuk memperkuat perahu dan sekaligus sebagai penghubung antara lunas dengan pinggiran atau dinding perahu yang terbuat dari kayu merawan dengan ukuran panjang sekitar 26 meter, lebar 0,12 meter dan tebal 0,03 meter.

Di sepanjang pinggiran bagian dalam perahu (kiri dan kanan), terdapat balok-balok kayu yang disebut buayan. Buayan pada sebuah bidar umumnya terbuat dari kayu jenis slumer dan gunanya ialah sebagai tempat dudukan palangan perahu dengan ukuran panjang sekitar 26 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,10 meter. Palangan pada perahu bidar yang gunanya adalah sebagai tempat duduk para pedayung berbentuk papan selebar 15 centimeter yang dipasang melintang tepat diatas buayan.

Pada bagian haluan dan buritan perahu terdapat dudu’an, yaitu lantai papan yang terbuat dari kayu merawan dengan ukuran sekitar 70x30 centimeter. Dudu’an pada bagian haluan digunakan sebagai tempat duduk juru batu (komandan atau pemberi aba-aba), sedangkan dudu’an bagian buritan digunakan sebagai tempat duduk penyibur (orang yang memberi semangat kepada para pedayung dengan jalan menyiburkan air ke kiri dan ke kanan dengan menggunakan dayungnya).

Sebagai catatan, pada bagian haluan perahu bidar biasanya berukir motif kepala naga atau buaya dan diberi warna semarak agar menarik. Tiap bidar juga diberi nama seperti: Aki Gede Ing Suro, Sigentar Alam, Keramasan dan lain sebagainya. Tujuan dari pengukiran, pewarnaan dan pemberian nama pada setiap bidar tersebut adalah agar dapat “tampil beda” dari yang lain.

Selain itu, perahu bidar juga dilengkapi dengan peralatan khusus, seperti: timba yang berbentuk setengah silinder dengan panjang sekitar 32 centimeter dan garis tengah 30 centimeter yang digunakan untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam bidar; beberapa buah dayung yang terbuat dari kayu merawan; dan sebuah gong sebagai pengatur irama agar gerakan para pedayung menjadi serentak.

(ben/net)

CERNAK, 16 Desember 2012

 
 
Jo & Jim Jerami
       
        Hari masih gelap karena matahari masih malu-malu menyembul. Jo sudah bangun membantu ayah mengangkat barang-barang dagangannya ke atas kereta kuda.
        “Sudah semua, Ayah!” teriak Jo setelah meletakkan gentong terakhir berisi selai stroberi.
        Ayah mengangguk. “Terima kasih. Kalau begitu, kita sarapan dulu, yuk!” ajak Ayah sambil merangkul kepala Jo.
        Jo menyiapkan telur dadar istimewa untuk ayah. Ia selalu melakukan hal itu bila ayah akan berdagang ke kota karena ibu telah meninggal sebulan lalu.
        “Berapa lama Ayah akan pergi kali ini?” tanya Jo sambil menghabiskan sarapannya.
        “Sekitar satu minggu,” jawab Ayah.
        Mata Jo melebar. “Satu minggu? Lama sekali!” Ya, kalau masih ada ibu, maka Jo tidak akan merasa kesepian ditinggal selama itu.
        “Tak usah sedih begitu. Ayah sudah menyiapkan teman untukmu,” kata Ayah kemudian.
        Selesai sarapan, Ayah mengajak Jo ke kamarnya. Ia lantas menunjukkan sebuah boneka dari jerami setinggi Jo.
        “Bagus sekali boneka jerami ini. Sayang, ia tidak bisa kuajak bermain jika aku kesepian,” gumam Jo.          
        “Boneka jerami ini akan hidup seperti manusia jika matahari bersinar dan kembali seperti ini kalau matahari tenggelam. Jadi, sepanjang siang kamu bisa berteman dengannya,” kata Ayah sambil tersenyum.
        “Wah, hebat benar!”
        Ayah mengangguk. Ia sebentar melihat keluar jendela.
        “Fajar hampir menyingsing. Ayah berangkat dulu agar bisa secepatnya sampai ke kota,” kata Ayah.
        “Terima kasih atas bonekanya, Ayah!” kata Jo saat Ayah naik ke atas kereta kudanya.
        “Ya. Jangan lupa memberinya nama. Dan, jangan menyalakan api di dekatnya,” pesan Ayah sebelum berangkat.
        Jo mengamati kereta kuda ayahnya hingga lenyap dari pandangan. Ia lalu melihat ke ufuk timur. Tampak olehnya fajar telah menyingsing.
        “Cihuuui …, boneka jerami itu pasti sudah hidup,” teriak Jo.
        Ia bergegas menuju rumah. Ternyata, boneka jerami itu sedang menengok-nengokkan kepalanya, seperti sedang kebingungan berada di kamar sendirian.
        “Hai, selamat pagi! Kata ayah, mulai hari ini kamu menjadi sahabatku,” sapa Jo seraya mengulurkan tangannya.
        “Aku bersedia. Tapi, kamu harus memberiku nama dulu,” sahut boneka jerami.
        Jo kebingungan. “Ah, bagaimana kalau kupanggil Jim? Kamu suka nama itu?”
        “Ya, aku suka. Jim si Boneka Jerami. Hahaha …,” Jim tertawa riang.
        “Bagus, kalau kamu suka.”
        “Lantas, apa yang harus kita lakukan sepagi ini?” tanya Jim.
        “Bagaimana kalau kita membersihkan rumah? Sejak ibuku meninggal, kami tidak pernah membersihkan rumah ini.
        “Aku setuju!”
        Mereka pun bekerja membersihkan rumah sambil bernyanyi riang.
        Jim ternyata punya kekuatan ajaib lainnya. Ia bisa merayap naik ke dinding untuk membersihkan sudut-sudut rumah. Ia juga dapat mengangkat lemari besar dengan satu tangan. Wah, dalam waktu singkat semuanya sudah beres.
        “Rumahku sekarang bersih sekali. Ayah pasti senang. Tanpamu aku tak mungkin mengerjakan ini dalam sehari,” ungkap Jo.
        “Aku juga senang dapat melakukan semua ini. Sekarang, apalagi yang akan kita kerjakan?” tanya Jim.
        “Kita memerah susu dulu, mengumpulkan telur ayam, dan memetik jagung di ladang. Setelah itu, baru kita makan siang,” usul Jo.
        Mereka lantas menjalankan rencana itu. Karena Jim punya kekuatan ajaib, semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat.
        “Aku akan menyiapkan hidangan istimewa untukmu, Jim,” kata Jo usai memetik jagung di ladang. Ia segera ke dapur memasak.
        “Jo, tunggu dulu. Jangan menyalakan api di dekatku,” tiba-tiba terdengar teriakan Jim.
        “Oh, maaf. Aku lupa. Tapi, aku harus masak untuk makan siang kita,” kata Jo.
        “Kalau begitu, biarkan aku menjauh dari sini dulu.”
        Belum sempat Jo menyahut, Jim sudah pergi. Jo pun segera memasak. Begitu Jo membawa masakannya ke meja makan, Jim datang.
        Jo dan Jim menghabiskan makan siang mereka. Setelah selesai makan, mereka istirahat sebentar.
        “Boleh kutahu, kenapa aku tidak boleh menyalakan api di dekatmu?” tanya Jo.
        “Ada satu hal yang memusuhiku. Namanya si Lidah Api.  Ia selalu berusaha memusnahkan aku,”jelas Jim.
        Jo akhirnya mengerti. Lalu, ia mengajak Jim bermain bola. Menjelang matahari terbenam Jim masuk ke kamar ayah. Ia kembali menjadi boneka jerami ketika matahari tenggelam.
        Jo yang kesepian memandang bintang di langit. Tubuhnya letih dan ingin segera tidur. Tapi, brrrr … udara malam terasa dingin.
        “Ah, sebaiknya kunyalakan perapian saja,” pikir Jo. Sebentar, ia teringat pesan ayah agar tidak menyalakan api di dekat Jim.
        “Tapi, Jim berada jauh di kamar ayah,” gumam Jo. Ia segera menyalakan perapian. Tubuhnya pun mulai hangat. Pelan-pelan ia tertidur pulas.
        Tanpa  disadari Jo, angin berembus masuk dari sela-sela rumah. Si Lidah Api kegirangan. Apalagi kamar tidur ayah tak tertutup pintunya. Bara dari perapian  beterbangan ditiup angin. Bara itu beberapa ada yang hinggap di tubuh Jim.
        Ketika esok paginya Jo terbangun, ia kaget melihat tubuh Jim sudah menjadi abu. Jo menyesal dan bersedih. Tak disangka sahabatnya harus jadi abu karena keteledorannya.
*****