Friday, July 29, 2011

Cernak, 31 Juli 2011


Jangan Lupa!



Hari ini aku puasa. Boleh dibilang ini puasa pertamaku. Mungkin agak telat aku berniat puasa seharian di usiaku yang ke sepuluh tahun.


“Memang tahun-tahun sebelumnya kamu nggak pernah puasa di bulan ramadhan?” tanya Sita.


“Tahun lalu nggak. Aku sakit dan harus masuk rumah sakit hampir dua minggu,” jelasku.


Ya, aku berdoa berbulan-bulan kemudian agar tak pernah sakit lagi. AKu juga ingin berpuasa di bulan Ramadan.


Semalam aku ikut shalat tarawih. Rasanya senang sekali. Walaupun beberapa temanku berisik ngobrol saat ada ceramah, aku sih tidak. Aku berusaha mendengarkan ceramah tentang makna puasa. Ternyata banyak sekali manfaat puasa. Mulai dari melatih kesbaran, keinginan, sampai juga menjaga kesehatan.


Sebelum subuh tadi aku ikut makan sahur bersama ayah, ibu dan Kak Irfan. Makan sahur pertama dengan lauk rendang. Memang tidak senikmat saat makan di siang hari. Habis aku makan dalam keadaan setengah ngantuk.

“Elen, itu kolak kok dicampur nasi?” Tanya Ibu ketika aku menyendok lauk-pauk.


Ah, iya, ternyata yang di mangkok itu kolak untuk cuci mulut. Kupikir sayur. Hahaha, mataku masih mengantuk sih.


Hari ini sekolah libur, setelah shalat subuh, aku bisa tidur lagi dan bangun agak siang. Aku buru-buru ke kamar mandi. Baru saja aku hendak menggosok gigi …


“Elen, jangan lupa hari ini kamu puasa ya. Gosok giginya jangan lama-lama, nanti tertelan. Sebaiknya gosok gigi setelah sahur tadi,” kata Ibu di luar kamar mandi.


Aku jadi tidak gosok ggi karena takut batal. AKu kumur-kumur saja karena mulutku tidak enak rasanya.


Setelah itu aku berpikir sebentar. Apa yang akan kulakukan sekarang? Bermain sepeda di luar aku takut capek. Jadi, aku memutuskan membaca saja. Buku yang ubaca adalah KKPK. Tapi baru beberapa halaman aku membaca, perutku berbunyi. Hahaha, abis buku KKPK yang kubaca becerita tentang makanan sih. Jadinya begini deh.


Kutunda dulu melanjutkan membacanya. Aku memutsukan ke luar rumah, tapi bukan untuk bersepeda. Hm, bagaimana kalau ke super market saja. AKu bisa membeli makanan kesukaanku untuk berbuka nanti.


AKu pun pergi membawa uang simpananku. AKu memilih beberapa beberapa makanan ringan, juga minuman dalam kemasan. Eh, cokelat juga. Lalu apa lagi ya? Es krim… wow, di pojok ada es krim. Pasti enak nih.


Aku ke kotak es krim. Hm, harumnya. AKu mengambil salah satu yang rasa cokelat. Aku mendekatkan es krim itu.


“Elen ….”


Aku menoleh. Sita!


“Lho, katanya kamu puasa hari ini?” tanya Sita.


“Memang. Aku kan tidak makan es krim ini sekarang.”


“Tapi kamu seperti ingin menjilatnya. Lidahmu sudah keluar tuh.”


Up! Aku malu sekali. Aku menyimpan es krim itu kembali. “Tapi kan aku belum menjilatnya. Aku belum batal,” kataku buru-buru.


Setelah itu aku segera ke kasir membayar semuanya. Di tengah perjalanan aku bertemu dengan penjual stroberi. AKu membelinya untuk buka juga. Buah stroberi yang dikemas dalam plastik.


Setelah itu aku kembali ke kamar. Belanjaan makananku aku simpan di dekat meja.


Hm, buah stroberi itu menggodaku. Bolehkah aku memakannya?


Rasanya kalau satu saja tidak apa-apa…


Lagi pula tidak ada yang melihat.


Aku mengambil satu stroberi. Pasti rasanya manis.


“INgatlah Allah itu Mahamengetahui …”


Tiba-tiba aku teringat cermah taraweh semalam. Ya di kamar ini tidak ada yang melihat. Tapi Allah pasti melihatku. Aaah, aku malu sekali. Baru jam segini sudah mau batal.


Buru-buru aku menjauhkan makananku itu. Lebih baik sekarang aku ngapain ya? Ayo dong teman-teman, bantu aku ya biar puasa pertamaku ini tidak batal. Aku ingin puasaku penuh sebluan penuh. Seperti Sita dan teman-temanku tahun lalu….

^_^

HORE, 31 Juli 2011



Asal Usul Fotografi



Kalian suka difoto? Hm, asyik ya bisa bergaya macam-macam saat di foto. Atau malah kalian suka memotret seperti fotografer terkenal? Oke, ini dia asal-usul fotografi yang mungkin belum kalian ketahui.



FOTOGRAFI secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya “fotografi” sudah tercatat sebelum Masehi.


DALAM buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.


Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.


Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.


Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.


Tahun 1839 dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.


Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.


Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.


Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya.


Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.


Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji.


Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.


Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis.


Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.


FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.


Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi.


Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.


Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen.



Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.


Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja.


Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.


Kamera Digital


KEMAJUAN teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.



Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.


Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.


Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.


Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi.


Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

(ben/net)

Friday, July 22, 2011

HORE, 23 JULI 2011






HARI ANAK MANCANEGARA



Tahukah kalian, setiap tanggal 23 Juli kita memperingati Hari Anak Nasional? Wuah, apa yang kalian lakukan di Hari Anak ini?


Meskipun sudah ada peringatan Hari Anak Sedunia, ternyata se

jumlah negara di planet bumi ini juga memiliki tanggal peringatan Hari Anak Nasional dengan waktu berbeda. Tanggalnya ada yang mengikuti tanggal Hari Anak Sedunia, ada juga yang menentukan tanggal sendiri. Berikut adalah beberapa negara muslim yang memperingati Hari Anak Nasional beserta kegiatannya:


Turki

Negara Islam di Eropa ini memilih 23 April sebagai peringat

an Hari Anak Nasional, mengingat 23 April punya nilai sejarah bagi terciptanya peringatan Hari Anak Sedunia. Saking bernilainya tanggal itu, Orang Turki mengatakan; “23 nisan ulusual egemenlik ve cocuk bayrami” yang artinya “23 April adalah momen kedaulatan nasional tertinggi dan juga hari raya untuk anak”. Hari anak di Tur

ki biasanya dirayakan dengan pesta karnaval anak-anak di jalan raya dan stadion olahraga. Mereka memakai busana tradisional khas Turki. Wajah-wajah mereka diwarnai seperti badut.


Pakistan

Negeri ini memilih 20 November sebagai Hari Anak Nasional. Anak-anak di Pakistan kebanyakan merayakan Hari Anak di sekolah masing-masing. Salah satu alasannya demi keamanan. Maklum, di Pakistan perang antar-suku masih banyak terjadi. Meski hanya diselenggarakan di sekolah, peringatan ini selalu didukung banyak Lembaga Swadaya Masyarakat [LSM] yang sekalian bertugas melindungi hak azasi mereka. Selain LSM, media elektronik di sana selalu membuatkan program acara untuk peringatan tersebut. Sedangkan media cetak menyediakan rubrik khusus seputar penyelenggaraan pesta hari anak di beberapa sekolah.

DI Pakistan biasanya sejumlah rmah sakit membagikan makanan gratis untuk anak-anak. Nah, tidak heran kalau melihat banyak anak-anak yang antre di sana.


Mesir


Seperti juga Pakistan, Negeri Piramid ini memilih 20 November sebagai Hari Anak. Setiap tanggal tersebut, anak-anak mengikuti beberapa festival seni, olahraga, dan games. Hari Anak di negeri ini semakin meriah berkat dukungan perusahaan restoran waralaba internasional. Perusahaan ini mengadakan kompetisi nyanyi, seni, teater, d

an kuis seputar pengetahuan kesehatan. Kompetisi ini diikuti ratusan pelajar yang berasal dari sekolah-sekolah di kota Kairo. Selain acara kompetisi, perusahaan ini pun mengajak anak-anak untuk berkunjung ke rumah sakit anak-anak sekaligus menyumbangkan uang.

Malaysia


Setiap tahun, Malaysia memperingati Hari Anak pada hari Sabtu terakhir Bulan Oktober. Malaysia tak menetapkan tanggal pasti untuk peringatan ini, akan tetapi lebih mengutamakan pemilihan hari. Pada Hari Anak, para pelajar masuk sekolah seperti biasa. Di sekolah masing-masing, mereka pun merayakan pesta atau aktivitas sosial. Setiap memperingati Hari Anak, pemerintah Malaysia selalu menganjurkan agar warganya semak

in meningkatkan kesadaran terhadap hak asasi anak. Karenanya, Selain acara hiburan, setiap sekolah di Malaysia harus punya program acara bertema sosial sesuai dengan kebijakan pemerintah.


Yaman


Biasanya, negeri Yaman menyelenggarakan Hari Anak setiap 1 Oktober. Setiap tahun peringatan, tema yang diangkat berbeda-beda sesuai dengan kondisi da

n situasi yang tengah hangat dibicarakan masyarakat. Misalnya, tahun lalu, Yaman memilih tema pentingnya hak asasi dan kepedulian kesehatan anak sekaligus untuk mengenang seorang anak korban perang, bernama Mohammed Al Dora. Lelaki berusia 12 tahun ini tewas di Gaza karena serangan Israel. Sebagai bentuk simpati, anak-anak Yaman pun memperingatinya dengan mengikuti lomba menggambar dan melukis, dengan tema kese

hatan dan keselamatan anak. Setiap tahun, pemerintah Yaman memilih kota sebagai pusat penyelenggaraan acara Hari Anak. Tahun kemarin, yang terpilih adalah kota Sana’a, Aden, dan Hodaidah.


Palestina


Palestina memperingati Hari Anak setiap 5 April. Namun momen ini lebih bersifat perenungan ketimbang perayaan. Maklum, perseteruan panjang negeri ini dengan Israel sudah menelan banyak korban anak-anak. Setiap tahun, puluhan sampai ratusan anak Palestina terbunuh. Maka tak mengherankan, peringkatan Hari Anak di sini nyaris tanpa kemeriahan. Anak-anak Palestina memperingati Hari Anak dengan doa bersama di rumah atau di masjid-masjid

(ben/net)