Friday, January 29, 2010

Cernak, 31 Januari 2010


Toko Kue Nenek

Kejutan paling awal kudapatkan tahun ini adalah Papa memutuskan kami sekeluarga pindah ke kota lain. Tepatnya ke Bandung. Tentu saja aku bingung.

“Untuk apa pindah ke Bandung? Nenek sudah meninggal tahun lalu,” tanyaku heran. Dulu, sewaktu Nenek masih hidup, aku ingin sekali pindah ke Bandung. Rasanya senang sekali bisa tinggal bersama Nenek. Tapi aku hanya bisa tinggal sekali dalam setahun. Itu pun dalam liburan yang singkat.

“Cindy, ustru itulah kita harus pindah. Nenek menginginkan Papa meneruskan usaha toko kue Nenek yang sudah maju di Bandung,” jelas Papa.

“Lalu bagaimana usaha toko kue dan restoran Papa di Palembang ini?” tanyaku.

“Nanti akan diurus oleh Om Dave,” jawab Pap sambil melirik Mama.

Om Dave adalah adik Mama. Keluarga Mama asli Palembang, sedangkan keluarga Papa asli dari Bandung. Papa mengenal Mama ketika Mama kuliah di Bandung. Setelah berkeluarga, Papa ikut Mama ke Palembang. Itu sebabnya aku lahir di Palembang.

“Tapi toko kue nenek sudah diurus sama Tante Lia?” tanyaku. Tante Lia adalah adik Papa di Bandung.

“Tante Lia akan meneruskan kuliahnya di Amerika. Lagipula Tante Lia tidak suka mengurus toko kue,” jawab Papa.

Akhirnya, aku mengerti mengapa kami harus pindah. Ya, aku juga tidak ingin toko kue Nenekakhitnya tidak terurus. Padahal aku ingat sekali, Nenek sangat senang dengan toko kuenya itu.

Seminggu kemudian kami pindah ke Bandung. Menempati rumah Nenek. Sekolahku tentu saja pindah juga. Artinya, aku mendapat banyak teman baru di Bandung. Tapi aku tidak melupakan teman-temanku di Palembang. Aku masih suka kirim-kirim SMS ataupun e-mail.

Ada seorang anak yang menyebalkan di sekolah baruku. Namanya Willy. Dia selalu meledekku dengan sebutan anak tukang kue. Hm, di Palembang juga dulu aku pernah disebut begitu. Jadi aku tidak mau meladeninya.

“Lagi pula jadi anak tukang kue itu bukan hal yang jelek. Papa juga anak tukang kue. Tapi di sekolahnya dulu pintar. Semua anak Nenek bisa sekolah tinggi meskipun anak tukang kue,” hibur Mama kala itu.

Suatu kali aku membawa beberapa kue ke sekolah. Papa yang meminta.

“Bagikan ke teman-temanmu,” kata Papa.

Aku pun membagikan ke teman-teman di kelas. Willy pun tetap aku beri. Tapi dia dengan sombongnya dia menolak.

“Ah, pasti itu kue basi yang tidak laku di toko, kan?” katanya.

Uuh, aku ingin sekali melempat kue-kueku ke mukanya. Tapi aku masih bisa bersabar. “Ini baru dibuat tadi pagi. Papaku sendiri yang membuatnya,” kataku.

“Mana mungkin kue baru dibagi-bagikan. Nanti bangkrut toko kuemu itu,” ledek Willy lagi.

“Kalau tidak mau ya sudah. Tapi jangan menghina begitu dong,” kataku sambil melewatinya.

Aku sebenarnya bisa balas mengatainya. Aku tahu, ayah Willy adalah pemillih sebuah bengkel mobil. Bengkel yang besar. Tapi tentu saja aku bisa mengatainya anak tukang bengkel. Tapi buat apa mengatai orang. Mama dan Papa paling tidak suka kalau aku membalas keburukan orang dengan keburukan lagi.

Suatu hari saat akhir pekan, aku tidak punya acara jalan-jalan. Aku memutuskan membantu Papa dan Mama di toko kue. Sebenarnya sudah ada lima pelayan di toko kue. Tapi aku sangat senang membantu di toko kue. Apalagi saat ramai di akhir pekan. Kota Bandung memang selalu penuh oleh wisatawan di akhir pekan.

Saat siang, tanpa sengaja aku melihat Willy di halaman parkir. Oh, sedang apa dia? Aku melihat Willy tidak sendirian, tapi dengan ayahnya. Kulihat ayahnya seperti mengajak Willy masuk, tapi Willy tak mau. Aku tahu sebabnya dia tak mau masuk. Pasti malu ketemu dengan aku.

Aku pun berjalan menuju halaman parkir.

“Hai, Willy!” sapaku. “Selamat siang, Om!”

Willy kaget melihatku. Ayahnya juga begitu.

“Silakan masuk, Om. Kuenya masih ada, kok.”

“Kamu temannya Willy?” tanya ayah Willy.

“Iya, Om. Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku.

“Om mau beli kue sus stroberi. Tapi Willy tidak mau masuk.”

“Oh, biar saya temain Willy, Om. Sepertinya kuenya masih ada,” kataku.

Ayah Willy masuk ke toko. Aku melirik ke arah Willy yang masih merengut. Tak lama kemudian Atah Willy keluar dengan keranjang kue.

“Untung kuenya masih ada,” kata Ayag Willy.

“Buat siapa kuenya, Om?”

“Mama Willy lagi ngidam pengen sus stroberi. Dulu juga waktu mengandung Willy, mama Willy juga ngidam yang sama. Makanya Willy juga suka kue sus stroberi. Malah paling rakus. Biasanya kalo diajak ke sini paling girang dia. Tapi hari ini kok malas,” kata Ayah Willy.

Aku tersenyum mengangguk. Mereka pun pergi dengan mobil mereka.

Senin paginya, di sekolah aku mulai merasakan Willy mulai berubah. Dia tidak memanggilku anak tukang kue lagi. Mungkin dia malu, karena walaupun sering meledekku, diam-diam dia adalah penggemar kue di toko kue kami.

^_^

Hore, 31 Januari 2010







Bambu Banyak Gunanya

Kalian tentunya mengenal bamboo. Malah pada masa penjajahan dulu, para pejuang menggunakan bambu runcing sebagai senjata. Kalau sekarang, manfaat bamboo tidak lagi digunakan untuk senjata. Untuk apa saja ya?

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat pada manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat. Bambu termasuk tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput, memiliki keanekaragam jenis bambu di dunia sekitar 1250 – 1500 jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 10% sekitar 154 jenis bambu .


Sejak Lama


Bambu banyak digunakan masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari meliputi kebutuhan pangan, rumah tangga, kerajinan, konstruksi dan adat istiadat. Bambu memiliki fungsi pemanfaatan sebagai bahan makanan untuk manusia (rebungnya) dan binatang (pucuk daun muda).

Bambu juga memenuhi kebutuhan rumah tangga dan aneka kerajinan dengan berbagai tujuan penggunaan mulai dari cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serba guna hingga alat musik serta konstruksi untuk pembuatan jembatan, aneka sekat, konstruksi rumah meliputi tiang, dinding, atap.

Dalam kebutuhan adat istiadat bambu digunakan dalam upacara adat hindu dan budha diantaranya untuk upacara kremasi jenazah.


Menjaga Alam

Manfaat lain dari bambu yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata. Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah (baik lahan basah/kering), tidak membutuhkan investasi besar, pertumbuhannya cepat.

Setelah tanaman mantap (3 – 5 tahun) dapat di panen setiap tahun tanpa merusak rumpun dan memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran,. Bambu juga memiliki kemampuan peredam suara yang baik dan menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam di pusat pemukiman dan pembatas jalan raya

Memperhatikan manfaat bambu, beberapa negara asia diantaranya china telah menggunakannya bambu sebagai tanaman utama konservasi alam selain untuk memperbaiki dan meningkat sumber tangkapan air, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah juga pertimbangan budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta kebutuhan konstruksi.

Masyarakat Bali Desa Pakraman Angseri telah sukses menggunakan nambu sebagai tanaman hutan rakyat seluas 12 ha, ternyata telah membantu menjaga dan memulihkan aliran air bawah tanah dan mata air panas, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan bambu untuk usaha kerajinan serta menunjang kehidupan komunitas kera untuk dijadikan sebagai tempat wisata

Hasil studi Akademi Beijing dan Xu Xiaoging, melakukan inventarisasi dan perencanaan hutan dengan melakukan studi banding hutan pinus dan bambu pada DAS ternyata bambu menambah 240% air bawah tanah lebih besar dibandingkan hutan pinus.

Bambu sebagai pilihan utama untuk reboisasi pada daerah aliran sungai terutama lokasi sumber tangkapan air, karena memiliki kemampuan yang mampu meningkatkan aliran air bawah tanah sangat nyata.

Cina selain pertimbangan nilai konservasi menanam hutan bamboo untuk kepentingan sumber air dan irigasi terdapat perhitungan ekonomis yang memiliki nilai komersial tinggi, didukung nilai adat dan budaya telah melakukan penanaman hutan bambu seluas 4,3 juta ha yang mampu menghasilkan bambu sebanyak 14,2 juta ton/tahun. Kondisi hutan bamboo di Cina telah mencapai 3 % dari total hutan dan telah berhasil memberi kontribusi sekitar 25% dari total ekspor sebesar US $ 2,8 milyar.

Suksesnya penanaman bambu di negara Asia lainnya, telah memberikan dorongan strategi Indonesia untuk melakukan gebrakan secara nasional untuk menyelamatkan sumber daya alam hutan khususnya daerah aliran sungai dan sumber tangkapan air dalam jangka pendek, sehingga ancaman kekeringan yang diprediksi dengan efek pemanasan global ke depan dapat diatasi dengan menggunakan bambu sebagai tumbuhan yang perlu mendapat perhatian untuk reboisasi.


Tahan Gempa

Bambu pada umumnya telah dikenal masyarakat luas dan dalam konstruksi tidak disadari masyarakat lebih memilih bambu, seperti untuk tiang penyanggah gedung bertingkat apabila dalam pembangunan/pengecatan, karena mudah diperoleh, murah dan ukuran lebih panjang dengan kekuatan yang mampu menjamin kekokohan penyanggah.

Bambu memiliki keawetan yang sangat rendah, mudah diserang mikroorganisme dan serangga sehingga untuk penggunaan jangka panjang orang tidak memilih bambu. Memperhatikan manfaat dan kekuatan bamboo, telah diupaya langkah pengawetan untuk meningkatkan nilai pakai bamboo sehingga mampu dipakai untuk waktu lama.

Tanpa pengawetan di tempat terbuka bamboo hanya dapat digunakan 1 – 3 tahun, apabila dibawah naungan/terlindung 4 – 7 tahun, dan pada kondisi ideal dapat digunakan 10 – 15 tahun, apabila dengan pengawetan dapat digunakan lebih dari 15 tahun.

Bambu center di Yogyakarta, telah melakukan berbagai penelitian tentang pemanfaatan bambu bagi konstruksi bangunan tahan gempa, serta rancangan perumahan rumah sangat sederhana yang menggunakan bahan bamboo untuk tiang, dinding, kuda-kuda dan atap.

Konstruksi bangunan yang menggunakan bambu telah digunakan turun temurun oleh masyarakat adat Toraja, rumah tongkonan dengan menggunakan bambu sebagai konstruksi penutup atap dan penyanggah sangat baik untuk sirkulasi udara dan memuiliki nilai arsitektur tinggi serta nilai adat yang khas.

Penggunaan bambu untuk tujuan konstruksi bangunan jangka panjang sebaiknya dilakukan pengawetan lebih awal, agar bambu yang digunakan memiliki nilai pakai yang dapat menjamin waktu pakai lama.

Wah, banyak ya manfaat bambu. Adakah manfaat lain bambu yang kalian ketahui?

(ben)

Thursday, January 21, 2010

Cernak, 24 Januari 2010


Jalak Ayah Hilang

“Mita, ada pencuri!”

Pagi-pagi saat aku sarapan, tiba-tiba Kak Katrin berteriak. Hampir saja aku tersedak.

“Di mana?” tanyaku.

“Pencurinya sudah kabur. Tapi dia sudah mengambil sangkar burung ayah,” kata Kak Katrin.

“Wah, gawat! Sama burung jalak kesayangan ayah?”

“Ya iya. Buat apa mencuri kandangnya saja.”

Aku garuk kepala. “Pasti kalau Ayah tahu akan ngamuk-ngamuk,” timpalku sambil menghabiskan suapan terakhir nasi gorengku. Aku tidak mau membayangkan kalau jalak kesayangan ayah hilang. Jangankan hilang. Terlambat dikasih makan saj biasanya ayah langsung marah.

“Kakak sih semalam lupa memasukkan sangkar burungnya,” kataku lagi.

“Lupa. Kakak lagi banak tugas. Kamu yang mestinya.”

“Biasanya yang dapat tugad masukin sangkar burung kan kakak.”

“Habis bagaimana dong?”

“Yang pasti, sebelum ayah dan ibu pulang dari Bandung nanti siang, kita harus menemukan burung itu,” kataku. Ayah dan Ibu berangkat sejak Sabtu sore kemarin karena kakek sakit.

“Menemukan dari Hongkong! Gimana cara nyarinya?” tanya Kak Katrin.

“Ya, kita cari ke pasar burung. Barangkali aja pencurinya menjual ke sana,” kataku.

“Bagus juga idemu!”

Sepuluh menit kemudian kami pergi ke pasar burung. Ternyata bingung juga mencari burung jalak milik ayah di antara sekian banyak burung. Lagi pula, aku tidak mengenal benar ciri-ciri khasnya. Bagiku semua burung jalak kelihatan sama.

“Yang mana ya, Kak?” tanyaku.

“Kita cari sangkarnya dulu. Aku ingat kok tanda-tanda sangkarnya.”

Kami memerhatikan sangkar-sangkar yang bergelantungan. Tapi Kak Katrin tak menemukan sangkar yang dikenalnya. Rasanya sudag berjam-jam kami di pasar burung. Payahnya, tanpa hasil sedikit pun.

“Kita tanya saja kalo begitu,” saranku.

“Tanya ke siapa? Kita tidak tahu ke mana pencuri itu menjualnya,” kata Kak Katrin.

“Pak Slamet. AKu biasa beli makanan burung di sana kalo disuruh ayah.”

“Huh, kenapa nggak bilang dari tadi.”

Aku cengengesan. Kami mendatangi Pak Slamet. Tapi Pak Slamet tidak member keterangan penting.

“Semua pedagang di sini bisa membeli burung dari siapa saja tanpa menanyakan burungnya boleh mencuri atau bukan,” begitu katanya.

Akhirnya, kami frustasi.

“Aku puny a ide. Bagimana kalau kita patungan saja. Uangnya untuk membeli sangkar burung yang mirip dan buung jalak yang mirip pula,” kata Kak katrin.

“Nggak ah. Aku nggak punya duit. Kagi pula pasti ayag tahu kalau itu bukan burung jalak ayah.”

“Iya juga sih.”

Kami menghela napas bareng. Kami pun pulang ke rumah tanpa hasil apapun.

Ternyata baru saja kami masuk rumah, mobil yang dimeudiakn ayah parker. Biasnaya aku gembira menyambut ayah dan ibu dari Bandung. Tapi kali ini malah tegang.

Kak Katrin yang lebih menghadap ayah. Muakanya sangat memelas seperti tidak makan tujuh hari.

“Ayah… semalam ada pencuri. Dia mengambil sangkar burung ayah. Maafkan kami ayah. Kami tidak menjaga burung ayah….”

“Apa? Semalam ada pencuri? Kalian tidak apa-apa, kan?” tanya ayah dan ibu cemas.

“Iya,” kataku.”Tidak apa-apa. Pencurinya tidak masuk rumah.”

“Untunglah kalau begitu,” kata ibu lega.

Ayah merangkul kami. “kalian nggak usah cemas karena sangkar dan burung jalak ayah dicuri. Biarlah. Yangpenting kalian selamat,” kata ayah. “Lagi pula ayah sudah bosan memelihara burung. Jadi biar saja burung jalak itu hilang."

Aku melihat wajah kak Katrin jadi gembira. Begitu pula aku.

Wah, ternyata hati ayah lebih baik dari yang kami kira. Untung saja tadi tidak jadi mengelabui ayah.

^_^

Hore, 24 Januari 2010

Tikus: Mamalia Pengerat

Kalian tahu Mickey Mosue, kan? Ya, dia adalah salah satu tikus terkenal di dunia. Tapi dari jenis tikus apa ya Mickey? Hm, meskipun kita seringkali merasa jijik dengan tikus sesungguhnya, yuk kita kenal jenis-jenis tikus.

Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit serta tikus got yang ditemukan hampir di semua negara

Tikus Kecil

Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan.


Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.


Tikus Rumah dan Got


Tikus rumah (Rattus rattus) adalah hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta melompat. Hewan ini termasuk dalam subsuku Murinae dan berasal dari Asia. Namun demikian, ia lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan sejak awal penanggalan modern dan betul-betul menyebar pada abad ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tikus rumah pada masa kini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah bersaing dengan tikus got.


Tidak seperti saingannya, tikus got, tikus rumah adalah perenang yang buruk dan bangkainya sering ditemukan di sumur-sumur. Namun demikian, ia lebih gesit dan pemanjat ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat terang, meskipun sekarang ada yang dibiakkan dengan warna putih atau loreng. Ukurannya biasanya 15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini nokturnal dan pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup berkelompok.



Tikus got (Rattus norvegicus) adalah salah satu spesies tikus yang paling umum dijumpai di perkotaan. Hasil seleksi terhadap hewan ini banyak digunakan sebagai hewan percobaan (dikenal sebagai tikus putih) dan sebagai hewan peliharaan (dengan warna bervariasi).


TIkus Sawah


Tikus sawah, Rattus argentiventer, adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan perkotaan di penjuru Asia Tenggara. Tikus berukuran sedang, cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan panjang 30-40cm (termasuk ekor). Warna rambut coklat kekuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi putih. Nama argentiventer berarti "berperut keperakan". Ekornya berwarna coklat.

Hewan pengerat ini menyukai persawahan, ladang dan padang rumput, tempat ia memperoleh makanan kesukaannya berupa bulir padi, jagung, atau rumput. Ia membuat sarang di lubang-lubang tanah, di bawah batu, atau di dalam sisa-sisa kayu.

Hewan ini adalah jenis hama pengganggu pertanian tanaman utama dan sulit dikendalikan karena ia mampu "belajar" dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Hewan ini diketahui cerdas dan sering digunakan dalam penelitian perilaku hewan. Pengendalian biasanya dengan pemberian umpan beracun atau pengasapan yang dikombinasi dengan "penggeropyokan". Cara yang dianggap alami adalah dengan menggunakan burung hantu atau ular sawah, namun biasanya dianggap kurang efektif.

Selain merusak, tikus juga sering disebut sebagai perantara penyakit pes. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella pestis. Pes merupakan infeksi pada hewan pengerat liar, yang dikeluarkan dari satu hewan pengerat ke hewan lain dan kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia karena gigitanl.

Tikus juga bisa menyebabkan penyakit leptospirosis. Penyebab penyakit ini adalah bakteri yang ditularkan melalui kencing tikus. Wah, jadi hati-hati ya kalau di rumah banyak tikus

(ben)