Friday, January 01, 2010

Hore, 03 Januari 2010






Kembang Api Ditemukan oleh Koki


Tugas koki memang memasak. Tapi karena ketidaksengajaan, seorang koki di Cina berhasil menciptakan sebuah ledakan yang menjadi awal mula kembang api. Nah, kalin suka melihat kembang api, kan? Apalagi di perayaan besar seperti tahun baru.


Sejarah kembang api bermula dari Cina. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak yang secara tidak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yang ada di dapurnya, yaitu garam peter atau KNO3 (kalium nitrat), belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal). Ternyata, campuran ketiga bahan tersebut merupakan bubuk mesiu yang mudah terbakar.


Jika mesiu dimasukkan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya,kemudian sumbu itu dibakar, maka mesiu itu akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras. Petasan ini kemudian dipercaya dapat mengusir roh jahat. Kemudian petasan jenis ini dipakai juga pada perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan.


Baru pada saat Dinasti Song (960-1279) masyarakat di Cina mendirikan pabrik petasan. Bahan baku tabung bambu kemudian diganti dengan gulungan kertas yang kemudian dibungkus kertas merah di bagian luarnya. Petasan ini kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api, yang lebih menitik- beratkan pada warna-warni dan bentuk pijar- pijar api di udara.


Berkembang di Eropa


Kemudian hari dibedakan antara kembang api dan petasan. Kembang api akan melesat ke udara begitu sumbunya dibakar, sedangkan petasan hanya mengeluarkan suara ledakan tanpa diiringi pancaran api berwarna-warni.


Pembuatan kembang api kemudian berkembang pesat di Eropa. Marco Polo membawa serbuk mesiu itu dari Cina ke Eropa pada abad ke-13. Italia adalah negara di Eropa pertama yang membuat pabrik kembang api.


Di Eropa serbuk petasan dipergunakan untuk keperluan militer, misalnya untuk peluncuran roket, meriam, dan senjata. Kembang api akan melesat ke udara apabila sumbunya dibakar, sedangkan petasan hanya mengeluarkan suara ledakan tanpa diiringi pencaran api berwarna-warni.


Pada abad ke-18 Jerman muncul sebagai pembuat kembang api yang unggul bersama Italia. Kembang api menjadi sangat terkenal di Inggris Raya selama pemerintahan Ratu Elizabeth I.


Sekolah Khusus


Pada masa Renaissance, di Italia dan Jerman ada sekolah yang khusus mengajarkan masalah pembuatan kembang api. Di sekolah Italia menekankan pada kerumitan kembang api, sedangkan di sekolah Jerman menekankan pada kemajuan ilmu pengetahuan. Dan akhirnya muncul istilah pyrotechnics yang menggambarkan seni membuat kembang api.


Untuk membuat kembang api dibutuhkan seorang ahli yang mengerti reaksi fisika dan kimia, setelah bertahun-tahun, para ahli kembang api akhirnya bisa membuat kembang api berwarna-warni, seperti merah yang berasal dari strontium dan litium, warna kuning berasal dari natrium, warna hijau berasal dari barium dan warna biru dari tembaga.


Campuran bahan kimia itu dibentuk ke dalam kubus kecil-kecil yang disebut Star. Star inilah yang menentukan warna dan bentuk bila kembang api itu meledak nantinya. Kumpulan Star dimasukkan ke dalam silinder yang terbuat dari karton atau plastik, lalu dimasukkan juga bubuk mesiu serta sumbu untuk menyalakannya.


Berkat kemajuan teknologi, kini kembang api bisa bermacam-macam bentuknya. Ada yang seperti komet, pohon palem, bunga chrysanthemum, bintang dan lain-lain. Ternyata kembang api juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk meminta pertolongan, misalnya oleh orang yang terapung-apung di tengah laut atau oleh mereka yang tersesat di hutan. Selain itu, bisa juga digunakan untuk menerangi garis mendarat di lapangan terbang.

(ben)

No comments: