Friday, August 31, 2012

ARENA KKPK, 2 September 2012



Lomba Masak di Paris




Judul: Eiffel Cooking Battle
Penulis: Zaki
120 halaman



 Mendapat beasiswa belajar memasak di Prancis? Wow, mau, dong! Tiga anak yang beruntung itu adalah Shella,  Aurell,  serta Kevin, koki cilik yang cukup terkenal di Indonesia. Di Prancis, mereka diundang mengisi acara TV juga, lho!

Tapi… keberhasilan itu membuat salah satu teman mereka, Resta, iri dan mengejar sampai ke Prancis. Bahkan, Resta menantang adu masak di bawah menara Eiffel, lho! Waaah…niat banget, ya?

Siapa yang bakal menang? Berhasilkah Shella dkk. Menaklukan lidah orang-orang Prancis? Temukan jawabannya dalam novel seru ini! Ada bonus cerpen dan resep juga, lho!


(Geus Rama S, SD Az Zhara, Palembang)

HORE, 2 September 2012


7 Menara Masjid Unik


Di dunia ini ada jutaan masjid yang tersebar di seluruh negara. model dan bentuknya pun bermacam-macam. Lain wilayah, lain pula bentuknya. Masing-masing menampilkan kekhasannya. Ada yang model umum seperti mercusuar, octagonal, persegi empat, hingga bentuk spiral.

Berikut tujuh bentuk menara masjid yang unik :


1. Menara Kudus


Masjid yang terletak di Kota Kudus, Jawa Tengah, ini dibangun pada 956 H/1549 M. Masjid ini terkenal dengan menaranya yang unik, yang merupakan bagian dari kompleks makam Sunan Kudus. Menara ini pada dasarnya meniru bangunan candi zaman Majapahit yang terdiri dari kaki dan tubuh bangunan yang berjenjang beserta pelipit-pelipit mendatar sebagai batas.

Bagian dinding menara terbuat dari material batu bata. Sementara bagian atas menara berbentuk atap tumbang dengan konstruksi kayu. Hiasan bidang, meskipun sudah disamarkan, masih tampak seperti bekas-bekas hiasan pada bangunan candi.




2. Masjid Istiqlal Jakarta


Masjid Istiqlal merupakan salah satu masjid di Indonesia yang mengedepankan gaya arsitektur Islam modern. Gaya arsitektur modern ini juga tampak pada bagian menara masjid. Bangunan menara yang berfungsi sebagai tempat muazin mengumandangkan azan sebagai tanda waktu shalat tiba ini dibangun meruncing ke atas dan memiliki lubang-lubang pada bagian dindingnya. Lubang-lubang tersebut untuk mengurangi tekanan dan hembusan angin.

Menara ini memiliki ketinggian 66,66 meter dengan diameter lima meter. Ketinggian menara ini sebagai simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam Alquran. Sementara di atas tempat muazin mengumandangkan azan adalah puncak menara yang terbuat dari baja tahan karat seberat 28 ton dengan tinggi 30 meter.

3. Masjid Agung Banten


Masjid ini termasuk salah satu yang tertua di Jawa. Masjid yang dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570) terletak di sisi alun-alun dan di sebelah utara keraton. Menara Masjid Agung Banten berbentuk mercusuar dengan gaya Eropa yang tampak kurang serasi dengan bangunan masjidnya.

Awalnya, sebelum difungsikan sebagai menara masjid, menara ini digunakan sebagai menara rambu dan pengintai untuk Pelabuhan Banten yang kerap menjadi sasaran serangan oleh kekuatan-kekuatan Eropa sebagai rival Belanda. Menara ini dibangun oleh seorang arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel, yang bekerja di kota pelabuhan itu pada abad ke-17 M.




4. Masjid Samarra Iran


Bentuk khas menara spiral digunakan di masjid-masjid di Irak yang mengadopsi tradisi dalam bangunan menara Mesopotamia. Masjid Samarra Iran dan Masjid Dullaf di Irak yang memiliki menara berbentuk spiral. Bisa dikatakan kedua menara ini sebagai peninggalan arsitektur yang memberikan kesan bahwa perhitungan geometri para arsitek pada masa itu sudah sangat akurat. Kedua menara masjid itu bahkan hingga sekarang masih tegak berdiri walaupun sudah berusia 1.200 tahun. Masjid lain yang juga memiliki menara spiral adalah Masjid Ibnu Tulun di Fustat, Mesir.

5. Menara Masjid Emin

Satu-satunya minaret berbentuk oktagonal yang terkemuka terletak di Chefchaouen Cina bernama Emin Minaret yang dibangun pada 1778 oleh Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing (1735-1796). Menara ini memiliki tinggi 44 meter (144 kaki) dan merupakan menara masjid tertinggi di Cina.

Menara ini terbuat dari kayu dan batu bata. Modelnya sangat elegan berbentuk melingkar dan meruncing ke bagian atas. Diameter menara seluas 14 meter (46 kaki) di bagian bawah, sedangkan pada atas diamaternya sekitar 2,8 meter.







6. Masjid Hassan II Maroko


Masjid Hassan II di Casablanca, Maroko, tercatat sebagai masjid dengan menara tertinggi di dunia. Menaranya seakan mencakar langit dengan ketinggian mencapai 210 meter. Dirancang oleh arsitektur asal Prancis, Michel Pinseau, masjid ini dibangun oleh Bouyges pada 1980. Setiap malam, di puncak menara, terdapat sinar laser yang mengarah ke Makkah.

Bangunannya megah dan luas yang menghadap ke perairan Atlantik. Masjid ini berdiri di sebuah semenanjung hasil reklamasi. Pembangunan Masjid Hasan II Maroko terinspirasi oleh ayat Alquran surah Hud [11] ayat 7, “Singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.” Masjid ini bisa menampung lebih dari 30 ribu jamaah.



7. Masjid Agung Xi’an


Menara Masjid Agung Xi’an ini terbilang cukup unik karena menggambarkan arsitektur asli Cina. Menara ini menggabungkan dua fungsi; bulan menonton paviliun dan menara. Eksterior masjid dihiasi dengan ubin kaca biru dan kepala naga. Di dalam, langit-langit yang dicat cerah diukir dengan bunga teratai. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Ming tahun 700-an Hijriyah (1400 Masehi) oleh Laksamana Cheng Ho.

CERNAK, 2 September 2012



Lomba Menulis Cerpen


oleh Benny Rhamdani

"Tya, kamu sudah baca pengumuman lomba cerpen untuk anak di Facebook KKPK?" tanya Sasha saat bertemu teman sebangkunya di kelas pagi hari.

"Belum. Kamu mau ikut?" Tya balik bertanya.

"Iya. Aku mau coba. Siapa tahu bisa menang kayak kamu tahun lalu," jawab Sasha. "Kamu ikut juga, kan?"

"Belum tahu. Eh, aku mau ke kantin dulu. Mau ikut?"

Sasha menggeleng. Tya segera melangkah keluar kelas. Sebenarnya dia tadi berbohong. Semalam dia sudah membaca pengumman lomba cerpen itu di Internet. Tapi dia malas menjawab dengan jujur. Sebab biasanya Sasha akan banyak bertanya nantinya. Bagaimana caranya menang? Bagaimana bikin judul? Kalau nama tokohnya Xandra bagus nggak? Sangat mengganggu Tya.

Sebenarnya yang juga bikin Tya terganggungu, Sasha menulis cerpen hanya karena ikut-ikutan saja.

Sore harinya, Tya membuka laptopnya di kamar. Dia sudah punya ide. Tema lomba cerpen tahun ini adalah Keluargaku. Tya. ingin menulis cerpen tentang Ibu.

Tring. Smartphone Tya berbunyi. Rupanya Sasha mengirim BBM.

"Kamu sudah lihat pengumumannya, kan?"

Tya membalas: "Sudah."




Sasha: "Sudah ada ide?"

Tya : "Belum."



Sasha: "Aku tadi mau menulis tentang Ibu. Tapi, kayaknya akan banyak saingan. Jadi aku akan menulis tentang kakak saja. Menurutmu bagaimana?"

Tya: "Aku mau off dulu ya. Mama menyuruhku masak."

Sasha: "Oke. Terima kasih ya."


Tya langsung mematikan smartphone-nya. Dia kembali mengetik cerpennya. Tapi kalimat Sasha tadi mengganggunya." Aku tadi mau menulis tentang Ibu. Tapi, kayaknya akan banyak saingan." Sementara yang ditulis Tya adalah tentang Ibu. Memang menulis tentang Ibu sangt mudah. Banyak cerita tentang Ibu ketimbang Ayah. tapi pasti semua peserta berpikir sama.

Aha, biar saja. Aku menulis dulu tentang Ibu. Nanti aku menulis yang lainnya, Pikir Tya. Dia pun terus menulis cerpennya.

Keesokan paginya, ketika masuk kelas Tya kaget melihat mejanya dikerumuni beberapa temannya. Rupanya, sasha sedang memamerkan cerpen yang ditulisnya kepada beberapa teman.

"Aduh, Sasha, cerpen kamu bagus banget. Mengharukan sekali," kata Pia.

"Iya, pasti menang lomba deh," ucap Ruri.


"Eh, ada Tya. Maukah kamu membaca cerpenku dan memberi komentar," pinta Sasha sambil menyodorkan cerpen.

Walaupun malas, Tya mengambil dan membacanya. Tapi Tya benar-benar jadi terhanyut dengan cerpen Sasha. Ceritanya bagus.

"Ini kamu sendiri yang nulis?" tanya Tya.

"Iya. Masa pembantu aku?"

"Ceritanya bagus," kata Tya sambl tersenyum.

"Terima kasih. Aku mau mengirimnya hari ini."

Tya jadi tidak konsentrasi saat belajar. Cerpen yang ditulisnya tidak sebagus cerpen Sasha. Hal itu membuat Tya ingin menulis cerpen lainnya.

Keinginan Tya untuk menulis cerpen lagi tak mudah terwujud. Tugas sekolah menyita waktunya. Belum rencana pementasan balet di tempat kursusnya, ditambah seleksi olimpiade matematika.

Dua bulan kemudian pengumuman pemenang lomba cerpen KKPK diumumkan di Internet. Tya tidak menemukan namanya, tapi nama Sasha ada di urutan kedua. Tya sedih dan kecewa.

Sore harinya, Tya dikejutkan dengan kedatangan Sasha. Bukan cuma Sasha, tapi juga ibunya.

"Kami datang secara khusus untuk memberi hadiah buat Tya. Karena Tya telah menjadi motivator dan guru juga bagi sasha dalam hal menulis cerpen," kata ibunya Sasha kepada Mama Tya.

Hadiahnya raibow cake.

"Aku juga mau mengucapkan selamat kepada Tya. Tadi aku baca di Internet, Tya terpilih ke tingkat nasional untuk olimpiade matematika. Tahun kemarten aku gagal di tingkat provinsi, Tya malah bisa ke tingkat nasional," kata Sasha. "Kita gantian rupanya."

Tya tersenyum. Dipikir-pikir untuk apa dia bersedih gagal di lomba menulis cerpen. Dia masih bisa ikut lagi tahun depan. Lagipula, saat ini seharusnya dia berbahagia bisa memiliki sahabat yang baik hati seperti Sasha.

^_^








Saturday, August 25, 2012

ARENA KKPK, 26 Agustus 2012


Kado Restoran

Judul: Restoran Untuk Mama
Penulis: Ira


124 halaman


Aiih... ternyata Shena cocok juga, ya, jadi artis! Terkenal, masuk TV, diuber-uber wartawan dan para fans, bahkan sampai diutus ke Belanda, lho! Dan itu hanya karena Shena pintar memasak. Waaah..., bisa segitunya, ya?

Itu semua karena mama Shena yang mendukung Shena habis-habisan. Sayang, sepulangnya Shena dari Belanda, mamanya malah terbaring kritis di ICU. Hiks hiks hiks...

Bagaimana nasib Mama Shena, ya? Apakah Shena berhasil memenuhi permintaan mamanya untuk membangun sebuah restoran? Mana tahu kalau belum baca selengkapnya. Baca dulu, dong!


Balqis Savira, SD IBA, Palembang

HORE: 26 Agustus 2012





Cara Astronot Makan dan Minum


Pada saat pengiriman pesawat ulang alik ke luar angkasa untuk pertama kalinya, para astronot mengalami kesulitan dalam urusan penyediaan makanan dan minuman bagi mereka.

Tidak ada yang tahu sebelumnya apakah para astronot dapat memakan makanan padat atau cairan dengan kondisi tanpa bobot dan akan seperti apakah rasa nya.
 
Mulanya, pada pengiriman ke angkasa luar, makanan dan minuman tersebut disediakan dalam bentuk cairan dan pasta, dan urusan rasa tidak diprioritaskan.


Lalu, pada tahun 1960-an makanan dan minuman untuk astronot yang dikemas dalam baki ditemukan. Bakinya dapat dilekatkan pada badan astronot agar tidak berterbangan. Kebanyakan, makanan ini dikeringkan dan harus ditambahkan air sebelum dimakan.

Sekarang ini, makanan dan minuman bagi para astronot sudah dibuat bervariasi seperti: Sup yang disediakan dalam tube, ikan dan daging kalengan, jus, kopi, teh, dll. Ada pula beberapa yang dihaluskan dan dikeringkan secara khusus, yang apabila ditambahkan air, akan kembali ke bentuk aslinya.



Para astronot biasanya disuguhkan makanan 4 kali dalam sehari: Sarapan, sarapan kedua,makan siang, dan makan sore dengan jumlah kalori 3.200 perharinya. Sesuai peraturan dan pengawasan diet seimbang dari dokter.



Menu nya:

Sarapan pertama: daging panggang yg didinginkan, kentang, roti gandum , buah dan kopi.

Sarapan kedua: keju, biscuit dan jus apel.

Makan siang: ikan, sup sayur, roti, anggur, jus plum, dan prem.

Makan sore: hamburger dengan telur, keju cottage dengan kacang-kacangan, roti gandum, permen dan teh.

Namun, untuk masa sekarang ini, setiap anggota awak pesawat ruang angkasa telah diijinkan memilih apa yang ingin dimakan.

Setelah 60-80 hari di luar angkasa, banyak astronot merasa berkurang nafsu makannya dan rasa makanan berubah. Hal ini disebabkan perubahan dalam metabolisme dan perubahan yang terjadi dalam tubuh. Selain itu, mereka mengalami kebosanan dengan menu yg disuguhkan. Para peneliti masih menyelidiki dan mencari solusi akan hal ini.


Dan setelah ditemukan cara mendaur ulang minuman dari air kencing dan air kotor tanpa menggunakan daya gravitasi sama sekali, para astronot mulai mengkonsumsi air minum dari air tersebut dan mulai mempergunakannya utk kegiatan mereka sehari-hari di luar angkasa. Kata mereka," hasil daur ulang air minuman tersebut jauh lebih baik daripada hasil daur ulang air minuman di bumi".

(ben/net)

Friday, August 24, 2012

Cernak, 26 Agustus 2012

Indra dan Suatu Hari

Oleh Benny Rhamdani

Suka menunda pekerjaan yang semestinya segera dilakukan? Hehehe, sama dong dengan Indra. Lihat saja kamarnya yang berantakan. Padahal, Ibu sudah jauh-jauh hari meminta merapikan kamarnya.

“Nanti ya, Bu. Indra lagi banyak pe-er nih,” begitu alasan Indra.

Pe-er itu sendiri sebenarnya menjadi banyak karena Indra mengerjakannya saat hari pengumpulan hampir tiba. Misalnya, tugas matematika yang diberikan minggu lalu, baru dikerjakan hari ini karena besok harus dikumpulkan. Sementara tugas pelajaran lainnya yang diberikan tiga hari lalu dan dua hari lalu ada juga yang harus dikumpulkan besok. Akhirnya, semua menumpuk.

“Bu, lihat jangka dan busur derajat punya Indra nggak?” tanya Indra keluar kamar menemui Ibu.

“Lho, benda-benda itu kan punya Indra. Ibu nggak berani pakai. Lagipula buat apa?” Ibu balik bertanya.

“Ya, barangkali Ibu melihatnya. Solanya, di tas Indra nggak ada,” ucap Indra.

“Coba dicari di kamar dulu,” kata ibu.

Indra balik ke kamar. Dia langsung malas melihat kamarnya yang berantakan. Cari di mana ya? Pikirnya.

“Sambil dibereskan dulu kamarnya. Siapa tahu nanti ketemu,”saran Ibu yang ikut masuk ke kamar Indra.

Indra pun mulai merapikan kamarnya mulai dari merapikan tumpukan CD gamenya, komik-komik yang bertebaran, kaos-kaos olahraga yang tidak disimpannya ke keranjang cuci, dan masih banyak lagi. Lama juga Indra merapikannya.

“Sebenarnya, kalau Indra rajin merapikan kamar setiap hari, tentu tidak harus lama begini,” kata Ibu yang ikut membantu Indra. Saat memungut kaos kaki kotor dari sudut kamar, Ibu menemukan tempat pensil Indra. Di dalam tempat pensil itulah Indra menyimpan jangka dan busur derajat.

“Wah, ketemu juga. Terima kasih, Bu,” kata Indra. Dia pun bersiap mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Namun karena sejam tadi Indra kecapekan merapikan kamarnya, konsentrasinya buyar. Ia merasa letih.

Tidur-tiduran dulu, ah. Begitu niat Indra sambil berbaring di tempat tidurnya. Tak terasa matanya terpejam, lalu Indra tertidur lelap. Tengah malam Indra terbangun. Dia teringat banyak pe-er yang belum dikerjakan padahal harus dikumpulkan besok.

Buru-buru Indra membuka buku-bukunya. Ia pun berusaha mengusir kantuk. Karena tugas sekolah yang ditumpuknya, Indra baru bisa menyelsaikannya saat subuh. Setelah shalat subuh, Indra kembali tidur.

“Indra! Bangun! Sudah siang lho,” seru Ibu membangunkannya.

Indra bangun dengan mata masih mengantuk. Buru-buru Indra ke kamar mandi lalu melakukan kegiatan rutin lainnya dengan terburu-buru. Indra tiba di gerbang sekolah bersamaan dengan bunyi bel sekolah tanda masuk.Tidak sempat Indra memeriksa lagi pe-ernya, membandingkan dengan teman-temannya.

Pelajaran pertama mestinya matematika. Tapi sampai beberapa menit Pak Juhro belum juga masuk kelas. Ternyata yang datang malah Pak Kepala Sekolah.

“Anak-anak, Pak Juhro tidak mengajar hari ini karena tadi mengalami kecelakaan saat berangkat hendak mengajar. Sekarang kalian kerjakan dulu latihan-latihan soal yang akan bapak berikan. Mohon jangan berisik, karena sampai jam sembilan nanti sebagian guru akan menjenguk Pak Juhro ke rumah sakit,” jelas Pak kepala Sekolah.

“Jika latihan sudah dikerjakan, tapi guru-guru belum kembali dari rumah sakit, kalian silakan ke perpustakaan atau ke aula olahraga. Tapi jangan ada yang keluar sekolah. Sebelumnya, mari sama-sama kita berdoa untuk kesembuhan Pak Juhro. Berdoa mulai ....”

Kelas tak bisa benar-benar tenang ketika kemudian Pak Kepala Sekolah meninggalkan mereka.

“Indra, kamu kok lesu gitu? Yuk, kita kerjakan soal latihan ini buru-buru. Biar bisa main bola di aula nanti!” kata Adi teman sebangku Indra.

“Aku ngantuk ah. Mau tiduran dulu.”

“Lho, kok ngantuk jam segini? Memangnya semalam kamu nggak tidur?”

Indra tidak menjawab. Ia benar-benar mengantuk. Kepalanya terkulai di meja. Huh, kalau saja tidak banyak menunda pekerjaan, Indra tak perlu mengantuk seperti ini. Karena di kelas hanya dia yang tertidur semenit kemudian.
^-^

Friday, August 10, 2012

CERNAK, 12 Agustus 2012

Cerita Ratri

oleh Benny Rhamdani


Matahari belum terbenam sempurna. Ratri duduk di pasir pantai yang kering sambil menatap ke laut. Dia sangat menytukai pantulan matahari senja di permukaan laut.

"Sudah hampir malam, pulang yuk," ajak Shasa, sepupu Ratri yang sebaya.

"Sebentar lagi."



"Aduh, perutku sudah lapar nih," bujuk Shasa.

"Bukannya tadi sudah menghabiskan rotiku?" tanya Ratri dengan mata tetap lurus ke depan.

"Cuman roti setangkup nggak cukup," kata Shasa.

Ratri tak bergerak. Akhirnya, Shasha duduk kembali di sisi Ratri.

"Kenapa sih tiap liburan ke pantai kamu suka kayak begini?" tanya Shasha.

"Aku ingat masa kecilku," ucap Ratri.

"Yang mana? Waktu tenggelam di bak mandi?" ledek Shasha.

"Waktu ibuku mendongeng tentang matahari yang berkelana setiap senja hilang," jawab Ratri.

Shasha menelan ludah. Ia tak berani terus bertanya.Khawatir Ratri sedih karena teringat ibunya yang meninggal tahun lalu.

"Ceritanya, ada seorang anak perempuan yang bersahabat dengan matahari. Tapi mereka hanya bisa bertemu saat senja di pantai. Suatu hari matahari senja tidak menemukan anak itu. Dia menunggu. Tapi jadinya penduduk pantai bingung karena malam tak juga datang. Lalu, penduduk pantai meminta matahari datang lagi setiap senja. Tapi ternyata anak itu tak pernah datang karena telah meninggal. Nah, aku jadi ingin berteman dengan matahari," kata Ratri.

"Ngayal!" ucap Shasha. "Yuk! Udah mau gelap!"

Ratri mengalah. Dia berjalan di samping Shasha menuju villa. Sebenarnya ini adalah liburan keluarga Shasha. Tapi Shasha mengajak Ratri biar ada teman bermain.

Ibu Shasha sudah menyiapkan malam bersama. Akhirnya Ratri juga ikut makan dan bersenang-senang dengan keluarga Shasha.

Malam harinya, ketika Shasha sudah hampir tertidur, tiba-tba dia mendengar suara isak tangis di dekatnya. Suara isak tangis Ratri.

"Kenapa, Rat?" tanya Shasha." Kamu masih ingin bertemu matahari senja. Besok kita ke pantai lagi."

"Ng, sebenarnya... setiap aku melihat  matahari senja, aku jadi ingat ibuku."

"Sudahlah, Rat. Jangan bersedih. Nanti aku juga ikut sedih. Kita ke sini kan liburan untuk bersenang-senang," kata Shasa.

"Susah, Shasha. kamu tahu, kan, ayahku akan menikah dengan teman sekantornya?" tanya Ratri.

"I ... iya," jawab Shasha pelan.

"Aku sedih. Aku sedih takut ibu sedih."

"Mengapa tidak kamu bilang kepada ayahmu?" tanya Shasa.

"Aku juga takut sedih. Takut sedih bila ayah sedih karena aku tidak setuju."

"Kalau menurutku sih, seharusnya kamu bahagia akan punya ibu baru. Jadi ayahmu dan kamu ada yang mengurus."

"Tapi ...," ucap Ratri.

"Kalau dia ternyata galak, kamu bisa pindah ke rumahku. Gampang, kan?" kata Shasha.

"Kamu tahu juga, kan, ibuku baru menikah dengan Pak Roy dua tahun lalu. Aku dulu juga takut. Apalagi Pak Roy punya anak juga. AKu takut ibuku lupa sama aku. tapi ternyata ibuku tetap sayang, dan Pak Roy juga menyayangiku sama seperti menyayangi anak-anaknya," ucap Shasha.

Ratri tersenyum. "Terima kasih, Sha. kamu sudah menenangkan hatiku. Aku mau tidur. Lusa begitu pulang, aku akan bilang kepada ayahku. Aku tidak kebaratan ayah menikah lagi," kata Ratri.

Shasha tersenyum, "Jangan lupa undang aku ya," ledeknya.

^_^



ARENA KKPK, 12 Agustus 2012


Klab Penulis Cilik

Judul: Junior writer
Penulis: Tata
124 halaman

Kamu pengen jadi penulis cilik, tapi kamu masih malas memulainya? Atau kamu ragu-ragu mulai menulis cerita? Hm, aku sarankan baca buku KKPK yang ini deh. Soalnya, aku setelah membaca KKPK ini tambah semangat menulis. Memang apa sih ceritanya?

Ketika melihat banyak buku cerita dipajang di toko buku, Sherina jadi ingin menulis. Dia ingin punya karya yang bisa dibaca dan bermanfaat bagi orang lain. Semenjak itulah, Sherina jadi giat latihan menulis. Kira-kira, impian Sherina itu tercapai atau enggak, ya?

Sherina juga mengajak teman-teman se-gengnya, Aye, Sisca, Kiara, dan Tiana, untuk menulis. Hmm, memang mereka mau? Apalagi, sekolah menjadi heboh semenjak Sherina terpilih menjadi ketua mading sekolah, ketua majalah sekolah dan pendiri Junior Writer’s Club. Waw hebat, ya! Yuk, cari tahu kegiatan Sherina, sang Penulis Cilik! Dijamin bakal ketagihan baca, deh!

Sambil menunggu saat buka puasa, kalau sudah selesai membaca KKPK, nggak ada salahnya kita coba menulis. Siapa tahu bisa gabung dengan Junior Wroiter’s Club.



Geus Rama Syarief, 11 tahun, SD Az Zahra Palembang

HORE, 12 Agustus 2012



BEDUG, Tak Asal Pukul

Kalian kenal bedug, kan? Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. 

Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

Sejarah


Bedug sebenarnya berasal dari India dan Cina. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid. Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara Cina, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. 

Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani waktu salat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah dikeluarkan dari surau dan mesjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug digantikan oleh pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga NU melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedug.

Cara pembuatan sederhana

Pada awalnya, kambing atau sapi dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku bedug antara lain kulit kambing, sapi, kerbau, dan banteng. Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kulit sapi coklat. Sebab, kulit sapi putih lebih tebal daripada kulit sapi coklat, sehingga bunyi yang dihasilkannya akan berbeda disamping, keawetannya yang lebih rendah. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar 5-10 menit. Jangan terlalu lama agar tidak rusak. Lalu, kulit dijemur dengan cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedug. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Proses penyatuan kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.

Terbesar di Dunia


Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien, Purworejo. Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang pembuatannya diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. dibuat pada tahun 1762 Jawa atau 1834 M. Dan diberi nama Kyai Begelan. Ukuran atau spesifikasi bedug ini adalah : Panjang 292 cm, keliling bagian depan 601 cm, keliling bagian belakang 564 cm, diameter bagian depan 194 cm, diameter bagian belakang 180 cm. Bagian yang ditabuh dari bedug ini dibuat dari kulit banteng. Bedug raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengundang jamaah hingga terdengar sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedug sebagai tanda waktu salat menjelang adzan dikumandangkan.