Friday, November 28, 2008

Cernak, 30 November 2008


Gadis Kecil Misterius

Oleh Benny Rhamdani


“Bisakah kamu menemui aku?”


Itu bunyi SMS yang diterima Sita sore ini. Sita tidak mengenal nomor pengirimnya.


“Ini siapa?” Begitu kalimat SMS balasan dari Sita.


“Aku sangat memerlukan pertolonganmu.” SMS balasan malah tidak menjawab pertanyaan Sita.


“Kamu di mana?” tanya Sita.


“Aku di taman kota. Di kursi dekat pohon bougenvil besar.”



“Baik aku akan ke sana. Tunggu ya.” Sita membalas SMS itu.


Sita meninggalkan kamarnya. Jarak ke taman kota tak terlalu jauh. Cukup berjalan kaki pasti akan sampai sana dalam waktu sepuluh menit.Gm, sebenarnya Sita tadi berniat mengurungkan diri ke taman kota. Soalnya tidak yakin benar dengan yang mengirim SMS tadi. Bagaimana kalau orang iseng? Bagimana pula kalau orang jahat.

Ah, tapi tidak ada salahnya kalau ke taman kota. Di sana banyak orang, tidak mungkin ada orang yang berani berbuat jahat, pikir Sita. Nah, kalau ternyata yag mengirim SMS itu teman-temannya yang iseng, hanya untuk menyuruh Sita berjalan ke taman kota, itu pun tak masalah. Anggap saja sedang olahraga jalan kaki di sore hari, pikir Sita.


Sore ini taman kota tampak ramai seperti iasanya. Ada yang jogging, bersepeda, bermain bola, atau sekadar duduk-duduk. Sita bergegas menuju letak pohon bougenvil besar. Matanya kemudian mencari bangku semen di sekitarnya.


Ada seorang nenek dengan anjing pudelnya, di kursi lain ada dua perempuan sedang membaca buku tebal, lalu ada seorang ibu dengan kereta dorong bayi. Dan … diakah? Sita melihat seorang gadis kecil tengah duduk di kursi taman sendirian. Sita pun mendekati gadis kecil itu. Tapi saat Sita di dekatnya, gadis kecil itu tidak reaksi.

“Maaf, apakah kamu tadi yang mengirim sms untukku?” tanya Sita.


Gadis itu menoleh, tapi pandangan matanya tidak tertuju langsung ke wajah Sita. “Ya. Maaf aku mengganggumu,” kata gadis kecil tu. “Silakan duduk. Oh iya namaku Veni.”


Veni menjulurkan tangannya tapi tidak tepat kea rah Sita.


“Maaf, apakah kamu tidak bisa melihat?” tanya Sita.


“Ya, aku tunanetra,” kata Veni.


Sita menyambut uluran tangan itu, menyalaminya. Dia pun duduk di samping Veni. “Apa yang bisa kubantu untukmu? Dan dari mana kamu tahu nomor HP-ku?” tanya Sita. Dia bingung bagaimana Veni bisa sampai di taman kota ini sendirian. Adakah orang yang mengantarnya?


“Aku tadi asal pencet saja nomornya. Aku tidak meyangka yang akan datang anak perempuan sebaya denganku. Oh iya, aku minta bantuan untukmu …. Maukah kamu menjaga binatang kesayangku ini?”


Sita terbelalak. Veni mengeluarkan hamster putih. Sita meloncat karena takut.


“Aduh sebaiknya orang lain saja,” kata Sita. “Aku takut.”


“Kenapa takut?”


“Bintang ini mengggigit kan?”


“Tentu tidak. Peganglah. Lihat, aku saja tidak pernah digigit.”


Sita menolak memegangnya.


“Masa kalah dengan orang buta seperti aku?” kata Veni.


“Mengapa kamu ingn menitipkannya padaku?”


“Umurku tak lama lagi. Nah, di keluargaku tak ada yang suka hamster ini. Makanya ingin kutitipkan kepada orang lain. Kupikir kamu akan mau memeliharnya.”


“Baiklah aku mau memeliharanya. Tapi tak mau memegangnya.”


Veni mengeluarkan kandang kawat di sampingnya. Hamster itu di masukan ke kandangnya. “Ini. Sudah kukandangkan.”


Sita mengambilnya walau agak ketakutan.


“Terima kasih. Maaf aku tidak bisa lama-lama di sini.” Veni kemudian mengeluarkan tongkat penuntun yang bisa dilipat. Ia kemudian berjalan sendiri meninggalkan taman kota.


Sita kemudian membawa hamster itu ke rumah. Untung ayah da ibu tak keberatan. Sita merawatnya dengan baik. Hanya sehari dia tak mau memegang hamster itu. Hari-hari berikutnya Sita tak takut lagi. Malah kini Sita jadi berani dengan binatang peliharaan lainnya seperti anjing, kucing. Padahal dulu Sita paling takut dengan binatang peliharaan.


Setiap sore Sita kemudian membawa hamster itu ke taman kota. Sita berharap bisa ketemu lagi dengan Veni. Tapi gadis itu tak pernah muncul lagi. Mengirimkan SMS pun tak pernah dibalas. Padahal Sita ingin sekali berterimakasih karena dia sekarang tak takut lagi dengan hewan peliharaan.


Oh iya, jika kalian punya teman tunanetra bernama Veni, jangan lupa beritahu Sita ya!

^-^

Hore, 30 November 2008

Mengenal Sosok Fiktif Vampir


Kalian pernah melihat film-film horor asing? Kalau kalian berjiwa pemberani tentu tidak akan terpengaruh menjadi penakut setelah menyaksikan film itu. Dan karena film itu sebagian besar adalah hayalan (fiktif), kita juga tidak perlu memercayai seratus persen. Termasuk kepada tokoh-tokoh horornya.


Vampir Barat


Di barat saat ini tengah digandrungi film bertema vampire. Bahkan buku-buku anak, remaja dan dewasa di sana banyak berkisah tentang vampire ini. Apa sih vampire itu?

Vampir adalah tokoh fiksi berupa setan yang suka menghisap darah manusia. Vampir umumnya diceritakan keluar dari makamnya pada malam hari. Ia menyamar sebagai kelelawar untuk menghisap darah orang-orang yang sedang tidur. Korbannya akan menjadi vampir juga.


Menurut beberapa mitos, vampir tidak tampak di cermin karena mereka tidak memiliki jiwa.Dongeng modern mengatakan bahwa vampir bisa menjelma menjadi kelelawar, serigala, bahkan gumpalan gas. Mereka mempunyai taring yang panjang untuk menggigit darah manusia. Mereka harus menjauhkan diri dari sinar matahari. Vampir dapat dibunuh dengan cara menikam jantungnya.kaum vampire memiliki satu musuh yaitu werewolf (manusia serigala).


Vampir Cina


Untuk vampire di film-film berbahasa mandarin ini kerap disebut sebagai jiang-shi. Sebenarnya cerita tentang vampire ini merupakan semacam cerita legenda di masyarakat. Memang ada literatur sejarahnya namun cuma tercatat di dalam sejarah tidak resmi jadi cuma berupa catatan pengalaman dari seseorang. Perlu diketahui, catatan sejarah di Tiongkok dibagi atas 2 bagian besar, catatan resmi dari kamar sejarah kekaisaran dan catatan tidak resmi yang sumbernya dari masyarakat. Yang terakhir ini disebut "Wai-shi" atau "Ye-shi" yang artinya Catatan Tak Resmi.


Vampire dalam kebudayaan Tionghoa sebenarnya adalah sebutan untuk jenazah yang dikuburkan di tempat yang sangat kering, kurang lembab untuk memungkinkan organisme kecil membusukkan jenazah sehingga beberapa tahun berlalu, jenazah tadi tetap saja seperti sediakala. Jenazah seperti ini mengandung dan menyebarkan sejenis racun. Ini tidak heran karena mayat biasapun memang mengandung racun.


Karena ketakutan psikologis masyarakat zaman dulu terhadap kegelapan, kemudian ada cerita bahwa jenazah tadi dapat bangun dan mencari mangsanya berupa manusia hidup untuk dihirup darahnya dan dimakan dagingnya. Bila terkena racun jenazah tadi, korbannya juga akan menjadi vampire sejenis. Hal ini lumrah dalam kehidupan masyarakat zaman dulu dan ada di kebudayaan manapun tidak terkecuali.


Pakaian vampire hitam-hitam yang seperti kita lihat di film-film berbahasa mandarin adalah pakaian pejabat kekaisaran Dinasti Qing, jadi itu cuma semacam skenario film dan bukan pakaian seragam dari vampire Tiongkok. Jadi, sampai di sini jelas sudah. Vampire melompat2 seperti yang digambarkan dalam film2 buatan Hong Kong itu tidak pernah ada dan hanya rekaan manusia saja.


Drakula


Drakula adalah tokoh fiksi ciptaan Bram Stoker dalam novelnya Dracula yang diterbitkan pada tahun 1897. Drakula adalah seorang vampir yang diceritakan berasal dari kota Transylvania yang berada di Rumania. Kelemahan Drakula ialah sinar matahari, benda terbuat dari perak, dan bawang putih. Tokoh ini kemungkinan terinspirasi Raja Vlad III yang memerintah Walakia pada abad ke-15 dengan tangan besi. Jika ada yang bertanya apa bedanya drakula dan vampire, sudah jelas bahwa drakula adalah vampire, tapi vampire belum tentu drakula.


Manusia Serigala


Manusia serigala (bahasa Inggris: werewolf) adalah makhluk siluman jadi-jadian setengah manusia, setengah serigala. Konon manusia serigala akan berubah pada saat bulan purnama tiba. Ketika itu kekuatan mistiknya mencapai pada puncaknya. Manusia serigala senantiasa memburu manusia. Barang siapa yang tergigit atau terkena cakarannya akan menjadi salah satu dari manusia serigala pula. Dia konon hanya bisa mati jika ditembak dengan silver bullet (peluru perak)manusia serigala memiliki nama lain yaitu lychantrops atau lycans dan ceritanya werewolf bermusuhan dengan kaum vampire.


Nah, di film-film Indonesia juga ada cerita-cerita horror yang mengangkat tokoh imajinasi makhluk halus. Kalian pasti apa saja, kan? Nah, sebenarnya hanya sedikit yang pernah menyaksikan sendiri kehadiran mereka, tapi kemduian dikemas dalm cerita film seperti kejadian nyata, maka jadi banyak yang percaya. Dalam agama manapun, makhluk halus memang dikenal. Tapi kita diajarkan untuk tidak takut terhadap mereka karena manusia selalu dilindungi Tuhan.

(ben)

Friday, November 21, 2008

Hore, 23 November 2008

Yuk, Kita Mandi!

Ayo ngaku siapa di antara kalian yang belum mandi? Hm, kalau belum mandi, kalian janji ya harus segera mandi setelah membaca tulisan ini. Soalnya, mandi itu penting loh bagi kita.

Mandi adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam sungai, danau, telaga, laut, kolam, atau bak mandi.

Manusia perlu mandi untuk menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk memelihara kesehatan, menjaga kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi. Setelah mandi, manusia biasanya merasa segar, bersih, dan santai.

Dua Kali Sehari

Kebiasaan sewaktu mandi, frekuensi, tempat mandi, dan perlengkapan mandi yang digunakan bergantung pada kebudayaan dan kondisi geografis tempat tinggal. Pendapat orang di berbagai negara tentang kebersihan dan bau badan selalu berbeda-beda dan tidak ada yang benar atau salah.

Kebersihan bisa merupakan prioritas utama bagi orang yang tinggal di suatu negara, tapi kebutuhan pangan dan tempat berteduh bisa lebih penting bagi orang di negara lain.

Sebagian orang mandi setiap hari, tapi banyak juga orang yang tidak terlalu sering mandi. Di tempat air merupakan barang langka, air mungkin lebih baik dipakai untuk minum, memasak, atau bertani daripada mandi. Orang yang tinggal di tempat yang mengenal musim dingin sering tidak mengenal mandi dengan air dingin.

Orang Indonesia mempunyai kebiasaan mandi dua kali sehari dengan air dan sabun. Mandi pagi dilakukan di pagi hari sebelum melakukan berbagai kegiatan, sedangkan mandi sore dilakukan di sore atau malam hari. Di kamar mandi yang tidak mempunyai keran air panas, air yang dipakai untuk mandi adalah air dingin.

Selain air panas untuk berendam, tempat pemandian rekreasi (spa) sering menyediakan bak mandi berisi cairan lain, seperti susu, coklat cair, hingga lumpur. Spa dengan pendekatan tradisional menawarkan mandi air panas bercampur buah jeruk, madu, bubuk kari, atau bubuk kunyit.

Selain manusia, beberapa jenis binatang seperti burung, kerbau, dan gajah juga senang mandi. Badak, babi, dan babirusa perlu mandi lumpur untuk merontokkan parasit yang ada di kulit dan menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.




Basah dan Kering

Pada umumnya kamar mandi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu "basah" dan "kering".

Kamar mandi basah biasanya mempunyai sebuah tempat penampungan (bak) air. Dari bak ini orang mencidukkan air dengan gayung yang kemudian disiramkan ke tubuhnya. Kamar mandi seperti ini paling umum digunakan di Indonesia. Hal ini terutama disebabkan karena aliran air tidak selalu terjamin, atau di tempat itu tidak terdapat aliran air, sehingga dibutuhkan sebuah bak penampungan dengan air yang siap digunakan setiap saat.

Kamar mandi kering biasanya menyediakan sebuah tempat khusus untuk orang yang mandi. Cara mandinya pun berbeda, biasanya menggunakan pancuran (bahasa Inggris: "shower") atau dengan duduk atau setengah berbaring berendam di sebuah bak mandi.
Bak besar ini kadang-kadang juga ditambah dengan pancuran sehingga orang tidak harus selalu berendam di bak tersebut. Ini dilakukan untuk lebih menghemat penggunaan air.

Kamar mandi kering paling banyak ditemukan di negara-negara Barat, terutama karena aliran airnya lebih terjamin.

Mandi di Sungai

Di Indonesia, juga di beberapa negara lainnya, masih banyak orang mandi di sungai. Sebenarnya jika sungainya masih bersih tidak ada masalah. Tapi sungai-sungai saat ini, terutama yang melintas di kota sudah banyak tercemar. Namun karena tidak setiap orang punya kamar mandi, terpaksa mandi di sungai yang kotor.

Jika memang ingin memanfaatkan sungai untuk kepentingan mandi, marilah kita sama-sama menjaga kebersihan sungai. Jangan jadikan sungai seperti tempat sampah. Sebab ketika memakainya untuk mandi, sama saja kita mandi di tempat sampah. Jadi tyujuan kita mandi untuk kebersihan sama sekali tidak ada gunanya. Malah jadi mengundang penyakit.

(ben)

Friday, November 14, 2008

Cernak, 16 November 2006




Misteri Lemon Tea

Kalian tahu lemon tea? Itu lho, sejenis minuman teh tapi disertai rasa lemon. Nah, kebetulan ada lima sahabat yang semuanya suka dengan lemon tea. Terutama lemon tea yang dijual di Kafe Hijau di kompleks rumah mereka. Jadilah mereka membuat geng persahabatan bernama Lemon Tea.

“Geng ini akan lebih seru jika kita tidak hanya kumpul-kumpul ngobrol,” kata Bella berambut pendek dan paling nggak betah duduk berlama-lama..

“Jadi ngapain lagi dong?” tanya Salsa.

“Bagaimana kalau kita naik gunung bersama?” saran Ifa yang berkacamata.

“Nggak ah. Di gunung nggak ada mall, nggak ada Disney Channel. Aku nggak mau ketinggalan serial Hana Montana,” ucap Nisa yang selalu ingin jadi selebritis.

“Kita bikin grup band saja,” usul Rere.

Empat lainnya langsung menggeleng kompak. Rere bersuara sumbang, tapi selalu ingin jadi vokalis. Dia tidak pernah peduli jika kuping teman-temannya sakit karena suaranya.

“Bagaimana kalau kita mencari misteri yang kita pecahkan?” usul Salsa.

“Wah pasti seru! Tapi misteri apa di sini ya?” ucap Bella.

“Bagaimana kita cari dulu misterinya?” kata Rere.

Akhirnya mereka berdiskusi mencari misteri yang akan mereka pecahkan. Akhirnya menemukan sebuah misteri: Kenapa lemon tea di Kafe Hijau rasanya enak dan berbeda dengan lemon tea di tempat lainnya?

Kedengarannya memang konyol. Tapi ini serius bagi mereka. Apalagi memang tidak ada kasus misteri lainnya. Tidak ada rumah tua di sekitar mereka, tidak ada rumah hantu, tidak ada kasus pencurian atau yang aneh-aneh lainnya. Jadi, misteri lemon tea di Kafe Hijau adalah kasus pertama mereka.

Minggu sore seperti biasa mereka kumpul di Kafe Hijau untuk berkumpul sambil menyeruput lemon tea. Ada yang suka dingin pakai es, ada yang sukanya hangat.

“Kita catat dulu bukti-bukti pendukungnya,” ucap Rere.

Masing-masing kemudian mengeluarkan buku kecil dan mencatat hal-hal yang menarik perhatian.

Bella malah menemui Tante Rista, pemilik Kafe Hijau. Dia menanyakan tentang resep lemon tea di kafe Hijau. Tante Rista ternyata tidak merahasiakannya. Yang lain mengajak ngobrol pelayan dan kasir di Kafe Hijau. Rere bahkan mewawancarai tukang parkir.

Setelah banyak data didapat mereka kemudian berdiskusi.

“Alhirnya, kita bisa mengambil kesimpulan juga …,” kata Salsa.

“Ya, Lemon tea di sini enak rasanya karena dibuat dari seduhan teh asli dan lemon segar. Bukan serbuk lemon tea instant seperti di tempat lainnya,” simpul Bella.

“Pelayanannya tidak terlalu lama. Jadi kita nggak kesal,” ucap Ifa.

“Tempatnya juga bersih dan rapi,” ucap Nisa.

“Minum di kafe hijau juga asyik karena musiknya juga asyik,” tambah Rere.

Semuanya menarik nafas.

“Akhirnya misteri ini terpecahkan,” tutup Bella.

Selesaikah? Belum.

Malam harinya Kafe Hijau terbakar. Tim pemadam kebakaran datang menghentikan kobaran api agar tak menjalar ke bangunan lainnya. Akhirnya ketika api itu berhasil dipadamkan hanya Kafe Hijau yang hangus.

Ayah Salsa yang wartawan meliput kejadian dan mengumpulkan data. Ayah Bella yang kepala polisi juga mendata kebakaran itu.

Salsa dan Bella mendengar di meja makan, bahwa kebakaran itu sepertinya di sengaja seseorang. Saat ini tengah diselidiki pelakunya.

Pagi harinya di sekolah Geng Lemon Tea mendiskusikan misteri kebakaran itu.

“Wah, rupanya ada yang sengaja membakar. Kira-kira siapa ya?” tanya Rere.

“Pasti kasirnya. Dia ketahuan mencuri, lalu dipecat. Kaisr itu kemudian dendam dan membakar Kafe Hijau,” kata Ifa.

“Bisa juga tukang parkir. Mungkin masih saudara dengan kasir itu,” tmbah Rere.

“Jangan disimpulkan dulu. Itu namanya Siapa tahu salah. Kita hasul mengumpulka datanya dulu,” kata Salsa.

“Bagaimana kalo nanti sore kita ke Kafe Hijau. Siapa tahu ada bukti tertinggal, lalu kita bisa kita cari tahu pelakunya,” ucap Bella.

Yang lainnya setuju.

Sore hari mereka ke Kafe Hijau yag kini tinggal puing-puing menghitam. Mereka baru saja hendak melewati pita kuning dari kepolisian ketika tahu-tahu ada suara di belakang mereka.

“Kalian tidak boleh masuk ke sana. Bahaya. Nanti kalian tertimpa reruntuhannya,” ternyata itu suara Ayah Bella.

“Ayah, izinkan kami masuk sebentar,” kata Bella.

“Untuk apa?” tanya Ayah Bella.

“Kami ingin menyelidiki siapa pelaku kebakaran ini. Kata Ayah tadi pagi, kebakaran ini sepertinya disengaja,” jawab Bella.

Ayah Bella tersenyum. “Ya, itu baru dugaan. Tapi ternyata tadi sudah diselidiki. Kebkaran ini murni karena konsleting listrik. Bukan kebakaran disengaja. Jadi tidak ada pelaku pembakarnya,” jelas Ayah Bella.

Geng Lemon Tea menarik nafas kecewa. Tenyata mereka tidak jadi memecahkan kasus misteri kebakaran Kafe Hijau. Dan yang lebih mengecewakan, mereka akan lama sekali bisa menikmati lemon tea yang nikmat itu!

^-^

Hore, 16 November 2008

Si Pemangsa Bersisik


Kalian tahu, hewan apa yang tak berkaki dan memanjang? Ya, jawabannya tepat. Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang.

Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup.


Berkelana

Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlandja dan Selandiabaru dan daerah daerah padang salju atau kutub.

Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup akuatik atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut.

Ular memangsa berbagai jenis hewan. Ular-ular perairan memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.


Menelan Langsung

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu. Nah, kalau kalian biasa makan sesuatu tanpa dikunya, berarti sama dengan ular dong.

Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.

Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali perlu berjemur di bawah sinar matahari.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.

Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.

Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).


Ular dan Manusia

Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Salah satunya dalam Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat.

Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci, jika bukan takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular.

Pada kenyataannya, kasus gigitan ular –apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk.

Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah Timur lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah pertahun.

Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan, mematikannya dengan alasan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta, petani setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali (reintroduksi) berjenis-jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya.

Sisik Perut

Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga muda melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.

Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya.

Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk yang peka sekali.

Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata rata uar bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mambaa di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.

Saturday, November 08, 2008

HORE, 9 November 2008



Pahlawan di Sekitar Kita


Setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan. 10 November merupakan salah satu dari hari bersejarah yang sangat penting dalam perjalanan bangsa Indonesia Pada saat itulah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

Kenapa sih 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan? karena pada tanggal tersebut 61 tahun silam para pejuang kita bertempur mati-matian untuk melawan tentara Inggris di Surabaya.

Kalian tahu nggak Pahlawan itu apa? Pahlawan adalah orang yang berjuang karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran dan kebaikan atau pejuang yang gagah berani

Asal kata pahlawan diambil dari kata pahala. Jadi pa(ha)lawan adalah orang yang berpahala. Orang berpahala karena berbuat baik. Sehingga dapat diartikan, pahlawan adalah seorang atau orang-orang yang telah melakukan perbuatan yang baik. .

Selama ini kita mengenal Pahlawan adalah orang-orang yang berjuang melawan penjajah sebelum merdeka, seperti Imam Bonjol, K.H Hasyim As’ari, K.H Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, H.Agus Salim, Ir. Soekarno, Muh Hatta, Jend Soedirman, Bung Tomo, dan lainnya.. Mereka berani melawan penindasan dan kekejaman penjajah. Tetapi sebenarnya pada masa sekarangpun di lingkungan kita sehari-hari juga banyak orang yang bisa kita sebut Pahlawan, misalnya tukang sampah bisa disebut sebagai pahlawan lingkungan hidup. Mereka mengangkut sampah dari setiap rumah untuk dibuang ke tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA), dengan begitu lingkungan kita tetap bersih, jauh dari segala macam penyakit dan mencegah terjadinya bencana alam sepeti banjir, longsor, dsb.

Selain pahlawan lingkungan hidup, kalian juga punya pahlawan pendidikan, yaitu para guru yang setiap hari memberikan bekal ilmu pada kalian di sekolah, seperti guru matematika, bahasa Indonesia, olah raga, dsb. Mereka memiliki jasa di bidang pendidikan, sehingga kalian menjadi pintar dan kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Ada juga pahlawan lalu lintas, yaitu pak polisi yang selalu mengatur lalu lintas di jalan raya, bahkan ketika adanya kemacetan, polisilah yang mengatur ketertiban kendaraan , sehingga lalu lintas bisa berjalan dengan tertib dan aman.

Oh iya enggak usah jauh-jauh, kalian juga memiliki pahlawan di rumah, ayah yang turut serta mengantarkan kalian menjadi anak yang pintar dengan menyekolahkan kalian, memberikan bimbingan, mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan, sehingga menjadi anak yang soleh dan berguna di masyarakat.

Jadi orang-orang seperti pak polisi, guru, tukang sampah, orang tua adalah sebagian dari orang-orang yang bisa kita sebut sebagai pahlawan, karena mereka telah berjasa memberikan sesuatu yang berguna, itulah pahlawan.

Kalian juga sebetulnya bisa menjadi pahlawan, misalnya dengan membantu teman yang kesulitan dalam belajar, melerai teman-teman yang berseteru, menjaga adik ketika bapak dan ibu sibuk bekerja, dsb.

Selamat berjuang untuk menjadi pahlawan di lingkungan kalian sendiri yaa…..

Cernak, 9 November 2008


My Hero

oleh Benny Rhamdani

Hari ini Salsa mendapat tugas mengarang. Temanya Pahlawanku. Huuh! Sebenarnya Salsa suka mengarang, tapi paling menyebalkan kalau temanya ditentukan.


"Kamu akan menulis tentang apa?" tanya Iren di perjalanan pulang sekolah.


"Aku belum ada ide. Kalau kamu?" Salsa balik bertanya.


"Aku ingin cerita tentang dokter Danu. Dia adalah pahlawanku. Kamu ingat kan, sewaktu aku sakit demam berdarah tinggi. Dokter Danu itu yang mengobatiku," jawab Iren.


"Kalau pahlawanku adalah Pak Firman, kepala petugas pemadam kebakaran. Sewaktu kompleks rumahku kebakaran, Pak Firman dan pasukannya memadamkan api yang berkobar. Hebat sekali. Akhirnya api itu berasil dipadamkan. Huh, aku nggak kebayang kalau nggak

ada Pak Firman. Pasti rumahku terbakar, dan aku nggak tahu harus tinggal dimana," celetuk Gina tanpa diminta.


"Memangnya kamu tidak pernah merasa dibantu seseorang?" tanya Iren.


"Pernah dan sering. Sama Tukang parkir aku suka dibantu menyebrang jalan. Sama Pak Polisi aku pernah juga dibantu ketika tersesat mencari rumah tanteku di Bandung. Sama tukang bubur aku pernah ditolong menemukan dompetku yang hilang. Saking banyaknya yang pernah menolongku, aku jadi bingung mana yang lebih pantas kutulis," alasan Salsa.


"Pilih saja yang paling berkesan bagimu. Yang pernah sampai menyelamatkan nyawamu, misalnya," kata Iren.


"Atau yang pernah menjaga harta benda paling berharga," tambah Gina.


Salsa mengggigit bibir bawahnya, tanda berpikir. "Iya, deh. Aku akan pakai cara kalian," kata Salsa.


"Kira-kira siapa?" tanya Gina penasaran.


"Iya, siapa?" tanya Iren ingin tahu.


"Aku belum menemukannya sekarang. Nanti saja di rumah," ucap Salsa.


"Nanti SMS aku ya kalau sudah menemukan siapa yang akan kamu tulis," pinta Gina.


"Aku juga," tambah Iren.


"Memangnya kenapa sih kalian ingin tahu?" Salsa bingung.


"Kamu kan jago ngarang. Nanti kalau orang yang kamu tulis sama denganku, wah aku bakal kalah bagus," kata Iren.


"Atau nanti aku bisa mengikuti kamu menulis hal yang sama," kata Gina.


"Tapi aku tidak janji SMS kalian ya. Soalnya pulsaku lagi habis," kata Salsa.


Dua sahabat itu langsung merengut kesal. Salsa langsung tertawa kegelian.


Sampai sore harinya, di rumah Salsa belum menemukan ide apapun untuk ditulisnya. Padahal Salsa sudah berusaha membolak-balik buku hariannya. Di sanalah kisah-kisah hidupnya yang menarik dicatat. Tapi menurut Salsa orang yang layak dianggap pahlawan belum terlalu pantas bila menggunakan kriteria Gina dan Iren.


Sementara itu Gina dan Iren sudah mengirim SMS berulang kali.


"Mana?"


"Sudah belum?"


"Ayo dong!"


"Jangan bohong ya!"


"Pasti sudah ya?"


Dan Salsa hanya menjawab dengan SMS yang sama.


"Belum. Sabar."


Ketika malam makin larut, Salsa masih duduk di meja belajarnya. Mama masuk ke kamar.


"Lho, kok belum tidur?" tanya Mama.


"Ada tugas mengarang dalam sehari. Besok harus dikumpulkan," kata Salsa. Dia lalu membuka album foto keluarga di meja belajar. Di awal halaman ada saat Mama mengandung Salsa. Ada foto saat Salsa belajar berjalan bersama Mama. Ada saat belajar berenang bersama Mama. Ada saat sakit ditemani Mama.


"Mama buatkan susu mau? Barangkali bisa membantu Salasa memancing ide?" tawar Mama.


Salsa menatap Mama lama. "Tidak usah, Ma. Sekarang Salsa sudah punya idenya. Tinggal menulisnya. Tuasnya hanya dua halaman. Pasti cepat selesainya," kata Salsa.


"Oh bagus kalau begitu. Nanti kalau sudah selesai, segera tidur ya." Mama mengecup kening Salsa, lalu meninggalkan kamar.


"Terima kasih, Mama."


Salsa kemudian mulai menulis judul karangannya:

Mamaku Pahlawanku.