Friday, November 14, 2008

Cernak, 16 November 2006




Misteri Lemon Tea

Kalian tahu lemon tea? Itu lho, sejenis minuman teh tapi disertai rasa lemon. Nah, kebetulan ada lima sahabat yang semuanya suka dengan lemon tea. Terutama lemon tea yang dijual di Kafe Hijau di kompleks rumah mereka. Jadilah mereka membuat geng persahabatan bernama Lemon Tea.

“Geng ini akan lebih seru jika kita tidak hanya kumpul-kumpul ngobrol,” kata Bella berambut pendek dan paling nggak betah duduk berlama-lama..

“Jadi ngapain lagi dong?” tanya Salsa.

“Bagaimana kalau kita naik gunung bersama?” saran Ifa yang berkacamata.

“Nggak ah. Di gunung nggak ada mall, nggak ada Disney Channel. Aku nggak mau ketinggalan serial Hana Montana,” ucap Nisa yang selalu ingin jadi selebritis.

“Kita bikin grup band saja,” usul Rere.

Empat lainnya langsung menggeleng kompak. Rere bersuara sumbang, tapi selalu ingin jadi vokalis. Dia tidak pernah peduli jika kuping teman-temannya sakit karena suaranya.

“Bagaimana kalau kita mencari misteri yang kita pecahkan?” usul Salsa.

“Wah pasti seru! Tapi misteri apa di sini ya?” ucap Bella.

“Bagaimana kita cari dulu misterinya?” kata Rere.

Akhirnya mereka berdiskusi mencari misteri yang akan mereka pecahkan. Akhirnya menemukan sebuah misteri: Kenapa lemon tea di Kafe Hijau rasanya enak dan berbeda dengan lemon tea di tempat lainnya?

Kedengarannya memang konyol. Tapi ini serius bagi mereka. Apalagi memang tidak ada kasus misteri lainnya. Tidak ada rumah tua di sekitar mereka, tidak ada rumah hantu, tidak ada kasus pencurian atau yang aneh-aneh lainnya. Jadi, misteri lemon tea di Kafe Hijau adalah kasus pertama mereka.

Minggu sore seperti biasa mereka kumpul di Kafe Hijau untuk berkumpul sambil menyeruput lemon tea. Ada yang suka dingin pakai es, ada yang sukanya hangat.

“Kita catat dulu bukti-bukti pendukungnya,” ucap Rere.

Masing-masing kemudian mengeluarkan buku kecil dan mencatat hal-hal yang menarik perhatian.

Bella malah menemui Tante Rista, pemilik Kafe Hijau. Dia menanyakan tentang resep lemon tea di kafe Hijau. Tante Rista ternyata tidak merahasiakannya. Yang lain mengajak ngobrol pelayan dan kasir di Kafe Hijau. Rere bahkan mewawancarai tukang parkir.

Setelah banyak data didapat mereka kemudian berdiskusi.

“Alhirnya, kita bisa mengambil kesimpulan juga …,” kata Salsa.

“Ya, Lemon tea di sini enak rasanya karena dibuat dari seduhan teh asli dan lemon segar. Bukan serbuk lemon tea instant seperti di tempat lainnya,” simpul Bella.

“Pelayanannya tidak terlalu lama. Jadi kita nggak kesal,” ucap Ifa.

“Tempatnya juga bersih dan rapi,” ucap Nisa.

“Minum di kafe hijau juga asyik karena musiknya juga asyik,” tambah Rere.

Semuanya menarik nafas.

“Akhirnya misteri ini terpecahkan,” tutup Bella.

Selesaikah? Belum.

Malam harinya Kafe Hijau terbakar. Tim pemadam kebakaran datang menghentikan kobaran api agar tak menjalar ke bangunan lainnya. Akhirnya ketika api itu berhasil dipadamkan hanya Kafe Hijau yang hangus.

Ayah Salsa yang wartawan meliput kejadian dan mengumpulkan data. Ayah Bella yang kepala polisi juga mendata kebakaran itu.

Salsa dan Bella mendengar di meja makan, bahwa kebakaran itu sepertinya di sengaja seseorang. Saat ini tengah diselidiki pelakunya.

Pagi harinya di sekolah Geng Lemon Tea mendiskusikan misteri kebakaran itu.

“Wah, rupanya ada yang sengaja membakar. Kira-kira siapa ya?” tanya Rere.

“Pasti kasirnya. Dia ketahuan mencuri, lalu dipecat. Kaisr itu kemudian dendam dan membakar Kafe Hijau,” kata Ifa.

“Bisa juga tukang parkir. Mungkin masih saudara dengan kasir itu,” tmbah Rere.

“Jangan disimpulkan dulu. Itu namanya Siapa tahu salah. Kita hasul mengumpulka datanya dulu,” kata Salsa.

“Bagaimana kalo nanti sore kita ke Kafe Hijau. Siapa tahu ada bukti tertinggal, lalu kita bisa kita cari tahu pelakunya,” ucap Bella.

Yang lainnya setuju.

Sore hari mereka ke Kafe Hijau yag kini tinggal puing-puing menghitam. Mereka baru saja hendak melewati pita kuning dari kepolisian ketika tahu-tahu ada suara di belakang mereka.

“Kalian tidak boleh masuk ke sana. Bahaya. Nanti kalian tertimpa reruntuhannya,” ternyata itu suara Ayah Bella.

“Ayah, izinkan kami masuk sebentar,” kata Bella.

“Untuk apa?” tanya Ayah Bella.

“Kami ingin menyelidiki siapa pelaku kebakaran ini. Kata Ayah tadi pagi, kebakaran ini sepertinya disengaja,” jawab Bella.

Ayah Bella tersenyum. “Ya, itu baru dugaan. Tapi ternyata tadi sudah diselidiki. Kebkaran ini murni karena konsleting listrik. Bukan kebakaran disengaja. Jadi tidak ada pelaku pembakarnya,” jelas Ayah Bella.

Geng Lemon Tea menarik nafas kecewa. Tenyata mereka tidak jadi memecahkan kasus misteri kebakaran Kafe Hijau. Dan yang lebih mengecewakan, mereka akan lama sekali bisa menikmati lemon tea yang nikmat itu!

^-^

No comments: