Friday, February 22, 2013

Cernak, 24 Februari 2013




Sekolah Misterius



Hari pertama di Sekolah Internasional Cedars. Sheila  merindukan sekolah lamanya dan cukup yakin akan membenci tempat baru ini.

Saat istirahat makan siang, Junie dan Pam, dua gadis kecil dari kelasnya memperkenalkan diri. Mereka membawanya ke sebuah pohon yang berdiri di sudut taman bermain.

"Apakah kamu  ingin datang ke Lubang Misteri dengan kami?" tanya Pam.

"Lubang Misteri! Di mana itu?"Sheila heran,

Di dekat pohon itu  terdapat lubang, ditutupi dengan jerami dan tongkat. "Ini  dia," kata Junie.

"Ayo,  kita ke dalam lubang," ajakPam.

Mereka berpegangan tangan sdan  melompat masuk. Lubang  itu  semakin gelap saat Sheila  masuk lebih dalam. Lalu tiba-tiba menjadi terang. Mereka melihat  Lilin yang menyala di mana-mana. Sheila takut.  Pam tertawa. Junie menunjuk seekor kelinci  yang menyalakan lilin.
 
"Itu Binkie kelinci," kata Pam. "Dia perencana semua petualangan ini."

"Hai Binkie!" sapa Junie. "Ini adalah Sheila, teman baru kami. Apakah  kamu punya petualangan misterius hari ini di sekolah misterius? "

Binkie tersenyum dan berkata, "Hai Sheila, selamat datang ke Lubang Misteri.  Maaf, aku hanya memiliki petualangan kecil. Ini tidak mudah. Kamu harus sangat waspada seperti itu harus dilakukan dengan suara. Waspadai orang yang bisa bicara. Sekarang ikuti aku. Kamu harus menemukan jalan keluar ."Binkie pergi ke depan..

Tiga gadis kecil mengikutinya. Mereka tiba ke sebuah ruangan kecil. Binkie  lenyap. Setelah mereka sampai di dalam, pintu terkunci secara otomatis. Mereka melihat tiga hewan di dalam ruangan: kucing, anjing dan ikan (di dalam toples). Mereka bisa mendengar dengusan keras dari luar.

"Aku pikir ada rakasa di dekatnya," kata Sheila, ketakutan.

"Kita harus minta bantuan dari hewan-hewan ini untuk keluar!" bisik Junie.

"Atau kalau tidak kita akan harus tinggal di sini selamanya," kata Pam.

"Bagaimana kita menemukan jalan keluar?" tanya Sheila  gugup.

"Mari kita berpikir!"kata Junie.

"Aku rasa aku tahu!" kata Pam. "Ingat Binkie mengatakan kepada kita untuk menyadari  'dia yang bisa bicara'. Aku pikir salah satu hewan ini bisa bicara. "

"Tapi yang mana?" tanya Sheila.

"Mari kita cari tahu," kata Junie.

"Apakah kamu melihat apa yang binatang lakukan ketika kita sampai di sini? Kucing itu menggelengkan kepala dan menggaruk sendiri. Ikan itu melambaikan ekornya dan anjing mengibaskan ekornya. Aku rasa  anjing atau ikan. Mari kita cari tahu. "

Pam pergi ke ikan dan berkata, "Bisakah kamu  membantu kami?"

 Ikan hanya terus meliukkan ekornya di air.

Kemudian Sheila pergi ke anjing dan berkata, "Siapa namamu?"

"Spike," jawab anjing. "Jika kamu sedang mencari pintu keluar, aku dapat membantu."

"Kamu benar-benar bicara?"

"Ya, saya bisa," kata anjing. "Sekarang tekan keras  pintu dan teriakan 'Ashanti'  tiga kali. Ketika pintu terbuka, cepatlah  berjalan cepat sampai mencapai puncak. Jangan pernah melihat ke belakang! "

Ketiganya berterima kasih kepada  anjing dan segera  mereka meneriakkan 'Ashanti' tiga kali. Pintu pun terbuka. Tapi, suara mendengus semakin keras, menakutkan anak-anak.

Mereka berlari  di jalan gelap.  Mereka berhenti ketika mereka tiba di ujung  terowongan.

"Hei, kita berhasil!" teriak Pam gembiraan karena mereka menemukan kembali diri mereka di halaman sekolah.

"Tapi bagaimana dengan hewan?" tanya Sheila.

"Mereka berada di sana, mungkin membantu merencanakan Binkie petualangan kami selanjutnya!"

"Wow!" kata Sheila. "Sepertinya aku akan menyukai sekolah ini!"
Bel berbunyi .  Trio sahabat itu kembali ke kelas. Sekolah misterius, gumam Sheila dalam hati.

^_^

ARENA KKPK, 24 Februari 2013


Jalan Tanpa Mobil


Judul: Car Free Day
Penulis: Alma
120 halaman

Kalian pernah mengunjungi car free day alias hari tanpa mobil di jalan tertentu? Kalau di Palembang adanya di Kambang  Iwak. Nah ini cerita lain di buku KKPK tentang car free day  oleh penulis yang berasal  dari Solo, Jawatengah. Kita intip isinya yuk.
“Kenapa kamu langsung membelikan makanan untuk mereka? Bukannya kamu sendiri belum makan?” cetus Susi bertanya memecah keheningan perjalanan mereka. “Ketika lihat mereka, aku jadi enggak lapar, Sus. Kasihan masih kecil, tapi sudah harus memikirkan mencari makan,” jawab Nanda

Kenapa tiba-tiba Nanda memberikan makan kepada kakak beradik itu ya? Padahal dia sedang asyik bermain di car free day bersama dengan teman-temannya. Baca sendiri ya lanjutannya. Nanti nggak seru kalau aku certain di sini.

Aku sendiri sangat suka car free day. Soalnya kita bisa berjalan tanpa takut oleh kendaraan. Udar sekitar daerah car free day juga jadi segar karena tidak ada asap kendaraan bermotor. Apa kalian punya cerita tenhtang car free day?

(Geus Rama S, SD Az Zahra, Palembang)

HORE, 24 Februari 2013


Kacamata, Penolong Mata Melihat

Kacamata adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan .Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata khusus tiga dimensi.
Sejarah kacamata pertama kali dimulai dari Nero, seorang kaisar Roma, yang berkuasa pada tahun 54 sampai 68 Masehi. Nero selalu menggunakan batu permata cekung untuk membaca hingga menonton pertunjukan, walaupun tidak diketahui dengan pasti apakah Nero memiliki masalah dengan penglihatannya.

Penemuan Kacamata



Bangsa Cina mungkin yang pertama kali menggunakan kacamata seperti kacamata yang lazim digunakan sekarang ini. Biasanya kacamata itu terbuat dari lensa yang berbentuk oval sangat besar dan terbuat dari kristal batu serta bingkai dari tempurung kura-kura.

Supaya dapat memegang kacanya, bangsa Cina menggunakan dua kawat yang diberi pemberat serta dicantolkan ke telinga mereka atau lensanya diikatkan ke topi atau menggunakan kait yang dicantolkan ke pelipis mereka. Bagi bangsa Cina waktu itu, kacamata hanya digunakan sebagai jimat keberuntungan atau alat untuk membuat mereka terlihat lebih keren dan berwibawa sehingga kadang mereka hanya mengenakan bingkai kacamatanya saja tanpa lensa.

Kacamata mulai dikenal di Eropa pada abad ke 13. Namun berbeda dengan bangsa Cina, orang Eropa menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan mereka. Kacamata yang dikenakan masih menyerupai dengan kacamata bangsa Cina yakni terbuat dari kristal batu atau batu transparan.


Kacamata pertama yang dipergunakan oleh orang Eropa hanyalah kaca pembesar yang dipegang dengan satu tangan. Setelah itu barulah digunakan lensa kaca ganda yang diberikan gagang supaya bisa dikaitkan ke telinga. Lalu, gagangnya pun dihilangkan dan digantikan dengan pita atau tali agar bias diikatkan ke kepala.

Untuk beberapa waktu, orang menggunakan kacamata per, yakni kacamata yang dijepit dengan alat sejenis peniti ke atas hidung. Akhirnya, lama kelamaan, munculah ide untuk menggunakan kawat bengkok yang dikeraskan supaya menjadi gagang di telinga.

Lensa yang digunakan untuk mengoreksi penglihatan konon digunakan oleh Abbas Ibn Firnas pada abad ke sembilan. Abbas Ibn Firnas menemukan cara untuk memproduksi lensa yang amat jernih. Lensa ini ada dibentuk dan diasah menjadi batu bulat yang dapat digunakan untuk membaca sehingga terkenal dengan istilah batu membaca.

Pada akhir abad ke tiga belas, akhirnya ditemukan bahwa penggunaan kaca sebagai lensa jauh lebih baik daripada menggunakan batu transparan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian ilmuan dan sejarawan Inggris yang bernama Sir Joseph Needham. Penelitiannya menunjukan bahwa kacamata ditemukan 1000 tahun lalu di Cina dan tersebar ke seluruh dunia pada zaman kedatangan Marco Polo pada tahun 1270. Hal ini juga disebutkan oleh Marco Polo dalam bukunya tersebut. Walau tidak diketahui secara pasti, namun orang percaya bahwa tukang kaca lah yang menjadi penggagas hal ini.

Pada tahun 1784, Benjamin Franklin, seorang ilmuwan Amerika, berhasil menemukan kacamata bifokal yaitu kacamata yang dapat dipergunakan untuk melihat baik untuk jarak jauh maupun jarak dekat.

Kacamata Baca


Kacamata baca adalah kacamata yang digunakan untuk membantu mata mencapai penglihatan normalnya ketika membaca. Kacamata jenis ini menjadi kebutuhan bagi para penderita cacat mata. Contoh kelainan mata yang dapat diperbaiki dengan kacamata baca adalah Miopi atau lazim disebut pula rabun jauh. Ini adalah sebuah kelainan mata di mana mata tidak mampu melihat benda-benda yang jauh , namun dapat melihat benda yang dekat akibat kelainan lensa mata orang tersebut yang telah kehilangan gaya elastisitasnya. Akibatnya cahaya pun tidak tepat jatuh pada retina melainkan jatuh di depan retina. Kelainan mata ini bisa diatasi dengan bantuan kacamata berlensa konkaf atau juga lazim dikenal dengan kacamata minus.

Hipermetropi atau lazim pula disebut rabun dekat. Ini adalah sebuah kelainan mata di mana mata tidak mampu melihat benda yang dekat, namun dapat melihat benda yang jauh akibat lensa mata orang tersebut kehilangan elastisitasnya sehingga cahaya tidak jatuh tepat pada retina melainkan jatuh di belakang retina. Kelainan mata ini bisa diatasi dengan bantuan lensa konveks atau sering juga disebut kacamata plus.
Presbiopi atau sering juga disebut rabun tua karena biasanya kelainan mata ini dialami oleh orang-orang yang sudah berusia di atas 40 tahun. Kelainan jenis ini membuat si penderita tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda yang berada di jarak jauh maupun benda yang berada pada jarak dekat. Untuk mengatasi kelainan mata ini, diharuskan mengenakan kacamata bifokal.

Astigmatisma atau akrab pula disebut dengan istilah silinder, adalah sebuah gangguan pada mata yang membuat si penderita tidak mampu membedakan garis lurus. Gangguan mata ini disebabkan karena adanya permukaan yang tidak rata pada bagian mata sehingga ketika cahaya dipantulkan melalui permukaan yang tidak rata tersebut, maka akan mengirimkan cahaya yang tidak rata pula pada retina mata. Untuk mengatasi masalah ini, dapat menggunakan lensa silinder.

Sekarang ini, kacamata lazim sekali menggunakan lensa plastik. Hal ini disebabkan pertimbangan untuk melindungi mata si pengguna karena lensa plastik tidak mudah pecah dibandingkan dengan lensa kaca. Selain itu, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, lensa kacamata plastik pun diusahakan supaya tidak mengalami pecah berkeping-keping sehingga tidak membahayakan mata penggunanya.

Friday, February 15, 2013

ARENA KKPK, 17 Februari 2013

Jualan di Garasi



Judul: Garage Sale
Penulis: Adel
120 halaman



Dipilih, dipilih,dipilih ! Beli,beli, beli! Ternyata asyik juga ,ya berjualan barang bekas di garage sale sekolah ? Selain barangnya tidak terbuang , Miku dan teman-temannya juga mendapatkan keuntungan yang lumayan , lho. Pantas saja Miku mau berlelah-lelah dan mengubarak-abrik gudang mencari barang bekas yang masih hhhhhhhhlayak pakai.

Itulah enaknya bersekolah di Alifia Islamic School, banyak kegiatan seru dan menarik. Bukan hanya gerage sale, ada juga night party dan bermacam-macam lomba, bahkan persaingan mendapatkan sahabat. Wah! Tetapi, tetap harus bersaing secara sehat , ya. Jangan seperti Natsukawa yang ...mmm...baca sendiri,deh, novel keren ini !

Oh iya, cerita ini sangat keren soalnya bikin kita punya pikiran kreatif. Kita juga jadi pengen bantu orangtua kita dengan berjualan. Eh, tapi nggak smebarangan jualan juga sih. Pokoknya kamu baca sendiri ya KKPK terbaru ini.


Geus Rama Syarif, SD Az Zhara, Palembang

HORE, 17 Februari 2012

Daun Si Pembungkus Makanan



Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang. Umumnya barwarna hijau (mengandung klorofil) dan berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Di sini daun menjadi organ terpenting tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof abligat.

Bentuk daun sangat beragam. Ada yang berupa helaian, tipis, atau tebal. Namun, daun yang sering dijumpai biasanya memiliki bentuk dasar bulat dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Dari berbagai bentuk daun, ada beberapa yang bisa dijadikan pembungkus makanan.

Daun sebagai pembungkus makanan dipercaya memberi aroma tersendiri bagi bahan makanan yang dibungkusnya.



Daun pisang


Zat lilin yang melapisinya membuat daun pisang dapat menampung hidangan berkuah kental. Daun pisang pun memberi aroma sedap pada masakan. Daun ini dipercaya sebagai pembungkus alami yang serbaguna dan relatif mudah ditemukan.

Daun pisang dapat digunakan untuk pembungkus beberapa jenis makanan, seperti lemper, tempe, nagasari, dan nasi bakar. Daun pisang akan semakin kuat dan elastis jika terlebih dahulu dipanaskan di atas api kecil atau dijemur, sehingga menjadi layu.

Daun pisang yang cocok untuk membungkus makanan, adalah daun pisang raja, daun pisang batu, dan daun pisang kapok. Empat wadah model lipatan dari daun pisang yang paling populer:

- Pincuk. `Piring` saji tradisional berbentuk segiempat dengan tiga sisi yang biasanya dilengkapi dengan suru (sendok dari daun pisang  yang dilipat menjadi dua).
- Tum. `Piring` saji tradisional yang dibuat dengan cara menangkupkan ujung-ujung dari daun pisang dan `dikunci` dengan biting.
- Takir. Wadah berbentuk `bak`, kotak yang terbuka bagian atasnya. Biasanya dipakai untuk lauk-pauk berkuah kental, bubur merah dan bubur putih.
- Sudi. Wadah berbentuk bundar dengan `tonjolan` di bagian tengahnya.

Daun jati





Umumnya besar, bulat telur terbalik, dan berhadapan dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anaknya pohon berukuran besar sekitar 60-70 cm x 80-100 cm. Sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15x20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya.

Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat dan berbonggol pada buku-bukunya.

Daun jati dapat dimanfaatkan menjadi pembungkus makanan seperti nasi bakar dan nasi jamblang. Makanan yang dibungkus dengan daun jati akan terasa nikmat, wangi, dan tahan lama. Daun jati yang digunakan sebagai pembungkus makanan adalah daun yang masih muda karena lebih ulet dan tidak mudah robek.

Daun kelapa (janur)

Daun kelapa yang paling baik digunakan adalah daun kelapa yang masih muda. Untuk menjaga kesegarannya, daun kelapa muda ini dapat disimpan di tempat yang sejuk selama di tempat yang sejuk selama sehari. Contoh makanan yang dapat dibungkus dengan daun kelapa adalah clorot, ketupat, dan legondo (makanan khas Jogja).

Daun mangkokan

Daun mangkok di Indonesia sangat familiar karena bentuknya seperti mangkok. Daun mangkokan ini biasa digunakan untuk menyegarkan aroma anyir pada bahan masakan seperti ikan atau otak sapi.

Cara penggunaannya adalah dengan mengiris tipis-tipis kemudian mencampurkannya dengan masakan. Atau jika mau, daun bisa dicampur dengan bahan lain yang langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu. Misalnya, dibuat pecel.

Selain itu, daun mangkokan ini sering pula dijadikan tempat makanan seperti bubur sagu, pepes, dan pecel sayur. Gunakan daun mangkok yang masih muda, berwarna hijau segar, dan urat daun terlihat jelas agar dapat memberi aroma yang khas dan menghilangkan bau amis.

Friday, February 08, 2013

CERNAK, 17 Februari 2013




Sopir Berewok


Sejak kelas satu sampai kini kelas lima, Putri belum pernah pergi dan pulang sekolah sendiri. Pasti selalu diantar dan dijemput. Kalau Bi Sum sedang repot, ada Bang Jaka yang menggantinya. Tapi, hari ini semua berubah.
Bi Sum kemarin sore pulang ke kampungnya karena ibunya meninggal dunia. Lalu, Bang Angga sedang praktik dari kampusnya di luar kota. Mama dan papa juga tidak mungkin menjemputnya karena harus bekerja.
“Mama hanya bisa mengantarmu ke sekolah, tapi pulangnya kamu tetap harus sendirian,” kata Mama pagi-pagi.
Ingin rasanya Putri bolos sekolah. Tapi, hari ini ada pelajaran matematika yang paling Putri senangi.
“Lalu, siapa yang akan menemani Putri sepulang sekolah nanti di rumah?” tanya Putri bingung.
“Nanti siang, ada Mbak Rita. Mama sudah meneleponnya tadi, agar menemani kamu di rumah,” sahut Mama.
Putri mengangguk setuju. Ia paling senang ditemani Mbak Rita, kakak sepupunya. Sayangnya, Mbak Rita juga harus sekolah pagi, dan letak sekolahnya berlawanan arah dengan sekolah Putri. Coba kalau searah, Putri akan minta tolong Mbak Rita supaya menjemputnya.
Siangnya, Putri kebingungan mencari kendaraan untuk pulang. Kalau dengan Bang Angga, ia tinggal naik ke boncengan motor. Atau, kalau bersama Bi Sum, Putri tinggal tahu beres naik ke atas bajaj. Ah, tapi banyak temannya yang pulang sendiri naik bajaj. Mereka berani, kok.
Matahari makin menyengat. Bajaj yang lewat di depan Putri kebanyakan sudah diisi. Sampai akhirnya, sebuah bajaj kosong berhenti di depan Putri.
“Mau ke mana, Non?” tanya sopir bajaj sambil melongokkan kepala.
Putri tidak langsung menjawab. Ia terkejut melihat tampang sopir bajaj itu. Mukanya dipenuhi kumis dan berewok.
“Ayo, Abang antar. Nanti, susah lagi cari bajaj di sini,” bujuk sopir bajaj.
“Ke Jalan Merpati berapa, Bang?” tanya Putri akhirnya.
“Dua ribu lima ratus saja, deh.”
Putri tidak menawar lagi karena ongkos tersebut memang sudah biasa kalau pergi dengan Bi Sum. Ia segera naik ke dalam bajaj. Aneh juga rasanya duduk di bajaj sendiri. Putri berusaha menikmati perjalanan sambil melihat ke pinggir jalan. Namun, ketika di perem-patan jalan tahu-tahu sopir bajaj itu berbelok ke kiri. Padahal, semestinya jalan lurus.
Putri mulai berkeringat, bingung.  Pelan-pelan, ia mengamati wajah sopir bajaj itu. Mukanya seram seperti penjahat di televisi. Aha, jangan-jangan dia penculik, pikir Putri. Ia ingat kata teman-temannya bahwa kalau anak diculik maka orangtuanya harus mene-busnya dengan mahal. Ada juga yang diculik untuk dijadikan tumbal jembatan atau gedung. Hiiiy ….

 Putri tak kuat lagi menahan rasa takutnya. Napasnya mulai sesak. Ia menangis terisak-isak.

Sopir bajaj bingung mendengar suara tangis Putri. Ia menghentikan bajajnya dan menepi.
“Lho, kok, nangis?” tanya sopir bajaj pelan.
“Habis Abang jahat, sih! Abang pasti penculik!” jawab Putri.
“Penculik? Hehehe …, apa karena muka Abang berewok dan jelek, lantas Abang dikira penculik?” sopir bajaj itu malah tersenyum.

“Kalau bukan menculik, apa lagi? Ini bukan jalan ke rumah saya. Harusnya, di perempatan tadi jalan lurus,” cetus Putri  masih terisak.
Sopir bajaj manggut-manggut. “Jadi, itu sebabnya. Wah … Non pasti tidak tahu. Mulai pukul sembilan, jalanan di perempatan tadi diubah arusnya. Jalan itu cuma searah. Tidak bisa dua arah seperti sebelumnya. Nah, untuk mencapai jalan Merpati, Abang harus memutar dulu ke sini. Kalau tidak percaya, lihat saja nanti,” kata supir bajaj sambil menjalankan kembali bajajnya.

Putri terdiam. Ia masih setengah tidak percaya. Tetapi, ketika bajaj itu tiba pada jalan yang dikenali Putri, akhirnya Putri jadi malu sendiri. Ya, ia telah berburuk sangka pada supir bajaj itu.
“Sudah, Bang. Ini rumah saya,” seru Putri ketika bajaj sampai di depan rumahnya.
Putri mengeluarkan ongkos dari sakunya. “Ini uangnya, Bang. Maafkan saya tadi ya, Bang.”
“Tidak apa-apa. Itu artinya kamu waspada dengan orang asing. Cuma lain kali, jangan cuma waspada karena berewoknya saja, ya! Hehehe …,” kelakar sopir bajaj. Kemudian, ia meneruskan pekerjaannya mencari penumpang.
Putri menarik napas lega. Hari ini ia mendapat banyak pengalaman ber-harga. Dan, ia kagum pada dirinya sendiri karena kini sudah berani pulang sekolah tanpa dijemput siapa pun.