Thursday, January 30, 2014

Cernak, 2 Februari 2014

 

Barongsai

Oleh Benny Rhamdani

Mama dan papa mengajak aku dan Dion ke mal sore ini. Kata Papa, di mal akan ada atraksi barongsai. Waduh, setahun yang lalu aku melihat atraksi barongsai itu. Keren sekali! Tapi adikku waktu itu tidak ikut karena sedang kurang sehat. Lagipula umurnya waktu itu masih tiga tahun.

“Nanti kalau diajak malah takut,” kata papa.

Kalau sekarang Dion sudah empat tahun. Sudah bisa dijelaskan kalau takut sesuatu hal.

“Ini dia barongsai!” Aku menunjukkan Dion gambar-gambar barongsai di koran kesayangan ayah, Berita Pagi.

“Bagus. Mau lihat balongsai,” kata Dion yang masih cadel mengucapkan huruf ‘r’.

Rasanya tidak sabar menunggu sore tiba. Sempat sedikit khawatir juga karena di kompleks rumahku tadi turun hujan walaupun sebentar.

Pukul tiga kami semua berangkat ke mal. Wah, susana mal sangat ramai sekali. Hiasan di mal berbeda dengan yang kulihat ketika datang ke sini bersama Mama sebulan lalu. Hehehe, aku dan Mama memang jarang mengajak aku ke mal. Kami sekeluarga lebih suka main ke toko buku atau berekreasi di alam terbuka.

Langit-langit mal dihiasi lampion, juga aneka hiasan berwarna merah. Beginilah suasana kalau tahun baru imlek tiba. Aku sendiri tidak tahu banyak tentang tahun baru imlek. Tapi di kelasku ada beberapa teman yang merayakannya, seperti Robert, Shirley dan Loyd.

Robert bercerita kalau tahun baru imlek tiba dia akan mendapat angpau, yakni amplop berisi uang. Loyd bercerita tentang pohon angpau di rumahnya yang boleh dipetik oleh tamu yang datang. Sementara Shirley bercerita tentang makanan. Hihihi, dia memang suka makan. 

“Ada dodol, nastar, kue keranjang, wah … pokoknya banyak!” begitu kata Shirley saat bercerita di kelas.

“Mana balongsainya?” Dion tiba-tiba berteriak tak sabar.
 
Mama dan Papa berusaha menenangkan Dion. Kami berjalan-jalan dulu mengitari mal. Kami kemudian mampir ke restoran bakmi dan memesan tiga kwe tiauw. Dion tak mau memesan apa-apa. Dia sudah tak sabar ingin melihat barongsai.
 
“Nggak ah. Dion nggak mau apa-apa. Dion mau lihat balongsai,” teriak Dion.
 
Beberapa orang di sekitar kami tertawa melihat tingkah Dion. Tapi karena haus, Dion mau memesan minuman. Ketika Papa membayar makanan yang kami habiskan, tiba-tiba terdengar suara riuh.
 
“Balongsai!” teriak Dion sambil menarik lengan Papa.
 
Kami segera ke ruang lapang dekat lobi mal. Suara tabuhan pengiring atraksi barongsai berbunyi memanggil para pengunjung mal untuk berkumpul. Papa menuntun kami lebih mendekat. Tak lama kemudian beberapa orang beraksi seperti di film kungfu. Lalu … barongsai itu datang!

Para pengunjung betepuk tangan. Barongsai itu beraksi. Aku melihat Dion terpana melihat barongsai. Sambil beraksi, barongsai itu mengarahkan kepalanya ke pengunjung. Ada beberapa pengunjung yang melemparkan uang kertas ke mulutnya.

Lalu tiba-tiba barongsai itu menuju kami. Matanya berkedip-kedip lucu. Namun tiba-tiba saja Dion menjerit keras. Dia ketakutan melihat kepala itu mendekatinya.
 
“Huaaaaaa!” teriaknya nyaring.
 
Papa langsung berusaha menenangkannya. Tapi Dion tak kunjung berhenti. Akhirnya Papa mengajak kami menjauh dari tempat atraksi barongsai. Aduh, padahal aku masih ingin melihat atraksi barongsai.
 
“Kenapa nangis? Barongsai kan tidak menggigit,” jelasku agar Dion berhenti menangis.

“Iya … Dion tahu,” jawabnya.

“Terus kenapa menangis? Kenapa takut?” tanyaku.

“Bukan takut. Tapi … tadi kaki Dion diinjak Kak Aya.”

Hah? Aku menginjak kaki Dion. Aduh pasti aku tidak sadar melakukannya tadi. “Maafkan Kak Aya kalau begitu,” kataku karena malu.

Papa melihat kaki Dion. Wah, ternyata merah! Aku jadi serbasalah.

“Makanya kalo lagi asyik, lihat-lihat dulu kaki olang!” Dion mengomel.
 
“Maaf … “ Aku terus meminta maaf untuk kesekian kalinya. Aku berharap Dion segera memaafkan aku, lalu kami menyaksikan kembali atraksi barngsai. Aku berjanji tidak akan menginjak kaki siapapun nanti. Terutama kaki Dion! Hehehe.

***

Arena KKPK, 2 Februari 2014


Kisah Penari Balet


Judul: Ballerina's Story
Penulis: Laksita
120 halaman
Apa jadinya kalau balerina tak bisa menari lagi? Pastinya seru dong. Kali ini aku membacanya di serial Karya Penulis Cilik Indonesia (KPCI) yang masih saudara dengan Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK).

Buku ini bercerita tentang Odetta, Mabel, dan Carissa. Mereka adalah tiga sahabat yang bersekolah di Golden Swan Ballet School. Mereka bertiga bercita-cita menjadi Prima Ballerina dan berjanji akan selalu bersahabat selamanya. Tetapi tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba saja Mabel bosan menari balet Lalu Odetta mengalami kecelakaan hingga membuat kakinya terluka dan tak bisa mentari lagi. Sementara Carissa jatuh sakit pada lalam sebelum seleksi untuk mendapatkan beasiswa balet di Prancis. Bersamaan dengan peristiwa-peristiwa itu persahabatan mereka pun mulai retak. Namun, dalam buku ini kita bisa tahu bagaimana kelanjutannya!

Buku ini seru dibaca oleh mereka yang suka balet  atau suka menari. Tapi yang tidak suka menari balet seperti aku tetap seru kok membacanya. Kalau nggak pecaya, kamu coba baca saja dulu.

(Salsa Afifah Putri, SMAn 14, Palembang)

Hore, 2 Februari 2014


Pernak-Pernik Imlek


Apakah kalian merayakan tahun baru Imlek? Kalau yang tidak merayakan, pasti ingin tahu ada apa saja sih pada perasaam Imlek itu, kan? Nah, ini dia beberapa pernik yang bisa kalian lihat.
 
Perayaan Imlek memiliki sejarah panjang. sejarah yang kemudian membuat budaya yang dibawa dari china ini dirayakan hampir diseluruh dunia. ini disebabkan china merupakan negara dengan masyarakat yang banyak dan suka merantau, hingga menyebabkan hampir di setiap negara terdapat orang china maupun china keturunan. dan disamping itu mereka membangun pecinan.
  
Imlek berasal dari bahasa Hokkian yaitu: Im yang berarti bulan, dan Lek yang berarti  penanggalan. Sejarah perayaan Imlek atau tahun baru China sebenarnya berasal dari Tiongkok yang merupakan perayaan Musim Semi atau dalam bahasa aslinya disebut Chung Chie. Perayaan ini diiringi ritual bernama La (hari terakhir dalam satu tahun pada saat panen raya sudah dirampungkan dan sebagai ungkapan rasa syukur, orang Tionghoa memberikan sesaji kepada para dewa dan leluhur). Perayaan Imlek biasanya jatuh pada akhir Januari sampai awal Februari.

Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rejeki dan perlu diketahui perayaan imlek selanjutnya ditutup dihari ke 15 setelah tahun baru dengan pertunjukan Cap Go Meh yang meriah di sepanjang jalan hingga Klenteng di tiap daerah.

Disamping sejarah Imlek di atas, juga terselip legenda bahwa perayaan Imlek juga mensyukuri dijinakannya makhluk raksasa 'Nian'. Makhluk ini ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.

Memberikan Angpao

Memberi Angpao di perayaan Imlek sangat penting. biasanya orang tua atau yang sudah punya penghasilan akan memberikan uang kertas yang baru kepada anak- anak, keponakan, saudara, tetangga hingga orang miskin.

Mie  Panjang

Mie yang panjang saat Imlek akan mendatangkan umur yang panjang. Karena itu jangan siapkan mie instan yang kriting supaya hidup tidak pendek dan berliku seperti bentuk mie.

Bersih-bersih Rumah

Sehari sebelum Imlek perlu menyapu rumah sebagai simbol membuang semua kesialan sehingga tersedia cukup ruang untuk keberuntungan. Setelah itu, jauhkan semua peralatan seperti sapu dan sikat dari jangkauan. Jangan menyapu rumah di hari pertama tahun baru karena hal itu dipercaya akan ikut menyapu semua keberuntungan.

Berwarna Merah

Jika dilihat pasti saat perayaan Imlek penuh dengan warna merah dari pakaian, ornamen hingga angpao. Ini disebabkan hewan 'Nian' katanya takut dengan warna 'darah' ini alias warna merah.


Barongsai

Menurut bahasa Cina, Sai artinya Singa dan dianggap sebagai Raja binatang. Ceritanya dulu di Negeri Tiongkok, di setiap rumah pejabat tinggi ada dua patung Singa. Di samping untuk menjaga keselamatan, patung Singa dinilai membawa kemegahan, sekaligus juga membawa kebahagian dan rezeki

 Cap Go Meh

Cap Go Meh merupakan tradisi yang mungkin paling ditunggu masyarakat yang bukan china keturunan. dimana dalam Cap Go Meh beberapa orang akan dimasuki oleh dewa mereka dan akan beratraksi memotong - motong badan mereka yang kebal hingga menusukkan jarum ke lidah

Friday, January 24, 2014

cernak, 26 Januari 2014

Surat Misterius

oleh Benny Rhamdani
Aku sedang merapikan meja belajarku ketika melihat seseorang di luar sana dari jendela. Seorang wanita. Dia memasukkan sesuatu ke kotak surat di dekat pagar rumah.  Ya, rumahku memang sedikit berbeda dengan rumah lainnya. Ayah masih memasang kotak surat di dekat pintu pagar.
“Sekarang mana ada yang mengirim surat, Ayah,” kataku memprotes Ayah.
 “Ya, tidak apa-apa. Tapi rumah kita kan jadi berbeda,” itu alasan Ayah.
Sebenarnya masih ada surat yang datang. Surat tagihan untuk Ayah biasanya. Juga surat undangan yang dikirim tanpa perangko. Tapi tak pernah ada satu pun surat untukku.
Aku jadi penasaran dengan yang dilakukan wanita tadi. Aku segera ke luar rumah. Wanita itu sudah tidak tapak. Aku melihat ke dalam kotak surat. Ada sepucuk surat di sana. Dan surat untuk ditujukan untukku! Kepada Zelda.
Aku tak menemukan nama pengirimnya. Segera saja aku membukanya. Ternyata isinya sangat singkat:
Zelda, mengapa kamu tidak membalas suratku?
Ttd,
Lyzwie
Aku bingung. Kapan aku punya teman bernama Lyzwie? Namanya pun aneh. Aku segera kembali ke rumah Kulihat Ibu masuk ke ruang tengah.
“Bu, aku mendapat surat. Isinya aneh dan aku tidak mengenalnya,” laporku sambil menunjukkan surat kepada Ibu.
Ibu membaca surat itu. “Tak ada kapan waktunya dia menulis surat. Sepertinya dia sangat marah sampai menulis surat sesingkat ini dan tak ada waktu menulisnya. Tapi Ibu bisa lihat dari cap posnya,” kata Ibu sambil memerhatikan cap posnya. “Hah, ini tertanggal 40 tahun lalu!”
“Maksud Ibu?” aku bingung.
“Iya, ini surat lama. Tapi mengapa Pak Pos baru mengantar sekarang ya?”

"Bukan Pak Pos. tadi ada ibu-ibu yang memasukkannya. Tapi aku nggak kenal dia. Hm, tapi surat ini ditujukan untukku. Empat tahun lalu aku kan belum lahir. Ibu juga, kan?"

Ibu berpikir sebentar. "Nama Zelda itu diberikan Ayah kepadamu dari nama Nenek. Nama Nenek juga Zelda. Hanya bukan Zeldaviana seperti kamu. Tapi Roszelda. Semua tahunya Nenek bernama Nenek  Ros," kata Ibu.

"Kalau begitu kita tanya kepada Nenek saja." 

Kami berdua menuju ruang paviliun. Tempat nenek biasa duduk di kursi santai sambil membaca. biar sudah lanjut usia, Nenek suka sekali membaca. Ya, kami semua memang suka membaca.

Aku segera menyerahkan surat itu kepada Nenek. Tentu saja Nenek kaget menerimanya. Nenek kemudian menceritakan semuanya.

Lyzwie adalah sahabat pena Nenek di luar kota. Suatu ketika mereka bertemu. Ternyata Lyzwie menderita lumpuh. Meskipun demikian Nenek tetap bersahabat pena. Namun hubungan persahabatan pena mereka dirusak oleh seorang teman sekelas Nenek bernama Diane. Dia sering mengambil surat yang ditujukan untuk Nenek dari kotak surat. Surat dari Lyzwie tak pernah sampai ke tangan. Surat Nenek yang dititipkan ke Diane untuk dikirim ke kantor pos juga tak pernah dikirim (Rumah Diane sangat dekat dengan kantor pos).

Ahirnya persahabatan pena itu pun terputus. Nenek sama sekali tak tahu sebabnya. Sampai akhirnya, ketika Diane sakit keras menceritakan semua kepada Nenek. Tentu saja Nenek marah. Tapi Nenek akhirnya memaafkan. Surat-surat dari Lyzwie pun diserahkan kepada Nenek. Seminggu kemudian Diane meninggal.

Nenek kemudian mengirim surat kepada Lyzwie dan menceritakan semuanya. Sayangnya, yang membalas ibu Lyzwi8e. Surat balasan itu mengatakan Lyzwie telah meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.

"Semua berakhir sedih. Dan surat ini ... mengingatkan Nenek pada kejadian dulu. Sepertinya surat ini adalah surat yang tertinggal di rumah Diane. Kata Diane, dia mengambil 20 surat, tapi yang dia berikan hanya 19."

"Tapi siapa yang mengantar surat ini?"

"Entahlah. Yang pasti Diane tidak punya saudara. Dia juga belum menikah saat meninggal." Nenek mengeluarkan album foto lamanya. "Ini orangnya."

Hah, aku terkejut! Wajah di foto itu mirip sekali dengan wanita yang kulihat tadi. Bahkan bajunya juga sama. Jangan-jangan ...

ARENA KKPK, 26 Januari 2014

Petulangan di Dunia Keju




Judul:  I Like Cheesecake
Penulis: Hiradini

112 halaman




Kamu tahu nggak kalau KKPK punya seri baru yang merupakan saudara sepupunya. Namanya Karya Penulis Cilik Indonesia(KPCI). Isi ceritanya sama dengan KKPK, tapi desainnya lebih menarik lho. Biar nggak bosam aku juga beli seri KPCI ini. 
 
Nah, kali ini aku akan cerita buku KPCI yang baru kubaca, begini cerita singkatnya:

Ninda suka banget sama cheesecake. Makanya, Ninda hobi banget datang ke Kedai Cheesecake barengan Nadika dan Steva. Namun, suatu hari, Ninda melihat sesuatu yang aneh di cheesecake-nya! Ada lubang menuju dunia cheesecake, lho!

 Ninda masuk ke dalam barengan Nadika dan Steva. Apa yang terjadi? Waaah ... Ninda justru bersenang-senang di sana. Sepuas-puasnya! Semuanya keju, semuanya cheesecake, Ninda boleh mencicipi semua pastry keju yang ada. Bahkan, hujan di dunia cheesecake bukanlah air, melainkan keju cair.

 Tapi tunggu, ternyata di balik kesenangan itu, Cesi menyembunyikan sesuatu. Aduh aduh, ada apa nih? Apa semua kegembiraan itu bakalan terganggu? Penasaran, kan. Baca sendiri saja lanjutannya ya.

(Geus Rama, Palembang)

Hore, 26 Januari 2014

Yuk, Jadi Penyiar Radio dan TV


Apakah kalian suka mendengar radio atau nonton televisi? Nah, biasanya setiap acar di radio dan televisi ada pembawa acaranya atau biasa disebut penyiar. Saat ini, penyiar radio dan televisi juga bisa dari anak-anak lho. Tentu saja yang dibawakan acara untuk anak-anak.

Kebanyakan beranggapan bahwa akan sulit untuk bisa menjadi seorang penyiar radio maupun televisi. Akan tetapi, asalkan ada kemauan dan keyakinan, maka tidak ada hal yang tidak mungkin. Ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui jika ingin menjadi penyiar radio maupun televisi. 


 Percaya Diri (PD) 

Percaya diri adalah kunci utama untuk menjadi seorang penyiar. Harus mempunyai keyakinan dan tekad yang tinggi ketika memutuskan untuk menjadi seorang penyiar. karena  kita sudah pasti akan gagal jikalau dari awal saja sudah merasa ragu-ragu dan  minder. Percaya diri saja bahwa kita pasti bisa. Memang sudah pasti akan ada rasa deg-degan, tapi bulatkanlah tekad dan yakinlah kita pasti bisa melakukannya.

Pengetahuan yang Luas

 Salah besar jika beranggapan dengan memiliki suara yang enak didengar dan memiliki fisik yang hampir sempurna (tinggi, putih, cantik/ganteng, dll) merupakan hal yang sangat penting dan diperhatikan. Berdasarkan prinsip dasar broadcasting yaitu menyampaikan pesan, berita maupun info ringan, maka sudah dipastikan bahwa seorang penyiar harus memiliki pengetahuan yang luas dalam hal apa pun. Apalah artinya jika seorang penyiar memiliki kesempurnaan pada vokal dan fisik tetapi dangkal pengetahuannya? Oleh karena itu, kita harus banyak membaca koran, nonton berita di televisi, dan rajin-rajinlah searching info apa pun yang menarik di Internet.


Pergaulan yang Luas
 
Perbanyaklah teman, karena akan ada banyak info yang  akan kita dapatkan. Kita  tidak akan bisa sukses menjadi seorang penyiar apabila lingkup pergaulan hanya seputar rumah ataupun sekolah saja. Pergunakanlah media pergaulan online yang sekarang sudah semakin banyak dan ramai dipergunakan oleh kebanyakan orang. 

Mengenali  Radio atau Televisi

Jika kita  tidak mempunyai pengetahuan apa-apa tentang radio ataupun televisi, maka sama saja kita akan membuat malu diri sendiri. Pelajarilah segala sesuatu yang berhubungan dengan radio dan televisi.


 Mampu Bekerjasama 

Penyiar tidak bekerja sendiri. Dalam sebuah acara biasanya ada tim. Oleh karena itu, kita harus bisa bekerja sama dengan tim .  Kitabisa menganggap tim  sebagai keluarga. Karena bagaimana pun juga akan saling berhubungan dan berinteraksi lebih banyak dengan tim  (scriptwriter, teknisi, produser, dll).

Jadilah Diri Sendiri

Originalitas merupakan point yang banyak dicari dan dibutuhkan dalam industri radio atau televisi khususnya untuk menjadi seorang penyiar. Jadilah diri sendiri, jangan meniru gaya penyiar yang sudah ada. Temukanlah gaya kita sendiri, karena semakin berbeda maka semakin mempunyai nilai lebih. Keaslian gaya kita bisa dilihat dari gaya bicara, penyampaian pesan, gaya duduk, penampilan, dan lain-lainnya. Jika memungkinkan, jadikan diri kita sebagai trendsetter bagi audien.

Ada yang mau mencoba?

(ben/net)

Friday, January 17, 2014

Cernak, 19 Januari 2013




Sepatu Baru Princess Laura

Princess laura selalu ingin tampil menawan. Terutama dengan sepatu yang digunakannya. Dia mengganti sepatunya hampir satu jam sekali. Bahkan tak jarang dia menghabiskan waktyunya hanya untuk memilih sepatu yang akan digunakannya.

Suatu hari dua penipu datang ke kota. Mereka menyatakan bisa membuat sepatu terbaik dari yang pernah dibayangkan manusia. Warna dan pola, kata mereka, tidak hanya sangat indah, tapi sangat istimewa.

Princess Laura mendengar juga kabar itu. “Aku harus memiliki sepatu yang indah dari mereka,” pikir Princess Laura.

Tanpa membuang waktu, Princess Laura meminta dua orang itu membuatkan sepatu khusus untuknya. Princess Laura menyediakan sebuah ruangan khusus di dekat istana. Dia memberikan segala jenis bahan sepatu yang mewah, juga aneka hiasan pemata untuk sepatu. Bahkan perkakas tukang sepatu pun disediakan.

Dua penipu itu kemudian membawa semua pemberian itu. Mereka hanya bekerja pada malam hari. Tentu saja Princess Laura jadi ingin tahu.

"Aku ingin tahu bagaimana mereka membuat sepatuku," kata Princess Laura dalam hati. Tapi ia malu mengendap-endap. Apalagi dua penipu itu telah mengajukan syarat agar mereka tidak diganggu selama seminggu mengerjakan sepatu pesanan Princess Laura.

"Aku akan mengirimkan menteriku yang paling jujur ​​saja," pikir Princess Laura.

Pak Chandra, menteri yang dipilih pun pergi ke ruangan tempat penipu duduk di depan perkakas pembuat sepatu.

Dia membuka mata lebar-lebar.

"Aku tidak bisa melihat apa-apa," tapi dia tidak berkata begitu.

“Ah, sayang sekali. Sepatu ini hanya bisa dilihat orang yang pintar. Orang bodoh tidak bisa melihatnya,” kata dua penipu.

“Oh… aku melihatnya,” kata Pak Chandra.

“Syukurlah. Berarti bapak orang yang pintar. Lihatlah permata di sepatu ini, indah, kan? Princess Laura pasti akan menyukainya,” kata dua penipu.

Pak Chandra hanya menganggukkan kepalanya. Dia kemudian melaporkan kepada Princess laura.

“Sepatunya sangat indah. Tapi percayalah, hanya orang-orang pandai yang bisa melihatnya,” kata Pak Chandra.

Princess laura percaya kepada Pak Chandra. Lima ari kemudian waktu yang diberikan oleh Princess Laura usai. Princess laura mendatangi ruang kerja dua penipu. Dan dia tidak elihat apa-apa di atas meja.

“Lihat, sepatunya indah kan?” tunjuk dua penipu.

“Ya… iya… indah sekali,” kata Princess laura. Dia tidak ingin disebut bodoh karena tidak bisa melihat sepatu itu.

Dua penipu itu berjalan ke meja, lalu seolah mengambil sepatu. Seorang memasangkan sepatu ke kaki kiri, seorang lagi ke kaki kanan.

“Aku ingin memperlihatkannya kepada Baginda Raja,” kata Princess Laura. “Tapi aku ingin memamerkannya kepada rakyatku dulu.”

Princess Laura pun berjalan seolah memakai sepatu yang indah. Semua yang melihat semula merasa bingung. Tapi kemudian mereka pura-pura kagum dengan sepatu yang dipakai Princess Laura.

Princess laura kemudian menaiki kereta kencana. Dia minta diantar ke alun-alun. Tiba di alun-alun dia turun dari kereta kencana dan berjalan mengelilingi alun-alun dengan nyeker alias tanpa alas kaki. Seagian rakyat kebingungan ada juga yang menahan geli. Baru kali ini mereka melihat Princess Laura tak bersepatu.

“Wuah, lihat, Princess Laura tak memamerkan sepatunya lagi.Aku kagum padanya. Ayo kita beri dia tepuk tangan!” teriak seseorang.

Akhirnya semua rakyat bertepuk tangan. Princess laura mengira semua rakyat kagum dngan sepatunya.

Setelah puas berjhalan di alun-alun, ia kembali ke istana. Dia menemui baginda Raja. Melihat kaki Princess yang kotor tanpa alas kaki, Baginda Raja tertawa.

“Kenapa kau tidak memakai sepatu, Princess?” tanya Baginda Raja.

“Aku memakainya. Apakah Baginda tidak melihatnya. Kata pembuatnya, sepauku hanya bisa dilihat orang yang pandai,” kata Princess Laura.

“Tidak ada sepatu seperti itu. Kau pasti tertipu,” kata Baginda Raja.

Princess Laura marah. Dia menyuruh pengawal membawa dua penipu itu. Tak lama kemudian dua penipu itu diserahkan. Namun Baginda Raja justru memaafan dua penipu itu.

“Princess Laura, kita harus berterimakasih kepada mereka. Karena merekalah Princess laura mestinya menyadari bahwa sepatu bukanlah segalanya. Rakyat mencintaimu bukan karena sepatumu, aku pun demikian,” kata Baginda Raja.

Princess Laura tersipu malu. Dia akhirnya mengurangi kebiasaannya berganti-ganti sepatu setiap jam. Dia masih mengoleksi sepatu, tapi jumlahnya jauh lebih kurang dari sebelumnya.

Hore AKu Tahu, 19

Genteng, Pelindung Rumah dari Hujan dan Panas



Pernahkah membayangkan jika rumah kita tanpa atap? Ya, pasti kita akan kepansan dan kehujanan. Atap rumah sedniri bermacam rupanya. Ada seng, asbes, atau yang terkenal adalah genteng tanah liat. Yuk, kita kenali tentang genteng tanah liat.

Atap genteng tanah liat berasal dari China, selama Zaman Neolitikum, dimulai sekitar 10.000 SM, dan Timur Tengah, beberapa waktu kemudian. Dari wilayah ini, penggunaan genteng tanah liat tersebar ke seluruh Asia dan Eropa. Tidak hanya orang Mesir kuno dan Babel, tetapi juga bangunan Yunani dan Romawi mereka menggunakan atap dan ubin dari tanah liat. 

Temuan awal genteng tanah liat di Yunani kuno berasal dari daerah disekitar Korintus (Yunani), dimana genteng mulai menggantikan atap jerami di dua kuil Apollo dan Poseidon antara 700-650 SM. Tradisi ini terus berlanjut di Eropa hingga saat ini. Kemudian orang Eropa membawa tradisi atap tanah liat ini hingga ke Amerika sekitar pada abad ke-17.

Para Arkeolog pun telah menemukan sejenis genteng tanah liat dari pemukiman di Roanoke Island di North Carolina. Genteng tanah liat juga digunakan di Inggris pada awal terbentuknya pemukiman di Jamestown, Virginia, dan dekat St Mary di Maryland. Genteng tanah liat juga digunakan saat perjanjian Spanyol di St. Augustine - Florida, serta pada saat perjanjian antara Perancis dan Spanyol di New Orleans.

Pemukim Belanda di pantai timur pertama kali mengimpor ubin dan genteng tanah liat. Pada. 1650, mereka telah mendirikan produksi skala besar dari ubin dan genteng tanah liat di atas Sungai Hudson Valley, mengirimkannya ke New Amsterdam. 

 
Produksi genteng secara manufaktur dilakukan sekitar waktu Revolusi Amerika, menawarkan baik ubin berwarna dan mengkilap maupun tanpa glasir - genteng terakota alam, di wilayah Kota New York dan New Jersey. Sebuah surat kabar New York pada  1774 telah mengiklankan ketersediaan diproduksinya secara lokal, ubin mengkilap dan genteng tanpa glasir untuk dijual yang dijamin "tahan cuaca apapun".

Faktor yang paling  mempopulerkan atap genteng tanah liat selama periode kolonial di Amerika adalah karena ketahanannya terhadap api. Kebakaran dahsyat di London pada 1666 dan Boston pada . 1679, telah mendorong standarisasi bahan bangunan dan pengenalan kode api di New York dan Boston. Standarisasi kode api ini masih tetap berlaku selama hampir dua abad, dan mendorong penggunaan genteng tanah liat untuk atap, terutama di daerah perkotaan, karena kualitas tahan api nya. Atap genteng tanah liat ini juga disukai karena daya tahannya, kemudahan pemeliharaan dan dapat meredam suhu panas dari luar.

Popularitas genteng tanah liat di sebagian besar Amerika Serikat kawasan timur laut selama kuartal ke-2 abad ke-19, mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya penggunaan atap sirap dari kayu yang mulai digunakan secara luas, harganya lebih terjangkau dan jauh lebih ringan. Selain itu, bahan-bahan tahan api baru telah dan dapat digunakan untuk atap, terbuat dari logam seperti tembaga, besi, tinplate, seng, dan besi galvanis. Selain bobotnya berat juga penampilan genteng tanah liat tidak lagi modis. Tahun 1830 genteng tanah liat mengalami penurunan popularitas yang drastis di negara itu.


Alternatif pengganti untuk genteng tanah liat pun mulai dibuat dalam rangka memenuhi permintaan baru. Di sekitar  tahun 1855 atap lembaran logam yang dirancang dengan meniru pola genteng tanah liat sudah diproduksi. Biasanya dicat warna terra cotta alami untuk meniru warna genteng tanah liat yang asli. Atap lembaran logam ini menjadi populer karena mereka lebih murah dan lebih ringan, serta lebih mudah untuk pengaplikasiannya jika dibandingkan dengan atap genteng tanah liat.

Genteng tanah liat sekali lagi telah mengalami penurunan popularitas dalam tempo yang singkat yaitu pada akhir abad ke-19. Akan tetapi sekali lagi memperoleh penerimaannya kembali di abad ke-20, terutama disebabkan oleh popularitas gaya arsitektur Revival Romantic, termasuk Mission, Spanyol, Mediterania, Georgia dan Renaissance Revival di mana atap genteng tanah liat lebih menonjol. .


Genteng tanah liat di Indonesia

Indonesia telah mengenal tanah liat sebelum abad ke-20, saat itu sudah banyak warga yang membuat gerabah untuk alat-alat rumah tangga seperti tungku, gentong, padasan, blengker, jambangan, kendil, cowek, dan jubek dari tanah liat. Kerajinan tanah liat masih terus berlangsung sampai saat ini, keahlian turun-temurun tersebut konon merupakan hasil interaksi dengan kebudayaan China. Warisan keahlian membuat kerajinan tanah liat tersebut akhirnya berlanjut hingga pada pembuatan genteng dari tanah liat.
Kerajinan genteng muncul sekitar tahun 1920-an. Saat itu, pemerintah kolonial Belanda melakukan penelitian untuk memetakan daerah-daerah yang memiliki tanah (liat) bagus untuk bahan atap bangunan.



Saat itu, dibentuklah Balai Keramik di Bandung. Beberapa daerah pengahasil tanah liat termasuk daerah Plered,  Banyuwangi, Kebumen merupakan salah satu dari sejumlah daerah yang memiliki potensi sentra genteng. Genteng-genteng tersebut dibuat untuk memenuhi pembangunan infrastruktur termasuk untuk dijadikan atap pabrik gula.

Pengenalan genteng sebagai atap juga dilakukan oleh tim kesehatan Belanda. Misi kesehatan dilakukan karena saat itu terjadi wabah pes. Saat itu, banyak tenaga kerja pribumi yang tidak bisa maksimal karena terserang penyakit tersebut. Terungkap bahwa ternyata sebagian besar rumah yang saat itu masih beratap rumbia menjadi penyebab penularan pes. Sebab atap sering dijadikan sarang tikus penyebab pes. Sejak saat itulah pembuatan genteng tanah liat di Indonesia semakin berkembang pesat hingga sekarang ini.