Friday, January 28, 2011

HORE, 30 Januari 2011




Naik Kereta Api...Tut... Tut!


Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).

Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnega

ra.


Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digun

akan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap.

Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shink

anzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.


Kereta Api Pertama di Indonesia tahun 1867


Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute Samarang NIS-Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudia

n dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.


Di Indonesia pernah ada lokomotif uap dari berbagai jenis, antara lain:

* Lokomotif Uap Tahun 1871: Seri B Gorton, Manchester

* Lokomotif Uap Tahun 1880: Seri C Manchester

* Lokomotif Uap Tahun 1899: Seri BB Hartmann

* Lokomotif Uap Tahun 1904: Seri CC Hartmann

* Lokomotif Uap Tahun 1916: Seri DD ALCO (yang terbesar di Indonesia, kelas 2-8-8-0)

* Lokomotif Uap Tahun 1951: Seri D 52 Krupp


Kereta api di Sumatera Barat dan Ambarawa


Di Indonesia pernah beroperasi kereta api pada rel bergigi di Sumatera Barat dan Ambarawa, yaitu kereta api yang beroperasi di daerah pegunungan dengan kemiringan lintas rel sebesar 6% (lintas kereta umumnya hanya sampai 1% saja). Kini kereta api tersebut masih dioperasikan untuk kepentingan pariwisata di Sumatera Barat dan Ambarawa.


Bengkel Lokomotif Uap di Madiun


Pada mulanya depo lokomotif uap ada di seluruh stasiun di Indonesia, seperti Tanahabang Jakarta, Bandung, Purwokerto, Kutoarjo, Pengok (bengkel lokomotif se-Jawa di Yogyakarta), Madiun, dan Gubeng (Surabaya), namun sejak pemerintah mengimpor lokomotif diesel, maka Madiun telah ditetapkan menjadi bengkel pusat lokomotif uap menggantikan bengkel Pengok. Sekarang lokasi di Madiun dipakai untuk PT. Industri Kereta Api (PT. INKA).


Lokomotif Uap terakhir di Indonesia


Pada tahun 1950, Pemerintah RI melalui DKA (Djawatan Kereta Api) mengimpor lokomotif uap yang terakhir yaitu seri D 52 dari pabrik Fried Krupp di Essen, Jerman sebanyak 100 buah dengan sistem kopel 2-8-2. Lokomotif ini sangat kuat (bertenaga 1600 HP) dan dipakai di berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun angkutan batu bara. Setelah beroperasi sekitar 30 tahun (D 52), maka pengoperasian lokomotif uap berakhir seiring dengan adanya era peralihan traksi uap menjadi traksi diesel. Lokomotif uap yang masih tersisa berada di Ambarawa.


Museum Kereta Api


Pada masa peralihan traksi uap menjadi traksi diesel, beberapa lokomotif uap telah dibawa ke Ambarawa dan Taman Mini untuk dilestarikan dalam bentuk museum kereta api. Bagi para penggemar kereta api uap dapat melihat di museum kereta api di seluruh dunia, dan di Indonesia dapat dilihat di Taman Mini atau Museum Kereta Api Ambarawa.

(ben)

CERNAK, 30 Januari 2011






Hantu di Loker



Meja makan penuh dengan kue-kue kering dan kue-kue basah. Ya, Nina ingin makan semuanya. Dia pun meraup semuanya. Berusaha keras memasukkan semunya ke dalam mulutnya.


Mimpi terputus.

Nina terbangun dengan kaget dan mendapatkan dirinya mengunyah sprei. Dia masih berada di tempat tidur asramanya yang gelap gulita. Perutnya berbunyi, pertanda dia sangat lapar. Semua karena Mr Katiyaar, pengawas sekolah asrama. Mr Kativaar memergoki Ninabicara selama makan malam. Jadui, Nina dihukum tidak boleh meneruskan makan dan arus segara tidur. Tidak ada yang lolos dari pengawas bermata elang itu.

Nina berjalan mondar-mandir di asrama dngan putus asa. Dia memandang iri pada teman sekamarnta, Damai tertidur dengan perut penuh.

Tiba-tiba teringat Nina sekotak cookie yang dikirimkan oleh ibunya. Dia telah menyembunyikannya dari teman-temannya untuk keadaan darurat. Jelas, ini adalah darurat.

Ruang ganti berada di ujung koridor. Berkeliaran di lorong gelap dan menyeramkan tidak kalah deengan mendaki Gunung Everest. Nina mengambil langkah pertama menuju pintu dan hampir berlari kembali. Dia ingat seorang pemuda dari kelas membual tentang pertemuannya dengan hantu saat ia sedang dalam perjalanan ke toilet di malam hari.

Tapi perutnya terus meronta. Koridor yang sama di pagi hari tidak pernah tampak begitu menakutkan, pikir Nina. Pucat dan ketakutan, Nina berjalan dan mencoba untuk tidak berpikir tentang hantu dan penyihir yang dapat mengintai di sudut.

Akhirnya ia sampai di ruang ganti. Perlahan-lahan memutar kenop pintu, Nina melangkah ke ruang gelap, menghela napas lega dan berjalan menuju lokernya. Begitu akrab dia dengan loker hingga bisa menemukan itu dengan matanya tertutup.

Kemudian ada suara yang hampir membuatnya terkejut. "Bukan apa-apa, tetapi imajinasiku saja," katanya meyakinkan dirinya sendiri. Sekali lagi sesuatu berdesir dan bergerak dalam ruangan. Seseorang ada di ruangan itu, dan Nina gemetar ketakutan. Mungkin itu hantu yang sering koridor. Dia memutuskan untuk mengambil kotak kuenya dan berlari kembali ke kamarnya.

Berkeringat dengan rasa takut, Nina mencengkeram pintu loker dan menariknya. Dan dia mendapat ketakutan dalam hidupnya - seseorang sedang duduk di dalam lokernya! Bahkan dalam gelap ia bisa melihat sepasang mata seperti miliknya. Jadi ada hantu di lokerku, pikir Nina ngeri.

Nina menjerit. Hantu itu juga berteriak. Hei, hantu tidak seharusnya berteriak tapi membuat suara-suara menakutkan, pikirnya. Nina ternganga karena terkejut dan ada keheningan di ruang sejenak. Pintu loker berayun kembali ke tempatnya.

Sebelum dia bisa memikirkan apa pun, segerombolan siswa dan guru membanjiri ruangan. Semua lampu dinyalakan dalam satu menit.

"Ada apa?" geram pengawas. Ia jelas tidak senang karena telah terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Ada ... ada adalah hantu di loker saya," gumam Nina.

Pada penyebutan kata hantu, setengah siswa mundur. Hanya yang berani tetap menyaksikan.

"Tidak ada hantu di dunia ini," kata Mr Katiyaar, tampak lebih marah dari sebelumnya. Seperti semua orang menunggu dengan napas tertahan, ia mengambil langkah ragu menuju loker dan membuka pintu.

Hantu itu tampak akrab. Itu teman sekelas Nina bernama Rajan. Dia duduk di dalam loker yang luas, kotak kuenya tergenggam di tangannya!

"Apa yang kaulakukan di sini?" Mr Katiyaar berteriak.

Anak itu menjatuhkan kotak di lantai. Ia gemetar ketakutan.

"Dia tidak bisa bicara, mulutnya penuh kue," kata salah satu siswa, membantu.

Nina tiba-tiba teringat bahwa Rajan juga telah diberi hukuman tidak boleh makan malam karena terlambat sampai ruang makan.


"Saya dapat melihat bahwa mulutnya sudah penuh, namun makan cookies dan berjalan menyusuri koridor pada jam ini bertentangan dengan aturan, dan sebagai hukuman baik Nina dan Rajan atidak boleh sarapan pagi besok," kata Mr Katiyaar.

"Tunggu sebentar, Mr Katiyaar." Ini adalah Nyonya Verma, seorang guru. "Apakah anda menyadari telah membuat anak-anak kelaparan? Satu hari dimulai tanpa sarapan akan membuat mereka lebih putus asa"

Dia punya ide yang lebih baik. "Mengapa kita tidak meminta Rajan untuk hukuman merapikan tempat tidur teman-teman sekamarnya? Dan Nina membuantu beres-beres saat sarapan. Hkuman itu lebih bermanfaat," kata Nyonya Verma.

Semua setuju. Sejak itu tak ada lagi hukuman tidak boleh makan di asrama itu.

^-^

Friday, January 21, 2011

Cernak, 23 Januari 2011


Sahabat Baru



"Coba tebak, Irfan!" seru Ibu, seminggu setelah mereka pindah ke rumah baru. “Ibu bertemu salah satu teman lama yang tinggal di sekitar sini, dan anaknya sekelas denganmu. Bagus, kan?"

"Siapa namanya?" Irfan bertanya.

"Wibi," kata ibunya. "Dia temanmu, kan?"

"Oh Wibi?! Dia bukan anak yang jago olahraga . Dia terus membaca beberapa buku-buku sepanjang waktu."

Irfan adalah kapten tim futsal sekolah dan juga jago di sepak bola, basket, dan senam juga.

"Yah Mungkin dia lebih tertarik pada hal-hal selain olahraga," Kata ibunya. "Ibu sudah mengundang keluarga mereka ke sini."

Ketika mereka datang, Irfan mengajak Wibi ke kamar, sementara orang tua mereka tetap berbicara di ruang tamu. Kedua anak laki-laki tidak banyak bicara satu sama lain. Irfan tahu Wibi tidak jago olahraga. Jadi, Irfan merasa lega ketika Wibi pulang.

Meskipun ibu mereka sering saling mengunjungi, Irfan dan Wibi tidak pernah melakukannya. Mereka tidak memiliki kesamaan apa pun.

Suatu hari, saat bermain sepak bola, Irfan jatuh dan kakinya cedera. Dia harus meninggalkan sekolah selama sekitar enam minggu.

Berbaring di tempat tidur membuat Irfan merasa sangat kesepian.

Selama minggu pertama, teman-temannya datang setiap malam untuk menghiburnya. Tetapi ketika pertandingan futsal mendekat, sedikit yang datang menjenguk.

Suatu malam, Irfan merasa tertekan luar biasa. Apalagi ketika dia mendengar dari teman-teman yang menjenguknya, posisinya sebagai kapten futsal sudah diganti. Ketika teman-temannya sudah pergi, Irfan berusaha keras untuk melawan air matanya. Dia tidak pernah merasa lebih kecewa dan kesepian.

Tiba-tiba ibunya datang ke ruangan. Wibi datang di belakang Ibu. Wibu terlihat malu-malu dan duduk di kursi dekat tempat tidur Irfan.

"Aku membawa buku untukmu," katanya, "Biar kamu nggak bosan berbaring di tempat tidur."

Irfan mengambil buku. Ia tidak ingin membaca membaca. Tapi cover buku itu menarik perhatiannya. Gambary indah, cheetah salju putih yang disebut Pippa. Dia membuka buku itu. Penuh foto Pippa dan anak-anaknya. Yang kecil terlihat memanjat pohon, bermain, bahkan menikmati keluar minuman dingin dengan sedotan!

"Itu buku yang bagus," Wibi berkata, "kamu akan menyukainya". Dia kemudian bangkit untuk pergi.

"Jangan buru-buru pulang," cegah Irfan. "Ceritakan tentang buku ini."

Wibi duduk lagi. Dia berkisah tentang Pippa. "Ketika Pippa berumur beberapa minggu, ia telah diserahkan kepada pasangan bernama George dan Joy Adamson."

"Siapa mereka?" Irfan bertanya.

"George Adamson adalah sipir di Afrika," kata Wibi padanya. "Mereka yang telah menulis buku tentang Pippa."

"Fantastis!" seru Irfan.

"Mereka juga memiliki singa betina sebagai hewan peliharaan," kata Wibi.

"Benarkah?" tanya Irfan.

Wibi mengangguk. "Namanya Elsa . Buku ini sangat laris dan akan dibuat menjadi film."

Irfan terpesona.

Ketika ibu Irfan mengintip ke dalam ruangan, ia menemukan dua anak laki-laki itu asyik ngobrol. Dia sangat senang.

"Kamu harus datang lebih sering, Wibi," kata Ibu ketika Irfan pamit pulang, "Irfansangat kesepian sendiri."

Wibi datang malam berikutnya dan berikutnya. Perlahan-lahan mereka jad bersahabat. Wibi sangat tertarik pada cerita satwa dan kehidupan liar.

Enam minggu berlalu cepat, Irfan sudah turun dari tempat tidur dan berdiri lagi.

Pada malam hari, setelah hari pertama di sekolah, Irfan pergi ke rumah Wibi. Wibi sedang memberi makan hewan peliharaannya. Bayi burung hantu bertengger di bahunya. Irfan membantunya.

"Aku akan pergi ke kebun binatang pada hari Minggu, " katanya, "Kamu mau ikut? "

"Tentu saja," jawab Irfan.

Mereka akhirnya bisa bermain bersama di luar rumah. Ibu hanya berkata kepada Wibi,” ternyata kitya harus bersyukur pada luka kakimu, Wibi. Karena cedera itu, kamu sekarang punya sahabat baru yang baik hati.”

^_^

HORE, 23 Januari 2011

Si Manis yang Disuka



Ada gula ada semut. Begitu pepatah terkenal tentang gula. Gula memang banyak disuka karena rasanya yang manis. Gula menjadi bahan dasar hampir semua masakan. Kalian pasti suka gula, kan?


Gula sebenarnya suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.




Perdagangan


Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau jagung, juga menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).


Negara-negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara dengan iklim hangat seperti Australia, Brazil, dan Thailand. Indonesia pernah menjadi produsen gula utama dunia pada tahun 1930-an, namun kemudian tersaingi oleh industri gula baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula yang diproduksi di negara berkembang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang diproduksi negara maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan negara-negara Asia Timur.


Lain halnya dengan bit, gula bit diproduksi di tempat dengan iklim yang lebih sejuk, Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang utara, dan beberapa daerah di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada pemanenannya di bulan September. Pemanenan dan pemrosesan berlanjut sampai Maret di beberapa kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan dipengaruhi dari ketersediaan tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen dapat disimpan untuk di proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak bisa lagi diproses.


Pengimpor gula terbesar adalah Uni Eropa. Peraturan pertanian di EU menetapkan kuota maksimum produksi dari setiap anggota sesuai dengan permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian dari gula ini adalah gula "kuota" dari industry levies, sisanya adalah gula "kuota c" yang dijual pada harga pasar tanpa subsidi. Subsidi-subsidi tersebut dan pajak impor yang tinggi membuat negara lain susah untuk mengekspor ke negara negara UE, atau bersaing dengannya di pasar dunia. Amerika Serikat menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung pembuatnya, hal ini mempunyai efek samping namun, banyak para konsumen beralih ke sirup jagung (pembuat minuman) atau pindah dari negara itu (pembuat permen)


Pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup tersebut di produksi dari jagung (maizena), Dengan mengkombinasikannya dengan pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan harga yang sangat murah.


Sejarah Pergulaan di Indonesia


Sumber gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga (nira) kelapa atau enau, serta cairan batang tebu. Tebu adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur.


Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.


Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.


Macetnya riset pergulaan, pabrik-pabrik gula di Jawa yang ketinggalan teknologi, tingginya tingkat konsumsi (termasuk untuk industri minuman ringan), serta kurangnya investor untuk pembukaan lahan tebu di luar Jawa menjadi penyebab sulitnya swasembada gula.



Gula merah


Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk bubuk curah disebut sebagai gula semut.



Gula tebu


Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.


Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula kotak/blok adalah gula kristal lembut yang dipres dalam bentuk dadu. Gula mentah (raw sugar) adalah gula kristal yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena masih mengandung molase.


Gula bit


Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan air panas pada sebuah diffuse. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula pertama tama dipisahkan dengan mesin sentrifugal dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutnya. Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.


(ben)